Anda di halaman 1dari 20

Program Penguatan Pendidikan

Karakter
SMK Negeri 2 Solok

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maga Esa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Program Penguatan Pendidikan
Karakter ( PPK ) ini dapat kami susun dan selesaikan sebagai pedoman bagi
guru untuk melaksanakan program PPK di SMK Negeri 2 Solok

Program PPK ini kami susun dengan melibatkan guru, komite sekolah
dan stakeholder di SMK Negeri 2 Solok sehingga dapat memperkaya dan

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 SOLOK
2019

0
memperlancar penyusunan program ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan program PPK ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Program PPK ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik,
saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan
pogram ini.

Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan


rahmat, bimbingan dan petunjuk- Nya kepada kita. Amiin

Solok , Juni 2019


Kepala SMK Negeri 2 Solok ,

J A I N I, M.Pd
NIP. 19720523 200501 1 004

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada


Pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban
1
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan


Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar,
bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap,
kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran,
peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut,
jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang, termasuk SMK sangat
berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.

Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang secara intensif telah


dimulai sejak tahun 2010 sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang
mampu melaksanakan pembentukan karakter secara kontekstual sesuai
dengan potensi lingkungan setempat. Penguatan Pendidikan Karakter di
sekolah diharapkan dapat memperkuat bakat, potensi dan talenta seluruh
peserta didik. Lebih dari itu, pendidikan kita sesungguhnya melewatkan atau
mengabaikan beberapa dimensi penting dalam pendidikan, yaitu olah raga
(kinestetik), olah rasa (seni) dan olah hati (etik dan spiritual) (Muhajir Effendy,
2016). Apa yang selama ini kita lakukan baru sebatas olah pikir yang
menumbuhkan kecerdasan akademis. Olah pikir ini pun belum mendalam
sampai kepada pengembangan berpikir tingkat tinggi, melainkan baru pada
pengembangan olah pikir tingkat rendah. Persoalan ini perlu diatasi dengan
sinergi berkelanjutan antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat
melalui penguatan pendidikan karakter untuk mewujudkan Indonesia yang
bermartabat, berbudaya, dan berkarakter.

Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 mengeluarkan


Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter untuk mengembangkan
rintisan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia dengan delapan belas (18) nilai
karakter. Program ini didukung oleh Pemerintah Daerah, lembaga swadaya
masyarakat sehingga program pendidikan karakter bisa terlaksana dengan
baik.

Tujuan pendidikan di SMK, termasuk pengembangan karakter, dapat


dicapai melalui pengembangan dan implementasi Kurikulum 2013 yang
mengacu pada Kompetensi Inti 1 ( KI 1 ) dan Kompetensi Inti 2 ( KI 2 ). Di
dalam KI 1 ( Spiritual ) dan KI 2 ( Sosial ) telah secara jelas dan dijabarkan
2
standar kompetensi dan materi yang harus disampaikan kepada peserta
didik. Karakter sikap spiritual dan sikap sosial juga termasuk dalam materi
yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya


membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai
secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata.

Pendidikan karakter pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran


pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan
norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,
dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif,
tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan
peserta didik sehari-hari di masyarakat.

Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen


atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana
pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam
kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan
tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan
kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan
komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan
salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum dalam pembinaan pendidikan karakter antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
4. Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan
5. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
6. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan
7. RPJMN 2015-2019: “Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak
usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-
3
nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat
pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran”
8. Program kerja SMK Negeri 2 Solok tahun pelajaran 2019/2020

C. Tujuan

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu


penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui
pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMK Negeri 2 Solok mampu
secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,
mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter
dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan


budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
keseharian, dan simbol- simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah,
dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas,
karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

D. Sasaran

Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh warga sekolah ( siswa,


pendidik kepala sekolah dan tenaga kependidikan ) terutama siswa. Melalui
program ini diharapkan siswa memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kompetensi akademik yang utuh
dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma
dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter
nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.

BAB II

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

A. Nilai-nilai Karakter

4
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain
merupakan kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional
Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian
integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter
Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak
mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk mengadakan
perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak,
dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan nilai
karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan
dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada lima nilai utama
karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu
dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama
karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Religius

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap


Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan
ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan
agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk
agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi
sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan
sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai
karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga
keutuhan ciptaan.

Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai


perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri,
kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan
kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

2. Nasionalis

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan


berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi
dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,


menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan

5
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.

3. Mandiri

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak


bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.

Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.

4. Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan


menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,


komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan,
dan sikap kerelawanan.

5. Integritas

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari


perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi
sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam
kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang
berdasarkan kebenaran.

Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,


komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan,
dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan


berkembang sendiri- sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu
sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk
keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter

6
dimulai, individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama
lainnya baik secara kontekstual maupun universal.

B. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter di SMK Negeri 2 Solok


menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Prinsip 1 – Nilai-nilai Moral Universal

Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral


universal yang prinsip- prinsipnya dapat didukung oleh segenap
individu dari berbagai macam latar belakang agama, keyakinan,
kepercayaan, sosial, dan budaya.

Prinsip 2 – Holistik

Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti


pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah
rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh
dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya
sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di
luar lingkungan pendidikan.

Prinsip 3 – Terintegrasi

Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional


terutama pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan
dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan
mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan program
tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.

Prinsip 4 – Partisipatif

Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan


melibatkan publik seluas- luasnya sebagai pemangku kepentingan
pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah,
pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain
yang terkait dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan
kekhasan sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK,
menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan
pembiayaan Gerakan PPK.

Prinsip 5 – Kearifan Lokal

7
Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal
nusantara yang demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan
membumi. Gerakan PPK harus bisa mengembangkan dan
memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang dan
berdaulat sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri peserta didik
sebagai bangsa Indonesia.

Prinsip 6 – Kecakapan Abad XXI

Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang


dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain
kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative
thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk
penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam
pembelajaran (collaborative learning).

Prinsip 7 – Adil dan Inklusif

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan


prinsip keadilan, non- diskriminasi, non-sektarian, menghargai
kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan
martabat manusia.

Prinsip 8 - Selaras dengan PerkembanganPeserta Didik

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan


perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis,
maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi
dan maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-kebutuhan
perkembangan peserta didik perlu memperoleh perhatian intensif.

Prinsip 9 – Terukur

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan


prinsip keterukuran agar dapat dimati dan diketahui proses dan
hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas sekolah
mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas
pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang
dapat diamati dan diukur secara objektif; mengembangkan program-
program penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang mungkin
dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan sumber
daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan
pendidikan.

8
C. Fokus Gerakan PPK

Gerakan PPK di SMK Negeri 2 Solok berfokus pada struktur


yang sudah ada dalam sistem pendidikan nasional. Terdapat tiga
struktur yang dapat digunakan sebagai wahana, jalur, dan medium
untuk memperkuat pendidikan karakter bangsa, yaitu: Pertama,
Struktur Program, antara lain jenjang dan kelas, ekosistem sekolah,
penguatan kapasitas guru; Kedua, Struktur Kurikulum, antara lain
kegiatan pembentukan karakter yang terintegrasi dalam
pembelajaran(intrakurikuler), kokurikuler, dan ekstrakurikuler; Ketiga,
Struktur Kegiatan, antara lainberbagai program dan kegiatan yang
mampu mensinergikan empat dimensi pengolahan karakter dari Ki
Hadjar Dewantara (olah raga, olah pikir, olah rasa, dan olah hati).

D. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter

Dalam pelaksanaannya Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) di


SMK Negeri 2 Solok disesuaikan dengan kurikulum dan dapat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu:

1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur


kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui
kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Sebagai kegiatan
intrakurikuler dan kokurikuler. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan
ke dalam mata pelajaran sesuai topik utama nilai PPK yang akan
dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut dan
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing- masing.
2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler,
satuan pendidikan melakukan penguatan kembali nilai-nilai karakter
melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat dilakukan melalui
kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang
relevan, seperti PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas
Perdagangan, museum, rumah budaya, dan lain- lain, sesuai
dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan.
3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam
proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan
warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam
pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai
dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di
setiap satuan pendidikan.

9
Selain struktur dalam kurikulum, gerakan PPK juga memiliki struktur
pendukung lain yang terdiri atas:

a) Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang


sehat, hubungan antarwarga sekolah yang harmonis dan saling
menghargai, lingkungan sekolah yang bersih, ramah, sehat, aman,
dan damai.
b) Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara
pendidikan di sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.

E. Struktur Kegiatan

Struktur kegiatan PPK merupakan pilihan berbagai macam


kegiatan bagi pembentukan karakter peserta didik yang
menyeimbangkan keempat dimensi pengolahan pendidikan menurut Ki
Hadjar Dewantara, yaitu olah raga, olah pikir, olah rasa dan olah hati.
Sekolah bisa memilih struktur kegiatan yang akan mendorong
terbentuknya keunikan, kekhasan, dan keunggulan sekolah (school
branding).

F. Basis Gerakan PPK

Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum


yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan
karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/ komunitas
(Albertus, 2015).

1. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

a) Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui


isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik
maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.
b) Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi
pengajaran.
c) Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan
daerah.

2. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

a) Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam


keseharian sekolah.
b) Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan
pendidikan.
c) Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.

10
d) Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap
potensi siswa melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
e) Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah
f) Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.

3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat

a) Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai


pemangku kepentingan utama pendidikan.
b) Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai
sumber pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat
seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia
industri.
c) Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program
yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.
d) Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama
dengan pemerintah daerah, kementerian dan lembaga
pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya

G. Perancangan

Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan


antara lain:

a) Menentukankarakter individual, kelompok, kelas, lembaga.


b) Menentukan sub tim pengendali pelasksanaan pendikar
1. Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat
merealisasikan pendidikan karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang perlu
dikuasai, dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta didik direalisasikan
dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a) terpadu dengan pembelajaran
pada mata pelajaran; (b) terpadu dengan manajemen sekolah; dan (c)
terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan.
2. Mengembangkan materi pendidikan karakter untuk setiap jenis
kegiatan di sekolah
3. Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah
(tujuan, materi, fasilitas, jadwal, pengajar/fasilitator, pendekatan
pelaksanaan, evaluasi)
4. Menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan program pendidikan
karakter di sekolah

H. Implementasi

11
1. Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada
semua mata pelajaran. Berbagai hal yang terkait dengan karakter
(nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll) diimplementasikan
dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait,
seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lainnya
2. Pembentukan Karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah.
Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman
dan ketaqwaan, dll) diimplementasikan dalam aktivitas manajemen
sekolah, seperti pengelolaan: siswa, regulasi/peraturan sekolah,
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan,
perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta
pengelolaan lainnya.
3. Pembentukan karakter yang terpadu dengan Kegiatan
pembinaan kesiswaan ( Terlampir ). Beberapa kegiatan
pembinaan kesiswaan yang memuat pembentukan karakter antara
lain:
a. Olah raga
b. Keagamaan (baca tulis Al Qur’an, kajian hadis, ibadah dll )
c. Seni Budaya (menari, menyanyi, melukis, teater),
d. Kepramukaan,
e. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
f. Kegiatan Pembiasaan, Intra-kurikuler, ko-kurikuler, dan
ekstrakurikuler

I. Penilaian Program PPK

Penilaian program PPK harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai


berikut.

1. Orientasi pada Proses


Panduan penilaian berorientasi pada proses berarti instrumen yang
dibuat, baik oleh sekolah maupun oleh pemerintah, bertujuan untuk
mengevaluasi proses pelaksanaan PPK, mulai dari asesmen
kebutuhan pada tahap awal, sampai proses penilaian keberhasilan
pada akhir program.
2. Acuan pada Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam panduan penilaian mengacu pada
proses pelaksanaan PPK secara utuh dan menyeluruh, mulai dari
tahap awal, yaitu asesmen awal sampai evaluasi PPK.

3. Asas manfaat
Penilaian bertujuan agar sekolah memperoleh manfaat bagi
perbaikan selanjutnya. Proses penilaian dilaksanakan untuk menilai
12
keterlaksanaan dan kebermanfaatan PPK, bukan untuk mencari
kesalahan. Indikator - indikator penilaian di dalam rubrik bermanfaat
untuk melakukan evaluasi bagi pengembangan program PPK di
masa depan.
4. Jujur dan Objektif
Penilaian dilakukan secara jujur objektif sesuai dengan apa yang
terjadi dan melaporkan hasil temuannya sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya. Penilaian PPK mengutamakan kejujuran sekolah
dalam menilai karena pendidikan karakter lebih menekankan
kemampuan lembaga mengevaluasi diri tanpa perlu pengawasan
dari pihak luar. Kemandirian, objektivitas, dan kejujuran dalam
menilai PPK adalah bagian dari revolusi mental itu sendiri.

J. Metode Penilaian

Cara melakukan penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan


langsung) untuk mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun
catatan-catatan pendukung untuk menilai sebuah kegiatan. Observasi bisa
dilakukan secara individual, bila instansi yang menilai adalah individu di luar
sekolah, seperti pengawas, atau dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Bila
sekolah yang melakukan evaluasi diri, sekolah bisa mempergunakan
masukan data-data observasi dari anggota komunitas sekolah (guru, siswa,
dan lain-lain) untuk menjustifikasi indikator keberhasilan sesuai dengan rubrik.

Observasi yang dilakukan meliputi observasi lingkungan fisik sekolah,


lingkungan sosial sekolah, budaya, dan karakter sekolah. Unsur-unsur
tersebut dapat diamati pada sarana dan prasarana sekolah, proses belajar-
mengajar di kelas, berbagai macam dokumentasi pembelajaran (program
tahunan, RPP, dan lain-lain), kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler, dan
kegiatan setelah pembelajaran formal di lingkungan sekolah dan komunitas.
Penilai juga dapat melihat dokumen-dokumen lain sekolah yang mendukung
penilaian pada lembar observasi.

Data-data observasi dan data-data administratif digabungkan untuk


memberikan justifikasi skoring sesuai rubrik pada indikator keberhasilan PPK.
Data-data administrasi berupa dokumen-dokumen pendukung (tertulis dalam
dokumen, atau dokumentasi dalam bentuk digital, seperti video, foto, dan lain-
lain).

K. Penilai PPK

13
Penilai PPK adalah pihak sekolah yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan pendidikan. Untuk menjaga objektivitas, penilaian keberhasilan
PPK dilakukan minimal dengan melibatkan tiga pemangku kepentingan utama
pendidikan, yaitu sekolah, komite sekolah/orangtua, dan pengawas.
Perwakilan komunitas atau dinas bisa juga dilibatkan untuk membuat evaluasi
PPK bila dibutuhkan.

Kepala sekolah, komite sekolah, orang tua, dan pengawas melakukan


evaluasi Penguatan Pendidikan Karakter dengan cara menilai keberhasilan
PPK mempergunakan informasi dari rubrikasipenilaian sebagai alat untuk
membantu justifikasi indikator PPK.

L. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi bertujuan mengembangkan dan meningkatkan


kualitas program pembinaan pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan, tujuan monitoring dan evaluasi pembentukan karakter
adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung


keterlaksanaan program pendidikan karakter di sekolah.
2) Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah secara
umum.
3) Melihat kendala-kendala yang terjadi
4) Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan
untuk menyusun rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program
pendidikan karakter ke depan
5) Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program pembinaan
pendidikan karakter di sekolah.

M. Tindak Lanjut

Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan


pendidikan karakter digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan
program, mencakup penyempurnaan rancangan, mekanisme pelaksanaan,
dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang
terkait dengan implementasi program.

BAB III

14
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) adalah gerakan pendidikan di


sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati
(etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan
dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM). Ada lima nilai utama karakter yang perlu dikembangkan sebagai
prioritas Gerakan PPK yaitu ; Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong,
dan Integritas.

Dalam pelaksanaannya di SMK Negeri 2 Solok PPK berpedoman pada


struktur kurikulum melalui kegiatan pembiasaan, Intra-kurikuler dan ko-
kurikuler, dan ekstra- kurikuler. Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan
berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah,
yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/
komunitas

Penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk


mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun catatan-catatan
pendukung untuk menilai sebuah kegiatan

PROGRAM KEGIATAN PPK


TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
15
SMK NEGERI 2 SOLOK

Dalam
No Waktu Tempat Jenis Keterangan
rangka kegiatan kegiatan
kegiatan
Senin Pagi Menanamkan Lapangan Upacara Semua
1 (07.15 s.d Cinta Tanah Upacara Bendera Guru/Siswa
08.15) Air pada UPB
Selasa s.d Meningkatkan Membaca Semua
2 Kamis (Pagi iman dan Ruang Kelas Alquran/ Guru/Siswa
sebelum taqwa Asmaul
PBM) Khusna
3 Selasa s.d Menanamkan Menyanyikan Semua
Kamis (sore Cinta Tanah Ruang Kelas lagu Guru/Siswa
mengakhiri Nasional
pbm)
4 Jumat Pagi Meningkatkan Lapangan Kultum Siswa/OSIS
(07.15 s.d iman dan Upacara Lagu
08.15) taqwa Rohaniah/
Nasyd
5 Tiap Hari Meningkatkan Sholat Guru-Siswa
PBM iman dan Mushola Zhuhur dan
Pelajaran taqwa Asyar
Efektif) berjama’ah
6 Sabtu Pagi Pramuka, Lapangan
Awal bulan PMR, Ruang pengembangan Guru
(07.15 s.d Paskriba, Kesenian minat dan Pembina
08.15) Kesenian, Ruang Kelas bakat siswa /Siswa
jadwal tentatif
Bahasa, KIR
dan Olah
Raga
8 Jumat Minggu Gotong Lingkungan Gotong Guru-Siswa
ke IV Akhir Royong , Sekolah Royong , Cinta
Bulan
(07.15 s.d
08.15)
Hari Besar Meningkatkan Lapangan Tausiah dan Semua
7 Keagamaan iman dan Upacara berbagai Guru/Siswa
taqwa Mushalla Kegiatan Komite dan
Ruang Kelas Lomba orang tua
Keagamaan
8 Hari Besar Meningkatkan Lapangan Upacara Semua
Nasional Rasa cinta Upacara Bendera Guru/Siswa
Tanah Air, Lomba Olah Komite dan
Kebangsaan Raga dan orang tua
Permainan
lainnya
9 Momen Hari Silaturahmi Lapangan Silaturahmi, Semua
PSB, dgn Komite Upacara Temu Ramah Guru/Siswa
Penyerahan Orang Tua Mushalla Komite dan
16
Rapor Ruang Kelas orang tua
Kelulusan
Siswa
Hari PBM Meningkatkan Mushalla Pesantren Semua
10 Bulan iman dan Kilat Guru/Siswa
Ramadhan taqwa

11 Minggu II/III Silaturahmi Mushalla Berbuka Guru,


Ramadhan dgn Komite Bersama Komite,
OSIS Tausiyah OSIS
Tarwih

Mengetahui Solok , Juni 2019


Kepala SMK Negeri 2 Solok , Koordinator PPK

J A I N I, M.Pd Dra. YULMA YETRI


NIP. 19720523 200501 1 004 NIP. 19620717 198703 2 019

17
18
PROGRAM IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
( PPK ) SMK NEGERI 2 SOLOK
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


Nilai Karakter Penguatan Nilai Utama:
Waktu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong,
Integritas

Kegiatan Pembiasaan:
07.00 – 07. Memulai hari dengan upacara bendera ( Senin dan hari besar Nasional ), Apel, membaca Asmaul Khusna,
15 menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku – buku non-pelajaran 15
menit sebelum pelajaran dimulai

Kegiatan Intra-kurikuler: Kegiatan


Kegiatan Belajar Mengajar PPK
07.15 – Bersama
12.00 orang tua :
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler: Interaksi
15.00 – Sesuai dengan bakat dan minat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua dan dengan
16.50 masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, Seni, dan Olahraga orang tua
dan
Kegiatan Pembiasaan: lingkungan /
12.00 –
Sebelum menutup hari siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah/nasional dan berdoa bersama sesama
12.10

Aikmel,..........................................2018
Kepala SMK Negeri 2 Solok ,

UBALTI JUPRIADI, S.Pd


NIP. 19621231 198303 1 436
19

Anda mungkin juga menyukai