Anda di halaman 1dari 8

Resume Pembicara: IIM IMANDALA Ph.

D Tema: pengenalan susunan organisasi dan tata kerja dinas


pendidikan jawa barat

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagai unsur perangkat Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat,
mempunyai tanggung jawab secara teknis dan administraf dalam penyelenggaraan pelayanan
pendidikan bagi masyarakat di Jawa Barat. Proses penyelenggaraan kegiatan pendidikan diatur dalam
Standar Pelayanan Mutu (SPM) Bidang Pendidikan perihal minimal pelayanan bidang pendidikan sebagai
pelayanan dasar yang wajib diterima oleh masyarakat sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.

Dinamika dalam bidang pendidikan di Jawa Barat sepanjang tahun 2021 dak terlepas dari upaya
penyelarasan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat tahun 2018-2023 yang
telah ditetapkan sesuai dengan rekomendasi yang muncul dari hasil evaluasi terhadap pelaksanaan
RPJMD Tahun 2018-2023 yang sedang berjalan hingga tahun ketiga

Berlakunya UU No 22 Tahun 1999 menuntut beberapa perubahan baru dan penyesuaian terhadap tata
kelola daerah otonom, salah satunya dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun
2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, sehingga di
ngkat daerah direspon dengan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat No 15 Tahun
2000 Tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat. Untuk memperkuat secara teknis, ditetapkanlah
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 39 Tahun 2001 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi serta Rincian
Tugas dan Unit Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Fungsi Cabang Dinas sebagaimana yang ditetapkan dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2017, Pasal 3
ayat (2) yaitu: 1. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dan program sesuai dengan lingkup bidang tugas
dan wilayah kerjanya; 2. Koordinasi dan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan
sesuai dengan lingkup bidang tugas dan wilayah kerjanya; 3. Koordinasi dan pelaksanaan administrasi
sesuai dengan lingkup bidang tugas dan wilayah kerjanya; dan 4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
oleh Kepala Dinas terkait dengan tugas dan fungsinya.

Visi JAWABARAT :TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI

Misi JAWA BARAT :1. Membentuk manusia pancasila yang bertaqwa; 2. Melahirkan manusia yang
berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif; 3.
Mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis lingkungan dan tata ruang yang
bekelanjutan melalui peningkatan konektivitas wilayah dan penataan daerah; 4. Meningkatkan
produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi
digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta pelaku pembangunan; serta 5. Mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang inovatif dan kepemimpinan yang kolaboratif antara pemerintahan pusat,
provinsi, dan kabupaten/kota.
Proker : Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jawa Barat dikelola oleh Bidang PSMA
pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Dalam semangat mewujudkan penyelenggaraan SMA di
Jawa Barat yang Juara, Bidang PSMA memiliki beberapa Program Unggulan, diantaranya :

1. JABAR FUTURE LEADERS (JFLS) : Pemberian beasiswa kepada mahasiswa asal Provinsi Jawa Barat yang
berstatus akf dan sedang atau akan mengiku pendidikan pada jenjang S1 dan baru akan mengiku
pendidikan pada jenjang S2 atau S3 pada Perguruan Tinggi Negeri/Swasta yang telah menjalin kerjasama
dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan akreditasi Program Studi minimal B;

2. SEKOLAH TERINTEGRASI : Pendirian SMA di lingkungan SMP sebagai upaya melakukan perluasan,
percepatan dan peningkatan aksesibilitas layanan Pendidikan khususnya di kecamatan-kecamatan yang
belum ada SMA

3. PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) secara Online dan Realme: PPDB adalah sebuah sistem
yang dirancang untuk melakukan seleksi secara otomas mulai dari proses pendaaran, seleksi hingga
pengumuman seleksi yang dilakukan secara online dan berbasis waktu nyata (realme)

4. KETM (KELUARGA EKONOMI TIDAK MAMPU) : Bantuan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat untuk
siswa miskin yang mendaarkan diri pada PPDB melalui sistem yang dikelola oleh Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat tetapi dak diterima di sekolah Negeri dan mendaar di sekolah swasta.

5. SMA TERBUKA: Model layanan pendidikan alternaf jalur sekolah menengah yang diselenggarakan oleh
sekolah reguler.
Penerapan Fungsi dan Tugas ASN

OUR CHALLENGES TODAY

1. VUCA Era : era ketidak jelasan / ketidak pastian

2. Industry 4.0

3. Milennials

UU NO 5 tahun 20214

Bagian ke 1 fungsi pasal 10 :

a. Pelaksanaan kebijakan publik

b. Pelayanan publik

c. Perekat dan pemersatu bangsa

Bagian kedua pasal 11

a. Melaksanakan kebijakan publik

b . Memberikan pelayanan publik

c. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI

5 PRIORITAS KERJA PRESIDEN 2019-2024

1. Membangun SDM

2. Membangun infrastruktur

3. Simplifikasi regulasi

4. Penyederhanaan birokrasi

5. Transformasi ekonomi

Tantangan yang terjadi saat ini dan harus dihadapi meliputi 3 hal, yaitu:

Era VUCA merupakan era ketidakpastian dan ketidakjelasan yang memunculkan perubahan dalam
beberapa sector, salah satunya sector Pendidikan. Internet of things merupakan salah satu ciri revolusi
industry 4.0. Generasi millennial saat ini memiliki ciri lebih kritis dan lebih cepat merespon dibandingkan
generasi lain, namun generasi millennial atau yang disebut generasi strawberry yang memiliki
kelemahan kurangnya dalam segi mental, kurang kuat dalam menghadapi tantangan.

Sebuah penelitian menyetakan 90% generasi millennials tidak memiliki “engange” dengan pekerjaannya.
Berkaitan dengan hal tersebut, sebagai seorang guru ASN khususnya tercantum dalam UU No.5 tahun
2014 Bagian kesatu fungsi pasal 10:

a. Pelaksana kebijakan public

b. Pelayan public

c. Perekat dan pemersatu bangsa

Bagian kedua tugas pasal 11:

a. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh pejabat peembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas

c. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI

5 prioritas kerja 2019-2024:

a. Pembangunan sdm

b. Pembangunan infrastruktur

c. Simplikasi regulasi

d. Penyederhanaan birokrasi

e. Transformasi ekonomi

Arah reformasi birokrasi menuju birokrasi bersih, kompeten dan melayani. Sebagai instansi
pengembangan kompetensi bagi ASN, Kemenpan melakukan surveey dengan 3 indikator, yaitu:

HOW WE SEE, WHAT WE DO, THE RESULT GET

Efek domino dari ASN yang tidak professional adalah birokrasi menyulitkan, sector ekonomi terhambat,
pendapatan pajak tidak optimal dan kesejahteraan ASN sulit ditingkatkan,Contoh:

Sebagai ASN saya sih aman sampai pension (SEE)

Saya bekerja secukupnya aja (DO)

Birokrasi yang tidak professional (GET)

ASN diarahkan pada budaya kerja seperti perilaku, nilai-nilai dan keyakinan berdampak pada
pelaksanaan dan berakhir pada kinerja yang akan memberikan kontribusi pada kinerja organisasi dan
berkontribusi pada kinerja pemerintah. Fondasi baru bagi ASN adalah BERAKHLAK yang merupakan core
value dari seorang ASN yang diadopsi dari nilai inti BUMN (AKHLAK).

Pedoman perilaku berorientasi pelayanan

• Mengabdi kepada negara dan rakyat indonesia

• Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

• Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

• Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan

• Santun mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

• Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai Perwujudan perilaku

• Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dengan proaktif

• Memenuhi kebutuhan masyarakat dengan responsif

• Melayani masyarakat sesuai tupoksi

• Menyelesaikan keluhan masyarakat dengan pendekatan komunikasi yang persuasif

• Menuntaskan semua pekerjaan

• Mengucapkan salam dan sapa saat melayani

• Menyediakan informasi yang aktual dan akurat

• Melayani dengan standard yang sama kepada semua pihak. Tanpa memandang keduclukan.
Jabatan. Suku, agama. Ras dan jenis kelamin

• Memperbaiki tata kelola layanan manajemen asn dengan inovatif

• Menindaklanjuti setiap kritik dan saran

• Melakukan benchmarking untuk mendapatkan wawasan dalam rangka peningkatan kualitas


pelayanan
JABATAN FUSNGSINAL GURU

Jabatan fungsional guru di lingkungan pendidikan yang mengacu pada sistem pengakuan kualifikasi dan
prestasi dalam profesi sebagai guru. Jabatan fungsional guru memberikan pengakuan dan perlindungan
hak-hak serta kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang guru, terutama dalam hal pengembangan
profesional dan kenaikan pangkat.

Di Indonesia, jabatan fungsional guru diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, dan diimplementasikan melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 130 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Setiap guru yang bekerja di sekolah formal, baik negeri maupun swasta, dapat memperoleh jabatan
fungsional guru dengan memenuhi persyaratan tertentu, seperti memiliki kualifikasi pendidikan dan
sertifikasi guru, memiliki pengalaman mengajar yang cukup, serta terus mengembangkan diri melalui
pelatihan dan pengembangan profesional.

Jabatan fungsional guru memiliki empat tingkat, yaitu guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan
inspektur sekolah. Setiap tingkat memiliki kriteria dan persyaratan yang berbeda, serta nilai angka kredit
yang harus dicapai oleh seorang guru untuk naik pangkat ke tingkat yang lebih tinggi.

Pada tingkat guru, seorang guru harus memenuhi persyaratan minimal berupa kualifikasi pendidikan S1
dan sertifikasi guru, serta memiliki pengalaman mengajar minimal 4 tahun. Selain itu, guru harus
mengumpulkan angka kredit melalui pelatihan dan pengembangan profesional, pengembangan
kurikulum, publikasi ilmiah, dan prestasi akademik dan non-akademik.

Kenaikan pangkat jabatan fungsional guru memberikan beberapa keuntungan, seperti kenaikan gaji,
tunjangan khusus, serta kemudahan dalam pengajuan cuti dan pemberian izin. Namun, kenaikan
pangkat juga diikuti dengan tuntutan untuk terus mengembangkan diri dan memberikan kontribusi yang
lebih besar dalam pengembangan pendidikan.

Dalam praktiknya, jabatan fungsional guru juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dan profesionalisme guru. Dengan adanya sistem pengakuan kualifikasi dan prestasi,
diharapkan guru dapat lebih termotivasi untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas
pengajaran yang diberikan kepada siswa.
PENILAIAN KINERJA BAGI GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Penilaian kinerja bagi guru dan tenaga kependidikan adalah proses evaluasi kinerja yang dilakukan
secara periodik untuk mengevaluasi kualitas kinerja dan memberikan umpan balik bagi guru dan tenaga
kependidikan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan rekomendasi
pengembangan karir dan pengembangan kompetensi.

Proses penilaian kinerja bagi guru dan tenaga kependidikan dilakukan dengan menggunakan kriteria dan
indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria yang digunakan untuk penilaian kinerja dapat
mencakup kriteria kompetensi, kriteria perilaku, dan kriteria hasil kerja. Kriteria-kriteria tersebut
dibandingkan dengan kinerja yang telah dicapai oleh guru atau tenaga kependidikan selama periode
tertentu, kemudian diberikan nilai dan umpan balik.

Penilaian kinerja dapat dilakukan oleh atasan langsung, tim penilai, atau atasan fungsional. Metode yang
digunakan untuk penilaian kinerja dapat beragam, seperti observasi langsung, wawancara, pengisian
kuesioner, atau pengumpulan dokumen. Metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan
kebutuhan penilaian.

Hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan kenaikan pangkat, promosi,
atau penghargaan. Namun, penilaian kinerja juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas
pendidikan. Dengan adanya penilaian kinerja, guru dan tenaga kependidikan dapat memperoleh umpan
balik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas kinerja, meningkatkan kemampuan, dan
memperbaiki kekurangan.

Perlu diperhatikan bahwa penilaian kinerja harus dilakukan dengan objektif dan transparan, sehingga
guru dan tenaga kependidikan dapat menerima umpan balik dengan baik dan dapat mengembangkan
diri sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, proses penilaian kinerja juga harus memperhatikan prinsip-
prinsip keadilan, seperti kesetaraan dan tidak diskriminatif.

A.FUNGSI IKI DAN TRK

TRK atau Tata Tertib Ruang Kelas dan IKI atau Indeks Kepuasan Individu adalah dua hal yang berkaitan
dengan pengelolaan dan evaluasi kualitas pendidikan di Indonesia.
Tata Tertib Ruang Kelas (TRK) adalah aturan yang mengatur tata tertib dan kedisiplinan dalam kelas atau
ruang belajar. TRK meliputi hal-hal seperti jadwal pelajaran, tata cara masuk dan keluar kelas, ketertiban
dalam kelas, dan sebagainya. TRK ditetapkan oleh sekolah untuk menjaga kedisiplinan dan keteraturan
di kelas, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

Indeks Kepuasan Individu (IKI) adalah alat untuk mengukur tingkat kepuasan individu terhadap layanan
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan. IKI diukur dengan menggunakan angket yang
berisi pertanyaan tentang kepuasan individu terhadap berbagai aspek pendidikan, seperti kurikulum,
fasilitas, kualitas pengajaran, dan sebagainya. Setelah dihitung, hasil IKI dapat digunakan oleh lembaga
pendidikan untuk mengevaluasi kualitas layanan pendidikan yang diberikan dan meningkatkan kepuasan
pelanggan atau peserta didik.

Kedua hal ini penting dalam pengelolaan dan evaluasi kualitas pendidikan di Indonesia. TRK membantu
mengatur tata tertib dan kedisiplinan dalam kelas, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung
dengan efektif dan efisien. Sementara IKI membantu lembaga pendidikan untuk mengevaluasi kualitas
layanan pendidikan yang diberikan dan meningkatkan kepuasan peserta didik.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, perlu dilakukan evaluasi secara terus-menerus dan
pengembangan yang berkelanjutan. Penggunaan TRK dan IKI sebagai alat untuk mengelola dan
mengevaluasi kualitas pendidikan di Indonesia dapat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi
proses belajar mengajar serta memberikan umpan balik yang berguna bagi lembaga pendidikan dalam
meningkatkan kualitas layanan pendidikan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai