PENDAHULUAN
1
pelaksanaan tugas dan jabatannya. Aktualisasi diartikan sebagai suatu proses
untuk menjadikan substansi mata pelatihan yang telah dipelajari tersebut menjadi
aktual/nyata/terjadi. Oleh karena itu, rancangan kegiatan aktualisasi ini disusun
sebagai penerapan ilmu yang didapatkan selama pelatihan.
2
Pelatihan dasar dilakukan untuk mengembangkan kompetensi CPNS
sebagai “pelayan masyarakat yang profesional”, yang diindikasikan dengan
kemampuan:
1. Menunjukkan sikap perilaku Bela Negara
Membekali CPNS dengan pemahaman wawasan kebangsaan melalui
pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara, sehingga peserta memiliki
kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam suatu
kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat jasmani dan mental menghadapi isu
kontemporer dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional
pelayan masyarakat.
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya
Menjalankan profesi dengan pembiasaan diri melaksanakan prinsip
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu Anti Korupsi
yang telah diperoleh melalui mata Pelatihan yang telah dipelajari sebagai
landasan dalam bertugas.
3. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI
Menjalankan profesi dengan melakukan pembiasaan Manajemen ASN,
Pelayanan Publik, Whole of Government melalui mata Pelatihan yang telah
dipelajari dalam bertugas.
4. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang
tugas
Dapat mempergunakan pengetahuan dan keterampilan yang bersifat
umum/administratif serta yang bersifat spesifik (substantif dan/atau bidang)
yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan jabatan sesuai
dengan formulirasi jabatannya.
Pada proses pelatihan dasar (latsar) kompetensi tersebut dilaksanakan
sebagai tahap internalisasi. Melalui proses tersebut, CPNS mendapatkan
penjelasan, pendalaman, penghayatan, dan penguasaan nilai-nilai dasar.
Selanjutnya konsep itu akan dapat dikuasai secara penuh setelah diterapkan dalam
proses keseharian secara berkelanjutan.
3
Aktualisasi bersifat ekstrinsik sebagai intervensi agenda habituasi. Masa
aktualisasi merupakan saat untuk pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah
diperoleh melalui berbagai materi yang diberikan selama masa on campus.
Aktualisasi berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Merancang aktualisasi
a. Identifikasi, menyusun dan menetapkan isu
b. Menyusun daftar rencana, tahapan, dan output kegiatan
c. Mendeskripsikan keterkaitan isu dan kegiatan dengan substansi persfektif
mata pelatihan
d. Mendeskripsikan rencana pelaksanaan kegiatan dan konstribusi hasil
kegiatan
e. Mendeskripsikan prediksi hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi
mata pelatihan
2. Presentasi Rancangan Aktualisasi
a. Argumentasi terhadap core isu yang dipilih bersifat aktual
b. Jumlah usulan-usulan inisiatif dalam rangka memecahkan core isu
c. Keberlangsungan inisiatif (proses dan kualitas) dengan mengelola dan
menjalankan inisiatif;
d. Kontribusi hasil kegiatan terhadap pencapaian visi, misi, dan tujuan
organisasi;
e. Kontribusi hasil kegiatan atau pemecahan isu terhadap penguatan nilai-
nilai organisasi; dan
f. Komitmen menyelesaikan seluruh kegiatan dalam rangka pemecahan isu
3. Pelaksanaan aktualisasi (off campus)
a. Pendalaman terhadap core issue
b. Penerapan terhadap usulan-usulan inisiatif
c. Analisis terhadap dampak hasil inisiatif
4. Melaporkan aktualisasi
5. Presentasi laporan aktualisasi.
4
RSUP Dr M Djamil Padang pertama kali bernama RSU Megawati dengan
kapasitas 100 tempat tidur. Pada tahun 1953 dibangun gedung RSUP Padang di
atas area tanah seluas 8.576 Ha, yang terletak di Jl. Burung Kutilang. Karena Jl.
Burung Ketilang ini merupakan jalan pendek yang berada dalam komplek Rumah
Sakit, maka letaknya yang sekarang lebih dikenal berada di Jl. Perintis
Kemerdekaan Padang. Tahun 1978 berdasarkan SK Menkes RI No.134 Tahun
1978, RSUP Padang resmi memperoleh sebutan namanya sebagai RSUP Dr. M.
Djamil Padang, untuk mengabadikan nama seorang Putra Sumatera Barat Dr.
Mohammad Djamil Arts, MPH, DPH DT Rangkayo Tuo (1898 – 1961) yang
meninggal dalam masa perjuangan kemerdekaan yang mengabdikan dirinya di
bidang pelayanan kesehatan & kemanusiaan .
Pada tahun 1994 melalui SK Menkes 542 tahun 1994 RSUP Dr. M. Djamil
Padang mengembangkan diri menjadi Unit Swadana. Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 123 tahun 2000 RSUP Dr. M. Djamil Padang berubah status
menjadi Rumah Sakit Perusahaan Jawatan dengan nama Perjan RSUP Dr. M.
Djamil yang dalam operasionalnya bertanggung jawab kepada Meneg BUMN,
Departemen kesehatan dan Departemen keuangan. Saat ini dengan Peraturan
Pemerintah RI No. 23 tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara RI tahun 2005 Nomor 48) RSUP Dr.
M. Djamil Padang kembali menjadi Unit Pelaksanaan Teknis Kementrian
Kesehatan dengan menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum.
5
Untuk mencapai visi dan misi RSUP Dr. M. Djamil Padang mempunyai
nilai-nilai utama (core values) atau budaya sebagai pedoman bagi seluruh jajaran
rumah sakit dalam memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian. Nilai
tersebut disingkat dengan akronim “PEDULI”, yaitu profesional, empaty, daya
saing, utama, loyal dan ikhlas.
Nilai profesional berarti seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil Padang
dituntut untuk bekerja sesuai dengan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan
wewenang yang dibebankan kepadanya. Berorientasi pada pelayanan dan
keselamatan dalam memberikan pelayanan pada pelanggan. Nilai empati
menunjukkan seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil Padang dituntut untuk selalu
merasakan apa yang dirasakan oleh pelanggan dan stakeholder dalam memberikan
pelayanan meliputi; keramahan, kesopanan dan kepedulian atau kepekaan serta
santun dalam memberikan pelayanan pada pelanggan. Nilai daya saing berarti
seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil Padang dituntut untuk meningkatkan
kualitas, kompetensi dan sumber daya agar organisasi dapat bersaing pada
eraglobalisasi, dengan menjalankan tugas dan wewenang yang dibebankan
kepadanya. Nilai utama menunjukkan seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil
Padang dituntut untuk selalu mengutamakan kepentingan organisasi, keselamatan
pelanggan internal dan eksternal diatas kepentingan pribadi atau golongan. Nilai
loyal berarti seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil Padang dituntut untuk setia dan
patuh terhadap aturan dan ketentuan yang berlaku terhadap organisasi. Nilai ikhlas
menunjukkan seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil Padang dituntut untuk selalu
bekerja dengan niat ibadah dan bersungguh-sungguh dalam memberikan
pelayanan pada pelanggan.
Moto dari RSUP Dr. M. Djamil Padang berbunyi, “Kepuasan anda adalah
kepedulian kami”. Hal ini menunjukkan pelayanan yang berorientasi pelayanan
publik.
6
7
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari rencana kegiatan aktualisasi dan habituasi adalah:
1. Memberikan solusi dari core issue yang muncul di unit kerja.
2. Mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta perannya
dalam NKRI ketika bertugas di unit kerja
1.3.2 Manfaat
Bagi peserta merupakan latihan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
di unit kerja dan menjadikan pribadi yang akuntabel dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat serta dapat membangun habituasi yang baik
sehingga mendorong ASN untuk bekerja secara profesional.
Bagi organisasi dapat memberikan solusi terhadap isu yang berkembang
dengan menanamkan juga nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA) pada RSUP Dr. M.
Djamil Padang sehingga suasana kerja menjadi lebih kondusif dan ke arah yang
lebih baik. Kegiatan aktualisasi dan habituasu akan membangun budaya kerja
yang kondusif dengan penerapan nilai-nilai ANEKA serta menciptakan inovasi
bagi peningkatan pelayanan masyarakat sejalan dengan visi dan misi instansi
dalam memberikan pelayanan sesuai nilai organisasi.
8
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) serta dengan menimbang aspek pelayanan
publik, manajemen ASN serta Whole of Government.
b. Coach
Nama : dr. Wilda Hayati, MM.
Tempat/ tanggal lahir : Payakumbuh/ 03 Juni 1965
NIP : 196506031996022001
Pangkat/ golongan : Pembina Tk. I/ IV. B
Jabatan : Widyaiswara Ahli Madya
Unit kerja : Balai Pelatihan Kesehatan Batam
Alamat : Villa Alam Lestari blok AD nomor 06 Kelurahan
Tiban Baru Kecamatan Sekupang Kota Batam
E-Mail : wilda.dawinir@gmail.com
c. Mentor
Nama : dr. Desywar, Sp.PK, MARS
Tempat / tanggal lahir : Padang 3 April 1963
NIP : 196304032008012003
Pangkat / Golongan : Pembina/IVa
9
Jabatan : Kabag SDM
Unit Kerja : RSUP Dr. M. Djamil Padang
Alamat : Jln. Puyuh No 9 Andalas
E-Mail : desiwar@gmail.com
10
4 Belum ada formulir kajian risiko keamanan dan pemantauan adverse drug
reaction penggunaan opioid di unit perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil
Padang.
5 Belum ada formulir identifikasi dan analisis polifarmasi untuk identifikasi dan
kewaspadaan kejadian interaksi obat dan adverse drug reaction di unit
perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil Padang.
11
penggunaan opioid di unit perawatan
intensif (ICU) RSUP M. Djamil Padang.
5 Belum ada formulir identifikasi dan analisis
polifarmasi untuk identifikasi dan
kewaspadaan kejadian interaksi obat dan 3 4 5 4 16 2
adverse drug reaction di unit perawatan
intensif (ICU) RSUP M. Djamil Padang.
12
di unit perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil
Padang.
3. Belum ada formulir kajian risiko keamanan dan
pemantauan adverse drug reaction penggunaan
4 4 3 11 2
opioid di unit perawatan intensif (ICU) RSUP M.
Djamil Padang.
13
mengakhiri penggunaan antibiotik. Jika masalah-masalah tersebut tidak
diidentifikasi sering sekali berujung pada malindikasi penggunaan antibiotik,
kurang optimalnya efek antibiotic yang diharapkan, peningkatan efek tidak
diharapkan yang mengancam keselamatan pasien, hingga peningkatan kejadian
resistensi lebih lanjut di rumah sakit, bahkan dari segi ekonomi membuat beban
biaya perawatan yang besar. (keterkaitan dengan agenda III).
Inovasi untuk mencatat segala kegiatan yang berkaitan dengan antibiotic
stewardship ke dalam log book diharapkan dapat mengidentifikasi proses-proses
yang sering menjadi pit fall dalam penggunaan antibiotic. Melalui antibiotic
stewardship log book titik-titik pit fall dapat diawasi dan ditindaklanjuti dengan
baik. Diharapkan akan berujung pada penanganan pasien yang lebih
komprehensif, efektif, efisien, dan berorientasi pada keselamatan pasien.
14