PENDAHULUAN
Sumberdaya manusia merupakan faktor yang paling penting dan paling menentukan
dalam setiap organisasi. Sumber daya manusia merupakan penentu jalan tidaknya ataupun
maju mundurnya organisasi. Sebaik apapun sistem yang telah disusun atau dilengkapi dan
apapun sarana dan prasarana yang tersedia dalam organisasi, tanpa didukung oleh keberadaan
sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan yang memadai, maka berbagai kelengkapan
tersebut tidak akan berarti banyak bagi keberadaan organisasi. Dengan sumberdaya manusia
pula, sistem sarana dan prasarana yang ada dalam organisasi dapat terus disempurnakan, sesuai
dengan perkembangan kebutuhan bagi percepatan menyelesaian tugas. Oleh karena itu, suatu
organisasi harus memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan organisasi.
Para ahli dibidang manajemen sumberdaya manusia umumnya sependapat bahwa
kualitas sumber daya manusia, yang dapat membawa organisasi berhasil dan sukses, ditentukan
oleh kompetensinya. Kompetensi merupakan karakteristik sikap dan perilaku yang efektif yang
akan menentukan kinerja unggul dalam pekerjaan. Kompetensi akan mendorong seseorang
untuk memiliki kinerja terbaik sehingga dapat sukses dalam organisasi (Sudarmanto, 2009).
Oleh karena itu, apabila menghendaki organisasi dapat berhasil, maka setiap organisasi harus
dapat mengembangkan kompetensi para pegawainya.
Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi yaitu “mewujudkan pemerintahan
kelas dunia”, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN). Tujuan dari penerbitan Undang Undang ASN ini adalah untuk
mewujudkan tata kelola aparatur sipil negara sebagai profesi yang memiliki kewajiban
mengelola dan mengembangkan dirinya dan mempertanggungjawabkan kinerjanya serta
menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen aparatur sipil Negara. Dalam rangka
menjalankan perannya sebagai pelayanan publik, perekat kesatuan bangsa dan pelaksana
kebijakan publik setiap ASN berhak mendapatkan pengembangan kompetensi. Pengembangan
kompetensi ASN diarahkan pada penciptaan dan peningkatan kompetensi atau kemampuan
aparatur agar dapat melaksanakan pelayanan publik secara optimal
BAB II
REGULASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PNS
Dalam memposisikan diri saya sebagai ASN yang memiliki integritas, profesional dan
netral serta bebas dari KKN saya akan selalu melakukan pengembangan kompetensi
untuk menunjang kinerja saya. Saya akan selalu mengambil setiap kesempatan yang
diberikan kepada saya untuk mengikuti pendidikan, seminar dan pelatihan (diklat)
dalam rangka menjadi ASN yang kompeten, handal, dan kompetitif serta dapat
memberikan pelayanan dengan mutu yang prima terhadap masyarakat.
Sebagai contoh saat ini saya sedang mengikuti Latsar CPNS yang tujuannya adalah
untuk membangun mewujudkan PNS yang profesional dan berkarakter. Pelatihan
Dasar ini adalah salah satu persyaratan yang harus ditempuh oleh seorang Calon
Pegawai Negeri Sipil dalam masa percobaan sebelum diangkat menjadi Pegawai
Negeri Sipil untuk membentuk kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku Calon Pegawai Negeri Sipil yang nantinya akan digunakan dalam pekerjaan
sehari-hari. Dasar hukum yang digunakan dalam pelaksaan Pelatihan Dasar CPNS
antara lain UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen ASN, Peraturan Lembaga Administrasi
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi bagi
PNS, dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS. Mengikuti
setiap kegiatan Latsar dengan baik, disiplin dan sungguh-sunguh hal ini sebagai upaya
saya mentaati regulasi mengenai ASN dan manajemen ASN mematuhi setiap hak dan
kewajiban sebagai seorang ASN. Hak yang saya dapatkan dengan mengikuti pelatihan
pendidikan ini adalah memperoleh ilmu pengetahuan untuk meningkatkan
profesionalisme saya sebagai ASN. Seiring dengan meningkatkan profesionalisme
saya maka saya dapat memberikan pelayanan publik yang bermutu. Terkait regulasi
tersebut saya juga akan mengikuti seminar atau pelatihan secara individu yang
dimaksud di sini adalah pelatihan yang dilakukan secara pribadi bukan fasilitas dari
instansi pemerintah guna meningkatkan kompetensi diri secara terus menerus.
Mengikuti berbagai seminar atau pelatihan tidak berpatok pada satu bidang saja
melainkan banyak bidang agar apabila ada masalah dari unit lain yang membutuhkan
bantuan bisa menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan yang telah di pelajari.
DAFTAR PUSTAKA