Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Dasar Penyelenggaraan Latihan Dasar


Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
mengamanatkan instansi pemerintah untuk wajib memberikan pendidikan dan
pelatihan terintegrasi bagi calon pegawai pegeri sipil (CPNS) selama satu tahun
masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian UU ASN
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak
PNS.
Lembaga Administrasi Negara menterjemahkan amanat Undang- Undang
tersebut dalam bentuk Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang dalam
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Pelatihan Dasar CPNS,
terdapat agenda habituasi yang mewajibkan CPNS untuk menyusun rancangan
aktualisasi. Dalam agenda tersebut, CPNS dituntut untuk dapat
mengaktualisasikan nilai–nilai dasar “ANEKA” (akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi) dan peran serta kedudukan PNS dalam
NKRI di unit kerja sesuai jabatan.
Peserta Pelatihan Dasar Calon PNS dituntut untuk peka terhadap
lingkungan organisasinya. Sebagai calon ASN perlu dibiasakan untuk melihat,
mengamati, merefleksi, dan menemukan gagasan-gasan kreatif dalam berbagai
praktik dan hasil-hasil penyelenggaraan kegiatan di unit/organisasi khususnya
dalam konteks pelayanan publik. Melalui berbagai kegiatan yang telah didapatkan
dalam kegiatan Pelatihan Dasar CPNS on campus, peserta Pelatihan Dasar CPNS
diharapkan mampu mengaktualisasikannya hasil pembelajarannya dalam

1
pelaksanaan tugas dan jabatannya. Aktualisasi diartikan sebagai suatu proses
untuk menjadikan substansi mata pelatihan yang telah dipelajari tersebut menjadi
aktual/nyata/terjadi. Oleh karena itu, rancangan kegiatan aktualisasi ini disusun
sebagai penerapan ilmu yang didapatkan selama pelatihan.

1.1.2 Pola Penyelenggaraan Latihan Dasar


Menurut UU No.5 tahun 2014 tentang ASN Pasal 63-64 dan Peraturan
Pemerintah nomor 11 tahun 2017 tentang manajemen pegawai negeri sipil,
menyatakan bahwa CPNS wajib menjalani masa percobaan selama satu tahun dan
dalam periode tersebut harus melewati proses pendidikan dan pelatihan dasar
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Masa percobaan tersebut merupakan masa prajabatan yang dilaksanakan melalui
proses diklat terintegrasi yang hanya dapat diikuti satu kali.
Pelaksanaan pelatihan dasar CPNS mengacu pada Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, dilakukan dengan pola baru di mana masa
kegiatan berlaku secara on-off-on campus. Dengan pola tersebut peserta akan
menjalani pelatihan dasar selama 51 hari kerja dengan rincian 18 + 3 hari kerja
untuk pembelajaran on campus (berada ditempat pelatihan) pada tanggal 23 April
- 17 Mei 2019 dan 30 hari kerja untuk pembelajaran off campus (aktualisasi di
tempat kerja) pada tanggal 20 mei - 01 Juli 2019.
Kegiatan on campus dilakukan dengan pemaparan materi dan pola untuk
menginternalisasi sikap dan perilaku bela negara, nilai-nilai dasar PNS,
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, dan pada akhirnya pembentukan
habituasi. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan off campus, yaitu melakukan
aktualisasi nilai dasar PNS Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu Anti Korupsi (ANEKA) sesuai yang sudah direncanakan.

1.1.3 Kompetensi yang Dibangun pada Latihan Dasar

2
Pelatihan dasar dilakukan untuk mengembangkan kompetensi CPNS
sebagai “pelayan masyarakat yang profesional”, yang diindikasikan dengan
kemampuan:
1. Menunjukkan sikap perilaku Bela Negara
Membekali CPNS dengan pemahaman wawasan kebangsaan melalui
pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara, sehingga peserta memiliki
kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam suatu
kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat jasmani dan mental menghadapi isu
kontemporer dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional
pelayan masyarakat.
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya
Menjalankan profesi dengan pembiasaan diri melaksanakan prinsip
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu Anti Korupsi
yang telah diperoleh melalui mata Pelatihan yang telah dipelajari sebagai
landasan dalam bertugas.
3. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI
Menjalankan profesi dengan melakukan pembiasaan Manajemen ASN,
Pelayanan Publik, Whole of Government melalui mata Pelatihan yang telah
dipelajari dalam bertugas.
4. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang
tugas
Dapat mempergunakan pengetahuan dan keterampilan yang bersifat
umum/administratif serta yang bersifat spesifik (substantif dan/atau bidang)
yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan jabatan sesuai
dengan formulirasi jabatannya.
Pada proses pelatihan dasar (latsar) kompetensi tersebut dilaksanakan
sebagai tahap internalisasi. Melalui proses tersebut, CPNS mendapatkan
penjelasan, pendalaman, penghayatan, dan penguasaan nilai-nilai dasar.
Selanjutnya konsep itu akan dapat dikuasai secara penuh setelah diterapkan dalam
proses keseharian secara berkelanjutan.

1.1.4 Tahapan Aktualisasi

3
Aktualisasi bersifat ekstrinsik sebagai intervensi agenda habituasi. Masa
aktualisasi merupakan saat untuk pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah
diperoleh melalui berbagai materi yang diberikan selama masa on campus.
Aktualisasi berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Merancang aktualisasi
a. Identifikasi, menyusun dan menetapkan isu
b. Menyusun daftar rencana, tahapan, dan output kegiatan
c. Mendeskripsikan keterkaitan isu dan kegiatan dengan substansi persfektif
mata pelatihan
d. Mendeskripsikan rencana pelaksanaan kegiatan dan konstribusi hasil
kegiatan
e. Mendeskripsikan prediksi hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi
mata pelatihan
2. Presentasi Rancangan Aktualisasi
a. Argumentasi terhadap core isu yang dipilih bersifat aktual
b. Jumlah usulan-usulan inisiatif dalam rangka memecahkan core isu
c. Keberlangsungan inisiatif (proses dan kualitas) dengan mengelola dan
menjalankan inisiatif;
d. Kontribusi hasil kegiatan terhadap pencapaian visi, misi, dan tujuan
organisasi;
e. Kontribusi hasil kegiatan atau pemecahan isu terhadap penguatan nilai-
nilai organisasi; dan
f. Komitmen menyelesaikan seluruh kegiatan dalam rangka pemecahan isu
3. Pelaksanaan aktualisasi (off campus)
a. Pendalaman terhadap core issue
b. Penerapan terhadap usulan-usulan inisiatif
c. Analisis terhadap dampak hasil inisiatif
4. Melaporkan aktualisasi
5. Presentasi laporan aktualisasi.

1.2 Profil Organisasi

4
RSUP Dr M Djamil Padang pertama kali bernama RSU Megawati dengan
kapasitas 100 tempat tidur. Pada tahun 1953 dibangun gedung RSUP Padang di
atas area tanah seluas 8.576 Ha, yang terletak di Jl. Burung Kutilang. Karena Jl.
Burung Ketilang ini merupakan jalan pendek yang berada dalam komplek Rumah
Sakit, maka letaknya yang sekarang lebih dikenal berada di Jl. Perintis
Kemerdekaan Padang. Tahun 1978 berdasarkan SK Menkes RI No.134 Tahun
1978, RSUP Padang resmi memperoleh sebutan namanya sebagai RSUP Dr. M.
Djamil Padang, untuk mengabadikan nama seorang Putra Sumatera Barat Dr.
Mohammad Djamil Arts, MPH, DPH DT Rangkayo Tuo (1898 – 1961) yang
meninggal dalam masa perjuangan kemerdekaan yang mengabdikan dirinya di
bidang pelayanan kesehatan & kemanusiaan .
Pada tahun 1994 melalui SK Menkes 542 tahun 1994 RSUP Dr. M. Djamil
Padang mengembangkan diri menjadi Unit Swadana. Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 123 tahun 2000 RSUP Dr. M. Djamil Padang berubah status
menjadi Rumah Sakit Perusahaan Jawatan dengan nama  Perjan RSUP Dr. M.
Djamil yang dalam operasionalnya bertanggung jawab kepada Meneg BUMN,
Departemen kesehatan dan Departemen keuangan. Saat ini dengan Peraturan
Pemerintah RI No. 23 tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara RI tahun 2005 Nomor 48) RSUP Dr.
M. Djamil Padang kembali menjadi Unit Pelaksanaan Teknis Kementrian
Kesehatan dengan menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum.

1.2.1 Visi, Misi, Nilai dan Moto Organisasi


Visi RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah menjadi rumah sakit pendidikan
dan rujukan nasional yang terkemuka di Indonesia tahun 2019. Misi yang
diemban adalah:
1) Menyelenggarakan pelayan kesehatan komprehensif dan bertaraf
internasional, berdaya saing, dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
2) Menyelenggarakan pendidikan yang profesional dan penelitian berbasis bukti
dibidang keseharan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3) Menyelenggarakan sistem manajemen rumah sakit yang profesional
4) Menjadi tempat kerja yang aman, nyaman dan menyenangkan

5
Untuk mencapai visi dan misi RSUP Dr. M. Djamil Padang mempunyai
nilai-nilai utama (core values) atau budaya sebagai pedoman bagi seluruh jajaran
rumah sakit dalam memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian. Nilai
tersebut disingkat dengan akronim “PEDULI”, yaitu profesional, empaty, daya
saing, utama, loyal dan ikhlas.
Nilai profesional berarti seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil Padang
dituntut untuk bekerja sesuai dengan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan
wewenang yang dibebankan kepadanya. Berorientasi pada pelayanan dan
keselamatan dalam memberikan pelayanan pada pelanggan. Nilai empati
menunjukkan seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil Padang dituntut untuk selalu
merasakan apa yang dirasakan oleh pelanggan dan stakeholder dalam memberikan
pelayanan meliputi; keramahan, kesopanan dan kepedulian atau kepekaan serta
santun dalam memberikan pelayanan pada pelanggan. Nilai daya saing berarti
seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil Padang dituntut untuk meningkatkan
kualitas, kompetensi dan sumber daya agar organisasi dapat bersaing pada
eraglobalisasi, dengan menjalankan tugas dan wewenang yang dibebankan
kepadanya. Nilai utama menunjukkan seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil
Padang dituntut untuk selalu mengutamakan kepentingan organisasi, keselamatan
pelanggan internal dan eksternal diatas kepentingan pribadi atau golongan. Nilai
loyal berarti seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil Padang dituntut untuk setia dan
patuh terhadap aturan dan ketentuan yang berlaku terhadap organisasi. Nilai ikhlas
menunjukkan seluruh jajaran RSUP Dr. M. Djamil Padang dituntut untuk selalu
bekerja dengan niat ibadah dan bersungguh-sungguh dalam memberikan
pelayanan pada pelanggan.
Moto dari RSUP Dr. M. Djamil Padang berbunyi, “Kepuasan anda adalah
kepedulian kami”. Hal ini menunjukkan pelayanan yang berorientasi pelayanan
publik.

6
7
1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan
Tujuan dari rencana kegiatan aktualisasi dan habituasi adalah:
1. Memberikan solusi dari core issue yang muncul di unit kerja.
2. Mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta perannya
dalam NKRI ketika bertugas di unit kerja

1.3.2 Manfaat
Bagi peserta merupakan latihan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
di unit kerja dan menjadikan pribadi yang akuntabel dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat serta dapat membangun habituasi yang baik
sehingga mendorong ASN untuk bekerja secara profesional.
Bagi organisasi dapat memberikan solusi terhadap isu yang berkembang
dengan menanamkan juga nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA) pada RSUP Dr. M.
Djamil Padang sehingga suasana kerja menjadi lebih kondusif dan ke arah yang
lebih baik. Kegiatan aktualisasi dan habituasu akan membangun budaya kerja
yang kondusif dengan penerapan nilai-nilai ANEKA serta menciptakan inovasi
bagi peningkatan pelayanan masyarakat sejalan dengan visi dan misi instansi
dalam memberikan pelayanan sesuai nilai organisasi.

1.4 Ruang Lingkup


Pendidikan dan pelatihan dasar CPNS Kemenkes Golongan III
diselenggarakan selama 51 hari kerja dengan rincian 21 hari kerja untuk
pembelajaran on campus (berada ditempat pelatihan) pada tanggal 23 April - 17
Mei 2019 dan 30 hari kerja untuk pembelajaran off campus (aktualisasi di tempat
kerja) pada tanggal 20 mei - 01 Juli 2019. Evaluasi pelaksanaan aktualisasi akan
dilakukan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Batam pada tanggal 15-19 Juli
2019.
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini meliputi persiapan,
pelaksanaan, dan pembuatan laporan aktualisasi selama periode off campus di
RSUP Dr. M. Djamil Padang, dengan memerhatikan penerapan nilai-nilai

8
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) serta dengan menimbang aspek pelayanan
publik, manajemen ASN serta Whole of Government.

1.5 Biodata Peserta, Mentor, dan Coach


a. Peserta
Nama : dr. Nadra Septiadi
Tempat/ tanggal lahir : Padang/ 6 September 1992
NIP : 199209062019021001
Pangkat/ golongan : Penata Muda Tk. I/ III. B
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit kerja : Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUP Dr.
M. Djamil Padang
Alamat : Komp. Kehakiman J/4 Cangkeh, Lubuk Begalung,
Padang
E-Mail : septiadinadramd@gmail.com

b. Coach
Nama : dr. Wilda Hayati, MM.
Tempat/ tanggal lahir : Payakumbuh/ 03 Juni 1965
NIP : 196506031996022001
Pangkat/ golongan : Pembina Tk. I/ IV. B
Jabatan : Widyaiswara Ahli Madya
Unit kerja : Balai Pelatihan Kesehatan Batam
Alamat : Villa Alam Lestari blok AD nomor 06 Kelurahan
Tiban Baru Kecamatan Sekupang Kota Batam
E-Mail : wilda.dawinir@gmail.com

c. Mentor
Nama : dr. Desywar, Sp.PK, MARS
Tempat / tanggal lahir : Padang 3 April 1963
NIP : 196304032008012003
Pangkat / Golongan : Pembina/IVa

9
Jabatan : Kabag SDM
Unit Kerja : RSUP Dr. M. Djamil Padang
Alamat : Jln. Puyuh No 9 Andalas
E-Mail : desiwar@gmail.com

1.6 Analisis Isu

1.6.1 Environmental Scaning


Isu merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar
organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif
terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis. Berkaitan dengan
rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat berasal dari tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), kegiatan yang diinisiatif oleh
penulis melalui persetujuan coach dan mentor, serta penugasan dari atasan.
Sejak bergabung di RSUP Dr. M. Djamil Padang, penulis ditempatkan di
unit perawatan intensif (ICU). Dalam menjalankan tugas di sana penulis menemui
beberapa kendala serta potensi-potensi yang dapat dikembangkan serta harus
mendapatkan perhatian. Kendala yang terjadi terkadang tidak disadari namun
berpengaruh terhadap rangkaian pelayanan. Selain itu, isu atau temuan ini juga
terkait dengan kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya
(problematic). Dikaitkan dengan kriteria isu yang aktual, kekhalayakan,
problematik, dan kelayakan serta dengan manajemen ASN, whole of government
(WoG), dan pelayanan publik, maka selama bekerja di ICU RSUP Dr. M. Djamil
Padang, penulis menemukan beberapa isu sebagai berikut:
1 Belum ada log book untuk pencatatan pelaksanaan program antibiotic
stewardship yang terintegrasi dan berkelanjutan di unit perawatan intensif
(ICU) RSUP M. Djamil Padang.
2 Belum optimal perencanaan dan pelaksanaan terapi paliatif pada pasien
terminal di unit perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil Padang.
3 Belum ada kegiatan rutin pendidikan kedokteran berkelanjutan pada kelompok
dokter jaga di unit perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil Padang.

10
4 Belum ada formulir kajian risiko keamanan dan pemantauan adverse drug
reaction penggunaan opioid di unit perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil
Padang.
5 Belum ada formulir identifikasi dan analisis polifarmasi untuk identifikasi dan
kewaspadaan kejadian interaksi obat dan adverse drug reaction di unit
perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil Padang.

1.6.2 Alat Bantu analisis


Berdasarkan identifikasi isu yang telah dilakukan selanjutnya akan
ditentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh
penulis. Proses penetapan isu tersebut dapat menggunakan alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu. Kriteria yang digunakan adalah metode aktual, kekhalayakan,
problematik, dan kelayakan (AKPL) untuk memilih 3 dari 5 isu yang ada.
Kemudian dilanjutkan dengan metode Urgency, Seriousness, dan Growth (USG)
untuk menentukan 1 dari 3 isu teratas dari hasil analisis AKPL. Analisa dilakukan
dengan menetapkan skala penilaian (1-5) pada tiap poin.
Metode pertama yang dipakai adalah metode AKPL. Secara lengkap
analisis penilaian kualitas isu dengan metode AKPL tersebut dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Analisis Penilaian Isu dengan AKPL
Kriteria
No Identifikasi Isu APKL Total Peringkat
A P K L
1 Belum ada log book untuk pencatatan
pelaksanaan program antibiotic stewardship
yang terintegrasi dan berkelanjutan di unit 5 5 4 5 19 1
perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil
Padang.
2 Belum optimal perencanaan dan
pelaksanaan terapi paliatif pada pasien
2 2 2 2 8 4
terminal di unit perawatan intensif (ICU)
RSUP M. Djamil Padang.
3 Belum ada kegiatan rutin pendidikan
kedokteran berkelanjutan pada kelompok
1 1 1 1 4 5
dokter jaga di unit perawatan intensif (ICU)
RSUP M. Djamil Padang.
4 Belum ada formulir kajian risiko keamanan 4 3 3 3 13 3
dan pemantauan adverse drug reaction

11
penggunaan opioid di unit perawatan
intensif (ICU) RSUP M. Djamil Padang.
5 Belum ada formulir identifikasi dan analisis
polifarmasi untuk identifikasi dan
kewaspadaan kejadian interaksi obat dan 3 4 5 4 16 2
adverse drug reaction di unit perawatan
intensif (ICU) RSUP M. Djamil Padang.

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa isu yang mempunyai


peringkat tiga teratas yaitu:
1. Belum ada log book untuk pencatatan pelaksanaan program antibiotic
stewardship yang terintegrasi dan berkelanjutan di unit perawatan intensif
(ICU) RSUP M. Djamil Padang.
2. Belum ada formulir identifikasi dan analisis polifarmasi untuk identifikasi dan
kewaspadaan kejadian interaksi obat dan adverse drug reaction di unit
perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil Padang.
3. Belum ada formulir kajian risiko keamanan dan pemantauan adverse drug
reaction penggunaan opioid di unit perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil
Padang.
Setelah didapatkan peringkat tiga besar berdasarkan metode AKPL,
dilakukan analisis lebih lanjut dengan metode USG untuk memilih isu yang akan
dicarikan solusinya. Urgency adalah seberapa mendesak isu tersebut harus
dibahas, dianalisa dan ditindaklanjuti. Seriousness adalah seberapa serius isu
tersebut harus dibahas, dianalisa dan ditindaklanjuti. Sedangkan Growth adalah
seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
segera.
Secara lengkap analisis penilaian kualitas isu dengan metode USG dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2 Analisis Penilaian Isu dengan USG
No Isu U S G Total Peringkat
1. Belum ada log book untuk pencatatan pelaksanaan
program antibiotic stewardship yang terintegrasi
5 5 5 15 1
dan berkelanjutan di unit perawatan intensif (ICU)
RSUP M. Djamil Padang.
2. Belum ada formulir identifikasi dan analisis 3 3 4 10 3
polifarmasi untuk identifikasi dan kewaspadaan
kejadian interaksi obat dan adverse drug reaction

12
di unit perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil
Padang.
3. Belum ada formulir kajian risiko keamanan dan
pemantauan adverse drug reaction penggunaan
4 4 3 11 2
opioid di unit perawatan intensif (ICU) RSUP M.
Djamil Padang.

1.6.3 Rumusan Isu


Berdasarkan analisa diatas penulis memilih isu “Belum ada log book untuk
pencatatan pelaksanaan program antibiotic stewardship yang terintegrasi dan
berkelanjutan di unit perawatan intensif (ICU) RSUP M. Djamil Padang”.

1.6.4 Identifikasi Sumber Isu


Pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) memiliki risiko lebih
tinggi mengalami infeksi selama masa perawatan di ICU. Peningkatan risiko ini
biasanya berhubungan dengan beberapa faktor, diantaranya waktu perawatan yang
cenderung lebih lama, kondisi pasien yang relatif immunocompromised, adanya
prosedur tindakan invasif, dan penyakit komorbid penyerta. Kejadian infeksi di
ICU cenderung lebih berat karena faktor kuman yang kebanyakan sudah
mengalami resistensi.
Kegagalan dalam mengidentifikasi risiko infeksi di ICU akan
meningkatkan peluang untuk terjadinya infeksi nosokomial pada pasien di ICU.
Kegagalan dalam mengidentifikasi kasus infeksi akan berujung pada terlambatnya
penanganan infeksi sehingga membuat respon terapi sering kurang optimal. Pada
akhirnya hal-hal di atas akan meningkatkan angka kesakitan (morbiditas),
kematian (mortalitas), dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penanganan
lanjutan dan yang lebih agresif.
Penggunaan antibiotik sebagai salah satu komponen esensial dalam
penanganan kasus infeksi harus diawasi untuk memastikan capaian efektivitas dan
efisiensi paling optimal tanpa mengorbankan target penanganan pasien dan
keamanan pasien. Pada penerapannya sering sekali penggunaan antibiotik kurang
diawasi secara sistematis sehingga dapat memunculkan potensi masalah. Masalah
dapat muncul mulai dari memutuskan indikasi penggunaan antibiotik, pemilihan
antibiotik empiris, merencanakan jalur pemberian, dosis dan durasi pemberian
antibiotik, tindak lanjut deeskalasi, sampai dengan pemantauan respon terapi dan

13
mengakhiri penggunaan antibiotik. Jika masalah-masalah tersebut tidak
diidentifikasi sering sekali berujung pada malindikasi penggunaan antibiotik,
kurang optimalnya efek antibiotic yang diharapkan, peningkatan efek tidak
diharapkan yang mengancam keselamatan pasien, hingga peningkatan kejadian
resistensi lebih lanjut di rumah sakit, bahkan dari segi ekonomi membuat beban
biaya perawatan yang besar. (keterkaitan dengan agenda III).
Inovasi untuk mencatat segala kegiatan yang berkaitan dengan antibiotic
stewardship ke dalam log book diharapkan dapat mengidentifikasi proses-proses
yang sering menjadi pit fall dalam penggunaan antibiotic. Melalui antibiotic
stewardship log book titik-titik pit fall dapat diawasi dan ditindaklanjuti dengan
baik. Diharapkan akan berujung pada penanganan pasien yang lebih
komprehensif, efektif, efisien, dan berorientasi pada keselamatan pasien.

1.6.5 Lembar Konfirmasi


Persetujuan coach dan mentor
Coach Mentor

dr. Wilda Hayati, MM dr. Desywar Sp.PK MARS


Widyaiswara Ahli Madya Kabag SDM RSUP Dr. M. Djamil
NIP. 196506031996022001 NIP. 196304032008012003

1.6.6 Judul Laporan Aktualisasi


Rancangan aktualisasi ini berjudul “Menuju Penatalaksanaan Infeksi yang
Terkontrol dan Komprehensif dengan Logbook Kolektif Program Antibiotic
Stewardship yang Terintegrasi dan Berkelanjutan di Unit Perawatan Intensif
(ICU) RSUP Dr. M. Djamil Padang”.

14

Anda mungkin juga menyukai