Anda di halaman 1dari 29

RANCANGAN AKTUALISASI

“Optimalisasi Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematika Menggunakan Model


Pembelajaran Tutor Sebaya pada Siswa Kelas XI FKK 2 di SMK Negeri 9 Kabupaten
Tangerang

DISUSUN OLEH:

Nama : Idham Muqoddas, S.Pd.

NIP : 198708102020121005

ANGKATAN : IX

KELOMPOK :2

SMK NEGERI 9 KABUPATEN TANGERANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROVINSI BANTEN

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah (Peraturan
Pemerintah RI No. 11 tahun 2017). Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih
(good and clean governance) sangat ditentukan oleh peran ASN. Berdasarkan Undang –
Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, peran dan fungsi ASN adalah
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan amanat Undang – Undang
Dasar 1945 sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4, ASN mempunyai peran yang amat
penting dalam menyelenggarakan pelayanan berkualitas kepada masyarakat sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk
memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok ASN yang profesional, yaitu ASN yang
mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas
jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok ASN professional
seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan untuk CPNS ini dikenal dengan istilah
Latsar (Pelatihan Dasar).
Pelatihan Dasar merupakan pembekalan komprehensif agar CPNS mempunyai
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai Aparatur
Sipil Negara. Sesuai dengan PerLAN No. 1 Tahun 2021, sebelum diangkat sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS), CPNS wajib melalui Masa Prajabatan atau masa percobaan
selama 1 (satu) tahun melalui proses Pendidikan dan pelatihan. Pelatihan Dasar CPNS
dilakukan secara terintegrasi yaitu secara Klasikal dan Nonklasikal, Setelah mengikuti
Pelatihan Dasar On Class 1, maka akan dilakukan kegiatan habituasi di unit kerja masing-
masing. Habituasi adalah proses pembiasaan atau proses penerapan nilai-nilai dasar yang
telah didapatkan selama mengikuti Pelatihan Dasar On Class 1, yaitu nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), Manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN), Whole of Government (WoG) dan Pelayanan Publik.
Kegiatan habituasi akan dilaksanakan di SMK Negeri 9 Kabupaten Tangerang. Kegiatan
– kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan habituasi akan dituangkan dalam
rancangan
aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Sistem Pendataan Harga Sembako dan Barang
Strategis Lainnya Berbasis Online Menggunakan Google Form di Pasar Wilayah
Kecamatan Putussibau Utara” Penulisan rancangan aktualisasi ini dilakukan agar peserta
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan IX Propinsi Banten
dapat memahami nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA dan dapat mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar tersebut sesuai dengan indikatornya di tempat tugas khususnya dibidang
kerja masing-masing.
B. Tujuan
Tujuan dilaksanakan kegiatan aktualisasi di SMK Negeri 9 kabupaten Tangerang yaitu :
1. Mampu menerapkan nilai-nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggungjawab dan
integritas terhadap apa yang dikerjakan;
2. Mampu menerapkan nilai-nilai nasionalisme sehingga bekerja atas dasar semangat
nilai-nilai Pancasila;
3. Mampu menerapkan nilai-nilai Etika Publik sehingga menciptakan lingkungan kerja
yang harmonis dan kondusif;
4. Mampu menerapkan nilai-nilai Komitmen Mutu sehingga dapat mewujudkan
pelayanan prima terhadap masyarakat;
5. Mampu menerapkan nilai-nilai Anti Korupsi sehingga dapat mewujudkan sikap jujur
dan tidak mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pihak tertentu.
Penulisan laporan ini juga ditujukan untuk menyelesaikan persyaratan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan IX di Pemerintahan Propinsi Banten.
Sehingga menjadi dasar untuk melanjutkan tugas dan tanggung jawab masing-masing di
tempat kerja sehingga menghasilkan pelayanan yang bermutu di Bidang Pendidikan.
Dengan selalu mengedepankan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam menjalankan tugas dan
fungsinya serta peserta Latsar juga diharapkan mampu memanfaatkan kegiatan habituasi
untuk dapat
mewujudkan visi dan misi Organisasi.
C. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah di SMK Negeri 9 Kabupaten Tangerang Ds.
Pasanggrahan Kec. Solear Kab. Tangerang – Banten. Kegiatan dilaksanakan pada saat off
class Pelatihan Dasar CPNS golongan III Angkatan IX dari tanggal 19 Juli 2021 sampai
dengan tanggal 9 Oktomber 2021.
BAB II

DESKRIPSI ORGANISASI

A. Profil Instansi
SMK Negeri 9 Kabupaten Tangerang terletak di Desa Pasanggrahan Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. SMK ini berdiri pada tahun 2012. Kepala
sekolah saat ini adalah Resti Yeni Rahamayani, S.Pd. M.Pd. Kompetensi keahlian yang
terdapat di SMKN 9 Kabupaten Tangerang hingga tahun 2021 ini ada 6 kompetensi,
yaitu :
1. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM)
2. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
3. Multimedia (MM)
4. Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP)
5. Asisten Keperawatan (AK)
6. Farmasi Klinis dan Komunitas (FKK)
Setiap kompetensi keahlian terdapat 2 kelas untuk setiap angkatan kelas. Setiap kelas
terdiri dari 36-38 siswa.

B. Visi dan Misi Sekolah


VISI
“Terwujudnya Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang melahirkan manusia yang
mampu mengembangkan diri pada kehidupan global selaras dengan peningkatan
kualitas lingkungan dan berakhlak mulia.”
MISI
1. Melaksanakan pembelajaran berstandar industri nasional dan internasional
2. Meningkatkan sumber daya yang handal;
3. Meningkatkan mutu pembelajaran;
4. Meningkatkan kualitas hubungan dengan masyarakat dan dunia usaha / dunia
industri;
5. Meningkatkan kualitas pelayanan pada siswa, orang tua dan stakeholder lain;
6. Meningkatkan kegiatan kewirausahaan dalam rangka pengembangan diri;
7. Meningkatkan kegiatan keagamaan;
8. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup sekolah;
9. Menciptakan suasana kerja yang nyaman serasi dan harmonis yang didukung oleh
rasa kekeluargaan;
C. Nilai Organisasi
Nilai organisasi yang dimiliki SMP Negeri 08 Bengkulu Tengah adalah sebagai
berikut:

1. Disiplin
2. Religius
3. Beretika
4. Profesional
5. Jujur
6. Gotong Royong/Kerjasama
7. Taat aturan
8. Tanggung jawab
9. Kreatif
10. Berprestasi
D. Tugas dan Fungsi Organisasi
 Tugas Guru
Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta pasal 52 Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, yakni :

1. Melaksanakan pembelajaran;
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4. Membimbing dan melatih peserta didik/siswa;
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai;
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan.
Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas
Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, diantaranya:
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2. Menyusun silabus pembelajaran;
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran;
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di
kelasnya;
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi;
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya (khusus guru kelas);
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat sekolah/madrasah dan nasional;
11. Membimbing guru pemula dalam proses induksi;
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
13. Melaksanakan pengembangan diri;
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif;dan
15. Melakukan presentasi ilmiah.

 Fungsi Guru
Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam tugas guru
yang telah dijabarkan di atas, namun terdapat beberapa fungsi lain yang terkandung
dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni:
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dank ode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika;
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,menyenangkan, kreatif, dinamis
dan dialogis,
4. Memelihara komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan;
5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembag, profesi dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya
E. Uraian Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 Bab 2 Pasal 5tentang Rumpun Jabatan, Jenis Guru, Kedudukan
dan Tugas Utama, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta
tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

Berikut ini merupakan rincian kegiatan Guru Mata Pelajaran berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pasal 16 Ayat (2):

1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan.


2. Menyusun silabus pembelajaran.
3. Menyusun rencana pelakanaan pembelajaran.
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran.
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di
kelasnya.
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran.
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi.
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya.
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses danhasil belajar
tingkat sekolah dan nasional.
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran.
13. Melaksanakan pengembangan diri.
14. Melaksanakan publikasi ilmiah;
15. Membuat karya inovatif.

F. Tugas Tambahan
Selain saya bertugas sebagai guru mata pelajaran, saya juga memiliki tugas tambahan
yaitu wali kelas. Wali kelas adalah guru yang membantu kepala sekolah dalam
mewujudkan disiplin kelas, sebagai manajer dan motivator untuk membangkitkan
gairah/minat siswa untuk berprestasi di kelas. Tugas pokok dan fungsi wali kelas sebagai
berikut:

1) Pengelolaan Kelas
a. Tugas Pokok meliputi:
 Mewakili orang tua dan kepala sekolah dalam lingkungan pendidikan;
 Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Esa;
 Membantu pengembangan keterampilan dan kecerdasan anak didik;
 Membina karakter, budi pekerti dan kepribadian anak didik.
b. Keadaan Anak Didik
 Mengetahui jumlah siswa dan nama-nama anak didik;
 Mengetahui identitas lain dari anak didik;
 Mengetahui kehadiran anak didik setiap hari;
 Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi anak didik.
c. Melakukan Penilaian
 Tingkah laku anak didik sehari-hari di sekolah
 Kerajinan, kelakuan dan kedisiplinan anak.
d. Mengambil Tindakan Bila Dianggap Perlu
 Pemberitahuan pembinaan dan pengarahan
 Peringatan secara lisan dan tertulis
 Peringatan khusus yang terkait dengan BP/Kepala Sekolah
e. Langklah Tindak Lanjut
 Memperhatikan buku nilai raport anak didik;
 Memperhatikan keberhasilan/kenaikan anak didik;
 Memperhatikan dan membina suasana kekeluargaan.
2) Penyelenggaraan Administrasi Kelas, meliputi:
a. Denah tempat duduk anak didik;
b. Papan absensi anak didik;
c. Daftar pelajaran dan daftar piket;
d. Buku presensi;
e. Buku jurnal kelas;
f. Tata tertib kelas.

G. Daftar Guru dan Staff Tata Usaha


SMP Negeri 08 Bengkulu Tengah memiliki 13 orang tenaga pendidik PNS, 1 orang
tenaga pendidik CPNS, 1 orang kepala TU PNS, 6 orang PTT, dan 7 orang GTT.

NO NAMA STATUS
1. Evi Resti Rahmayani, M.Pd PNS
2. Tibyani, S.Pd, M.Si PNS
3. Budi Wardoyo, SP., MM PNS
4. Nurpalah, ST., M.Pd PNS
5. Mansur, SE PNS
6. Aan Hartati, S.Farm. PNS
7. Muhammad Imam Faqikhu PNS
8. Ahmad Fikri Maulana, S.Pd PNS
9. Muhamad Akbar Aditiya, S.Pd PNS
10. Idham Muqoddas, S.Pd. PNS
11. Firmansyah, S.Pd GTT
12. Saidah, S.Pd GTT
13. Tri Munawati, M.Pd GTT
14. Memed Sumaedi, M.Kom GTT
15. Mu'min Syahrudin, S.Pd GTT
16. Johan Saputra, S.Pd GTT
17. Juhaeriah, S.Pd GTT
18. Isa Aris M., Amd.Kom GTT
19. Ihsanul Huda, ST GTT
20. Leni Ejiarti, ST., M.Pd GTT
21. Roma Hayati, S.Kom GTT
22. Iis Yulisnaeni, S.Pd.I GTT
23. Raudotul Jannah, S.Kep. GTT
24. Akhsan Syaepul Amri, S.Pd GTT
25. Ahyani, S.Pd.I GTT
26. Mai Hendana, S.Pd GTT
27. Adeng Hudaya, S.Pd GTT
28. Riky Andriansyah, S.Kom GTT
29. Sulastri, S.Pd GTT
30. Ita Sugita, S.Pd GTT
31. Muhamad Aminudin, S.Pd. GTT
32. Mohamad Oji, S.Pd GTT
33. Detty Mulyani Asterina, S.P GTT
34. Muhamad Sohib, S.Pd GTT
35. Elvira Ratna Dewi GTT
36. Ery Suhendri, ST GTT
37. Nyoman Wijaya, S.Km GTT
38. Wyly Muldani, S.Kom GTT
39. Inda Helina, S.Pd GTT
40. Mas'ud, ST GTT
41. Azis Kurniawan, S.Pd GTT
42. Ita Nurul Hikmah, S.Pd GTT
43. Muplihah. S.Pd GTT
44. Romlah, S.Pd GTT
45. Widya Mariska Ramadhani GTT
46. Usup, ST GTT
47. Hendra, S.Pd. GTT
48. Ida Fitria, S.Kom GTT
49. Atin Kurniatin, S.Pd GTT
50. Resna GTT
51. Emil Salim, S.Pd GTT
52. Fitri Selly Haryani, S.Pd GTT
53. Eva Septiana, S.Pd GTT
54. Ryan Septiana, S.Pd GTT
55. Wartono, S.Pd. GTT
56. Rifdha Siti Mariam, S.Pd. GTT
57. Windi Hardiyanti, S.Kep GTT
58. Arum Widya Safitri, S.Pd. GTT
59. Asep Fathul Wahab, S.Pd GTT
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai Dasar Profesi ASN


Penyelenggaraan Pelatihan Dasar ini bertujuan sebagai penguatan nilai-nilai profesi
ASN yang merupakan nilai-nilai yang harus ditanamkan oleh seluruh ASN, meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA), serta kedudukan ASN dan peran ASN dalam NKRI yaitu Whole Of
Government, Managemen ASN dan Pelayanan Publik.
Berikut nilai-nilai dasar profesi ASN, Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI, yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi
(ANEKA), serta Whole Of Govenment, Managemen ASN dan Pelayanan Publik :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.

Nilai-nilai dasar akuntabilitas meliputi :

a) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.

c) Integritas
Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
d) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

e) Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.

f) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas.

g) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

h) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

i) Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk mengaktualisasikan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan
publik, bangsa dan Negara.

Nilai-nilai dasar Nasionalisme meliputi:

a) Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa


Menyatakan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan sesuai dengan keimanan
dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
b) Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar dengan kegiatan kemanusiaan, dan
berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia itu semua
sederajat, maka dikembangkan sikap saling manghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c) Nilai-nilai Persatuan Indonesia
Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan.Persaatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
d) Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Manusia Indonesia menjunjung tinggi dan menghayati hasil dari keputusan
musyawarah, karena itu semua pihak harus mau untuk menerima dan
melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh tangung jawab.Kepentingan
bersama lebih utama daripada kepentingan pribadi atau golongan.Keputusan yang
diambil harus menjunjung tinggi nilai keadilan serta dapat dipertanggung
jawabkan.
e) Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hak dan kewajiban itu sama kedudukannya dalam menciptakan keadilan dalam
masyarakat. Perlu dikembangkan perbuatan yang luhur dan sikap kegotong
royongan dan kekeluargaan.Maka perlu kesinambungan antara hak dan kewajiban
untuk menjaga keadilan terhadap sesama.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah tindakan keputusan, prilaku untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Nilai-nilai dasar etika publik:

a) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.


b) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
c) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
i) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m)Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.

4. Komitmen mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi
pada kualitas hasil.

Nilai-nilai dasar komitmen mutu:

a) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients;


b) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar
customers/clients tetap setia;
c) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat, tanpa kesalahan,
dan tidak ada pemborosan;
d) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran
tuntutan kebutuhan customers/clients maupun perkembangan teknologi;
e) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan;
f) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara
lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.

5. Anti korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun  tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian
keuangan Negara, suap-menyuap,pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam
jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.

Nilai-nilai dasar Anti Korupsi:

a) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang.Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi
pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Kejujuran juga akan terbawa dalam bekerja sehingga dapat membentengi diri
terhadap godaan untuk berbuat curang.Nilai kejujuran di dalam sekolah dapat
diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik. Misalnya tidak
mencontek, tidak melakukan plagiarisme, dan tidak memalsukan nilai.
b) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda
untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
Nilai kepedulian dapat diwujudkan dalam bentuk antara lain berusaha ikut
memantau jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber
daya di sekolah, memantau kondisi infrastruktur lingkungan sekolah. Nilai
kepedulian juga dapat diwujudkan dalam bentuk mengindahkan seluruh peraturan
dan ketentuan yang berlaku di dalam sekolah dan di luar sekolah.
c) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja
secara efektif.Jejaring sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan
untuk menunjang pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan tugasnya. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk mengerjakan soal
ujian secara mandiri dan mengerjakan tugas-tugas akademik secara mandiri.
d) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk
terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.Nilai
kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan mengatur
waktu dengan baik, kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku
di sekolah, mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, dan fokus pada pelajaran.

e) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka
seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar
sungguh-sungguh, mengerjakan tugas akademik dengan baik, menjaga amanah dan
kepercayaan yang diberikan.
f) Kerja Keras
Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang mempunyai etos kerja
dengan yang tidak memilikinya. Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

Kerja keras dapat diwujudkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
dalam melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil semata, tidak melakukan
jalan pintas, belajar dan mengerjakan tugas-tugas akademik dengan sungguh-
sungguh.

g) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya
dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama
yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
Nilai kesederhanaan dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik
di sekolah maupun di luar sekolah.Misalnya hidup sesuai dengan kemampuan,
hidup sesuai dengan kebutuhan, tidak suka pamer kekayaan, dan lain sebagainya.
h) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh siswa dalam kehidupan di sekolah dan
di luar sekolah. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan
lain sebagainya.
i) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untukmendapatkan lebih dari
apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

B. Identifikasi Isu
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh para siswa. Mereka
merasa matematika adalah pelajaran yang sangat sulit karena selalu melakukan
perhitungan pada setiap materinya dan semakin merasa sulit ketika perhitungan tersebut
tidak menggunakan angka saja tetapi juga menggunakan huruf atau yang biasa disebut
variabel. Agar para siswa tersebut bisa memahami materi matematika, maka guru perlu
menggunakan metode pembelajaran secara tatap muka. Tetapi karena negara kita masih
mengalami pandemic Covid19, sehingga sebagian sekolah terutama di Kabupaten
Tangerang harus memberikan pembelajaran secara daring agar tidak adanya
pengumpulan massa terutama siswa di sekolah yang dikhawatirkan bisa membentuk
cluster covid baru.. Pembelejaran secara daring ini menggunakan berbagai fasilitas
internet untuk media pembelajarannya seperti Google Classroom, Zoom Meeting,
Google Meet. Pada Google Classroom, guru memberikan materi berupa modul berbentuk
PDF untuk dipelajari oleh para siswa kemudian mereka diminta untuk mengerjakan tugas
sesuai dengan modul yang telah dipelajari. Selain itu, Sebagian materi juga diberikan
bahan ajar berupa video yang diambil dari Youtube. Kesulitan yang para siswa hadapi
adalah tidak adanya guru atau orang yang membimbing mereka memahami modul atau
video youtube dan mengaplikasinnya kepada tugas yang diberikan.
Karena membutuhkan internet, pembelajaran secara daring ini pun membutuhkan alat
yang digunakan untuk mengakses internet seperti hp atau laptop. Beberapa siswa sulit
mengikuti pembelajaran dikarenakan mereka tidak mempunyai hp atau laptop sehingga
sering terlambat menerima materi atau bahkan tidak pernah ikut pembelajaran sama
sekali. Para siswa yang tidak mempunyai gawai pendukung ini tidak meminta bantuan
temannya yang satu kelas dan lokasi rumahnya padahal masih bisa dijangkau. Siswa
yang mempunyai gawai pun menghadapi beberapa kendala seperti sinyal dan kuota.
Sebagian siswa ini bertempat tinggal yang lumayan jauh dari menara pemancar provider
telekomunikasi sehingga sering tidak mendapat sinyal untuk mengikuti pembelajaran.
Kuota yang mereka miliki pun terbatas. Para siswa biasanya membeli kuota sebesar
beberapa GB saja untuk satu bulan yang tidak cukup digunakan jika setiap guru
melakukan zoom meeting setiap minggu.
Dari permasalahan-permasalahan di atas, saya menyimpulkan tentang isu-isu yang perlu
dicarikan solusinya adalah sebagai berikut.
1. Partisipasi siswa dalam pembelajaran daring masih rendah. Siswa sering tidak
mengisi presensi kehadiran.
2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi matematika yang diberikan.
3. Siswa terkendala sinyal atau kuota untuk mengikuti pembelajaran
4. Rendahnya kemampuan berefikir analitis siswa dalam mengerjakan soal
HOTS/olimpiade
C. Penetapan Isu
Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan masalah
dikarenakan dua alasan. Pertama, karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan
karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena adanya
hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu
semua masalah diselesaikan.
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses
pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu:
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga
masa sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau
sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas
sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat
menjadi isu yang prioritas.
Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih dahulu
menggunakan perangkat APKL. Perangkat evaluasi APKL memvalidasi isu
berdasarkan empat item, yaitu :
1. Aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
2. Problematik, artinya memiliki dimensi masalah yang kompleks
3. Kekhalayakan, artinya menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Layak, artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikan solusinya.
Berikut ini adalah hasil analisis isu yang teridentifikasi menggunakan APKL.

N KRITERIA (SKOR)
ISU JUMLAH PERINGKAT
O A P K L
1 Partisipasi siswa dalam 5 4 4 4 17 2
pembelajaran daring masih
rendah. Siswa sering tidak
mengisi presensi kehadiran.
2 Kurangnya pemahaman siswa 5 5 5 5 20 1
terhadap materi matematika yang
diberikan.
3 Siswa terkendala sinyal atau kuota 5 4 3 3 15 3
untuk mengikuti pembelajaran
4 Rendahnya kemampuan berefikir 5 2 4 3 14 4
analitis siswa dalam mengerjakan
soal HOTS/olimpiade

Berdasarkan hasil analisis APKL yang telah dilakukan pada Tabel 3.1 maka isu yang
diangkat dan menjadi prioritas untuk dilakukan penyelesaian adalah Kurangnya pemahaman
siswa terhadap materi matematika yang diberikan. di kelas XI FKK 2 SMK Negeri 9
Kabupaten Tangerang. Permasalahan tersebut disebabkan oleh kurang optimalnya
menginovasi dan mengemas perencanaan yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa di
dalam kelas. Sehingga berdampak pada kurangnya motivasi siswa dalam menerima
pembelajaran di kelas sehingga ketuntasan belajar siswa rendah.

D. PENYEBAB ISU
Faktor-faktor penyebab timbulnya isu kurangnya pemahaman siswa terhadap materi
matematika yang diberikan adalah sebagai berikut
1. Siswa kurang mampu menyerap pelajaran hanya dengan membaca modul. Mata
pelajaran matematika perlu diajarkan secara audio visual agar siswa lebih memahami
materi matematika sehingga perlu adanya seseorang baik guru ataupun orang lain
yang membimbing siswa dalam proses pembelajaran.
2. Guru tidak bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka dan mengawasi setiap siswa.
Pada kondisi pandemi covid yang sedang melanda negeri tercinta ini, sebagian besar
sekolah wajib melaksanakan pembelajaran secara daring. Walaupun guru mengadakan
pembelajaran secara synchronous melalui zoom meeting atau google meet, beberapa
siswa terkendala dengan tidak tersedianya gawai pendukung seperti hp atau laptop,
kurangnya jaringan atau sinyal di wilayah tempat tinggal, serta tidak ada atau tidak
cukupnya kuota yang dibutuhkan.
3. Para siswa tidak melakukan diskusi untuk membahas bersama materi dan tugas yang
diberikan oleh guru. Salah satu dampak dari pembelajaran daring yang cukup lama
adalah para siswa tidak terlalu mengenal dan dekat dengan teman sekelasnya sehingga
mereka akan malu dan enggan untuk belajar bersama dengan teman sekelasnya.
4. Kurangnya motivasi siswa untuk mempelajari matematika. Bagi sebagian siswa
merasa bahwa matematika tidak dibutuhkan di masa depan. Bagi mereka, perhitungan
dasar seperti penjumlahan dan perkalian saja sudah cukup untuk dipelajari sehingga
mengabaikan materi matematika yang lain yang lebih rumit.
E. GAGASAN KEGIATAN
Untuk menyelesaikan isu di atas, maka perlu ada gagasan ide yang mampu mengatasi isu
tersebut. Gagasan-gagasan ide yang bisa dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran tatap muka yang terjadwal. Pembelajaran tatap muka bisa dilakukan di
rumah dengan menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Satu kelas
dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk menghindari kerumunan kemudian
setiap kelompok akan mengikuti pembelajaran tatap muka di rumah tertentu sesuai
jadwal yang sudah direncanakan. Kelebihan dari gagasan ini adalah setiap siswa
mendapatkan ilmunya langsung dari guru dan bisa diawasi langsung saat pengerjaan
tugas. Namun kekurangannya adalah guru harus bersedia untuk datang ke rumah
yang ditentukan setiap minggunya walaupun jaraknya jauh, dan guru pun hanya
menyediakan alat-alat pendukung yang cukup seperti papan tulis di setiap rumahnya.
2. Pembelajaran synchronous setiap minggu. Pada hari-hari tertentu pada setiap
minggunya diadakan pembelajaran synchronous melalui zoom meeting atau google
meet. Kelebihan dari gagasan ini adalah guru dan siswa tidak perlu menentukan
tempat untuk mengadakan pembelajaran, cukup di rumah masing-masing. Materi
pun bisa tersampaikan dengan baik karena menggunakan media virtual seperti
powerpoint. Namun kekurangannya adalah tidak semua siswa bisa mengikuti
pembelajaran synchronous ini karena tidak mempunyai hp, tidak ada sinyal atau
tidak mempunyai kuota yang cukup.
3. Pembelajaran Tutor Sebaya. Tutor sebaya adalah pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa teman sebayanya. Siswa biasanya lebih mengetahui kekurangan dari teman-
temannya sehingga bisa menggunakan cara tertentu yang lebih dipahami. Seorang
siswa yang akan mengajari teman-temanya sebelumnya mengikuti pembelajaran
terlebih dahulu oleh gurunya. Siswa ini biasanya dipilih berdasarkan kecerdasan,
nilai, atau yang bisa mengikuti pembelajaran synchronous dari guru. Kelebihan dari
gagasan ini adalah guru bisa mengadakan pembelajaran secara synchronous di
rumah saja dan siswa memiliki seseorang yang bisa membimbing dalam memahami
materi. Kekurangannya adalah siswa yang menjadi tutor harus bertanggung jawab
terhadap keberhasilan dari teman-teman yang dibimbingnya.
Dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari 3 gagasan ide di atas, maka solusi terbaik
yang dipilih adalah Pembelajaran Tutor Sebaya.;
F. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : SMK Negeri 9 Kabupaten Tangerang

Identifikasi Isu : 1. Partisipasi siswa dalam pembelajaran daring masih rendah. Siswa sering tidak mengisi presensi kehadiran.

2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi matematika yang diberikan.

3. Siswa terkendala sinyal atau kuota untuk mengikuti pembelajaran

4. Rendahnya kemampuan berefikir analitis siswa dalam mengerjakan soal HOTS/olimpiade

Isu yang diangkat : Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi matematika yang diberikan.

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Tutor Sebaya pada Siswa
Kelas XI FKK 2 di SMK Negeri 9 Kabupaten Tangerang

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


N Output /
Kegiatan Tahapan kegiatan Substansi Mata Terhadap Visi Nilai
O Hasil
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Pemilihan Tutor  Menilai hasil tugas Daftar nilai Akuntabilitas. Guru Meningkatkan Memiliki
siswa melaksanakan salah mutu Integritas
 Menentukan 6 siswa satu tugasnya yaitu pembelajaran
dengan nilai terbaik menilai hasil
pembelajaran.
Manajemen ASN.
Guru melaksanakan
kewajiban sesuai
dengan tupoksinya.
2 Membuat kelompok  Guru membagi siswa Daftar nama Akuntabilitas. Meningkatkan Inisiatif
menjadi 6 kelompok kelompok Mempublikasikan mutu
yang terdiri dari 6-7 informasi yang perlu pembelajaran
anggota diketahui oleh publik
 Guru
menginformasikan
pembagian kelompok
pada Google Classroom
3 Membuat bahan ajar  Guru membuat modul Modul bahan Akuntabilitas. Guru Meningkatkan Pembelajaran
berupa pdf dan ajar berupa melaksanakan salah mutu
powerpoint. pdf, satu tugasnya yaitu pembelajaran
 Guru membuat video powerpoint, membuat
pembelajaran untuk dan video perencanaan
diupload ke Youtube pembelajaran.
 Guru membuat Manajemen ASN.
penilaian Guru melaksanakan
kewajiban sesuai
dengan tupoksinya
4 Membuat jadwal  Guru membuat jadwal Jadwal Akuntabilitas. Meningkatkan Pembelajaran
pembelajaran pembelajaran pembelajaran Mempublikasikan mutu
synchronous dan tutor synchronous informasi yang perlu pembelajaran
sebaya dan tutor diketahui oleh publik
 Guru sebaya
menginformasikan
jadwal melalui Google
Classroom
5 Melaksanakan  Guru melaksanakan Hasil tugas Akuntabilitas. Guru Meningkatkan Pembelajaran
Pembelajaran pembelajaran dari tutor melaksanakan salah mutu
Synchronous synchronous melalui satu tugasnya yaitu pembelajaran
Zoom Meeting / Google membuat Meningkatkan
Meet kepada 6 tutor dan perencanaan sumber daya
siswa lainnya yang pembelajaran. yang handal.
ingin mengikuti Manajemen ASN.
pembelajaran Guru melaksanakan
 Guru memberikan tugas kewajiban sesuai
terhadap siswa yang dengan tupoksinya.
mengikuti pembelajaran
synchronous
 Siswa mengumpulkan
tugas melalui Google
Classroom
6 Melaksanakan  Tutor mengingatkan Hasil tugas Whole of Meningkatkan Kreatif dan
Pembelajaran Tutor jadwal pembelajaran dari para Government. Guru mutu Inovatif
Sebaya tutor sebaya sehari siswa dan tutor pembelajaran
sebelum pelaksanaan berkolaborasi untuk
kepada para temannya. memberikan
 Tutor memberikan pembelajaran untuk
pembelajaran kepada para siswa
anggota kelompoknya
dengan menggunakan
bahan ajar yang telah
disiapkan oleh guru.
 Tutor memberikan
tugas kepada para
anggota kelompok.
 Siswa mengumpulkan
hasil tugasnya ke
Google Classroom.
G.

Anda mungkin juga menyukai