Anda di halaman 1dari 121

3(1*$<20$1

1&%0."/1&/:&-&/(("3""/
MBKAFAFH>K%"/1&-"5*)"/
1"%"
,"/5038*-":")
,&.&/5&3*"/)6,6.%"/)".
5")6/ 
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, atas segala rahmat, berkah dan hidayah-Nya sehingga telah tersusunnya
Buku Pedoman Umum dan Kalender Kerja Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2017. Buku ini disusun
sebagai bahan informasi dan pedoman dalam penyelenggaraan Diklat dan Pelatihan
yang diselenggarakan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

Sehubungan dengan restrukturisasi program dan anggaran, BPSDM Hukum dan


HAM dengan Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Hukum dan
HAM memiiiki tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi aparatur Kementerian
Hukum dan HAM baik di tingkat pusat maupun daerah melalui penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan di BPSDM dan pada Kantor Wilayah. Maka BPSDM perlu
melakukan penyusunan pedoman umum yang antara lain berisi kurikulum dan
kalender kerja, agar kegiatan pendidikan dan pelatihan pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM dapat terselenggara dengan baik.

Kami juga menyadari bahwa pedoman umum dan kalender kerja kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2017 ini masih memiiiki kekurangan dan kelemahan,
maka saran dan kritik membangun sangat kami harapkan guna perbaikan daiam
penyusunan buku pedoman berikutnya di masa yang akan datang.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan pedoman umum dan kalender kerja Ini, semoga dapat
bermanfaat dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tahun 2017.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

^ p o k , 3b Desember 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kementerian Hukum dan HAM terus berupaya menghadapi tantangan reformasi
birokrasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik. Perbaikan terhadap
birokrasi menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan karena menyangkut
kepentingan masyarakat. Tuntutan terhadap pelayanan yang lebih baik pada
kenyataannya masih berbenturan dengan kondisi yang masih buruk dan jauh dari ideal
sehingga kepentingan masyarakat dinilai belum dapat terpenuhi secara maksimal.
Persepsi bahwa aparatur negara memiliki profesionalitas dan komitmen terhadap
negara yang masih rendah, pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum
optimal serta waktu yang ada tidak digunakan secara produktif. Selain itu akuntabilitas
dan responsibilitas dan empati aparatur pemerintah terhadap kepentingan masyarakat
juga dinilai masih rendah. Birokrasi merupakan mesin pembangunan yang memiliki
peran yang sangat penting dan strategik. Sebaik apa pun program pembangunan yang
telah ditetapkan pemerintah, tanpa didukung oleh birokrasi yang kapabel, memiliki
kultur yang baik dan adaptif terhadap perubahan, pembangunan tidak akan berjalan
dengan baik. Presiden Joko Widodo menginginkan reformasi birokrasi dipacu untuk
meningkatkan kualitas pelayan publik. Hal ini membutuhkan prosedur penempatan
aparatur sipil negara dengan formula yang lebih praktis dan adil sehingga tercipta
birokrasi efisien dan efektif. Melalui Reformasi Birokrasi pejabat publik harus
melayani rakyat, bukan lagi berharap dilayani. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang saat
ini menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
Aparatur Sipil Negara (selanjutnya disingkat ASN), merupakan profesi bagi pegawai
negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) yang
bekerja pada instansi pemerintah, sehingga baik PNS maupun P3K merupakan unsur
utama sumber daya manusia (SDM) yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintah.
Pada era globalisasi ini hanya organisasi yang mampu melalukan perbaikan
terus-menerus (continuous improvement) dalam pembentukan keunggulan kompetitif
yang mampu untuk bertahan dan kemudian berkembang. Berkenaan dengan kebutuhan
organisasi dan kondisi global maka peran ASN yang berwawasan global dan
berteknologi tinggi semakin dibutuhkan dalam menghadapi tantangan. Banyak cara

1
untuk membentuk pegawai-pegawai yang handal dan adaptif terhadap perubahan
tersebut. Salah satunya melalui pendidikan dan pelatihan yang akan membentuk skill,
knowledge dan attitude. Skill dan Knowledge akan sangat dibutuhkan untuk
mendukung penempatan dan promosi kerja pegawai, sedangkan attitude sangat
penting bagi perjalanan pegawai meniti karir untuk menjadi pemimpin masa depan
yang berinovasi dan berintegritas. ASN sebagai perangkat pemerintahan harus
meningkatkan kinerja, efektifitas, dan produktivitas. ASN juga dituntut untuk
mengubah karakter, harus lebih inovatif, dan kreatif melalui gerakan nasional Revolusi
Mental. Terdapat 3 (tiga) hal pokok yang menjadi perubahan pola kerja pegawai,
yakni kesatu bahwa perubahan sistem pemerintahan yang beralih dari sentralistik ke
arah desentralisasi untuk mendorong pemerintah daerah melakukan berbagai inovasi,
yang kedua adalah perubahan teknologi yang mempengaruhi segala sisi kehidupan
untuk mendorong perwujudan revolusi pelayanan pemerintah melalui e-Goverment
sehingga mempercepat layanan kepada masyarakat; serta yang ketiga adalah
persaingan yang mengarah pada persaingan antar daerah dalam pemberian kualitas
pelayanan publik.
Seorang ASN harus membekali diri dengan keterampilan dan wawasan yang
baik saat melayani masyarakat. ASN harus siap berkompetisi karena Indonesia akan
menghadapi pasar bebas ASEAN dimana negara-negara di ASEAN sepakat
membentuk komunitas antar sesama negara ASEAN, serta program pemerintah
tentang bebas Visa Kunjungan untuk 169 negara yang semuanya berdampak pada
banyaknya orang asing yang akan masuk ke Indonesia.
Menjadi pelayan publik tentu bukan waktu yang singkat bagi ASN. Abdi negara
harus berinvestasi diri sendiri untuk meningkatkan kualitas diri dengan mengikuti
sekolah, Diklat dan sebagainya. ASN pun harus menata mindset secara apik dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Sosok ASN yang mampu memainkan peran tersebut adalah aparatur yang
mempunyai kompetensi yaitu:
1. Kompetensi teknis diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis
fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;
2. Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural
atau manajemen dan pengalaman kepemimpinan; dan

2
3. Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya sehingga memiliki
wawasan kebangsaan.
Untuk membangun sosok aparatur sebagaimana diatas, Undang-Undang tentang
Aparatur Sipil Negara Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 70 mengatur bahwa setiap pegawai
ASN memiliki hak dan kesempatan mengembangkan kompetensi. Pengembangan
kompetensi dimaksud dapat berupa pendidikan dan pelatihan (Diklat), seminar, atau
kursus yang pada intinya mengarah pada :
a. Peningkatan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan
masyarakat, bangsa, negara dan tanah air.
b. Peningkatan kompetensi teknis, manajerial, dan/atau kepemimpinannya
c. Peningkatan dengan semangat kerjasama dan tanggungjawab sesuai dengan
lingkungan kerja dan organisasinya.
Sejalan dengan hal tersebut BPSDM Hukum dan HAM sebagai salah satu Unit
Eselon I sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan
HAM R.I, mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di
bidang hukum dan HAM, perlu menata dan memperkuat pelaksanaan pengembangan
SDM baik di Unit Pusat maupun pada Kantor Wilayah dengan melaksanakan
pengembangan kompetensi pegawai melalui pendidikan dan pelatihan yang
dilaksanakan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.
Dasar pemikiran kebijaksanaan pendidikan dan pelatihan juga ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor : 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut :
a. Diklat merupakan bagian integral dari sistem pembinaan PNS
b. Diklat mempunyai keterkaitan dengan pengembangan karier PNS
c. Sistem diklat meliputi proses identifikasi kebutuhan, perencanaan, penyelenggaraan
dan evaluasi diklat
d. Diklat diarahkan untuk mempersiapkan PNS agar memenuhi persyaratan jabatan
yang ditentukan kebutuhan organisasi, termasuk pengadaan kader pimpinan dan
staf. Diklat meliputi dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi pendidikan dan fungsi
pelatihan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

3
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
jabatan Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas
dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1972 tentang Tanggung
jawab Fungsional Pendidikan dan Latihan Pegawai;
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH. 13.DL.03.02 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Kementerian Hukum dan
HAM;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
M.HH-06.IN.04.02 Tahun 2010 tentang Kebijakan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kementerian Hukum dan HAM RI;
7. Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M.HH-05.IN.04.02 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Assesment Center dan Sistim Informasi SDM Berbasis
Kompetensi di Kementerian Hukum dan HAM RI.
8. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 16 Tahun 2015 tentang
tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan I dan II;
9. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 13 Tahun 2011 tentang
pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis;
10. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Penyusunan Pola Penjenjangan Pendidikan dan Pelatihan Teknis;
11. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 15 Tahun 2011 tentang
Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Fungsional.
12. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor :
29 Tahun 2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Permenkumham Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Permenkumham
No 29 Tahun 2015;

4
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 33/PMK.02/2016
Tentang Standar Biaya Masukan Tahun 2017;

C. Tujuan
Seiring perkembangan teknologi informasi dan tuntutan masyarakat, Aparatur
Sipil Negara yang profesional sudah merupakan kebutuhan. Guna mewujudkan hal
tersebut diperlukan antara lain aparatur yang memiliki kompetensi jabatan sesuai
dengan jabatan yang dipangkunya. Kebutuhan peningkatan kompetensi tidak
seluruhnya dapat dipenuhi oleh seluruh lembaga diklat pemerintah, oleh karena itu
Lembaga Administrasi Negara selaku instansi pembina diklat mengeluarkan kebijakan
dengan diperbolehkannya satuan kerja di setiap Kementerian untuk
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dengan tetap dibawah koordinasi dan
pembinaan lembaga diklat pemerintah, yang dalam hal ini BPSDM Hukum dan HAM
sebagai lembaga diklat di Kementerian Hukum dan HAM.
Berdasarkan hal tersebut, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pedoman dalam melakukan
penyelenggaraan diklat pada Kantor Wilayah di Lingkungan Kementerian Hukum dan
HAM sehingga memenuhi suatu standar penyelenggaraan diklat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

D. Sasaran
Sasaran pendidikan dan pelatihan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM adalah mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang
memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan dalam
melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk menginternalisasikan
nilai-nilai PASTI (profesional, akuntabel, sinergi, transparan dan inovatif).

E. Pengertian
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan :
1. Pendidikan dan pelatihan yang selanjutnya disebut diklat adalah kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan serta
sikap bagi ASN sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
secara PASTI (professional, akuntabel, sinergi, transparan dan inovatif).

5
Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan untuk melengkapi persyaratan kompetensi
sesuai jabatan masing-masing yang diperlukan untuk pelaksanaan tugasnya.
2. Pelatihan adalah suatu kegiatan yang memberikan tuntunan penyelesaian
persoalan/masalah yang bersifat teknis/substansi. Pelatihan dilaksanakan
sebanyak 20 Jam Pelajaran, untuk melengkapi kompetensi ASN dalam
menyelesaikan masalah/kasus yang terjadi sehingga penyelesaiannya dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Instansi pembina diklat PNS yang selanjutnya disebut Instansi pembina adalah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM, yang
bertanggung jawab dalam aspek-aspek pengaturan, koordinasi dan
penyelenggaraan serta pengawasan diklat.
4. Instansi pengendali diklat yang selanjutnya disebut instansi pengendali adalah
Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM yang bertanggung jawab atas
pengembangan dan pengawasan standard kompetensi jabatan serta pengendalian
pemanfaatan lulusan diklat.
5. Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai Jabatan
Fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab,
wewenang untuk mendidik, mengajar dan atau melatih Pegawai negeri sipil pada
lembaga diklat pemerintah.
6. Tenaga Pengajar adalah pejabat atau pegawai yang memiliki kompetensi dan
pengalaman di bidang Diklat dan telah pernah mengikuti Diklat diampu.
7. Penceramah adalah Pejabat Negara/Pegawai ASN/TNI/Polri /Pakar/Profesional
lain yang memberikan wawasan pengetahuan dan sharing experience sesuai
dengan keahliannya kepada peserta. informasi/pengetahuan/keterampilan. Khusus
untuk Pegawai ASN/anggota TNI/Polri, honorarium digunakan untuk kegiatan
pengajaran diklat yang materinya diampu oleh Pejabat Eselon II ke atas/setara.
8. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, sasaran,
daftar mata diklat, serta silabi masing-masing diklat.
9. Bahan ajar adalah ringkasan materi yang didesain secara menarik yang disajikan
oleh pengajar dalam bentuk power point atau alat peraga.
10. Evaluasi Diklat adalah pengumpulan informasi yang dilakukan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif serta secara sistematis yang diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelatihan.

6
BAB II
JENIS-JENIS DIKLAT

Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil membagi jenis dan jenjang diklat dalam dua (2) yaitu diklat
pra jabatan dan diklat dalam jabatan (Diklat Kepemimpinan, Diklat Manajemen dan Diklat
Teknis) adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Diklat Pra Jabatan
Sejalan dengan telah ditetapkannya UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN), konsep Diklat Prajabatan sebagai salah satu jenis Diklat yang
strategis dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar PNS untuk mewujudkan PNS
sebagai bagian dari ASN menjadi PNS profesional.
Sesuai dengan Peraturan Kepala LAN (Perkalan) Nomor 16 Tahun 2015
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II, diklat
prajabatan pola baru lebih ditekankan pada pengembangan karakter CPNS atau Calon
Aparatur Sipil Negara khususnya bagaimana peserta dibekali kemampuan untuk
menciptakan birokrasi yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta lebih
mengedepankan sisi kompetensi calon aparatur.
Diklat Prajabatan dilaksanakan bagi para Calon Pegawai Negari Sipil (CPNS)
untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan,
keperibadian dan etika ASN, selain pengetahuan dasar tentang sistem
penyelenggaraan pemerintah negara, bidang tugas dan budaya organisasi, agar mampu
melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.
Setiap CPNS wajib diikutsertakan dalam diklat Pra Jabatan ini selambat-
lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengangkatannya sebagai CPNS dan harus lulus
diklat Pra Jabatan dimaksud untuk dapat diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara.

b. Diklat Dalam Jabatan (Diklat Teknis)


Diklat Teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas ASN. Kompetensi teknis adalah kemampuan PNS
dalam bidang- bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing. Bagi
pegawai yang belum memenuhi persyaratan kompetensi jabatan perlu mengikuti
Diklat Teknis yang berkaitan dengan persyaratan kompetensi jabatan masing-masing.
Pegawai yang perlu mengikuti diklat teknis dengan memperhatikan analisa kebutuhan

7
kompetensi teknis jabatan, hasil evaluasi pejabat kepegawaian dan Tim Seleksi
Peserta Diklat instansi. Jenis diklat teknis dapat dilaksanakan secara berjenjang dan
ditetapkan oleh Instansi teknis yang bersangkutan.
Adapun jenis Diklat Teknis terdiri dari:
A. Diklat Teknis Substantif adalah diklat yang memberikan pengetahuan dan
ketrampilan yang bersifat substantif dalam rangka pencapaian kompetensi PNS
yang bersangkutan sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara profesional.
B. Diklat Teknis Umum/Administrasi dan Manajemen adalah diklat yang
memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang bersifat umum dalam rangka
pencapaian kompetensi PNS terkait dengan tugas yang bersifat umum, sehingga
mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional.

Jenis Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pada Kantor Wilayah Kementerian


Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2017
Kebijakan pelaksanaan kegiatan program pendidikan dan pelatihan Aparatur
Kementerian Hukum dan HAM telah didesentralisasikan ke Kantor Wilayah berupa
kegiatan pendidikan dan pelatihan aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang seluruh
kegiatannya mengikuti pedoman dan petunjuk yang dikeluarkan oleh BPSDM Hukum dan
HAM sebagai Lembaga Diklat terakreditasi di Kementerian Hukum dan HAM. Dengan
mempertimbangkan capaian kinerja organisasi di bidang program ini BPSDM Hukum dan
HAM telah menetapkan jenis pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan pada kantor
wilayah Kementerian Hukum dan HAM tahun 2017. Adapun perencanaan diklat yang
meliputi kerangka acuan kerja, rancangan anggaran biaya, kurikulum dan pedoman
pelaksanaan mengikuti acuan yang ditetapkan oleh BPSDM Hukum dan HAM.
Jumlah Jam Pelajaran
Jumlah
No Jenis Diklat Tenaga Penceramah
Hari
Pengajar/WI
1. Diklat Prajabatan Golongan II 27 114 -
2. Diklat Perencanaan Anggaran Berbasis 7 50 6
Kinerja
3. Diklat Teknis Pelayanan Publik 7 50 6
4. Diklat Kesamaptaan 14 120 6

8
5. Pelatihan Dasar Pemasyarakatan 14 105 6
6. Diklat Teknis Perawatan Kesehatan bagi 7 50 6
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
7. Diklat Sistem Pengendalian Intern 7 50 6
Pemerintah (SPIP)
8. Diklat Pengawasan dan Penindakan Orang 7 50 6
Asing
9. Diklat Bagi Komandan Jaga di Lapas dan 7 50 6
Rutan
10. Diklat bagi Petugas Pengamanan Pintu 7 50 6
Utama (P2U)
11. Peningkatan Kapasitas HAM bagi Petugas 3 20 3
PAS dan Imigrasi
12. Pengelolaan Keuangan 3 20 3
13 Pengelolaan Kepegawaian 3 20 3
14. Pengelolaan Web 3 20 3
15. Pengelolaan BMN 3 20 3
16. Penilaian Kinerja PNS 3 17 3
17. Operator SA BMN/SIMAK 3 20 3
18. Pengelola SAIBA Tingkat Mula 3 20 3
19. Penyusunan Laporan Kinerja (LAKIP) 3 20 3
20. Unit Layanan Pengadaan 3 20 3
21. Protokoler 3 20 3
22. Pengelolaan Gizi dan Makanan di 3 20 3
Lapas/Rutan
23. Instruktur Pemasyarakatan 3 20 3

9
BAB III
PESERTA, TENAGA PENGAJAR DAN PENGELOLA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
A. Peserta
Peserta pendidikan dan pelatihan berasal dari pejabat struktural, pejabat fungsional
tertentu dan pejabat fungsional umum yang bertugas pada Kantor Wilayah maupun
pada Unit pelaksana teknis di lingkungan Kantor wilayah sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
1. Seleksi Peserta
Seleksi peserta pendidikan dan pelatihan wajib dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan analisa kebutuhan yang merupakan pemetaan kompetensi pegawai
dengan membandingkan standar kompetensi jabatan dan kompetensi pegawai pada
pelaksanaan tugas dalam jabatan, pola karier pegawai dan peningkatan tugas di
masa yang akan datang. Untuk melaksanakan Seleksi dibentuk Tim Seleksi Diklat
yang bertujuan untuk melakukan seleksi terhadap calon peserta diklat melalui
instrumen seleksi administratif yg bertujuan untuk memetakan kompetensi calon
peserta yang tepat untuk mengikuti diklat atau pelatihan tertentu.
Adapun Tim Seleksi Diklat/Pelatihan dilakukan oleh Pejabat pengelola
Kepegawaian dengan susunan sebagai berikut :
Penanggung jawab : Kepala Kantor Wilayah
Ketua : Kepala Divisi Administrasi
Sekretaris : Kabag. Umum
Anggota : Berjumlah 4 orang terdiri dari Pejabat Eselon III
(Divisi Imigrasi, Divisi Pelayanan Hukum, Divisi
Pemasyarakatan) dan Kasubag Kepegawaian dan Tata
Usaha.
2. Penetapan Peserta
Peserta ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah dengan
tembusan disampaikan kepada Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Hukum dan HAM.

10
3. Persyaratan Peserta
Persyaratan umum peserta yang ditentukan untuk dapat mengikuti Diklat/Pelatihan
adalah adalah sebagai berikut :
a. Berbadan sehat baik jasmani dan rohani;
b. Mempunyai prestasi yang baik dalam pelaksanaan tugas;
c. Mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas dan organisasi;
d. Batas usia disesuaikan dengan kebutuhan organisasi ;
e. Lulus seleksi yang dilakukan Tim seleksi;
f. Mendapat persetujuan/ditugaskan oleh pimpinan unit kerja ;
g. Jenis dan Jenjang diklat yang diikuti oleh peserta sesuai dengan bidang
tugasnya ;
h. Bersedia dan mampu mengimplementasikan hasil diklat;
i. Diutamakan yang telah mengikuti Diklat e-learning.
Persyaratan peserta dapat ditambahkan sesuai spesifikasi yang diperlukan yang
dituangkan dalam pokok-pokok penyelenggaraan Diklat/Pelatihan Sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan pertimbangan yang obyektif.
Persyaratan peserta Diklat/Pelatihan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM tentang Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan di Kementerian Hukum dan HAM serta Surat Kepala
BPSDM Hukum dan HAM tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Diklat/Pelatihan pada Kantor Wilayah.

B. Tenaga Pengajar
Tenaga Pengajar adalah Widyaiswara/fasilitator yang memiliki kompetensi, telah
tersertifikasi dan mengutamakan pemberdayaan Widyaiswara dari instansi
penyelenggara Diklat. Apabila pada instansi Penyelenggara Diklat tidak tersedia
Widyaiswara yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan, maka penyelenggara diklat
dapat memberdayakan Widyaiswara dari instansi terkait atau pejabat
struktural/pegawai yang memiliki kompetensi mengajar sesuai materi yang ditentukan.
Widyaiswara/Fasilitator ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dengan mempertimbangkan kompetensi yang
up to date dari tenaga pengajar/fasilitator serta legalitas yg dimiliki tenaga pengajar.
Misal. Sertifikasi Training of Trainer (ToT) pengajar materi tertentu, Posisi jabatan

11
dan latar belakang pelaksanaan tugas dari widyaiswara/fasilitator.
Tenaga pengajar/fasilitator sebelum melaksanakan tugas wajib menyusun satuan acara
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta Diklat/Pelatihan melalui
penyelenggara dan menyiapkan bahan ajar beserta metode pembelajaran yang efektif.

C. Pengelola Diklat
Pengelola Diklat adalah tenaga kediklatan yang telah mengikuti Training Officer
Courses(TOC) dan/atau Management of Training (MoT). Pengelola pendidikan dan
pelatihan adalah pegawai yang bertugas atau ditugaskan untuk mengelola kegiatan
diklat yang meliputi sarana dan prasarana, akomodasi, keuangan, administrasi peserta
diklat, penyelenggaraan dan penjadualan, evaluasi dan pelaporan.
Manajemen pengelola atau Tim penyelenggara diklat/pelatihan pada kantor wilayah
ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah dengan mempertimbangkan kelancaran
pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan susunan tim sebagai berikut :
Pengarah : Kepala Kantor wilayah
Penanggung jawab : Kepala Divisi Adminitrasi
Ketua : Kabag Umum
Sekretaris : Kasubag Kepegawaian
Anggota : Pegawai Kantor Wilayah 4 (Empat) orang

12
BAB IV
PERENCANAAN ANGGARAN, KURIKULUM, METODE DAN ALOKASI
WAKTU PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. Perencanaan Anggaran
Untuk menjamin kualitas penyelenggaraan diklat pada Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM perlu direncanakan penganggaran biaya yg dibutuhkan untuk
pelaksanaan Diklat secara keseluruhan dengan mengacu kepada Standar Biaya
Masukan (SBM) yang dikeluarkan Kementerian Keuangan setiap tahun berjalan, Term of
Reference (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Perencanaan anggaran kegiatan
diklat/pelatihan disusun oleh BPSDM Hukum dan HAM sebagai standar biaya acuan
dalam penganggaran kegiatan diklat/pelatihan di lingkungan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia.
Diklat/Pelatihan yang diselenggarakan pada Kantor Wilayah direncanakan oleh Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM dengan mengacu pada
Renstra, Indikator Kinerja, dan Prioritas Capaian kebutuhan pengembangan sumber
daya manusia di Kementerian Hukum dan HAM RI.
Perencanaan kebutuhan Diklat/Pelatihan pada Kantor Wilayah didasarkan pada analisa
kebutuhan organisasi dalam mengisi gap kompetensi pelaksanaan tugas dan tantangan
organisasi dalam mencapai target kinerja yang ditetapkan. Kantor wilayah dapat
mengusulkan rencana diklat/pelatihan yang dibutuhkan Kantor wilayah dan Unit
Pelaksana Teknis disertai dengan analisa permasalahan yang dihadapi. Perencanaan
Diklat/Pelatihan berbasis kompetensi memerlukan analisa kebutuhan melalui metode
assesmen, metode Computer Assessted Test (CAT), Psikologi Test, dan lain-lain yang
mengurai permasalahan tentang pemetaan kompetensi, uji kompetensi dan pengukuran
standar kompetensi, perumusan peta permasalahan pelaksanaan tugas yang dihadapi
pegawai. Oleh karena itu penetapan jenis dan jenjang diklat/pelatihan yang akan
diberikan kepada pegawai harus dipastikan untuk mengisi kebutuhan pelaksanaan tugas
organisasi dan pengembangan potensi diri dan karier pegawai.

B. Kurikulum
Kurikulum Diklat disusun dengan mengacu kepada pembekalan dan pengembangan
kompetensi inti jabatan masing-masing. Kurikulum Diklat/Pelatihan memuat antara
lain tujuan/kompetensi lulusan, materi ajar dan silabus, strategi dan media

13
pembelajaran, alokasi waktu dan evaluasi. Kurikulum Diklat/Pelatihan secara rutin
setiap tahun akan ditinjau kembali untuk pemutakhiran (up date). Muatan kurikulum
diklat dibagi dalam komponen muatan materi pembelajaran yang meliputi: Materi
Dasar, Materi inti (substansi) dan Materi penunjang. Sedangkan muatan materi
Pelatihan meliputi materi inti dan Standar operasional prosedur pelaksanaan tugas
teknis tertentu serta simulasi/praktek.
Kurikulum kegiatan Diklat pada kantor wilayah setiap tahun mengacu kepada
kurikulum yang ditetapkan oleh BPSDM Hukum dan HAM. Adapun Kurikulum
Diklat/Pelatihan untuk tahun anggaran 2017 adalah sebagai berikut:

14
Kurikulum Pendidikan Dan Pelatihan

Nama Diklat : PRAJABATAN GOLONGAN II


Latar Belakang : Indonesia memiliki semua pra kondisi untuk mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yang ditandai
dengan kekayaan alam yang berlimpah, potensi sumber daya manusia,
peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Namun pra
kondisi yang sudah terpenuhi itu belum mampu dikelola secara efektif
dan efisien oleh para aktor pembangunan global. PNS memiliki peranan
yang menentukan dalam mengelola pra kondisi tersebut. Sejumlah
keputusan strategis dilaksanakan oleh PNS. Untuk memainkan peranan
tersebut, diperlukan PNS yang profesional yaitu PNS yang mampu
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk
membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut di atas perlu
dilaksanakan pembinaan jalur pendidikan dan pelatihan.
Tujuan : Membentuk PNS yang profesional yaitu PNS yang karakternya
dibentuk oleh nilai nilai dasar PNS, sehingga mampu melaksanakan
tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayanan publik.
Indikator : PNS sebagai pelayan masyarakat yang profesional yang diindikasikan
Keberhasilan dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu :
1. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan
jabatannya
2. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam
pelaksanaan tugas jabatannya
3. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam
pelaksanaan tugas jabatannya
4. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya
5. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya
Hasil : Terwujudnya PNS yang profesional sebagai pelayanan publik
Lama : 28 Hari (13 hari pembelajaran klasikal dan 15 hari pembelajaran non
Pelaksanaan/ klasikal)
Jumlah Peserta Sesuai jumlah CPNS

15
Persyaratan : 1. Telah ditetapkan sebagai CPNS oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Peserta 2. Surat keterangan sehat dari Dokter Pemerintah
3. Surat penugasan dari Pejabat Pembina Kepegawaian
4. Surat pernyataan untuk mematuhi ketentuan yang berlaku dalam
penyelenggaraan Diklat Prajabatan
Persyaratan : 1. Penceramah memiliki kompetensi untuk memberikan wawasan
Pengajar pengetahuan dan/atau sharing experience
2. Widyaiswara dan atau pegawai lainnya harus memiliki sertifikat
kompetensi untuk mengajar
3. Penguji yang memiliki kompetensi untuk menyiapkan, mengawasi
dan memberikan penilaian pada evaluasi pemahaman
4. Pembimbing adalah Tenaga Pengajar/Widyaiswarayang memiliki
kompetensi untuk memfasilitasi pembelajaran aktualiasasi nilai-nilai
dasar PNS di tempat kerja/magang. Pembimbing terdiri dari coach
(widyaiswara/pegawai lainnya pada lembaga penyelenggara diklat
pemerintah) dan mentor (atasan langsung peserta atau pegawai lain
ditunjuk)
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : 1. Apabila jumlah peserta kurang dari 25 orang, pelaksanaan bisa
Pelaksanaan bekerjasama dengan Badan Diklat Propinsi atau Kabupaten/Kota
2. Peserta lebih dari 25 orang dapat dilaksanakan secara swakelola
oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan LAN setempat
atau Badan Diklat Propinsi atau Kabupaten/Kota
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Kurikulum sesuai Peraturan Kepala LAN Nomor 16 Tahun 2015.
- Pembukaan 2 JP
- Kebijakan Pengembangan SDM Kemenkumham 2 JP
- Overview Kebijakan Penyelenggaraan Diklat 6 JP
- Dinamika kelompok 6 JP
- Ceramah Muatan Teknis Substansi Lembaga 2 JP
(MTSL)
- Penjelasan aktualisasi 6 JP

16
- Aktualiasasi PNS 9 JP
- Nasionalisme 9 JP
- Etika Publik 9 JP
- Komitmen Mutu 9 JP
- Anti Korupsi 18 JP
- Evaluasi Pemahaman 3 JP
- Rancangan dan Pembimbingan Aktualisasi 10 JP*
- Evaluasi Rancangan Aktualisasi 10 JP**
- Aktualisasi***
- Evaluasi Aktualisasi 10 JP**
- Penutupan 3 JP
Total 114 JP

Keterangan :

* Pelaksanaan pembelajaran rancangan dan pembimbingan aktualisasi dengan total


30 JP dilaksanakan dalam 1 hari pembelajaran dengan perincian 30 peserta dibagi
kedalam 3 kelompok dan setiap kelompok dibimbing oleh 1 coach dikalikan 10 JP
** Pelaksanaan pembelajaran evaluasi rancangan aktualisasi evaluasi aktualisasi
dengan total 180 JP dilaksanakan dalam 1 hari pembelajaran dengan perincian,
setiap Tim Pengajar Aktualisasi (coach, mentor, dan penguji) dikali 3 kelompok,
dikali 2 kali kegiatan pembelajaran tersebut diatas dan dikalikan 10 JP.
*** Pelaksanaan pembelajaran non klasikal (aktualisasi) di tempat kerja atau di tempat
magang selama 15 hari kerja setara dengan 160 JP.

17
Nama Diklat : PERENCANAAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA
Latar Belakang : Pengelolan APBN dan APBD harus dilakukan sesuai dengan prinsip-
prinsip pengelolaan keuangan Negara sebagaimana tercantum dalam
UU No.17 Tahun 2003 dan UU No. 1 Tahun 2004 antara lain prinsip
akuntabilitas, profesionalitas, transparan, dan bertanggungjawab.
Konsep utama dalam penyusunan APBN dan APBD dengan berlakunya
paket UU Keuangan Negara tersebut adalah diterapkannya Unified
budget, Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, dan Anggaran
Berbasis Kinerja. Pelaksanaan ketentuan dalam UU Keuangan
dirasakan masih banyak kelemahan. Hal ini tercermin dari rendahnya
pencapaian output dan outcome serta penyerapan anggaran yang
menumpuk diakhir tahun. Salah satu penyebab dari lemahnya
pelaksanaan anggaran tersebut adalah buruknya kualitas perencanaan
dan penganggaran yang dibuat oleh satuan kerja pada Kementerian dan
Lembaga.Dengan adanya Perencanaan Anggaran diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakan
perencanaan penganggaran di organisasi.
Tujuan : Menciptakan SDM yang berkompeten dalam melaksanakan
perencanaan penganggaran sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta dapat dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Selanjutnya, diharapkan dapat meningkatkan
kualitas penyerapan anggaran.
Indikator : Setelah mengikuti Diklat ini, peserta dapat:
Keberhasilan 1. menjelaskan konsep pendekatan penganggaran
2. merancang Rencana Aktivitas/Penugasan
3. memperhitungkan Rencana Kebutuhan Barang dan Jasa
4. merancang TOR dan RAB
5. menghasilkan perkiraan Penarikan Kebutuhan
6. melaksanakan Pengendalian Aktivitas
7. memahami dan menjelaskan Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Keuangan
8. memahami dan menerangkan aplikasi RKAKL-DIPA
9. mempunyai motivasi yang tinggi

18
Hasil : Setelah mengikuti diklat ini peserta diharapkan berkompeten dan
mampu menghasilkan perencanaan dan penganggaran pada instansi
kementerian negara/lembaga sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dapat dilaksanakan dengan tuntas serta
Menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di lapangan.
Lama : 7 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang bertugas di bidang penyusunan dan perencanaan
Peserta anggaran
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang penyusunan anggaran serta telah mengikuti
diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Badan
Pelaksanaan Diklat Perbendaharan dan Anggaran Kementerian Keuangan, Kanwil
Perbendaharaan dan KPPN setempat
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara :
- Dinamika Kelompok 5 JP
- Teknik Perencanaan APBN 5 JP
- Metode Perencanaan Jadwal 5 JP
- Akuntansi Biaya dan Bagan Akun Standar (BAS) 5 JP
- Perencanaan TOR dan RAB 6 JP
- Aplikasi Renja/RKAKL/DIPA 10 JP
- Teknis Perencanaan dan Penganggaran Berbasis 6 JP
Kinerja
- Pengendalian Pelaksanaan Aktifitas 3 JP
- Pelaporan dan Evaluasi Kinerja 5 JP
Total 50 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM Kemenkumham 3 JP

19
(BPSDM Hukum dan HAM)
- Kebijakan Perencanaan Anggaran Kemenkumham 3 JP
(Biro Perencanaan Setjen)
Total 6 JP

20
Nama Diklat : PELAYANAN PUBLIK
Latar Belakang : Standar pelayanan merupakan tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan publik dan acuan penilaian
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada
masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah,
terjangkau, dan terukur. Untuk dapat menyelaraskan kemampuan
penyelenggara pelayanan publik dengan kebutuhan masyarakat dan
kondisi lingkungan yang ada, maka dalam merancang suatu standar
pelayanan haruslah mengikutsertakan masyarakat dan pihak-pihak yang
terkait.
Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini diharapkan peserta mampu untuk
memberikan pelayanan yang cepat, mudah, dan transparan.
Indikator : Setelah mengikuti diklat ini, peserta dapat :
Keberhasilan 1. Memperpendek proses pelayanan
2. Mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah,
transparan, pasti dan terjangkau
3. Memberikan perlindungan dan kepastian publik kepada masyarakat
4. Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat
5. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk
memperoleh pelayanan
Hasil : Peserta dapat menyelenggarakan pelayanan publik sesuai dengan
standar pelayanan.
Lama : 7 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang bertugas di bidang pelayanan pada Kanwil dan
Peserta UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di pelayanan publik serta telah mengikuti diklat tersebut.
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil dengan berkoordinasi dengan Badiklat Propinsi
Pelaksanaan atau LAN setempat

21
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Dinamika Kelompok 5 JP
- Konsep Kebijakan Pelayanan Publik 3 JP
1. Konsep dan kebijakan pelayanan publik
2. Keterbukaan informasi publik
- Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan 8 JP
Manajemen Mutu Pelayanan
1. Konsep dan perkembangan pola
penyelenggaraan pelayanan publik
2. Kemitraan pelayanan publik
3. Pelayanan khusus dan akses informasi
pelayanan
4. Best practice pelayanan publik
5. Konsep manajemen mutu pelayanan publik
6. Komunikasi pelayanan
- Standar Pelayanan Publik 5 JP
1. Konsep dan komponen standar pelayanan
2. Prinsip penyusunan standar pelayanan
3. Langkah-langkah penyusunan standar
pelayanan
4. Monitoring instrumen dan evaluasi kinerja
standar pelayanan
- Pengukuran Indek Kepuasan Masyarakat 5 JP
1. Konsep indeks kepuasan publik
2. Langkah-langkah mengukur kepuasan
masyarakat
3. Unsur indeks kepuasan masyarakat
4. Mekanisme pelaporan hasil indeks kepuasan
masyarakat
- Pengelolaan Pengaduan Masyarakat 5 JP
1. Pengertian dan motif pengaduan masyarakat
2. Ketidakpuasan dalam pelayanan publik

22
3. Ombudsman dan peranan dalam pelayanan
publik
4. Tujuan pengelolaan pengaduan masyarakat
5. Jenis dan sifat pengaduan
6. Mekanisme pengelolaan pengaduan
- Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 5 JP
1. Manajemen perubahan fungsi pelayanan
2. Area perubahan peningkatan pelayanan
publik
3. Identifikasi perubahan pelayanan publik
4. Tahap-tahap peningkatan kualitas pelayanan
publik
- Beachmarking Pelayanan Publik (2 Locus) 10 JP
- Pelayanan Kementerian Hukum dan HAM secara 5 JP
online
Total 50 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM Kemenkumham 3 JP
(BPSDM Hukum dan HAM)
- Kebijakan Kemenkumham dalam Menciptakan 3 JP
Birokrasi Bebas Pungli (Itjen)
Total 6 JP

23
Nama Diklat : KESAMAPTAAN
Latar Belakang : Aparatur negara merupakan fondasi utama dalam rangka menyukseskan
setiap program dan target kerja Pemerintah. Dengan berlandaskan
kepada Undang-Undang Dasar 1945 yang telah memberikan amanat
kepada negara untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,
maka setiap aparatur negara dituntut untuk dapat memberikan
sumbangsih pemikiran dan tenaganya secara maksimal sesuai dengan
beban dan tanggung jawabnya masing-masing. Dalam upaya
menyelaraskan kemampuan aparatur negara dengan tugas dan tanggung
jawabnya, maka setiap aparatur negara harus memiliki kedisiplinan
yang tinggi.
Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini diharapkan peserta mampu untuk menjadi
pribadi yang disiplin, tanggap, cekatan, mampu menyelenggarakan
kegiatan tata upacara secara keseluruhan sesuai dengan aturan yang
ada, serta mampu untuk melakukan tindakan pengamanan dan
pengawasan dengan baik.
Indikator : Setelah mengikuti diklat ini, peserta mampu:
Keberhasilan 1. Menguasai tata cara penggunaan dan pemeliharaan alat-alat
keamanan sesuai SOP.
2. Mengguasai beladiri praktis dan teknik pertahanan diri (survival);
3. Melakukan penjagaan, patroli, penggeledahan, pemeriksaan,
pengawalan, pengaturan, pengawasan, pengamanan, penanganan
huru hara/ pengendalian massa, penanganan tempat kejadian
perkara;
4. Memberikan pelayanan prima / pengembangan diri;
Hasil : 1. Setelah mengikuti pelatihan ini peserta memiliki jiwa korsa,
dedikasi, kedisiplinan, ketahanan fisik dan mental yang tangguh
dalam melaksanakan tugasnya.
2. Mampu menginternalisasikan tata nilai PASTI (Profesional
Akuntabel Sinergi, Transparan dan Inovatif)
Lama : 14 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang

24
Persyaratan : Pegawai yang belum pernah mengikuti Diklat Kesamaptaan dan berusia
Peserta maksimal 40 tahun
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang kesamaptaan serta telah mengikuti diklat
tersebut.
Tempat : Sekolah Polisi Negara atau Pusdik Brimob setempat
Pola : Bekerjasama dengan SPN atau Pusdik Brimob setempat
Pelaksanaan
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara :
- Pendidikan Jasmani 40 JP
1. Samapta A
2. Samapta B
3. Samapta C
- Beladiri 10 JP
- Latihan Dasar Ketangkasan Menembak 10 JP
1. Bongkar pasang senjata
2. Pemeliharaan dan perawatan senjata
3. Teknik dan Strategi Menembak Sasaran
4. Menembak Sasaran Laras Panjang
5. Menembak Sasaran Laras Pendek
- Latihan Keterampilan Baris Berbaris (LKBB) 10 JP
1. Gerakan di tempat
2. Gerakan pindah tempat
3. Tata cara laproan dan penghormatan
- Tata Upacara 3 JP
1. Pengertian upacara
2. Tata urutan upacara
3. Simulasi upacara
- Penggeledahan dan Pemeriksaan 5 JP
1. Teknik-teknik penggeledahan (orang,
barang dan kendaraan)
2. Pemeriksanaan berkas dan dokumen

25
- Strategi Keamanan dan Ketertiban 5 JP
1. Penjagaan
2. Pengawasan
3. Pengawalan
4. Tindakan pertama TKP
- Pengendalian Huru Hara 10 JP
1. Pengertian huru hara
2. Teknik dan prosedur penanganan huru hara
3. Praktek/latihan pengendalian huru hara

- Narkotika dan Psikotropika (sesuai dengan UU) 3 JP


1. Pengertian narkotika
2. Jenis dan bentuk narkotika
3. Dampak penggunaan narkotika
- Pengenalan Search dan Rescue (SAR) 5 JP
1. Pengertian dan jenis SAR
2. Teknis evakuasi
3. Pengelolaan crisis center
- Building Learning Comittment (BLC) 8 JP
1. Pengertian dan manfaat BLC
2. Gaya belajar
3. Komitmen belajar
- Pengenalan konsep dasar HAM 5 JP
- Isu Aktual di lingkungan Kantor Wilayah terkait 2 JP
Etika dan Moral PNS
- Internalisasi nilai-nilai profesionalisme, 4 JP
akuntabilitas, sinergitas, transparansi, inovasi
Total 120 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM Kemenkumham 3 JP
(BPSDM Hukum dan HAM)
- Kebijakan Ditjen Pemasyarakatan/Ditjen Imigrasi 3 JP
dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

26
(Ditjen Pemasyarakatan atau Ditjen Imigrasi)
Total 6 JP

27
Nama Diklat : DASAR-DASAR PEMASYARAKATAN
Latar Belakang : Sebagian besar pegawai pada Kementerian Hukum dan HAM adalah
mereka yang bekerja pada unit pelaksana teknis di bidang
pemasyarakatan tersebut. Para pegawai pada unit pelaksana teknis
pemasyarakatan, yang terdiri atas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas),
Rumah Tahanan Negara (Rutan), Balai Pemasyarakatan (Bapas),
Rumah Penyimpanan Barang Sitaan Negara (Rupbasan) dan Cabang
Rumah Tahanan Negara (Cabrutan), sebagian besar merupakan
pegawai yang diterima melalui jalur penerimaan umum. Oleh sebab itu
para pegawai pemasyarakatan tersebut membutuhkan kompetensi dan
pengetahuan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan
yang sesuai prosedur dan aturan yang berlaku.
Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini diharapkan peserta mampu untuk
1. melaksanakan pelayanan prima sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab unit kerjanya,
2. menumbuhkembangkan inovasi, kreasi, dan motivasi pegawai dalam
rangka mengoptimalkan kinerja pada unit kerjanya,
3. mampu menerapkan akuntabilitas kinerja pada unit kerjanya,
4. melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam unit
kerjanya sehingga tercipta rasa tanggung jawab bersama dalam
pelaksanaan tugasnya,
5. memanfaatkan / mengatur segala sumber daya yang dimiliki oleh
unit kerjanya untuk kelancaran pelaksanaan kinerja dan pencapaian
tujuan organisasi secara keseluruhan.
Indikator : Para pegawai pemasyarakatan dapat menjalankan pekerjaan dengan
Keberhasilan sebaik-baiknya dalam rangka memenuhi hak dari warga binaan
pemasyarakatan, karena hal tersebut juga merupakan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang aparatur negara. Hal ini menjadi sangat
penting karena unit pelayanan teknis pemasyarakatan seperti Lapas,
Rutan, Bapas merupakan tempat dilakukannya pembinaan terhadap
Warga Binaan Pemasyarakatan ketika yang bersangkutan sedang
menjalani hukuman pidananya, sehingga mereka juga harus mendapat
perhatian secara layak.

28
Hasil : Peserta diklat diharapkan mampu melaksanakan tugas dan fungsi dari
unit pelaksana teknis pemasyarakatan, serta memiliki kemampuan dasar
seorang pegawai pemasyarakatan, diantaranya:
1. Melaksanakan pelayanan prima sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab unit kerjanya
2. Menumbuh kembangkan inovasi, kreasi, dan motivasi pegawai
dalam rangka mengoptimalkan kinerja pada unit kerjanya
3. Mampu menerapkan akuntabilitas kinerja pada unit kerjanya
4. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam unit
kerjanya sehingga tercipta rasa tanggung jawab bersama dalam
pelaksanaan tugasnya
5. Memanfaatkan / mengatur segala sumber daya yang dimiliki oleh
unit kerjanya untuk kelancaran pelaksanaan kinerja dan pencapaian
tujuan organisasi secara keseluruhan.
Lama : 14 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pegawai pada Divisi Pemasyarakatan dan UPT Pemasyarakatan, non
Peserta lulusan AKIP dan berusia maksimal 50 Tahun
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang pemasyarakatan serta telah mengikuti diklat
tersebut.
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Ditjen
Pelaksanaan Pemasyarakatan
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara :
- Dinamika Kelompok 5 JP
- Metode Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan 4 JP
dalam Sistem Pemasyarakatan
- Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan dalam Sistem 4 JP
Peradilan Pidana Indonesia

29
- Kompilasi Perundang- Undangan dalam Pembinaan 9 JP
WBP Berdasarkan Sistem Pemasyarakatan
- Strategi Pembinaan WBP berdasarkan UU No 12 6 JP
Thn 1995 tentang Pemasyarakatan
- Metode dan Strategi Pengamanan Pidana Di Lapas 6 JP
dan Rutan
- Metode Perawatan WBP di Lapas dan Rutan 6 JP
- Metode Pembinaan Keterampilan Kerja Dan 4 JP
Strategi Peningkatan Kualitas Produksi Bagi
Narapidana di Lapas
- Metode Perawatan Kesehatan bagi WBP Kasus 4 JP
Narkotika di Lapas / Rutan
- Metode Pembimbingan Klien PAS Berdasarkan UU 6 JP
No 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
- Pengentasan WBP sebagai Kelompok Rentan 4 JP
Dalam Konteks Pembinaan di Lapas dan Rutan
- Peranan Rupbasan dalam Sistem Tata Peradilan 4 JP
Pidana Terpadu
- Pengetahuan Tentang Tugas dan Fungsi Organisasi 7 JP
dalam Gerak Pelaksanaan SIPAS di Lingkungan
Kemenkumham
- Nilai-Nilai HAM Dalam Praktek Pembinaan WBP 4 JP
Berdasarkan UU No 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan
- Pengetahuan dan Pelaksanaan Protap Bagi Petugas 6 JP
PAS di Lapas/Rutan/Rupbasan
- Pengelolaan Administrasi Pemasyarakatan 4 JP
Berdasarkan UU No 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan
- Strategi Pengamanan WBP bagi Petugas 6 JP
Pemasyarakatan di Rutan
- Peranan PK BAPAS dalam rangka Pembimbingan 6 JP
WBP Berdasarkan Sistem Pemasyarakatan

30
- Tata Cara Pengelolaan Basan dan Baran dalam 4 JP
Sistem Tata Peradilan Pidana Terpadu
- Strategi Pencegahan Pemberantasan, 3 JP
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Di
Lapas / Rutan
- Kepribadian PNS (Petugas pemasyarakatan) 3 JP
Total 105 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM Kemenkumham 3 JP
(BPSDM Hukum dan HAM)
- Isu Aktual Pemasyarakatan (Ditjen PAS) 3 JP
Total 6 JP

31
Nama Diklat : PERAWATAN KESEHATAN BAGI WARGA BINAAN
PEMASYARAKATAN
Latar Belakang : Setiap orang berhak atas hidup yang sehat tanpa kecuali, termasuk
bagi orang yang telah melakukan tindak pidana pelanggaran hukum.
Hak orang tersebut tetap harus dipenuhi, baik selama dalam proses
peradilan maupun ketika yang bersangkutan sedang menjalani
hukuman pidananya di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun
Rumah Tahanan Negara (Rutan). Pada saat seseorang menjalani masa
hukumannya tersebut, ia tetap memiliki hak asasi untuk
diperlakukan secara layak, baik dalam hal perawatan kesehatannya,
makanan yang diberikan kepadanya, kebersihan lingkungan
dan sanitasi, serta ketersediaan air yang bersih dan layak untuk
digunakan. Keseluruhannya merupakan tanggung jawab Lembaga
Pemasyarakatan maupun Rumah Tahanan Negara yang merupakan
tempat bagi orang-orang yang menjalani hukumannya. Oleh sebab
itu, baik Lapas maupun Rutan harus memiliki standar pelayanan
minimal tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi narapidana,
karena tidak terpenuhinya kebutuhan atas pelayanan perawatan dan
kesehatan terhadap narapidana merupakan bentuk pelanggaran terhadap
hak asasi manusia.
Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini diharapkan peserta mampu untuk
melakukan pelayanan terhadap kesehatan narapidana di Lapas maupun
Rutan
Indikator : 1. Mampu untuk melaksanakan kegiatan pengadaan, penyimpanan dan
Keberhasilan penyiapan makanan bagi narapidana
2. Mampu menjaga kebersihan makanan
3. Mampu melakukan pemeliharaan peralatan
Hasil : Setelah mengikuti diklat ini diharapkan peserta mampu untuk
menjalankan tugas-tugas pelayanan kesehatan narapidana di Lapas dan
Rutan dengan baik
Lama : 7 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang

32
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani bidang pelayanan narapidana/tahanan
Peserta di Lapas dan Rutan
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang pelayanan narapidana/tahanan serta telah
mengikuti diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Ditjen
Pelaksanaan Pemasyarakatan
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara :
- Dinamika Kelompok 5 JP
- Peraturan pelayanan kesehatan (jiwa, mental dan 3 JP
jasmani)
- Peraturan pelayanan makanan 3 JP
- Peraturan sarana dan prasarana kesehatan Lapas dan 3 JP
Rutan
- Peraturan tentang sanitasi, air, higienis dan 3 JP
lingkungan Lapas dan Rutan
- Peraturan pengawasan perawatan dan kesehatan 3 JP
Lapas dan Rutan
- Standar minimum rule perawatan kesehatan bagi 6 JP
WBP dan simulasi
- Standar pelayanan kesehatan (jiwa, mental dan 6 JP
jasmani) dan simulasi
- Standar pelayanan makanan dan simulasi 6 JP
- Standar sarana dan prasarana kesehatan Lapas dan 3 JP
Rutan
- Standar sanitasi, air, higienis di lingkungan Lapas 3 JP
dan Rutan
- Sistem pengawasan perawatan dan kesehatan Lapas 3 JP
dan Rutan
- Indeks kepuasan penghuni dan masyarakat 3 JP

33
Total 50 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM Kemenkumham 3 JP
(BPSDM Hukum dan HAM)
- Kebijakan Ditjen Pemasyarakatan dalam rangka 3 JP
Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perawatan
Kesehatan bagi WBP (Ditjen PAS)
Total 6 JP

34
Nama Diklat : SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP)
Latar Belakang : SPIP menurut PP No 6 Tahun 2008 adalah proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. SPIP ini dalam
penerapannya harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta
mempertimbangkan ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan
fungsi instansi pemerintah tersebut. SPIP merupakan pedoman bagi
pemerintah dalam melakukan pengendalian atas penyelenggaraan
kegiatan pemerintah. Pengendalian ini dilakukan untuk mencapai
pengelolaan pemerintah daerah yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel dalam rangka pertanggungjawaban publik dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Tujuan : Diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan
keterampilan :
1. Menerapkan sistem pengendalian intern berbasis kinerja
2. Mendorong terciptanya perilaku aparatur yang taat berbagai
peraturan perundang-undangan
Indikator : Setelah mengikuti diklat ini peserta dapat memahami dan menerapkan
Keberhasilan unsur-unsur SPIP sebagai berikut :
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian resiko
3. Kegiatan pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan pengendalian internal yang dilaksanakan menyatu dan
menjadi bagian integral dari kegiatan instansi pemerintah
Hasil : Tersusunnya laporan SPIP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Lama : 7 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani penyusunan laporan SPIP

35
Peserta
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang penyusunan laporan SPIP serta telah mengikuti
diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan BPKP
Pelaksanaan Perwakilan setempat dan Itjen
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Dinamika Kelompok 5 JP
- Overview Penyelenggaraan SPIP 5 JP
- Penyusunan Rencana Kinerja 3 JP
- Analisis Tujuan 2 JP
- Control Environment Evaluation (CEE) dan 5 JP
simulasi
- Identifikasi Resiko dan simulasi 5 JP
- Analisis Resiko dan simulasi 5 JP
- Evaluasi Existing Control Activities (ECA) dan 5 JP
simulasi
- Perumusan Perbaikan Control Activities 3 JP
- Informasi dan Komunikasi 3 JP
- Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) 3 JP
- Penyempurnaan Kebijakan SOP 3 JP
- Monitoring Penyelenggaraan SPIP 3 JP
Total 50 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM Kemenkumham 3 JP
(BPSDM Hukum dan HAM)
- Implementasi dan Evaluasi SPIP di Kemenkumham 3 JP
(Itjen)
Total 6 JP

36
Nama Diklat : PETUGAS PENGAMANAN PINTU UTAMA (P2U)
Latar Belakang : bahwa dalam rangka meningkatan Pelayananan Masyarakat Dan
Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Lapas, Rutan dan Cabang
Rutan yang teratur, aman, dan tenteram salah satu upaya yang perlu
dilakukan adalah optimalisasi Kinerja Petugas Pengamanan Pintu
Utama (P2U). Posisi keberadaan pintu utama disamping dibutuhkan
adanya perilaku sikap yang tegas juga memerlukan sikap pelayanan
hubungan manusia yang baik, ramah dan simpatik dalam melakukan
penerimaan dan pelayanan publik kepada masyarakat yang datang
berkunjung.
Disamping itu pada aspek pengamanan, keberadaan posisinya adalah
sebagai benteng pertahanan awal apabila pergerakan serangan
dilakukan dari luar , dan sebagai benteng pertahanan terakhir apabila
serangan pemberontakan terjadi dari dalam yang seringkali dilakukan
oleh penghuni, karena motif-motif ketidaknyamanan, ketidakadilan
perlakuan dan ketidakteraturan penyelenggaraan tugas pemasyarakatan
di dalam lapas.
Oleh sebab itu diperlukan sumber daya manusia yang mampu
melakukan pencegahan, penindakan dan pemulihan terhadap gangguan
keamanan dan ketertiban secara cepat, responsif, dan terkoordinasi,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prosedur yang
berlaku.
Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini peserta mampu memahami dan
menerapkan teknik pemeriksaan penggeledahan serta mengatur keluar
masuknya orang dan barang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan prosedur yang berlaku.
Indikator : Setelah mengikuti diklat ini, peserta:
Keberhasilan 1. Memahami peraturan tentang pengamanan pada lapas atau rutan,
prosedur tetap bidang pengamanan, teknik dan strategi pengamanan,
teknik dan strategi pemeriksaan dan penggeledahan,teknik
penggunaan dan perawatan senjata api, teknik dan strategi
penanganan huru hara, pengenalan dasar-dasar intelijen, pengenalan
dasar alat-alat penunjang, pengenalan dasar napza

37
2. Mencegah dan mengamankan pintu utama dari masuk ataupun
keluarnya orang dan barang secara tidak sah
3. Memeriksa dan menggeledah setiap orang tanpa terkecuali termasuk
pejabat, petugas, pengunjung dan pihak lainnya
4. Memeriksa dan menggeledah setiap barang dan kendaraan yang
masuk atau keluar Lapas/Rutan
5. Menerima dan mengeluarkan penghuni berdasarkan surat-surat yang
sah, memeriksa secara cermat identitas dan mencatat dalam buku
laporan tugas pintu utama
6. Meneliti dan memeriksa secara cermat identitas tamu, menanyakan
keperluannya, serta mencatat dalam buku tamu.
Hasil : Setelah mengikuti diklat ini peserta mampu melaksanakan pemeriksaan,
penggeledahan dan mengatur keluar masuknya orang dan barang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan prosedur yang berlaku
Lama : 7 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pegawai yang bertugas sebagai Petugas Pengamanan Pintu Utama
Peserta (P2U) pada UPT Pemasyarakatan dan berusia maksimal 50 Tahun
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang pengamanan serta telah mengikuti diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Ditjen
Pelaksanaan PAS dan UPT PAS setempat untuk kegiatan praktek terbimbing
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara :
- Dinamika Kelompok 4 JP
- Pengamanan Pada Lapas dan Rutan 3 JP
- Sosialisasi Peraturan Menteri Hukum dan HAM
Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pengamanan
Pada Lapas dan Rutan
- Konsep dan Implementasi HAM bagi Petugas 3 JP

38
Pemasyarakatan
- Prosedur Tetap P2U: 8 JP
1. Serah terima
2. Buka tutup Pintu
3. Pemeriksaan Kendaraan
4. Pemeriksaan Berkas
5. Pemeriksaan Barang
6. Pemeriksaan Orang (petugas, Tamu dan
WBP)
- Praktek Lapangan Terbimbing 8 JP
- Teknik komunikasi 3 JP
1. Teknik komunikasi pada saat berhadapan
dengan pengunjung
2. Praktek lapangan Terbimbing
- - Teknik Pemeliharaan, Perawatan, Penyimpanan 5 JP
dan Penggunaan Senjata Api
- Praktek Kerja Terbimbing
- Teknik dan Strategi Penanganan Huru Hara 3 JP
1. Teknik dan Strategi Penanganan Huru Hara
2. Praktek Lapangan Terbimbing
- Teknik Penggunaan Peralatan dan Perlengkapan 5 JP
P2U
- Pengenalan Dasar-dasar Intelijen 5 JP
(Penyelidikan, Pengamanan, dan Penggalangan, dan
Pelaporan)
- Pengenalan Dasar Napza 3 JP
a. Pengertian dasar napza
b. Jenis-jenis napza
c. Praktek Lapangan Terbimbing
Total 50 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM Kemenkumham 3 JP
(BPSDM Hukum dan HAM)

39
- Pengembangan Kepribadian dan Moral Petugas 3 JP
Pengamanan Pintu Utama (P2U) dalam
Pelaksanaan Tugas di Lapas dan Rutan
1. Definisi Kepribadian dan Ruang Lingkup
2. Kualitas Moral Petugas Pemasyarakatan
(Ditjen PAS)
Total 6 JP

40
Nama Diklat : KOMANDAN JAGA TENTANG STRATEGI PENGAMANAN
PADA LAPAS DAN RUTAN
Latar Belakang : bahwa dalam rangka mewujudkan sistem keamanan di Lapas, Rutan
dan Cabang Rutan yang teratur, aman, dan tenteram perlu dilakukan
secara terencana, terarah dan sistematis untuk menjamin
terselenggaranya kegiatan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan
sesuai dengan tujuan Pemasyarakatan.
Untuk menjamin tercapainya tujuan Pemasyarakatan dibutuhkan situasi
dan kondisi yang aman dan tertib sehingga diperlukan langkah-langkah
strategi pengamanan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan
keamanan dan ketertiban.
Oleh sebab itu diperlukan sumber daya manusia yang mampu
melakukan pencegahan, penindakan dan pemulihan terhadap gangguan
keamanan dan ketertiban secara cepat, responsif, dan terkoordinasi,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prosedur yang
berlaku.
Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini peserta mampu menerapkan dan
menganalisis teknik dan strategi pengamanan secara cepat, responsif,
dan terkoordinasi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
prosedur yang berlaku.
Indikator : Setelah mengikuti diklat ini, peserta:
Keberhasilan 1. Memahami peraturan tentang pengamanan pada lapas atau rutan,
prosedur tetap bidang pengamanan, teknik dan strategi pengamanan,
teknik penggunaan dan perawatan senjata api, teknik dan strategi
penanganan huru hara, dasar-dasar intelijen, pengenalan dasar alat-
alat penunjang, pengenalan dasar narkoba, teknik komunikasi,
leadership dan dasar-dasar penyusunan laporan;
2. Menerapkan strategi pengamanan pada Lapas / Rutan dengan
mengedepankan HAM, upaya persuasif, pencegahan preventif,
komunikasi, koordinasi, dan strategi pengamanan dengan seluruh
stakeholder.
Hasil : Setelah mengikuti diklat ini peserta mampu melaksanakan strategi
pengamanan secara cepat, responsif, dan terkoordinasi, sesuai dengan

41
peraturan perundang-undangan dan prosedur yang berlaku.
Lama : 7 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Komandan Jaga/Wakil Komandan Jaga pada UPT Pemasyarakatan
Peserta
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang penjagaan di Lapas dan Rutan serta telah
mengikuti diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Ditjen
Pelaksanaan PAS dan UPT PAS setempat untuk kegiatan praktek terbimbing
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara :
- Dinamika Kelompok 5 JP
Pengamanan Pada Lapas dan Rutan
- Sosialisasi Peraturan Menteri Hukum dan HAM
Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pengamanan
Pada Lapas dan Rutan
- Konsep dan Implementasi HAM bagi Petugas 3JP
Pemasyarakatan
- Prosedur Tetap (protap), Teknik dan Strategi 3 JP
Pencegahan Gangguan Kamtib di Lapas/Rutan
1. Ruang lingkup Pengamanan di Lapas/Rutan
2. Jenis-jenis Gangguan Keamanan dan
Ketertiban
3. Pemahaman Teknik dan Strategi
Pencegahan
4. Standar Pengamanan di Lapas/Rutan
- Prosedur Tetap (protap), Teknik dan Strategi 3 JP
Penindakan Gangguan Kamtib di Lapas/Rutan
1. Pemahaman Teknik dan Strategi Penindakan

42
2. Standar Pengamanan di Lapas/Rutan
- Prosedur Tetap (protap), Teknik dan Strategi 3 JP
Pemulihan di Lapas/Rutan
1. Pemahaman Teknik dan Strategi Pemulihan
2. Standar Pengamanan di Lapas/Rutan
- Praktek Kerja Terbimbing 5 JP
- - Teknik Pemeliharaan, Perawatan, Penyimpanan 5 JP
dan Penggunaan Senjata Api
- Praktek Kerja Terbimbing
- Teknik dan Strategi Penanganan Huru Hara 5 JP
1. Teknik dan Strategi Penanganan Huru Hara
2. Praktek Kerja Terbimbing
- Teknik Penggunaan Peralatan Pendukung 5 JP
1. Teknik Penggunaan Alat Pemadam Api
2. Tongkat T atau tongkat rotan
3. Alat penanganan huru hara
4. Alat kejut
5. Semprotan merica
6. Praktek Kerja Terbimbing
- Pengenalan Dasar-dasar Intelijen (Penyelidikan, 5 JP
Pengamanan, dan Penggalangan, dan Pelaporan)
- Pengenalan Dasar Napza 5 JP
1. Pengertian Dasar tentang Napza
2. Jenis-Jenis Napza
3. Praktek Kerja Terbimbing
Total 50 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM Kemenkumham 3 JP
(BPSDM Hukum dan HAM)
- Isu Strategis Sistem Pemasyarakatan (Ditjen PAS) 3 JP
Total 6 JP

43
Nama Pelatihan : PENGAWASAN DAN PENINDAKAN ORANG ASING
Latar Belakang : Indonesia merupakan salah satu tempat tempat wisata bagi orang asing,
juga Indonesia mengahadapi pasar bebas Asean (MEA), selain itu juga
program pemerintah tentang Bebas Visa Kunjungan untuk 169 negara
yang ditetapkan dalam Kepres No. 21 Tahun 2016 yang semuanya
berdampak kepada banyaknya Orang Asing yang masuk ke Indonesia.
Hal ini tidak hanya berdampak positif, tetapi juga akan berdampak
negatif berkaitan dengan penyalahgunaan izin tinggal beserta modus-
modusnya.
Seiring hal tersebut tugas dan fungsi keimigrasian dalam pengawasan
terhadap Orang Asing menuntuk untuk lebih ekstra.
Sehingga perlu dilakukan pengembangan sumber daya bagi pegawai
Imigrasi di bagian pengawasan dan penindakan untuk mampu
mendukung terhadap kebijakan pemerintah. Dalam rangka menunjang
tetap terpeliharanya stabilitas dan kepentingan nasional, kedaulatan
negara, keamanan dan ketertiban umum, dan kewaspadaan terhadap
segala dampak negatif yang timbul dari perlintasan orang antar,
keberadaan, dan kegiatan orang asing di wilayah Negara Republik
Indonesia.
Oleh sebab itu diperlukan sumber daya manusia yang mampu
melakukan pengawasan keimigrasian ssecara cepat, teliti, dan
terkoordinasi, tanpa mengabaikan keterbukaan dalam memberikan
pelayanan bagi orang asing.
Tujuan : Setelah mengikuti diklat ini diharapkan peserta mampu menerapkan
pengawasan dan penindakan keimigrasian secara cepat, teliti dan
terkoordinasi.
Indikator : Setelah mengikuti diklat ini, peserta dapat:
Keberhasilan 1. Menjelaskan teori dasar Pengawasan dan Penindakan
2. Menjelaskan konsep dasar Intelijen Keimigrasian
3. Membedakan dokumen keimigrasian dengan benar sesuai hasil
analisa forensik keimigrasian
4. Menerapkan SOP Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian
5. Mengoperasikan Aplikasi Pelaporan Orang Asing dan Tim

44
Pengawasan Orang Asing dengan benar
6. Melaksanakan SOP dan administrasi Penyidikan keimigrasian
7. Menjelaskan pelaksanaan pedetensian dan orang asing serta
migran illegal
8. Memahami mekanisme Pencegahan dan Penangkalan orang asing.
9. Menerapkan Teknik Pengawasan dan Penindakan sesuai dengan
standar
10. Memahami Konsep dan implementasi HAM serta kepatuhan
internal dalam pelaksanaan tugas Keimigrasian
Hasil : Setelah mengikuti diklat ini diharapkan peserta mampu melaksanakan
pengawasan keimigrasian dengan cepat, teliti dan terkoordinasi.
Lama : 7 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani bagian pengawasan dan penindakan
Peserta keimigrasian pada Kanwil (Divisi Keimigrasian) dan UPT Imigrasi,
berusia maksimal 50 tahun dan masa kerja minimal 2 tahun.
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang pengawasan dan penindakan serta telah
mengikuti diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Ditjen
Pelaksanaan Keimigrasian dan UPT setempat
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara :
- Dinamika Kelompok 5 JP
Peraturan dan Teori dasar Pengawasan dan 3 JP
Penindakan Keimigrasian
1. Peraturan-peraturan pengawasan
Keimigrasian
2. Tata Cara Pengawasan
- Intelijen 5 JP

45
1. Dasar dan pengenalan Intelijen
2. Manajemen Pengumpulan Informasi
3. Dasar-dasar analisa intelijen/ presentasi
4. Implementasi Intelijen Keimigrasian
- Forensik Dokumen Keimigrasian 2 JP
- Pengawasan Dan Penindakan Keimigrasian 10 JP
1. Pengawasan Keimigrasian
2. Tindakan Administrasi Keimigrasian
- Aplikasi Pelaporan Orang Asing dan Tim 2 JP
Pengawasan Orang Asing
- Penyidikan 10 JP
1. SOP Penyidikan Keimigrasian
2. Tindak Administrasi Keimigrasian
3. Tindak Pidana Keimigrasian
4. Administrasi Penyidikan Keimigrasian
- Pendetensian, Deportasi, dan Imigran Illegal 10 JP
1. Pendetensian
2. Pelayanan Deteni
3. Penjatuhan sanksi pelanggaran tata tertib
4. Pemindahan Deteni
5. Penanganan Kelahiran, kematian,
pelanggaran, mogok makan, pemeriksaan
kesehatan dan melarikan diri
6. Pemulangan dan deportasi
- Cekal 3 JP
1. Mekanisme Pencegahan
2. Mekanisme Penangkalan
3. Berakhirnya Pencegahan dan Penangkalan
Total 50 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM Kemenkumham 3 JP
(BPSDM Hukum dan HAM)
- Isu Strategis terkait Pengawasan dan Penindakan 3 JP

46
Orang Asing (Ditjen Imigrasi)
Total 6 JP

47
Nama Pelatihan : PENINGKATAN KAPASITAS HAM BAGI PETUGAS
PEMASYARAKATAN DAN IMIGRASI
Latar Belakang : Bahwa dalam pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab Negara yang
dilaksanakan oleh aparatur Negara di bidang Pemasyarakatan dan
Keimigrasian dalam pelayanan masyarakat sangat terkait dengan
prinsip-prinsip hak asasi manusia. Dalam Undang-undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 8, Pasal 71 dan 72
bahwa penghormatan, perlindungan, pemenuhan, penegakan dan
pemajuan HAM merupakan tanggungjawab negara terutama
pemerintah, yaitu langkah-langkah implementasi yang efektif dalam
bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam dan bidang-
bidang lainnya.
Pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab negara ini merupakan
perwujudan negara hadir di tengah-tengah masyarakat yang melalui
pelayanan publik sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik.
Dengan adanya perubahan paradigma dan orientasi pelayanan,
diharapkan pelayanan publik yang diberikan di bidang Pemasyarakatan
dan keimigrasian , dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat dan
sejalan dengan prinsip hak asasi manusia.
Tujuan : Memberikan pemahaman secara teknis tentang hak asasi manusia bagi
peserta dalam pelaksanaan tugas bidang pelayanan substantif baik pada
pemasyarakatan dan imigrasi.
Indikator : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu :
Keberhasilan 1. Memahami konsep hak asasi manusia
2. Memahami instrumen hak asasi manusia dalam bidang pelayanan
publik bidang keimigrasian dan pelayanan bidang pemasyarakatan
3. Mengimplementasikan prinsip-prinsip HAM terhadap Kelompok
Rentan
4. Memahami hak dan kewajiban WBP dan deteni
5. Mengimplementasikan parameter HAM dalam pelaksanaan tugas
Keimigrasian dan Pemasyarakatan
Hasil : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu menerapkan prinsip-

48
prinsip HAM di dalam pelaksanaan tugas di bidang Keimigrasian dan
Pemasyarakatan
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : 1. PNS di lingkungan Divisi Imigrasi dan Pemasyarakatan Kanwil
Peserta 2. PNS pada UPT Pemasyarakatan dan UPT Imigrasi
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang Hak Asasi Manusia serta telah mengikuti diklat
tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Ditjen
Pelaksanaan HAM, Biro Hukum Pemda/Pemkot dan Akademisi
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara :
- Konsep dasar HAM 4 JP
- Instrumen HAM Nasional dan Internasional 3 JP
(Konvenasi Anti Penyiksaan) serta Badan-Badan
HAM
- Perlakuan terhadap Kelompok Rentan 2 JP
- Hak dan Kewajiban WBP dan deteni 2 JP
- Impelementasi HAM Dalam Tugas Pemasyarakatan 4 JP
dan Keimigrasian
- Kebijakan Ditjen HAM dalam Implementasi P5 5 JP
HAM di Indonesia
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

49
Nama Pelatihan : PENGELOLAAN KEUANGAN
Latar Belakang : Seiring dengan perubahan kebijakan/regulasi yang digunakan dalam
mengelola/menyusun laporan dan mutasi serta regenerasi petugas SAI
dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM yang mengakibatkan
kurang maksimal dalam menyusun laporan keuangan.
Tujuan : Menciptakan petugas yang dapat menyusun laporan keuangan sesuai
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Indikator : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat :
Keberhasilan 1. Memahami peraturan terkait
2. Penyusunan laporan keuangan
3. Dapat mengoperasikan aplikasi SAKPA
4. dapat menyusun draft laporan keuangan sesuai dengan SAP
Hasil : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
1. Memahami peraturan terkait
2. Penyusunan laporan keuangan
3. Mengoperasikan aplikasi SAKPA
4. menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani bidang keuangan pada Kanwil dan
Peserta UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang keuangan serta telah mengikuti diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Biro
Pelaksanaan Keuangan Setjen dan KPPN setempat
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Standar Akuntansi Pemerintah 3 JP
- Pengelolaan Keuangan 3 JP
- Pengenalan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis 3 JP

50
Akrual (SAIBA)
- Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan 3 JP
(CaLK)
- Penatausahaan dan Pengelolaan PNBP dan Piutang 3 JP
- Kebijakan Pengelolaan Keuangan pada 5 JP
Kemenkumham
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

51
Nama Pelatihan : PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN
Latar Belakang : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian yang digantikan dengan Undang-undang nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Ada beberapa substansi
yang diatur dalam UU ini, diantaranya ditegaskan bahwa ASN adalah
sebuah profesi. Imbas dari penetapan ASN sebagai sebuah profesi
adalah perlu adanya asas, nilai dasar, kode etik dan perilaku, serta
pengembangan kompetensi. Kompetensi sebagai salah satu syarat dari
Undang-Undang ini perlu terus dijaga dan dikembangkan. Kompetensi
akan menjadi tolok ukur kualitas ASN. Tanpa adanya pengembangan
kompetensi yang memadai, kualitas ASN perlu dipertanyakan dan
ditakutkan akan berefek pada kinerja organisasi. Sehubungan dengan
hal tersebut maka dibutuhkan suatu peningkatan kualitas pegawai untuk
menciptakan pegawai yang handal guna menjalankan roda organisasi
pemerintah yang berkualitas juga.
Tujuan : Meningkatkan kompetensi peserta dalam pengelolaan administrasi
kepegawaian, agar mampu memahami formasi dan pengadaan PNS,
mutasi kepegawaian, sasaran kerja pegawai, pensiun serta
pemberhentian pegawai berdasar kebijakan manajemen PNS sesuai
arahan reformasi birokrasi.
Indikator : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat :
Keberhasilan 1. Memahami mengenai Pengelolaan Kepegawaian yang baik
2. Memahami formasi dan pengadaan PNS
3. Memahami standar kompetensi manajerial, dan
4. Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai
Hasil : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan mampu dalam
melaksanakan pengelolaan kepegawaian yang efisien dan akuntabel
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani bidang kepegawaian pada Kanwil dan
Peserta UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan

52
Pengajar pengalaman di bidang kepegawaian serta telah mengikuti diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Biro
Pelaksanaan Kepegawaian Setjen dan Badan Kepegawaian Daerah setempat

Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017


Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Penyiapan dan Pengelolaan Data Kepegawaian* 5 JP
- Pengelolaan Kepegawaian (formasi, mutasi, 5 JP
pemberhentian PNS, hukuman disiplin, penetapan
angka kredit dan penyusunan SKP)
- Sistem Olah Data Berbasis IT** 5 JP
- Kebijakan Pengelolaan Kepegawaian 5 JP
Kemenkumham
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

Keterangan :

* Pengagendaan, penyuntingan, penyandian, perekaman, pengelompokan,


penyimpanan dan pemeliharaan surat/dokumen kepegawaian serta penyiapan
penyusunan laporan/perangkaan sesuai beban kerja

** Penyajian, pengolahan data dan pertukaran data berbasis IT

53
Nama Pelatihan : PENGELOLAAN WEB
Latar Belakang : Mengoptimalkan penyebaran informasi melalui komunikasi visual,
situs-web merupakan potensi besar dalam penyebaran informasi. Saat
ini situs web atau yang dikenal dengan website sudah merupakan
layanan standar yang diberikan oleh instansi, perusahaan, organisasi
maupun individual perorangan. Kementerian Hukum dan HAM dengan
jumlah satker yang tersebar hingga pelosok Indonesia, keberadaan
website yang informatif dan up to date tentu saja akan sangat
membantu dalam pelaksanaan tugas. Selain itu masyarakat pun akan
lebih mudah mencari informasi seputar kebijakan-kebijakan yang ada.
Tujuan : 1. Memberikan pemahaman seputar pengelolaan website
2. Mampu mengelola web dengan konten yang informatif, up to date
dan menarik
Indikator : Peserta mampu mengelola website dengan menyajikan konten-konten
Keberhasilan yang menampilkan kegiatan-kegiatan unit kerja secara up to date
Hasil : Tersajinya website yang informatif dan up to date
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani pengelolaan web pada Kanwil dan
Peserta UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang pengelolaan web serta telah mengikuti diklat
tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Pusat
Pelaksanaan Data dan Informasi Setjen

Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017


Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Kebijakan PengelolaanWebsite 4 JP
- Web CMS Fundamental dan Panduan Pengelolaan 3 JP
Website

54
- Praktek/Latihan Pengelolaan Website 8 JP
- Implementasi Pengelolaan Website pada Kanwil 5 JP
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

55
Nama Pelatihan : PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA (BMN)
Latar Belakang : Perkembangan Aplikasi SIMAK BMN seiring dengan perubahan
kebijakan/regulasi oleh Kementerian Keuangan RI, baik di bidang
keuangan maupun Barang Milik Negara (BMN) menimbulkan beberapa
kendala/keterlambatan SDM yang ada di satker untuk menerima
perkembangannya, sehingga hal ini akan menghambat satker dalam
mengirim laporan BMN ke Biro Perlengkapan Sekretariat Jenderal.
Dengan adanya kegiatan pengelolaan BMN akan bermanfaat bagi unit
kerja dalam mengelola BMN yang berada di bawah wewenangnya.
Tujuan : Menciptakan SDM yang berkompeten dan mandiri dalam menyusun
laporan BMN.
Indikator : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat :
Keberhasilan 1. Mengoperasikan SIMAK BMN dan Persediaan
2. Membuat laporan BMN akuntabel dan transparan
3. Menyelesaikan kendala/masalah dalam menyusun laporan BMN
4. Menyusun laporan BMN
Hasil : Setelah mengikuti ini peserta diharapkan mampu melaksanakan
pekerjaan di bidang penatausahaan dan pelaporan BMN yang
akuntabel, transparan dan mengirim ke Biro Perlengkapan tepat waktu.
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani pengelolaan BMN pada Kanwil dan
Peserta UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang pengelolaan BMN serta telah mengikuti diklat
tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Biro
Pelaksanaan BMN Setjen dan KPKNL setempat
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:

56
- Standar Akuntansi Pemerintah 3 JP
- Pengelolaan BMN 3 JP
- Pengenalan Aplikasi SIMAK BMN 3 JP
- Pengenalan Aplikasi Persediaan 3 JP
- Penyusunan Catatan atas Laporan BMN 3 JP
- Kebijakan Pengelolaan BMN di Kemenkumham 5 JP
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

57
Nama Pelatihan : PENILAIAN KINERJA PNS
Latar Belakang : Penilaian kinerja PNS adalah penilaian secara periodik atas
pekerjaan/kinerja dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Hasil penilaian kinerja ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karir PNS.
Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan
sistem karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Penilaian
prestasi kerja PNS diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja
produktif yang diisyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang disepakati.
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan pejabat/pegawai dalam menyusun SKP dan
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai yang terukur, objektif dan akuntabel.
Indikator : Peserta mampu menyusun SKP dan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Keberhasilan secara objektif, terukur dan akuntabel
Hasil : Meningkatnya pemahaman dalam menyusun penilaian kinerja PNS
yang menjamin prinsip objektif, terukur, akuntabel dan transparan.
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani kepegawaian pada Kanwil dan UPT
Peserta
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang kepegawaian serta telah mengikuti diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Biro
Pelaksanaan Kepegawaian Setjen
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Penilaian Kinerja PNS berdasarkan UU No 5 Tahun 3 JP
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan Kebijakan
Penilaian Prestasi Kerja PNS Berdasarkan PP No
46 Tahun 2011 dan PERKA BKN No 1 Tahun 2013
- Petunjuk Teknis Penyusunan Sasaran Kerja 3 JP

58
Pegawai (SKP) dan Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai (PPKP)
- Evaluasi Kinerja di Bidang Pengelolaan 3 JP
Kepegawaian di Lingkungan Kanwil
- Simulasi PPKP Online, Jurnal Harian Pegawai 5 JP
Kemenkumham dan Evaluasi Penilaian PNS
(SIMPEG NEW 05)
- Evaluasi Sasaran Kerja PNS 3 JP
Total 17 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

59
Nama Pelatihan : OPERATOR SISTEM AKUNTANSI BMN/SIMAK BMN
Latar Belakang : Perkembangan Aplikasi SIMAK BMN seiring dengan perubahan
kebijakan/regulasi oleh Kementerian Keuangan RI, baik di bidang
keuangan maupun Barang Milik Negara (BMN) menimbulkan beberapa
kendala/keterlambatan SDM yang ada di satker untuk menerima
perkembangannya, sehingga hal ini akan menghambat satker dalam
mengirim laporan BMN ke Biro Perlengkapan Sekretariat Jenderal.
Dengan adanya kegiatan ini akan bermanfaat bagi unit kerja dalam
mengelola BMN yang berada di bawah wewenangnya.
Tujuan : Menciptakan SDM yang mampu dan mandiri dalam menyusun laporan
BMN.
Indikator : Setelah mengikuti bimbingan ini, peserta dapat :
Keberhasilan 1. Mengoperasikan SIMAK BMN dan Persediaan
2. Membuat laporan BMN akuntabel dan transparan
3. Menyelesaikan kendala/masalah dalam menyusun laporan BMN
4. Menyusun laporan BMN
5. Mengirim laporan tepat waktu
Hasil : Setelah mengikuti ini peserta diharapkan berkompeten dan mandiri
dalam melaksanakan pekerjaan di bidang penatausahaan dan pelaporan
BMN yang akuntabel, transparan dan mengirim ke
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani pengelolaan BMN pada Kanwil dan
Peserta UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang pengelolaan BMN serta telah mengikuti diklat
tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Biro
Pelaksanaan BMN Setjen dan KPKNL setempat
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017

60
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Pengenalan BMN 2 JP
- Pengenalan Aplikasi SIMAK BMN dan Aplikasi 3 JP
Persediaan
- Simulasi Aplikasi SIMAK BMN 5 JP
- Simulasi Aplikasi Persediaan 5 JP
- Implementasi BMN di Kemenkumham 5 JP
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

61
Nama Pelatihan : PENGELOLA SISTEM AKUTANSI INSTANSI BERBASIS
AKRUAL (SAIBA)
Latar Belakang : Penerapan akuntansi berbasis akrual adalah kerangka waktu
implementasi Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual
sebagaimana diatur pada PP No 71 Tahun 2010. Pada tahun 2015
pemerintah pusat dan daerah telah menerapkan akuntansi akrual dalam
penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari
penerapan akuntansi berbasis akrual dimaksudkan untuk memberikan
informasi yang lebih komprehensif karena seluruh arus sumber daya
dicatat dan lebih baik bagi para pemangku kepentingan dan para
pengguna laporan keuangan. Akuntansi pemerintah berbasis akrual juga
memungkinkan untuk mengindetifikasi kesempatan dalam
menggunakan sumber daya masa depan dan mewujudkan pengelolaan
yang baik atas sumber daya tersebut. Kementerian Keuangan
mengembangkan aplikasi akuntansi yang selama ini telah digunakan
dalam basis kas menuju akrual (cash toward accrual) yaitu SAI
menjadi SAIBA untuk digunakan setiap kementerian/lembaga.
Tujuan : 1. Meningkatkan kemampuan operator dalam penggunaan aplikasi
SAIBA
2. Meningkatkan pemahaman mengenai penyusunan Catatan Laporan
Keuangan
Indikator : 1. Peserta mampu mengoperasikan aplikasi SAIBA
Keberhasilan 2. Peserta mampu menyusun Catatan Laporan Keuangan dengan baik
Hasil : Tersedianya operator yang handal dalam mengoperasikan aplikasi
SAIBA dan menyusun Catatan Laporan Keuangan.
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pegawai yang bertugas / akan ditugaskan sebagai operator SAIBA pada
Peserta Kanwil dan UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang pengelolaan keuangan serta telah mengikuti
diklat tersebut

62
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Biro
Pelaksanaan Keuangan Setjen dan KPPN setempat
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- SAIBA : Pengenalan Dokumen Sumber 3 JP
- SAIBA : Pengenalan, Aplikasi, dan Praktek 6 JP
- Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan 3 JP
(CaLK)
- Implementasi Laporan Keuangan SAIBA pada 3 JP
Kanwil dan Satker
- Kebijakan Pengelolaan dan Penyusunan Laporan 5 JP
Keuangan Kemenkumham
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

63
Nama Pelatihan : PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA (LAKIP)
Latar Belakang : Perlunya penyusunan LAKIP
1. Dalam rangka lebiH meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang
lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab
dipandang perlu adanya pelaporan AKIP
2. Untuk melaksanakan pelaporan AKIP perlu dikembangkan Sistem
AKIP
3. Sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan
tujuan instansi pemerintah dan dalam rangka perwujudan good
governance telah dikembangkan media pertanggungjawaban LAKIP
Tujuan : 1. Memberikan pemahaman mengenai proses dan cara penyusunan
kinerja instansi pemerintah kepada pegawai yang menangani
laporan
2. Terwujudnya LAKIP yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan
Indikator : Peserta memahami proses dan cara penyusunan LAKIP yang sesuai
Keberhasilan dengan PERMENPAN dan RB No 23 Tahun 2014
Hasil : 1. Tersusunnya LAKIP yang berkualitas dalam penyusunan dan
penyajian informasi.
2. Tersusunnya LAKIP yang sesuai dengan PERMENPAN dan RB No
23 Tahun 2014
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani penyusunan laporan kinerja keuangan
Peserta pada Kanwil dan UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang penyusunan kinerja serta telah mengikuti diklat
tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Biro
Pelaksanaan Perencanaan Setjen
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017

64
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Tata Cara Penyusunan LAKIP menurut 3 JP
PermenPAN dan RB No 53 Tahun 2014
- Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2 JP
(SAKIP)
- Peraturan Menteri Keuangan No 249 Tahun 2011 2 JP
tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas
Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara
- Simulasi Penyusunan Perjanjian Kinerja 4 JP
dan Simulasi Penyusunan LAKIP Tahun
2016
- Reviu Laporan Kinerja dan Evaluasi SAKIP 4 JP
Satker
- Implementasi Penyusunan LAKIP pada Kanwil dan 5 JP
UPT
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

65
Nama Pelatihan : UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP)
Latar Belakang : Pengadaan barang dan jasa pemerintah yang melibatkan pemerintah
sebagai pengguna barang dan jasa, pihak swasta sebagai penyedia
barang dan jasa dan masyarakat sebagai pihak penerima manfaat
merupakan perwujudan nyata dari penerapan Good Governance.
Dalam prakteknya, pengadaan barang dan jasa pemerintah ini masih
ditemukan praktek KKN. Keberadaan ULP berperan penting dalam
upaya meningkatkan kualitas, efektivitas dan efisiensi pengadaan
barang dan jasa pemerintah.
Tujuan : Menciptakan SDM yang kompeten dalam pengadaan barang dan jasa
pemerintah
Indikator : Mampu melaksanakan pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai
Keberhasilan dengan peraturan yang berlaku
Hasil : Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan berkompeten dalam
melaksanakan pengadaan barang dan jasa yang akuntabl, transparan
dan tepat waktu
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani pengadaan barang dan jasa pada
Peserta Kanwil dan UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang pengadaan barang dan jasa serta telah mengikuti
diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Biro
Pelaksanaan BMN Setjen
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Kebijakan Perubahan Peraturan Presiden 3 JP
No 4 tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat Perpres No 54 Tahun 2010

66
tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah
- E-Procurement dan E-Purchasing 5 JP
- Permasalahan Hukum dalam Lingkup 4 JP
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
- Implementasi Pengadaan Barang dan Jasa pada 3 JP
Kanwil dan UPT
- Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa di 5 JP
Kemenkumham
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

67
Nama Pelatihan : PROTOKOLER
Latar Belakang : Keprotokolan merupakan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata
Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk
penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.
Pengaturan keprotokolan dalam penyelenggaraan kegiatan Acara
Kenegaraan dan Acara Resmi harus disesuaikan dengan Tata Tempat,
Tata Upacara, dan Tata Penghormatan baik dalam upacara bendera
maupun bukan upacara bendera. Selain itu, dalam penyelenggaraan
suatu kegiatan juga harus dipersiapkan pembawa acara (MC), yang
bertugas memandu acara yang dilaksanakan agar berjalan sesuai
dengan tujuannya. Pembawa acara (MC) juga merupakan bagian dari
kegiatan keprotokolan. Oleh sebab itu, dibutuhkan pengetahuan
mengenai penyelenggaran mengenai keprotokolan yang sesuai dengan
Permenkumham No 23 tahun 2012 tentang Pedoman Keprotokolan di
Lingkungan Kemenkumham.
Tujuan : Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta mampu untuk
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang keprotokoleran
Indikator : 1. Terwujudnya peserta yang mampu melaksanakan tugas sebagai
Keberhasilan pemandu acara (MC)
2. Terwujudnya peserta yang mampu menata atau mengatur
berjalannya kegiatan upacara maupun acara kenegaraan.
Hasil : Setelah mengikuti diklat ini diharapkan peserta mampu untuk menjadi
pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM yang mampu
menjalankan tugas-tugas keprotokoleran
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani bidang protokoler pada Kanwil dan
Peserta UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang protokoler, pengelolaan upacara sipil dan MC

68
serta telah mengikuti diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Biro
Pelaksanaan Umum Setjen dan Pemerintah Daerah
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Pengetahuan Dasar Keprotokolan 3 JP
1. Konsep
2. Etika
3. Tampilan petugas protokol prima
4. Peraturan Keprotokolan UU No 9 Tahun
2010, UU No 24 Tahun 2009 dan PP No 62
Tahun 1990
- Keprotokolan Kemenkumham (Permenkumham No 2 JP
23 Tahun 2012 tentang Pedoman Keprotokolan di
Lingkungan Kemenkumham)
- Tata Upacara Sipil 8 JP
1. Bentuk upacara
2. Perlengkapan upacara dan petunjuk
pelaksanaan (pengajar dan penyelenggara
menyiapkan perlengkapan)
3. Tata penghormatan
4. Tata bendera negara
5. Tata lagu kebangsaan
6. Simulasi/praktek tata upacar sipil
- Master of Ceremony 7 JP
1. Pengantar MC
2. Teknis berbicara di depan umum (vocal,
verbal dan visual)
3. Strategi menghadapi berbagai kendala MC
dan protokoler
4. Praktek MC per Orang

69
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

70
Nama Pelatihan : PENGELOLAAN GIZI DAN MAKANAN DI LAPAS DAN RUTAN
Latar Belakang : Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun Rumah Tahanan Negara
(Rutan) merupakan tempat dilakukannya pembinaan terhadap Warga
Binaan Pemasyarakatan ketika yang bersangkutan sedang menjalani
hukuman pidananya. Pada saat orang-orang tersebut berada di Lapas
atau Rutan, maka kesehatan mereka juga harus mendapat perhatian
secara layak, walaupun permasalahan kesehatan tidak dapat dilepaskan
dari perilakunya maupun pengaruh lingkungan di sekelilingnya.
Tujuan : Setelah mengikuti Pelatihan ini diharapkan peserta mampu untuk
melakukan pengadaan makanan, penyimpanan makanan, dan
penyiapan makanan, menjaga kebersihan makanan, pemeliharaan
peralatan masak, makan, dan minum, serta memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan gizi.
Indikator : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat:
Keberhasilan 1. Memahami standar pengadaan, penyiapan dan penyimpanan
makanan
2. Mengetahui standar kebersihan makanan
3. Memahami dan mengaplikasikan kualitas gizi dan kesehatan
Hasil : Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat meningkatkan
pemahaman dalam hal pengelolaan kualitas makanan dan gizi bagi para
warga binaan pemasyarakatan
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani bidang pengelolaan gizi dan makanan
Peserta pada Kanwil dan UPT
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang pengelolaan gizi dan makanan serta telah
mengikuti diklat tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Ditjen
Pelaksanaan PAS dan Dinas Kesehatan setempat

71
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Peraturan tentang Pelayanan Makanan 3 JP
- Standar Pengadaan, Penyiapan dan Penyimpanan 3 JP
Makanan
- Standar Kebersihan Makanan 3 JP
- Standar Kualitas Gizi dan Makanan 3 JP
- Standar Pemeliharaan Peralatan Masak, Makan dan 3 JP
Minum
- Implementasi Pengelolaan Gizi dan Makanan di 5 JP
Lapas/Rutan
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

72
Nama Pelatihan : INSTRUKTUR PEMASYARAKATAN
Latar Belakang : Pelaksanaan pembinaan kemandirian memerlukan tenaga/petugas
instruktur Pemasyarakatan yang memiliki kemampuan/keterampilan
sehingga dapat membina narapidana menjadi terampil yang dapat
dijadikan bekal untuk berusaha dalam masyarakat setelah selesai
menjalani masa pidana. Untuk menunjang hal tersebut perlu adanya
suatu program pembinaan teknis bagi petugas Pemasyarakatan di Lapas
dan Rutan sebagai Instruktur Pemasyarakatan dalam
ketrampilan/kemandirian sehingga meningkatkan kemampuan
pembinaan kepada narapidana dalam meningkatkan kualitas hasil karya
narapidana khususnya dalam bidang kegiatan bengkel kerja.
Tujuan : Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan pegawai dapat :
1. meningkatkan kemampuan petugas pemasyarakatan dalam
memberikan pembinaan kepada narapidana
2. Terlatihnya petugas pemasyarakatan di bidang kegiatan kerja
produksi di setiap propinsi
3. Terdidiknya petugas untuk membuat laporan kegiatan kerja
narapidana berbasis IT (SDP).
Indikator : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat :
Keberhasilan 1. Membina narapidana berdasarkan minat dan bakat ketrampilan dan
keahliannya
2. Memberikan pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian
3. Merencanakan program kegiatan kemandirian narapidana
4. Melakukan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan kemandirian
berbasis IT (SDP)
Hasil : Setelah mengikuti ini peserta diharapkan berkompeten dalam
melaksanakan pekerjaan di bidang kegiatan kerja narapidana yang
terencana, terprogram, terlaksana dan terevaluasi secara
berkesinambungan
Lama : 3 Hari
Pelaksanaan /
Jumlah Peserta 30 Orang
Persyaratan : Pejabat/pegawai yang menangani bidang kegiatan kerja WBP pada

73
Peserta UPT Pemasyarakatan
Persyaratan : Widyaiswara/pejabat/pegawai yang memiliki kompetensi dan
Pengajar pengalaman di bidang kegiatan kerja WBP serta telah mengikuti diklat
tersebut
Tempat : Badiklat/wisma/hotel disesuaikan dengan kondisi dan ketentuan yang
berlaku
Pola : Swakelola oleh Kanwil Kemenkumham berkoordinasi dengan Ditjen
Pelaksanaan PAS dan Balai Latihan Kerja setempat
Biaya : Sesuai dengan DIPA Tahun 2017
Kurikulum : Tenaga Pengajar/Widyaiswara:
- Peningkatan Kegiatan Pelatihan Kerja WBP 2 JP
- Peningkatan Kegiatan Produksi Kerja WBP 2 JP
- Kewirausahaan WBP 3 JP
- Pemasaran Hasil Kegiatan Kerja WBP 3 JP
- Penginputan Data Pelaporan Kegiatan Kerja 5 JP
Berbasis IT
- Kebijakan Ditjen Pemasyarakatan dalam Kegiatan 5 JP
Kerja WBP
Total 20 JP
Penceramah :
- Kebijakan Pengembangan SDM di Kemenkumham 3 JP
Total 3 JP

74
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan dalam pembelajaran pendidikan dan pelatihan ini disusun sesuai dengan
tujuan dan sasaran bagi pelatihan orang dewasa (andragogi), yaitu dengan teknik
pembelajaran yang melibatkan peserta didik. Metode dalam pengajaran pendidikan dan
pelatihan disusun sesuai dengan tujuan dan sasaran Diklat yang bersangkutan.
Metode pendidikan dan pelatihan dijabarkan dalam setiap mata ajar untuk
mempermudah tenaga pengajar atau fasilitator dalam melakukan proses pembelajaran,
metode pembelajaran dapat berupa ceramah, diskusi dan tanya jawab, simulasi dan
role play, bermain peran, dan lain-lain sesuai tujuan pembelajaran.

D. Alokasi Waktu
Alokasi Waktu Diklat ditetapkan berdasarkan kompetensi hasil belajar yang akan
dicapai, alokasi waktu pembelajaran baik yang berupa teori dan praktek
memperhatikan pertimbangan metode dan target yang ingin dicapai. Alokasi Waktu
untuk tenaga pengajar menggunakan istilah Jam Pelajaran (JP), 1 (satu) JP
disetarakan dengan 45 menit. Sementara untuk penceramah, 1 JP disetarakan dengan
60 menit. Alokasi waktu yang diperkenankan maksimal 10 JP per hari, dengan
demikian setiap peserta dapat mengikuti dengan maksimal setiap proses pembelajaran.
Alokasi Waktu Pelatihan ditetapkan berdasarkan kompetensi hasil belajar yang akan
dicapai, alokasi waktu penyampaian materi adalah 60% waktu untuk
praktek/simulasi/role play, 25% untuk diskusi/tanya jawab, 15 % untuk ceramah.

E. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan ringkasan materi yang didesain secara menarik yang disajikan
oleh pengajar dalam bentuk powerpoint, alat peraga.
Setiap materi pendidikan dan pelatihan disusun bahan ajar dalam bentuk ringkasan
materi yang didesain secara menarik yang disajikan oleh narasumber, bahan ajar
tersebut harus disampaikan terlebih dahulu kepada peserta sebelum atau pada saat
materi diberikan.

75
BAB V
SARANA PRASARANA

Sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan pelatihan merupakan bagian


yang sangat penting dijamin kualitasnya untuk mendukung penyelenggaraan sehingga
mendapatkan hasil yang memuaskan. Beberapa pilihan sarana dan prasarana dan tempat
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan Hak Asasi manusia sebagai berikut :
1. Penetapan sarana dan prasarana disesuaikan dengan tujuan, sasaran program dan
materi jenis Diklat yang bersangkutan yang meliputi: kapasitas daya tampung,
keamanan dan ketertiban, keindahan, dan kesehatan.
2. Pada Instansi penyelenggara diklat terakreditasi di kota Provinsi seperti: Badan Diklat
Provinsi, Lembaga pendidikan TNI/POLRI di daerah untuk Diklat Kesamaptaan, dan
lembaga diklat lainnya di daerah
3. Hotel dan Wisma yang memenuhi persyaratan kebutuhan tempat, sarana dan prasarana,
penginapan bagi peserta pendidikan dan pelatihan sesuai peraturan perundang-
undangan.
4. Pada Aula Kantor wilayah, sepanjang peserta diklat tidak di asramakan atau tidak
diwajibkan menginap.
BPSDM Hukum dan HAM selaku penyusun kebijakan teknis penyelenggaraan
diklat, rencana dan program pengembangan SDM di bidang Hukum dan HAM
menetapkan standar kelengkapan sarana prasarana sebagai berikut :
A. Sarana Pembelajaran
Sarana Diklat yang dipergunakan dalam pelaksanaan Diklat antara lain adalah :
a. Papan Tulis / White board dan Screen;
b. Flip chart;
c. Overhead projector, dan data proyektor;
d. Sound system, dan Microphone;
e. Modul/bahan ajar;
f. Multimedia dan lain-lain.

B. Prasarana
Prasarana yang dipergunakan dalam penyelenggaraan Diklat antara lain adalah
a. Ruang kelas;

76
b. Ruang diskusi;
c. Ruang kantor/Sekretariat;
d. Asrama/hotel bagi peserta;
e. Ruang makan;
f. Fasilitas olahraga/Lapangan;
g. Unit kesehatan;
h. Tempat ibadah

Tim penyelenggara diklat dapat melakukan peninjauan lokasi dan sarana yang
diperlukan terlebih dahulu dan memastikan kelengkapan dan ketersediaan sesuai
kebutuhan penyelenggaraan, melaporkan hasil peninjauan kepada pengarah dan
penanggung jawab kegiatan diklat.

77
BAB VI
TATA TERTIB PESERTA

A. Tata Tertib Pembelajaran


Ketentuan yang mengatur perlakuan peserta selama pembelajaran meliputi :
1. Peserta wajib mengikuti kegiatan setiap hari sesuai dengan jadual yang
ditentukan.
2. Pelajaran dimulai pada pukul 08.00 WIB.
3. Peserta hadir 15 menit sebelum kegiatan dimulai dan mengisi daftar hadir terlebih
dahulu.
4. Untuk menjamin kelancaran dan ketertiban kelas, agar ditunjuk piket kelas secara
bergantian dari panitia penyelenggara dan dari peserta diklat/bimtek.
5. Selama pelajaran berlangsung peserta tidak boleh meninggalkan ruangan belajar
kecuali untuk keperluan mendesak dan minta ijin terlebih dahulu kepada tenaga
pengajar/fasilitator dan panitia.
6. Pada waktu pelajaran berlangsung peserta tidak boleh merokok makan, minum
dan menggunakan alat komunikasi yang dapat mengganggu pembelajaran.
7. Peserta yang tidak mengikuti pelajaran lebih dari 5% dari total jumlah jam
pelajaran dapat dinyatakan gugur atau tidak lulus.
8. Untuk membantu kelancaran perkuliahan, dibentuk organisasi peserta dengan
susunan sebagai berikut : Ketua senat, sekretaris, bendahara.
9. Pengurus Senat agar membuat jadual piket kelas bergiliran setiap hari dengan
tugas : Menyiapkan peserta dan memberikan laporan kepada pengajar sebelum
dan sesudah kegiatan perkuliahan, memimpin doa sebelum perkuliahan dimulai.

B. Tata Tertib Di Wisma/Penginapan/Hotel


1. Setiap peserta wajib menjaga keamanan dan ketertiban pada saat istirahat
terutama malam hari antara pukul 22.00 s.d 04.30 WIB;
2. Setiap meninggalkan penginapan supaya meninggalkan kunci kamar ditempat
yang telah ditentukan.
3. Mengatur penggunaan air dengan sebaik-baiknya, matikan kran air setelah selesai
digunakan.
4. Matikan lampu dan AC serta kamar harus dalam keadaan rapi ketika akan
meninggalkan penginapan.

78
5. Menjaga barang-barang berharga milik pribadi seperti perhiasan, uang, hand
phone serta barang berharga lainnya untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan.
6. Selama pelaksanaan kegiatan diwajibkan untuk berpakaian rapi, sopan serta
pantas khususnya pada saat sarapan pagi, makan siang dan makan malam.
7. Jika ada kegiatan di luar program diklat yang dilaksanakan oleh peserta agar
berkoordinasi dengan penyelenggara.
8. Peserta diharapkan/dianjurkan untuk melakukan ibadah sesuai dengan
agama/kepercayaannya masing-masing.
9. Pelanggaran terhadap tata tertib akan menjadi catatan pada rapat evaluasi dan
menjadi bahan pertimbangan kelulusan peserta.

C. Tata Tertib Makan


Peserta mendapatkan makan dan snack selama sesuai standar biaya yang tersedia,
peserta mengambil makanan sesuai porsi perorangan yang ditentukan dalam kontrak
atau pesanan, ketidak tertiban sering menimbulkan terjadinya kekurangan ketersediaan
makanan bagi peserta lainnya.
Penyajian makan dan snack bagi peserta diklat :
Makan pagi : 07.00 07.30 WIB
Snack pagi : 10.00 10.15 WIB
Makan siang : 12.00 13.00 WIB
Snack sore : 15.00 15.15 WIB
Makan malam : 19.00 20.00 WIB

D. Tata Tertib Penerimaan Tamu


1. Menerima tamu di Lobby wisma/hotel, tidak diperkenankan menerima tamu di
kamar peserta.
2. Menerima tamu pada saat jam istirahat, tidak diperkenankan menerima tamu pada
saat kuliah berlangsung.

E. Pelanggaran dan Sanksi


Peserta yang melanggar tata tertib yang telah ditentukan dapat dikenakan sanksi sesuai
dengan tingkat perbuatannya, pembobotan sanksi yang akan diberikan kepada peserta

79
yang melanggar tata tertib diputuskan melalui rapat panitia penyelenggaran kegiatan
atau Tim Penilai Performance/Tim Penyelenggara Kegiatan, antara lain :
1. Pelanggaran Berat
a. Sengaja merusak atau mengambil barang-barang inventaris asrama/hotel
atau barang milik orang lain bukan haknya.
b. Membawa atau mengkonsumsi narkoba dan minuman keras.
c. Melakukan perbuatan asusila yang bertentangan dengan norma agama,
hukum dan kepatutan.
d. Tidak hadir atau tidak mengikuti kegiatan lebih dari 5% dari seluruh
program.
e. Berkelahi, bertengkar, membuat keributan.
Sanksi :
a. Dikeluarkan dari Diklat/bimtek yang sedang diikuti
b. Wajib mengganti seluruh biaya yang telah digunakannya

2. Pelanggaran Sedang
a. Sering terlambat mengikuti kuliah.
b. Meninggalkan pelajaran tanpa alasan yang jelas.
c. Bersikap tidak sopan terhadap pengajar/dosen/widyaiswara dan pegawai
d. Membuat suasana belajar mengajar tidak tertib.
e. Menggunakan HP di dalam kelas saat pelajaran berlangsung.
Sanksi :
a. Dinyatakan tidak lulus atau lulus bersyarat
b. Teguran tertulis dengan tembusan kepala unit kerja yang bersangkutan

3. Pelanggaran Ringan
a. Terlambat mengikuti kegiatan.
b. Kurang menghargai dosen/widyaiswara/pengajar.
c. Membuat suasana di asrama atau dikelas kurang tertib.
Sanksi :
a. Teguran lisan oleh panitia penyelenggara.
b. Tindakan pembinaan dari penyelenggara.

80
F. Pakaian Peserta
Pakaian sehari-hari untuk kegiatan diklat/bimtek perlu keseragaman untuk keindahan
dan kemudahan dalam mengenali peserta, semangat kebersamaan dan kekompakan
untuk mengikuti kegiatan dapat dimulai dari keserangaman pakaian yang digunakan.
Pakaian sehari-hari diatur sebagai berikut :
1. Hari Senin s.d Jumat : Kemeja Putih berdasi celana panjang
gelap, wanita menyesuaikan.
2. Hari Sabtu, dan Malam Hari : Baju Batik
3. Senam / Dinamika : Pakaian Olah Raga dan Sepatu Olah
Kelompok Raga

81
BAB VII
EVALUASI KEGIATAN

Program pendidikan dan pelatihan tidak serta merta berakhir dengan berakhirnya
kegiatan belajar mengajar di kelas. Beberapa persoalan bisa saja baru teridentifikasi, ada
banyak pertanyaan yang mungkin muncul pada saat berakhirnya kegiatan,
misalnya bagaimana kualitas program pelatihan, apakah peserta telah berhasil dalam
kegiatan diklat, apakah peserta merasa puas dengan program diklat yang baru saja
selesai, apakah peserta mau mengikuti diklat lain yang diselenggarakan, atau apakah
peserta mau merekomendasikan diklat yang baru diikutinya kepada pegawai lain, apakah
program diklat telah sesuai dengan kebutuhan peserta, atau apakah diklat telah sesuai
dengan kebutuhan dari instansi yang mengirimkan peserta, atau apakah ada hal-hal yang
masih perlu atau harus ditingkatkan berkaitan dengan kualitas pelaksanaan program
pendidikan dan pelatihan.
Seluruh pertanyaan di atas hanya dapat dijawab jika penyelenggara diklat melakukan
evaluasi terhadap program diklat tersebut. Adapun yang dimaksud dengan evaluasi
merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
program diklat dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah pencapaian tujuan pelatihan tercapai dan
sejauh mana tingkat penerapan hasil pelatihan di tempat tugas, mengetahui faktor
penghambat dalam penerapan hasil pelatihan, untuk mengetahui dampak pelatihan
terhadap tanggung jawab dan situasi tempat bekerja.
Secara garis besar evaluasi diklat diklasifikasikan dalam 3 tahapan, yaitu:Evaluasi
Reaksi (Evaluating Reaction), Evaluasi Pembelajaran (Learning Evaluating), dan Evaluasi
Perilaku (Evaluating Behaviour).
A. Evaluasi Reaksi (Evaluating Reaction)
Tujuan dari tahap Reaction Evaluation adalah untuk mengukur tingkat kepuasan
peserta terhadap proses penyelenggaraan kegiatan diklat. Adapun komponen
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang akan diukur atau dievaluasi adalah
1. Kurikulum/Silabi
Tujuannya untuk mengetahui apakah sebuah kurikulum/silabi diklat dapat
direalisasikan atau tidak, dengan cara mengetahui efektifitas masing-masing
komponennya melalui rangkaian informasi yang diperoleh evaluator.

82
Aspek yang dinilai dari kurikulum adalah sebagai berikut :
1. Kesesuaian materi yang terdapat dalam silabus dengan tujuan pendidikan
dan diklat, dengan mata ajar ;
2. Kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan kerja dan permasalahan ditempat
kerja;
3. Ketersediaan bahan ajar sesuai dengan kurikulum ;
4. Kesesuaian materi pelajaran dengan jumlah jam pelajaran;
5. Kesesuaian urutan pemberian materi dengan kurikulum.

2. Tenaga Pengajar / Widyaiswara / Penceramah


Tujuan dilakukannya evaluasi terhadap tenaga pengajar adalah untuk
mengetahui kualitas, sikap dan perilaku tenaga pengajar. Aspek yang dinilai
dari Widyaiswara/tenaga pengajar adalah sebagai berikut :
a. Pencapaian tujuan instruksional;
b. Sistematika penyajian;
c. Kemampuan menyajikan/memfasilitasi ;
d. Ketepatan waktu dan kehadiran;
e. Penggunaan metode dan sarana Diklat;
f. Sikap dan perilaku;
g. Cara menjawab pertanyaan dari peserta;
h. Penggunaan bahasa;
i. Pemberian motivasi kepada peserta;
j. Penguasaan materi;
k. Kerapihan berpakaian;
l. Kerjasama antar Widyaiswara (dalam tim)

3. Penyelenggara Diklat
Tujuan dilakukannya evaluasi terhadap penyelenggara diklat adalah untuk
mengetahui kualitas pelayanan dan sikap yang diberikan oleh penyelenggara
diklat selama diklat berlangsung.
Aspek yang dinilai dari penyelenggara diklat adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan pedoman penyelenggaraan ;
2. Penyediaan jadwal kegiatan ;
3. Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana ;

83
4. Kebersihan kelas, asrama, kafetaria, toilet ;
5. Pelayanan administrasi terhadap peserta ;
6. Penyediaan alat bantu pembelajaran ;
7. Penyediaan pelayanan kesehatan ;
8. Kesiapan petugas kelas ;
9. Sikap penyelenggara terhadap peserta ;
10. Administrasi Diklat yang meliputi :
- Sejauhmana penatausahaan Diklat telah dilaksanakan dengan baik;
- Tersusunnya seluruh dokumen dan bahan-bahan Diklat dalam satu
file.

4. Evaluasi Pelayanan Makanan


Tujuan dilakukannya evaluasi terhadap pelayanan makanan adalah untuk
mengetahui kualitas, variasi, kebersihan dan ketepatan waktu dalam
menyajikan makanan yang diberikan selama diklat berlangsung.
Aspek yang dinilai dari penyelenggara diklat/bimtek adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan Makanan
2. Variasi menu makanan utama dan kudapan
3. Kebersihan dalam penyajian makanan utama dan kudapan
4. Ketepatan dalam penyajian menu makanan utama dan kudapan
5. Ketersediaan air minum
6. Ketersediaan daftar menu makanan

5. Evaluasi Sarana dan Prasarana


Tujuan dilakukannya evaluasi terhadap sarana dan prasarana adalah untuk
mengetahui kualitas, dan ketersediaan sarana dan prasarana selama kegiatan
berlangsung. Aspek yang dinilai dari penyelenggara diklat adalah sebagai
berikut:
1. Ketersediaan ruang pembelajaran
2. Ketersediaan alat bantu/media pembelajaran
3. Ketersediaan dan kebersihan kamar mandi
4. Ketersediaan fasilitas olah raga
5. Ketersediaan fasilitas kesehatan
6. Ketersediaan akses data dan informasi

84
7. Ketersediaansarana hiburan
Penilaian terhadap kinerja Penyelenggara dilakukan oleh tenaga
pengajar/fasilitator dan peserta. Hasil penilaian diolah dan disimpulkan oleh
Penyelenggara sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan program
pendidikan dan pelatihan yang akan datang.

B. Evaluasi Pembelajaran (Learning Evaluating)


Tujuan dari tahap Learning Evaluating adalah untuk mengetahui perubahan
pengetahuan, pemahaman, tingkat kemajuan belajar serta tingkat penguasaan peserta
diklat terhadap materi yang telah diajarkan selama diklat. Komponen pembelajaran
yang akan diukur atau dievaluasi meliputi :
1. Pre Test Post Test
Pre-test dilaksanakan setelah pembukaan kegiatan atau sebelum proses
pembelajaran, sedangkan post-test dilaksanakan setelah seluruh materi telah
diberikan, sebelum kegiatan penutupan. Laporan hasil pre-test dipublikasikan
terhadap peserta selama proses diklat berjalan, sedangkan hasil pengukuran antara
nilai pre-test dan nilai post-test disampaikan bersamaan dengan penutupan diklat,
dan atau dipublikasikan. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar
pengetahuan peserta terhadap materi yang akan disampaikan dalam pendidikan
dan pelatihan yang akan dilaksanakan.

2. Penilaian Performance
Penilaian Perfomance dilakukan oleh Tim yang terdiri dari Penanggungjawab,
Ketua, Sekretaris dan Anggota yang penunjukkannya dilakukan oleh Kepala
Kantor Wilayah. Penilaian dilakukan selama proses diklat yang meliputi :
integritas, etika, kedisiplinan, kerjasama, prakarsa peserta diklat

3. Proses Pembelajaran (Diskusi, Praktek, Observasi Lapangan)


Diskusi/Seminar/Praktek/Observasi lapangan dimaksudkan untuk mengetahui
apakah peserta diklat mampu membangun substansi pembelajaran atau membahas
isu aktual yang berkembang pada unit kerja masing-masing dan dilaksanakan
selama proses pembelajaran berlangsung.

85
4. Ujian Akhir
Ujian akhir dilaksanakan setelah materi diklat selesai diberikan. Khusus diklat
tertentu yang mempunyai instansi pembina disesuaikan dengan pedoman
penyelenggaraan diklat yang ditetapkan oleh instansi pembina masing-masing,
seperti Diklat Bendaharawan oleh Pusdiklat Anggaran, Diklat Pengadaan Barang
Jasa oleh LKPP

Adapun Pedoman penyusunan evaluasi pembelajaran pelatihan dan pendidikan


adalah sebagai berikut :
1. Pre Post Post Test
a. Soal bersifat komprehensif mencakup materi inti pelatihan yang akan
disampaikan;
b. Setiap mata ajar minimal 2 soal berbentuk pilihan ganda (multiple choice),
dengan alternatif pilihan 4 item (a,b,c,d);
c. Antara soal Pre dan Post Test agar disusun secara acak agar dapat terukur
perolehan nilai yang dihasilkan;
d. Soal Pre dan Post Test diperoleh dari pengampu bahan ajar (pengajar) yang
disampaikan kepada penyelenggara pelatihan 1 minggu sebelum kegiatan
berlangsung

2. Penilaian Performance
Unsur yang dinilai dalam performance serta bobotnya sebagai berikut :
Persentase
No Unsur Bobot
(%)
1. Integritas
Integritas adalah ketaatan dan kemampuan bertindak
konsisten sesuai dengan nilai-nilai agama, sosial, budaya,
dan kelompok. Indikator integritas adalah: 20
a. Kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugas Diklat;
b. Ketegasan dalam menyampaikan ide dan gagasan;
c. Konsistensi dalam melaksanakan tugas-tugas Diklat;
d. Kepatuhan pada nilai-nilai agama dan moral selama
mengikuti Diklat.

86
2. Etika
Etika adalah kemampuan berperilaku, bertutur kata,
bertindak sesuai dengan nilai-nilai sosial, budaya,
kelompok, dan etika PNS. Indikator etika adalah : 20
a. Kesopanan dalam berperilaku sehari-hari selama
mengikuti Diklat;
b. Kesantunan dalam bertutur kata;
c. Toleransi terhadap keragaman agama, suku, bahasa
dan ras;
d. Empati dalam pergaulan selama mengikuti Diklat.

3. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah ketaatan dan kepatuhan terhadap
ketentuan-ketentuan dalam penyelenggaraan diklat.
Indikator kedisiplinan adalah: 20
a. Kerapihan dan kesopanan berpakaian selama mengikuti
diklat
b. Ketepatan hadir dalam mengikuti setiap kegiatan
diklat
c. Kesungguhan dalam mengikuti setiap kegiatan diklat
d. Kepatuhan terhadap tata tertib diklat

4. Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan berkoordinasi dan
bersinergi dengan widyaiswara, penyelenggara, dan
sesama peserta dalam menyelesaikan tugas secara
bersama, serta mampu mempertemukan berbagai 20
gagasan. Indikator kerjasama adalah :
a. Berkoordinasi dengan widyaiswara, penyelenggara,
dan peserta untuk tugas diklat
b. Bersinergi dengan widyaiswara, penyelenggara, dan
peserta untuk penyelesaian tugas diklat

87
c. Tidak mendikte atau mendominasi kelompok
d. Mau menerima pendapat orang lain

Prakarsa
5. Prakarsa adalah kemampuan mengajukan gagasan atau
inovasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan
yang lebih luas. Indikator prakarsa adalah : 20
a. Membantu terciptanya iklim diklat yang kondusif bagi
lahirnya ide-ide pembaruan
b. Mampu membuat saran pembaharuan
c. Aktif mengajukan pertanyaan yang menggugah
pemikiran
d. Mampu mengendalikan diri, waktu, situasi, dan
lingkungan

Jumlah 100

3. Proses Pembelajaran (Diskusi dan Praktek/Observasi Lapangan)


a. Proses Pembelajaran Diskusi
Aspek penilaian pada diskusi dan seminar dititikberatkan pada aspek
akademis, indikatornya adalah :
- Kesungguhan dalam partisipasi
- Kualitas Hasil Pemikiran
- Teknik Presentasi dan Keefektifan penyampaian pertanyaan, jawaban dan
tanggapan
b. Praktek
Adapun penilaian pada Praktek mempunyai aspek yang sama yang ada pada
penilaian diskusi yakni menitikberatkan pada aspek akademis, yang
indikatornya adalah :
- Kesungguhan dalam partisipasi
- Kualitas Hasil Pemikiran
- Teknik Presentasi/praktek dan efektivitas penyampaian pertanyaan,
jawaban dan tanggapan

88
C. Evaluasi Perilaku( Behaviour Evaluating )
Evaluasi Perilaku yaitu evaluasi yang mengukur efektivitas pelaksanaan diklat
berdasarkan pada perilaku peserta setelah mengikuti diklat. Evaluasi pada tahapan ini
menilai apakah peserta memperlihatkan adanya perubahan perilaku dalam
pekerjaannya. Analisis penilaian kinerja sebelum dan sesudah diklat dapat
merekomendasikan apakah peserta memerlukan diklat tingkat lanjutan, jenis dan tipe
diklat yang dibutuhkan, dan menilai apakah program diklat yang sudah dilaksanakan
dianggap berhasil atau masih memerlukan penyempurnaan. Hasil dari penilaian
kinerja diharapkan dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagai pengaruh dari
diklat yang telah dilaksanakan terhadap peningkatan kinerja peserta.
Evaluasi Perilaku biasanya dilakukan setelah mengikuti diklat (pasca diklat). Evaluasi
Perilaku bertujuan untuk mengukur efektivitas peserta diklat pada aspek perilaku
(behaviour) dengan melihat perubahan perilaku setelah menerima materi dan
bagaimana penerapannya, agar hasil yang diperoleh dari proses pemberian materi
dapat diimplementasikan di unit kerja masing-masing.
Sasaran Evaluasi Pasca Diklat ini adalah alumni diklat, atasan langsung, dan rekan
kerja untuk mengetahui apakah program diklat yang telah dilaksanakan dapat
diaplikasikan, apakah terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi alumni dalam
pelaksanaannya, bagaimana cara mengatasi masalah tersebut sehingga dapat diketahui
apakah program diklat mencapai sasaran.
Adapun indikator yang dipakai sebagai alat ukur untuk mengevaluasi perilaku
(behaviour) alumni diklat, yaitu :
1. Kerapihan dalam berpakaian
2. Kedisiplinan
3. Kejujuran dan kesanggupan dalam melaksanakan tugas
4. Konsistensi dan tanggung jawab terhadap pekerjaan
5. Cara pandang kedepan terhadap pelaksanaan tugas sehari-hari secara professional
6. Sikap di dalam menerima kritik dan saran dari atasan dan teman sejawat
7. Kontribusi yang dberlkan alumni dalam memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari
8. Membina keutuhan dan kekompakan ditempat kerja
9. Kemampuan mengendalikan emosi dan perilaku dalam menyikapi
setiappermasalahan di tempat tugas
10. Keperdulian terhadap lingkungan pekerjaan

89
11. Kreativitas di dalam pelaksanaan tugas
Dengan indikator tersebut disusunlah kriteria Evaluasi Pasca Diklat yang meliputi :
1. Penilaian Atasan terhadap Alumni
Evaluasi ini menyangkut meningkat atau tidaknya hal-hal sebagai berikut :
a. Kreativitas alumni diklat dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di lingkungan
kerja
b. Cara berpakaian alumni
c. Disiplin alumni di lingkungan kerja
d. Keperdulian alumni terhadap lingkungan pekerjaan
e. Kemandirian alumni dalam menghadapi masalah sehubungan tugasnya
sehari-hari
f. Cara berbicara alumni dan cara mengekspresikan dirinya
g. Tanggung jawab alumni dalam tantangan tugas dari pimpinan
h. Sikap alumni dalam pengembangan keterampilan atau bakat yang didapat
dalam pelaksanaan tugas pekerjaan sehari-hari
i. Sikap alumni dalam menjalankan perintah atau instruksi pimpinan
sehubungan tugas dan pekerjaannya
j. Kemampuan alumni memecahkan permasalahan dalam tugasnya
k. Sikap alumni dalam menerima pujian dan penghargaan yang diberikan
pimpinan
l. Sikap alumni saat menerima kritik dan pendapat dari teman sekerja, pimpinan
dan orang lain.
m. Konsistensi dalam pelaksanaan tugas
n. Orientasi alumni ke masa depan sehubungan dengan tugasnya
o. Kontribusi alumni dalam penyelesaian tugas bersama
p. Kejujuran dan kesanggupan alumni dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
q. Sikap alumni dalam membina keutuhan dan kekompakan kelompok
sehubungan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari
r. Sikap alumni dalam memberikan pendapat dan saran kepada atasan
s. Ketahanan mental alumni dalam menghadapi tantangan tugas sehari-hari
t. Pengelolaan Stres dalam pelaksanaan tugas sehari-hari

2. Penilaian Rekan Sejawat terhadap Alumni


Evaluasi ini menyangkut meningkat atau tidaknya hal-hal sebagai berikut :

90
a. Kreativitas alumni diklat dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di lingkungan
kerja
b. Cara berpakaian alumni
c. Disiplin alumni di lingkungan kerja
d. Keperdulian alumni terhadap lingkungan pekerjaan
e. Kemandirian alumni dalam menghadapi masalah sehubungan tugasnya
sehari-hari
f. Cara berbicara alumni dan cara mengekspresikan dirinya
g. Tanggung jawab alumni dalam tantangan tugas dari pimpinan
h. Sikap alumni dalam pengembangan keterampilan atau bakat yang didapat
dalam pelaksanaan tugas pekerjaan sehari-hari
i. Sikap alumni dalam menjalankan perintah atau instruksi pimpinan
sehubungan tugas dan pekerjaannya
j. Kemampuan alumni memecahkan permasalahan dalam tugasnya
k. Sikap alumni dalam menerima pujian dan penghargaan yang diberikan
pimpinan
l. Sikap alumni saat menerima kritik dan pendapat dari teman sekerja, pimpinan
dan orang lain.
m. Konsistensi dalam pelaksanaan tugas
n. Orientasi alumni ke masa depan sehubungan dengan tugasnya
o. Kontribusi alumni dalam penyelesaian tugas bersama
p. Kejujuran dan kesanggupan alumni dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
q. Sikap alumni dalam membina keutuhan dan kekompakan kelompok
sehubungan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari
r. Sikap alumni dalam memberikan pendapat dan saran kepada atasan
s. Ketahanan mental alumni dalam menghadapi tantangan tugas sehari-hari
t. Pengelolaan Stres dalam pelaksanaan tugas sehari-hari

D. Teknik Analisis dan Laporan Evaluasi


1. Teknik Analisa atas Evaluasi Reaksi sebagai berikut :
a. Menginput jawaban seluruh peserta diklat sesuai dengan kategori jawaban
b. Untuk menemukan persentase pilihan, jumlah pilihan seluruh peserta sesuai
dengan kategori jawaban dibagi keseluruhan jumlah jawaban kemungkinan
dikalikan 100 %
c. Jumlah jawaban kemungkinan berlaku sebagai berikut:

91
Jumlah Peserta X Jumlah Pertanyaan

d. Hitungan persentase jawaban evaluasi reaksi sebagai berikut :


Jumlah jawaban kategori x 100 %
Jumlah jawaban kemungkinan

Contoh Teknik Analisis Evaluasi Reaksi Penyelenggaraan Diklat:


Kasus :
a. Jumlah peserta diklat 15 orang
b. Jumlah pertanyaan reaksi 5 soal

Sebaran frekuensi dari peserta diklat sebagai berikut :


NO Soal 1 2 3 4 5 6
(Sangat (Buruk) (Cukup) (Baik) (Baik (Memuaskan) K
Buruk) Sekali) a
t
1 apa....? 3 2 3 2 4 1
e
2 apa ...? 5 5 2 3 g
3 apa ...? 3 2 5 1 4 o
4 apa ...? 3 2 5 5 r
i
5 apa ...? 2 3 2 3 5
Jumlah 13 15 12 10 12 13

Jumlah Jawaban Kategori

Penghitungan Jumlah Kemungkinan = Jumlah Peserta x Jumlah Soal


= 15 x 5
= 75

Penghitungan Persentase Kategori :

1. Sangat Buruk : 13 x 100 % = 17,33%


75
2. Buruk : 15 x 100 % = 20 %
75
3. Cukup : 12 x 100 % = 16 %
75
4. Baik : 10 x 100 % = 13.33 %
75
5. Baik Sekali : 12 x 100 % = 16 %
50
6. Memuaskan : 13 x 100 % = 17.33 %
50

92
2. Format Pelaporan Evaluasi Reaksi (Matriks)
Pelaporan evaluasi reaksi tertulis menggunakan contoh matriks sebagai berikut :
Jml peserta yg memberikan jawaban
Item
No Sangat Baik
Reaksi % Buruk % Cukup % Baik % % Memuaskan %
Buruk Sekali
1
2
3
4
5
6

Contoh :
Teknik Analisa dan Laporan Evaluasi bagi Tenaga Pengajar/Widyaiswara
1. Menghitung Nilai Rata-rata per-Unsur Penilaian.

Jumlah Total Unsur Penilaian (1 s/d 5)

Jumlah Responden
= Nilai Rata-rata Unsur Penilaian ( 1 s/d 5 )

Dibuatkan seberapa banyak Unsur Penilaiannya ( 1 s/d 5 )


Dibuatkan Kualifikasi Nilai berdasarkan Predikat Penilaian :
- Memuaskan : 91 100
- Baik Sekali : 81 90
- Baik : 71 80
- Cukup : 61 70
- Buruk : 50 60
- Sangat Buruk : < 50

2. Menghitung Total Nilai Rata-rata keseluruhan per-WI

Jumlah Nilai Rata-rata Seluruh Indikator


= Total Nilai Rata-rata Keseluruhan per-WI
Jumlah Total Unsur Penilaian

93
3. Format Tabel Nilai Rata-rata per-Indikator per-WI ( nomor 1 dan 2 )

Unsur-unsur Nilai Rata-


No 1 2 3 4 5 6 Dst Kualifikasi
Penilaian rata
1
2

13
Total

Format Tabel Pelaporan untuk Representatif nilai terendah.

1 2 . dst
No Unsur-unsur Penilaian
WI. A WI. B . dst

dst

Total Nilai

Contoh Kasus :
Format Tabel Nilai Rata-rata per-Indikator per-WI ( nomor 1 dan 2 )
- Jumlah Peserta : 6 orang
- Jumlah Pertanyaan Kuesioner : 5 soal

Nama WI/Tenaga Pengajar : WI AAA


Mata Ajar : xx

Unsur-unsur Nilai Rata-


No 1 2 3 4 5 6 Kualifikasi
Penilaian rata
Baik
1 Aa 84 84 81 83 85 83 83,33
Sekali
Baik
2 Bb 86 82 83 83 82 81 82,83
Sekali
Baik
3 Cc 83 82 83 84 81 83 82,66
Sekali
4 Dd 80 81 79 81 83 81 80,83 Baik
Baik
5 Ee 83 83 85 84 86 84 84,16
Sekali

94
416 412 411 415 417 412 Baik
Total 82,76
83,2 82,4 82,2 83 83,4 82,4 Sekali

Keterangan :
- Memuaskan : 91 100
- Baik Sekali : 81 90
- Baik : 71 80
- Cukup : 61 70
- Buruk : 50 - 60
- Sangat Buruk : < 50
Dari Hasil analisa diatas didapatkan untuk WI AAA diketahui pada Mata Ajar xx
mendapatkan Nilai 80,83 ( Cukup ) untuk Unsur penilaian dd.
Contoh Kasus :

Format Tabel Pelaporan untuk Representatif nilai terendah


- Jumlah WI : 4 orang
- Unsur-unsur Penilaian : 3 soal penilaian

Unsur-unsur 1 2 3 4
No
Penilaian AAA WI BBB WI CCC WI DDD WI
1 Abc 82 82 84 81
2 Def 83 81 83 83
3 Ghi 83 78 82 84
248 241 249 248
Total Nilai
82,66 80,33 83 82,66

Keterangan :
- Memuaskan : 91 100
- Baik Sekali : 81 90
- Baik : 71 80
- Cukup : 61 70
- Buruk : 50 - 60
- Sangat Buruk : < 50

Analisa Data :
Dari hasil penilaian tabel diatas diketahui bahwa untuk WI bernama BBB WI total
nilai rata-rata nya sebesar 80,33 ( Baik Sekali )
Untuk unsur penilaian ghi didapat nilai 78 ( Baik ).

95
2. Teknik Analisis Evaluasi Pembelajaran
a. Pre dan Post Test
Hasil kemjauan belajara Pre dan Post Test diperoleh dari selisih nilai Post Test
dikurangi nilai Pre Test peserta :

Nilai Post Test Nilai Pre Test = Meningkat, Tetap , Menurun

Dibawah ini contoh Form nilai Pre test dan Post test berikut cara
penghitungannya :
NO NAMA PESERTA PRE TEST POST TEST KETERANGAN
1
Dst

Rata-
Nilai Tertinggi Terendah Meningkat Tetap Menurun
rata
Pre
Test
........Org ......Org ....Org
Post
Test

Prosentase Meningkat : Jumlah Peserta Meningkat x 100%


Jumlah Peserta

Jumlah Peserta Menurun x 100%


Prosentase Menurun :
Jumlah Peserta

Cara membandingkan nilai pre-test dan post-test yaitu :


1. Secara hipotesis, nilai post-test lebih tinggi dari pada nilai pre-test
2. Pembelajaran dianggap berhasil jika jumlah yang meningkat lebih banyak
daripada yang tetap dan menurun, dan jumlah rata-rata juga meningkat

Untuk melihat tingkat kemajuan belajar peserta secara keseluruhan dalam satu diklat,
maka hasil tersebut diprosentasikan seberapa banyak peserta yang menunjukkan
peningkatan dan penurunan kemudian dianalisa faktor penyebabnya. Sebagai
pengecualian apabila nilai akumulasi evaluasi akhir ternyata ada nilai sama di antara
peserta, maka hasil pre dan post tes dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan peringkat.

96
a. Penilaian Performance
Penilaian performance peserta diambil dari rata-rata nilai 5 (lima) indikator yang
tampak dari masing-masing peserta yaitu : Integritas, Etika, Kedisiplinan,
Kerjasama, Prakarsa. (Format Penilaian Performance pada Lampiran 3)

b. Proses Belajar
Penilaian pada tahap ini baik diskusi, seminar maupun praktek/observasi lapangan
diambil dari rata-rata nilai 3 (tiga) indikator yang tampak dari masing-masing
peserta yaitu :
1. Kesungguhan dalam partisipasi
2. Kualitas Hasil Pemikiran
3. Teknik Presentasi dan Keefektifan penyampaian pertanyaan, jawaban dan
tanggapan

c. Evaluasi Akhir
Evaluasi akhir dilakukan untuk menentukan kualifikasi kelulusan peserta diklat
oleh suatu tim yang telah ditetapkan. Susunan Tim adalah sebagai berikut:
1. Kepala Kantor Wilayah sebagai Ketua;
2. Kepala Divisi Administrasi pada Kantor Wilayah sebagai Sekretaris;
3. Kepala Sub Bagian Kepegawaian di lingkungan Kantor Wilayah sebagai
Anggota;
4. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program dan Laporan pada Kantor Wilayah
sebagai Anggota.

Evaluasi akhir dilakukan dengan memperhatikan hasil evaluasi terhadap aspek sikap
dan perilaku serta aspek penguasaan materi peserta.Nilai aspek sikap dan perilaku
serta aspek penguasaan materi direkapitulasi dengan pembobotan masing-masing,
sehingga menghasilkan Nilai Akhir dengan menggunakan Formulir Evaluasi Akhir.
Ketidakhadiran peserta melebihi 5 % dari jumlah keseluruhan sesi (1 sesi adalah 3 jam
pelajaran) diklat dinyatakan gugur dan tidak dapat mengikuti diklat, kecuali ada alasan
yang sah dan dapat dipertanggung jawabkan.

97
Contoh Daftar Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Akhir
PERFORM NILAI UJI KUALIFIKASI
HASIL BELAJAR PERINGKAT
ANCE KOMPETENSI KELULUSAN

40 % 60 %
UNIT
NO NAMA
ASAL PRAKTEK
DISKUSI

BOBOT

BOBOT

BOBOT
NOMI /OL
NAL
NOMINAL NOMINAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2
1 AHMAD BPSDM 80 32 80 80 24 80 BAIK SEKALI 6
4

2 Dst....

Penjelasan :

Ahmad peserta diklat dari BPSDM mendapat nilai performance rata rata 80 dari anggota
tim performance, kemudian mendapat nilai 80 untuk diskusi, dan 80 untuk praktek
observasi lapangan.

1. Karena nilai performance diberi bobot 40 %, maka nilai performance ahmad adalah 80
x 40 % = 32
2. Untuk nilai hasil belajar dengan bobot 60 %, maka akumulasi nilai diskusi, dan praktek
observasi lapangan (160 / 2 x 60 % = 48)
3. Nilai uji kompetensi diperoleh dari nilai performance di tambah nilai hasil belajar (32 +
48 = 80)
4. Kualifikasi kelulusan sbb ;
a. Sangat Memuaskan : 92,5 - 100
b. Memuaskan : 85,0 - 92,4
c. Baik Sekali : 77,5 - 84,9
d. Baik : 70,0 77,4
e. Tidak Lulus : Kurang dari 70

98
99
Contoh Daftar Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Akhir Khusus Diklat Teknis

NO NAMA UNIT ASAL NILAI UJI


KUALIFIKASI
PERFORMANCE HASIL BELAJAR KOMPETEN PERINGKAT
KELULUSAN
SI

25 % 75 %

DISKUSI SEMINAR PRAKTEK /OL UJIAN


BOBOT

BOBOT

BOBOT

BOBOT

BOBOT
NOMINAL
NOMINAL NOMINAL NOMINAL NOMINAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 AHMAD BPSDM 80 32 80 10 80 15 80 10 80 25 80 BAIK SEKALI 6

2 Dst....

Catatan :
Apabila diklat tidak ada ujian, seminar dan diskusi, serta praktek hanya ada pre-test dan post-test maka penilaian diukur dengan melihat
perbandingan antara nilai pre-test dan post-test, apakah hasilnya meningkat, menurun atau tetap.
Khusus untuk diklat yang memiliki Instansi Pembina maka evaluasi diklat disesuaikan dengan pedoman penyelenggaraan yang ditetapkan oleh
instansi pembina diklat tersebut.

100
BAB VIII
PELAPORAN

Sebagai realisasi dari amanat yang tertuang dalam Pasal 1 ayat 7 Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 8 Tahun 2004 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Diklat. Maka setiap selesai
penyelenggaraan Diklat, penyelenggara diklat harus melaporkan kegiatannya kepada
instansi pembina jabatan yang meliputi :
penyelenggaraan, widyaiswara dan peserta, selanjutnya setiap tahunnya lembaga pembina
jabatan melaporkan rekapitulasi peserta berdasarkan jenis diklat yang diikutinya.
Untuk itu BPSDM Hukum dan HAM sebagai Lembaga Diklat Terakreditasi di lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM RI perlu membuat standarisasi pedoman laporan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 8 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka pembinaan terhadap
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM RI dimaksud khususnya mengenai kontrol terhadap tingkat capaian kinerja
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, agar laporan yang disampaikan dari masing-
masing penyelenggara Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI mempunyai
kesamaan bentuk, isi maupun tujuan.

A. Tujuan
Tujuan diterbitkannya Pedoman Penyusunan Laporan Penyelenggara Pendidikan
dan Pelatihan pada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI adalah sebagai
berikut :
1. Standar Baku bagi setiap Lembaga Diklat Pemerintah yang terakreditasi dalam
menyusun laporan penyelenggaraan Diklat selama 1 (satu) Tahun Anggaran;
2. Melihat sejauh mana perkembangan dan capaian kinerja penyelenggara diklat pada
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI;
3. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh penyelenggara diklat pada
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI;
4. Mengupayakan penyempurnaan kualitas penyelenggara diklat pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM RI.

101
B. Sasaran
1. Tersedianya standar laporan penyelenggara Diklat di lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM RI;
2. Tersedianya format laporan sebagai pedoman bagi penyelenggara Diklat pada
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI guna menyusun laporan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan baik secara periodik maupun tahunan;
3. Terjalinnya sistem komunikasi dan jejaring kerja antara BPSDM Hukum dan HAM
dengan Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan pada Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM RI.

C. Format Laporan.
Laporan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang disusun oleh BPSDM
Hukum dan HAM menggunakan format 1 dan 2, disampaikan melalui mekanisme
sebagai berikut :
Mekanisme untuk format I:
a. Setiap penyelenggaraan Diklat yang dilaksanakan pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM RI wajib menyusun laporan penyelenggaraan
Diklat selambat-lambatnya 10 hari setelah Diklat berakhir dengan
menggunakan format I ;
b. Laporan Penyelenggaraan Diklat sebagaimana dalam butir 1a disampaikan
kepada BPSDM Hukum dan HAM sebagai lembaga diklat terakreditasi di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI.

Mekanisme untuk format II:


a. Seluruh penyelenggaraan Diklat yang telah dilaksanakan pada Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM RI wajib dilaporkan berupa Laporan
Penyelenggaraan Diklat Tahunan selambat-lambatnya akhir bulan Nopember
2017 dengan menggunakan format 2 ;
b. Laporan Penyelenggaraan Diklat sebagaimana dalam butir 2a disampaikan
kepada BPSDM Hukum dan HAM sebagai lembaga diklat terakreditasi di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI.

Laporan diketik pada kertas A4 dengan huruf Arial, ukuran huruf 12 dengan spasi 1
(satu)
102
Laporan dinyatakan sah apabila telah disahkan oleh Kepala Kantor Wilayah selaku
penanggung jawab Diklat dalam bentuk tandatangan dan stempel Penyelenggara
Diklat.

a) Format Laporan Penyelenggaraan Diklat di lingkungan Kementerian Hukum


dan HAM RI
Laporan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM RI harus dapat memberikan informasi tentang :
1. Jenis Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan ;
2. Instansi Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan ;
3. Tempat Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan ;
4. Waktu Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan ;
5. Jumlah Peserta Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan yang meliputi :
6. Sumber Biaya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan;
7. Permasalahan yang dihadapi;
8. Saran ;
9. Lampiran Data Peserta Pendidikan dan Pelatihan, dll.

Berikut disampaikan Format Laporan Penyelenggaraan Pendidikan dan


Pelatihan :

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Dasar Hukum
D. Sistematika Penulisan

BAB II KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG


DILAKSANAKAN
A. Peserta Pendidikan dan Pelatihan
B. Tenaga Pengajar Pendidikan dan Pelatihan
C. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan

103
D. Anggaran Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

BAB III HASIL EVALUASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


A. Hasil Evaluasi Peserta Pendidikan dan Pelatihan (Pre dan
Post Test, hasil praktek dll)
B. Hasil Evaluasi Peserta terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan
C. Hasil Evaluasi Peserta terhadap Tenaga
Pengajar/Narasumber
D. Hasil Evaluasi Peserta terhadap Sarana dan Prasarana serta
Makanan
E Kendala / permasalahan yang dihadapi

BAB IV PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN

Lampiran 1 SK Tim Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan


2 SK Peserta Pendidikan dan Pelatihan
3 Jadwal Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
4 Data Peserta Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
5 Foto Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

104
Format Data Peserta

No Nama NIP Tempat Jabatan/ Pangkat/Gol. Jenis No.


Tgl. Instansi Ruang Kelamin STTPP
Lahir

Penanggung Jawab Program Diklat

(...............................)
NIP. ........................

Petunjuk Pembuatan Laporan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan


Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM:
1. Bab I :Pendahuluan
(menguraikan tentang gambaran secara umum tentang Organisasi, maksud dan tujuan
disusunnya laporan, hal-hal yang mendasari disusunnya laporan tersebut, serta
sistematika penulisan)
2. Bab II :Kegiatan Pelatihan/ Diklat yang dilaksanakan
(menguraikan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan (waktu, tempat
penyelenggaraan dan anggaran yang digunakan), jumlah peserta yang akan dilakukan
pengembangan, tenaga pengajar yang terlibat dalam kegiatan tersebut).
3. Bab III :Hasil Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
(menguraikan tentang gambaran secara umum hasil evaluasi peserta, hasil evaluasi
peserta terhadap penyelenggaraan diklat, hasil evaluasi peserta terhadap tenaga
pengajar, hasil evaluasi peserta terhadap saran dan prasarana serta makanan dan
kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan berlangsung)

105
4. Bab IV :Penutup
(berisikan tentang simpulan dari kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
yang dilaksanakan serta saran perbaikan kedepannya agar penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan yang dilaksanakan lebih baik lagi)
5. Lampiran
(Cukup Jelas)
6. Data Peserta
Diisi dengan data peserta sesuai dengan tabel yang tersedia
Contoh :
Nama : Drs. Agus Nawawi, MM
NIP : 19610508 198203 1 001
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta 5 Agustus 1961
Jabatan / Instansi : Kabag. Kepegawaian pada Kantor Wilayah Banten
Pangkat/Gol. Ruang : Penata Tk.I / III.d
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. STTTPP : 1500/Diklat PIM Tk. III / 2002
7. Penganggung Jawab Program Kegiatan Diklat/Bimtek.
Diisi dengan lokasi (kota/kabupaten) tempat penyelenggaraan Diklat/Bimtek dan
Tanggal Pembuatan Laporan dan selanjutnya dibubuhi tanda tangan pimpinan yang
berwenang dalam penyelenggaraan Diklat dengan disertai Indentitas Nomor Induk
Pegawai.

Contoh :
Bandung, 10 Maret 2016
Penanggung jawab Program Diklat,

Tanda Tangan
(DR. Sulaiman Daud)
NIP. 19630209 198003 1 001

106
Format Laporan Tahunan Penyelenggaraan Diklat di lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM RI.

Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di lingkungan Kementerian


Hukum dan HAM merupakan bentuk pertanggungjawaban yang disampaikan oleh Kantor
Wilayah sebagai penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Kepada BPSDM Hukum dan
HAM sebagai pembina Pendidikan dan Pelatihan di lingkungan Kementerian Hukum dan
HAM.
Adapun format Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Dasar Hukum
D. Sistematika Penulisan

BAB II KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN YANG


DILAKSANAKAN
A. Jenis Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan
B. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
C. Jumlah Peserta Pendidikan dan Pelatihan
D. Anggaran Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

BAB III CAPAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


A. Jumlah lulusan pendidikan dan pelatihan
B. Realisasi Anggaran pendidikan dan pelatihan
C. Kendala / hambatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan

BAB IV PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN

107
Lampiran 1 Capaian Kegiatan dan Penyerapan Anggaran Kegiatan Pendidikan
dan Pelatihan
2 Status Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
3 Status Residensi

Petunjuk Pembuatan Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan


di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

1. Bab I :Pendahuluan
(menguraikan tentang gambaran secara umum tentang Organisasi, maksud dan tujuan
disusunnya laporan, hal-hal yang mendasari disusunnya laporan tersebut, serta
sistematika penulisan)

2. Bab II :Kegiatan Pelatihan/ Diklat yang dilaksanakan


(menguraikan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan (waktu, tempat
penyelenggaraan), jumlah peserta yang akan dilakukan pengembangan dan jumlah
anggaran yang dialokasikan pada masing-masing kegiatan).

3. Bab III :Capaian Pendidikan dan Pelatihan


(menguraikan tentang jumlah lulusan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan
oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, realisasi anggaran yang telah
berhasil terserap dan kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM)

4. Bab IV :Penutup
(berisikan tentang simpulan dari kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
yang dilaksanakan serta saran perbaikan kedepannya agar penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan yang dilaksanakan lebih baik lagi)

108
Format 2.
a) Data capaian diklat dan penyerapan anggaran

Anggaran
Jumlah peserta
Jenis (Rp)
No Ket
Diklat Sisa Tidak
Rencana Realisasi % Rencana Lulus
Anggaran Lulus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Petunjuk Pengisian :

1. Nomor.
Diisi dengan nomor urut dalam angka latin
Contoh: 1, 2, 3, dst

2. Jenis Diklat.
Diisi dengan jenis Diklat yang diselenggarakan pada Tahun Anggaran yang
dilaporkan.
Contoh :
- Diklat Kesamaptaan
- Diklat Bendaharawan, dll

3. Anggaran.
a) Rencana.
Diisi dengan rencana anggaran per jenis dan jenjang Diklat yang akan
diselenggarakan.
b) Realisasi
Diisi dengan realisasi anggaran per jenis dan jenjang Diklat yang telah terealisasi.
c) Prosentase (%)
Diisi dengan prosentase penyerapan anggaran per jenis dan jenjang Diklat yang
telah diselenggarakan, dengan cara :

109
Prosentase = Realisasi Penyerapan anggaran
Pagu Anggaran
d) Sisa Anggaran
Diisi dengan jumlah anggaran per jenis dan jenjang Diklat yang tidak terealisasi.

Sisa Anggaran = Pagu Anggaran Realisasi Anggaran

4. Jumlah Peserta.
a) Rencana.
Diisi dengan banyaknya rencana jumlah peserta per jenis dan jenjang Diklat yang
akan mengikuti Diklat-diklat tersebut.
b) Lulusan
Diisi dengan banyaknya jumlah peserta yang telah lulus per jenis dan jenjang
Diklat tersebut
c) Tidak Lulus
Diisi dengan banyaknya jumlah peserta yang dinyatakan tidak lulus per jenis dan
jenjang Diklat tersebut.

5. Keterangan.
Diisi dengan alasan penyerapan anggaran tidak terserap dan jumlah lulusan tidak
sesuai dengan rencana

b). Status Penyelenggaraan Diklat

Jenis
Dasar Pola Tempat
N dan
Penyelengga Penyelenggaraa penyelenggaraan Status Residensi
o jenjang
raan Diklat n Diklat Diklat
Diklat
Diasramak Tidak
an diasramak
an
1
2
3

110
Petunjuk Pengisian :

1. Nomor.
Diisi dengan nomor urut dalam angka latin
Contoh: 1, 2, dst

2. Jenis dan jenjang Diklat.


Diisi dengan jenis dan jenjang Diklat yang diselenggarakan pada Tahun Anggaran
yang dilaporkan.
Contoh : Diklat Kepemimpinan Tingkat III
Diklat Prajabatan Golongan III

3. Dasar Penyelenggaraan .
Diisi dengan peraturan yang mendasari penyelenggaraan jenis dan jenjang Diklat.
Contoh: SK. Kepala BPSDM Hukum dan HAM Nomor : SKEP/50/XII/2005 tanggal
31 Desember 2005 tentang Program Kerja dan Anggaran BPSDM Hukum
dan HAM Tahun Anggaran 2006

4. Pola Penyelenggaraan Diklat


Diisi dengan status Penyelenggaraan Diklat
Contoh: - Diklat Kepemimpinan Tingkat IV dilaksanakan secara Mandiri;
- Diklat Kepemimpinan Tingkat III Kabupaten Janeponto bermitra
dengan Badan Diklat Propinsi Sulawesi Selatan.

5. Tempat Penyelenggaraan Diklat


Diisi dengan alamat lengkap tempat Diklat berlangsung.
Contoh : BPSDM Hukum dan HAM, Jalan Raya Gandul Cinere, Depok, Jawa Barat

6. Status Residensi
Diisi dengan tanda pada kolom yang tersedia.

111
Tenaga Kediklatan

Kompetensi Kediklatan
No Unsur Lain- Jumlah Ket
TNA MOT TOC MOT
lain
1 SDM
Penyelenggara
(Organik)
2 SDM
Penyelenggara
(Outsoursing)
3 Fungsional
Widyaiswara
4 Widyaiswara Luar
Biasa

..........................................

Penanggung Jawab Program Diklat

TTD

(..........................................)
NIP. ....................................

Petunjuk Pengisian :
Unsur :
1. SDM Penyelenggara (Organik)
Diisi dengan jumlah pegawai yang ditempatkan pada Penyelenggara Diklat
Kantor Wilayah dan bertugas sebagai penyelenggara Diklat yang telah mengikuti
Diklat Teknis Kediklatan sesuai dengan kolom Kompetensi Kediklatan.

2. SDM Penyelenggara (Outsourcing)


Diisi dengan jumlah pegawai yang berasal dari luar Penyelenggara Diklat Kantor
Wilayah dan bertugas sebagai penyelenggara Diklat yang telah mengikuti Diklat
Teknis Kediklatan sesuai dengan kolom Kompetensi Kediklatan.

3. Fungsional Widyaiswara
Diisi dengan jumlah pejabat fungsional Widyaiswara yang telah mengikuti Diklat
Teknis Kediklatan sesuai dengan kolom Kompetensi Kediklatan.

112
4. Widyaiswara Luar Biasa
Diisi dengan jumlah fasilitator yang bukan pejabat fungsional Widyaiswara yang
telah mengikuti Diklat Teknis Kediklatan sesuai dengan kolom Kompetensi
Kediklatan.

5. Jumlah
Diisi dengan jumlah keseluruhan secara keseluruhan untuk masing-masing unsur
tenaga kediklatan.

6. Keterangan
Diisi dengan informasi yang relevan dengan unsur tenaga kediklatan.
Contoh: Status Kepegawaian

7. Penanggung Jawab Program Diklat


Diisi dengan lokasi (kota/kabupaten) tempat penyelenggaraan Diklat dan tanggal
pembuatan laporan selanjutnya dibubuhi tanda tangan pimpinan yang berwenang
dalam penyelenggaraan Diklat dengan disertai indentitas Nomor Induk Pegawai.
Contoh :
Jakarta, 25 September 2002
Penanggung jawab Program Diklat,

Tanda tangan
(DR. Sulaiman Daud)
NIP. 19630209 198003 1 001

D. Surat Tanda Tamat Pendidikan Dan Pelatihan (STTPP)


Kepada peserta yang telah lulus Diklat diberikan Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan. (format terlampir)
Penandatanganan STTPP untuk Diklat:
1. Prajabatan Nomor Register STTPP dari LAN, ditandatangani oleh Kepala
BPSDM ;
2. Diklat Teknis Umum dan Teknis Substantif:
o Halaman depan berisi Nomor Register STTPP dari BPSDM ditandatangani
oleh Kepala BPSDM;

113
o Halaman belakang berisikan daftar pelajaran (materi inti dan materi
penunjang) dan Jumlah Jam Pelajaran (JP) ditandatangani oleh Kepala
Kantor Wilayah pada sebelah kiri bawah dan Kepala Pusat Pengembangan
Diklat pada sebelah kanan bawah.

114
K E M E N T E R I A N HUKUM DAN HAK A S A S I MANUSIA Rl
B A D A N P E N G E M B A N G A N S U M B E R D A Y A MANUSIA H U K U M DAN HAM
J a l a n R a y a G a n d u l No.4 C i n e r e Depok
Telepon (021)7540077,754124 Fax.7543709
Website: bpsdm. kemenkumham. go. id

Nomor : SDM . OtA-Ol.Ol - ^9fb A} Desember 2016


Lampiran : 1 (satu) Berkas
Hal : Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan pada Kantor Wilayah T A 2017

Yth. Kepala Kantor Wilayah


Kementerian Hukum dan HAM
Di
Tempat

Bersama ini dengan hormat disampaikan Pedoman Umum Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM sebagai
panduan dalam pelaksanaan kegiatan pada Kantor Wilayah T A 2017.
Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
NOMOR :.. / (NAMA DIKLAT) /BPSDM HUKUM DAN HAM/2016

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil serta ketentuan-ketentuan lainnya menyatakan bahwa :

Nama :
NIP :
Tanggal Lahir :
Pas Foto Pangkat/Golongan :
Berwarna Jabatan :
4x6
Unit Organisasi :

TELAH MENGIKUTI DENGAN BAIK

(NAMA DIKLAT) yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM . dari .. sampai dengan ..
bertempat di . yang meliputi .. Jam Pelajaran.

Depok, . 2017
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
KEPALA,

Dr. MARDJOEKI, Bc.IP., M.Si.


NIP.19590712 198303 1 002
DAFTAR PELAJARAN
A. MATERI DASAR
No. Materi Jam Pelajaran
1. .. .. JP

B. MATERI KELOMPOK INTI


No. Materi Jam Pelajaran
1. .. .. JP
2. .. .. JP
3. .. .. JP
4. .. .. JP
5. .. .. JP
6. .. .. JP
7. .. .. JP
8. .. .. JP

C. MATERI KELOMPOK PENUNJANG


NO. MATERI Jam Pelajaran
1. .. .. JP
2. .. .. JP
3. .. .. JP

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RIAU PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEPALA, TEKNIS DAN KEPEMIMPINAN
KEPALA,

NAMA NAMA
NIP NIP.
SERTIFIKAT
NOMOR : W. ./ (nama pelatihan)/BPSDM HUKUM DAN HAM/2016

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil serta ketentuan-ketentuan lainnya menyatakan bahwa:

Nama :
Pas Foto
NIP :
Berwarna
Tanggal Lahir :
4x6
Pangkat/Golongan Ruang :
Jabatan :
Instansi :
TELAH MENGIKUTI DENGAN BAIK
(nama pelatihan) yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM . dari tanggal . sampai dengan
tanggal .. di .. bertempat di yang meliputi Jam Pelajaran.

Depok, 2016
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
KEPALA,

Dr. MARDJOEKI, Bc.IP., M.Si.


NIP.19590712 198303 1 002
DAFTAR MATA PELAJARAN

NO. MATERI JAM


PELAJARAN

1 .. JP
2 .. JP
3 .. JP
4 .. JP
5 .. JP

Mengetahui,
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEPALA, TEKNIS DAN KEPEMIMPINAN
KEPALA,

NAMA NAMA
NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai