Anda di halaman 1dari 21

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

SMK MOHAMAD TOHA CIMAHI

PROGRAM PEMASARAN

Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong dan Integritas

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


MOHAMAD TOHA CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ini dapat kami susun dan selesaikan sebagai pedoman
pendidik, tenaga pendidik, dan Kepala Sekolah untuk melaksanakan program PPK di SMK Mohamad
Toha Cimahi.

Program PPK ini kami susun dengan melibatkan Kepala Sekolah, guru, dan stakeholder di SMK
Mohamad Toha Cimahi sehingga dapat memperkaya dan memperlancar penyusunan program ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan program PPK ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Program PPK ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk
menyempurnakan pogram ini.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan petunjuk- Nya kepada kita. Amiin

Cimahi, Oktober 2019


BAB 1
Pengertian dan Urgensi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

A. Pengertian
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah Program pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan
dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)

Adapun urgensi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah


1. Pembangunan SDM merupakan pondasi pembangunan bangsa.
2. Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan siswa: Kualitas Karakter, Literasi Dasar, dan Kompetensi
4C, guna mewujudkan keunggulan bersaing Generasi Emas 2045.
3. Kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika, dan budi pekerti.

B. Landasan Hukum
Dasar hukum penyusunan kajian Pembentukan Karakter Kerja Bagi Peningkatan Kualitas Lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah diubah terkahir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015;
3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang PPK;
4. Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang SNP SMK/MAK;
5. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang PPK pada Satuan Pendidikan Formal.
6. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor : 097/D/HK/2019 Tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan
7. Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan
8. Program kerja SMK Mohamad Toha Cimahi tahun pelajaran 2019/2020

C. Tujuan Pedoman
Memberikan acuan bagi SMK Rujukan dalam menerapkan petunjuk teknis penyelenggaraan
penguatan pendidikan karakter untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK, sekaligus menjadi contoh
bagi SMK lain. Adapun secara khusus dan operasional, penulisan pedoman ini bertujuan sebagai
berikut:
1. Memberikan acuan SMK Rujukan tentang penyusunan rencana aksi program penguatan
pendidikan karakter untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK.
2. Memberikan acuan SMK Rujukan tentang optimalisasi pelaksanaan penguatan pendidikan
karakter untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK.
3. Memberikan acuan SMK Rujukan tentang evaluasi penguatan pendidikan karakter untuk
meningkatkan kualitas lulusan SMK.
4. Menyusun program sosialisasi atau diseminasi model implementasi PPK untuk diacu oleh SMK
lain.

B. Sasaran

Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh warga sekolah ( siswa, pendidik kepala sekolah dan
tenaga kependidikan ) terutama siswa. Melalui program ini diharapkan siswa memiliki keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kompetensi akademik yang utuh dan
terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada
tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
BAB II
Tujuan program Penguatan Pendidikan Karakter

Tujuan program Penguatan Pendidikan Karakter adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan


karakter bangsa ke peserta didik secara masif dan efektif melalui lembaga pendidikan dengan
prioritas nilai-nilai tertentu yang akan menjadi fokus pembelajaran, pemahaman, pengertian, dan
praktik, sehingga pendidikan karakter sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir, dan cara
bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.

Fokus Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


1. Struktur Program
a) Jenjang dan Kelas
b) Ekosistem Sekolah
c) Penguatan kapasitas guru
2. Struktur Kurikulum
a) PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan eksra-kurikuler
b) PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler
c) PPK melalui kegiatan non-kurikuler
3. Struktur Kegiatan Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter dilingkungan sekolah berdasarkan dimensi
pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara (Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah raga)
BAB III.
Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


Nilai “Gotong-
karakter/ “Nasionalisme” “Integritas” “Mandiri” royong” “Religius”
Waktu
Keguiatan Pembiasaan:
Memulai hari dengan Upacara Bendera (senin), Menyanyikan lagu Kegiatan PPK
Indonesia raya, atau lagu lagu nasional dan berdoa Bersama orang tua:
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler Interaksi dengan
Waktu Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan dibawah bimbingan guru, orang
Belajar pelatih, pembina dengan melibatkan orangtua siswa dan masyarakat. tua dan
Kegiatan Keagamaan (qiraat), Shalat duhur berjamaah, Pramuka, lingkungan/sesama
Paskibra, PMR, Kesenian, dan Olahraga
Kegiatan pembiasaan :
Sebelum memulai dan menutup kegiatan siswa melakukan refleksi,
menyanyikan lagu nasional/daerah dan berdoa

A. Prinsip Pengembangan, Implementasi dan Evaluasi Program Penguatan Pendidikan Karakter


(PPK)
1) Nilai-Nilai Moral Universal
2) Pendekatan Sinkronisasi
3) Pendekatan Integral
4) Terukur dan Objektif
5) Pelibatan Publik
6) Kearifan local
7) Keterampilan Abad 21
8) Revolusi Mental
9) Adil dan inklusif
10) Evaluasi Program

Prinsip Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


1) Harmoni dengan Gerakan Nasional
2) Revolusi Mental Komunikasi dan diaolog dengan seluruh pemangku kepentingan
3) Selaras tahapan usia peserta didik
4) Kebutuhan dan konteks local
5) Fokus pada semangat belajar

Prinsip Evaluasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Pertama, implementasi prinsip-prinsip PPK dalam program sekolah. Kedua, yang dievaluasi adalah
program sesuai dengan indicator-indikator objektif dan perubahan perilaku pelaku, dan Ketiga,
penilaian individual peserta didik mengikuti norma Kurikulum 2013

B. Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

1. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui Kegiatan Pembiasaan, antara lain:
Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu
Nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku-buku non-pelajaran tentang PBP, cerita rakyat, 15
menit sebelum memulai pembelajaran, Sebelum mengakhiri kegiatan belajar Siswa melakukan
refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa bersama.
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui Kegiatan Kegiatan Intra-Kurikuler yakni
integrasi pendidikan karakter dalam kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar pada semua mata
Pelajaran
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui Kegiatan Ko-Kurikuler dan
Ekstrakurikuler: Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan
guru/pelatih/melibatkan orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra,
Kesenian, Bahasa & Sastra, Olahraga, dsb.

A. Nilai-nilai utama dalam PPK


Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu
dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang
diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter
religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan,
individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius
ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara
lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,
percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,
persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang
kecil dan tersisih.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air,
menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan citacita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang,
profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu
membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain
menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas
moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat
dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti
korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas). Dari kelima nilai karakter tersebut tidak dapat berkembang
sendirisendiri. Kelima nilai utama tersebut saling berinteraksi dan berkembang secara dinamis.
Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan
secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing dan dalam
bentuk kehidupan antar manusia sebagai kelompok, masyarakat, maupun bangsa. Dalam
kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai-nilai religius dimaksud melandasi dan melebur di
dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Demikian pula
jika nilai utama nasionalis dipakai sebagai titik awal penanaman nilainilai karakter, nilai ini harus
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh bersama nilai-nilai
lainnya. Nilai utama diatas dapat disesuaikan dengan kearifan lokal dan sekolah. Pemilihan ini
disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Dengan penyesuaian ini tentunya nilai yang
ditanamkan kepada peserta didik dapat memberikan dampak yang positif dalam perilaku sehari-
hari. Hal ini bertujuan agar kompetensi lulusan tidak hanya hardskill saja melainkan ada softskill
yang akan membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan kerja.

B. Manfaat Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


1. Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21,
yaitu: berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi
2. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah dengan pengawasan guru
3. Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager dan Guru sebagai inspirator PPK
4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan partisipasi masyarakat
5. Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5(lima) hari
6. Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat, penggiat pendidikan dan sumber-sumber
belajar lainnya

C. Aspek penguatan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


1. Revitalisasi manajemen berbasis sekolah melalui Broad Based Education (BBE)
2. Sinkronisasi intra kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dannon kurikuler, serta sekolah
terintegrasi dengan kegiatan komunitas seni budaya, bahasa dan sastra, olah raga, sains, serta
keagamaan Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala Sekolah/Guru
3. Penyiapan prasarana/sarana belajar (misal: pengadaan buku, konsumsi, peralatan kesenian, alat
peraga, dll) melalui pembentukan jejaring kolaborasi pelibatan public
4. Implementasi bertahap dengan mempertimbangkan kondisi infrastruktur dan keberagaman
kultural daerah/wilayah
5. Pengorganisasian dan sistem rentang kendali pelibatan publik yang transparan dan akuntabel

A. Fokus Gerakan PPK


Gerakan PPK berfokus pada struktur yang sudah ada dalam sistem pendidikan nasional. Terdapat
tiga struktur yang dapat digunakan sebagai wahana, jalur, dan medium untuk memperkuat
pendidikan karakter bangsa, yaitu: Pertama, Struktur Program, antara lain jenjang dan kelas,
ekosistem sekolah, penguatan kapasitas guru; Kedua, Struktur Kurikulum, antara lain kegiatan
pembentukan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran (intrakurikuler), kokurikuler, dan
ekstrakurikuler; Ketiga, Struktur Kegiatan, antara lain berbagai program dan kegiatan yang
mampu mensinergikan empat dimensi pengolahan karakter dari Ki Hadjar Dewantara (olah raga,
olah pikir, olah rasa, dan olah hati).
1. Struktur Program
Struktur program meliputi jenjang dan kelas (SMK kelas X - XII). Pelaksanaan Gerakan
PPK pada tiap jenjang melibatkan dan memanfaatkan ekosistem pendidikan yang ada di
lingkungan sekolah. Pemanfaatan dan pelibatan ekosistem pendidikan memperkuat dimensi
lokal kontekstual pendidikan di daerah, sehingga Gerakan PPK tidak terlepas dari nilai-nilai
karakter yang tumbuh dan berkembang pada ekosistem pendidikan yang sudah ada. Berbagai
pemangku kepentingan yang ada pada ekosistem pendidikan tersebut ikut serta dan
Bersama-sama bertanggungjawab dan bersinergi untuk memperkuat pembentukan karakter
sebagai modal dasar untuk mewujudkan warga masyarakat yang lebih berbudaya dan
memiliki jati diri bangsa di masa mendatang.
Pelaku kunci dalam Gerakan PPK adalah kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan,
komite sekolah, dan pemangku kepentingan lain yang relevan dalam pengembangan PPK.
Masing-masing pihak perlu memahami tugas dan fungsinya dalam rangka keberhasilan
pelaksanaan program PPK. Lebih dari itu, kehadiran orang dewasa di lingkungan pendidikan
adalah sebagai guru, yaitu mereka yang digugu (diikuti) dan ditiru (diteladani) oleh para
siswa. Ini berlaku bagi siapapun yang terlibat dalam kegiatan pendidikan.
2. Struktur Kurikulum
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak mengubah kurikulum yang sudah ada,
melainkan optimalisasi kurikulum pada satuan pendidikan. Gerakan PPK perlu dilaksanakan
di satuan pendidikan melalui berbagai cara sesuai dengan kerangka kurikulum yaitu alokasi
waktu minimal yang ditetapkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan
kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola oleh satuan pendidikan sesuai dengan peminatan dan
karakteristik peserta didik, kearifan lokal, daya dukung, dan kebijaksanaan satuan
pendidikan masing-masing.
Pelaksanaan Gerakan PPK disesuaikan dengan kurikulum pada satuan pendidikan masing-
masing dan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan mata
pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler.
Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru menyusun dokumen
perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sesuai mata pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran sesuai topik utama nilai PPK yang akan dikembangkan/dikuatkan pada
sesi pembelajaran tersebut dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-
masing. Misalnya, mata pelajaran IPA untuk SMP mengintegrasikan nilai nasionalisme
dengan mendukung konservasi energi pada materi tentang energi.
2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan melakukan
penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat
dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan,
seperti PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan, museum, rumah
budaya, dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan.
3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin,
spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di
luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi,
kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan.
Selain struktur dalam kurikulum, gerakan PPK juga memiliki struktur pendukung lain
yang terdiri atas:
a. Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat, hubungan
antarwarga sekolah yang harmonis dan saling menghargai, lingkungan sekolah yang
bersih, ramah, sehat, aman, dan damai.
b. Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara pendidikan di
sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.
3. Struktur Kegiatan
Struktur kegiatan PPK merupakan pilihan berbagai macam kegiatan bagi pembentukan
karakter peserta didik yang menyeimbangkan keempat dimensi pengolahan pendidikan
menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu olah raga, olah pikir, olah rasa dan olah hati.
Sekolah bisa memilih struktur kegiatan yang akan mendorong terbentuknya keunikan,
kekhasan, dan keunggulan sekolah (school branding). Pilihan prioritas kegiatan PPK
diharapkan dapat mendorong sekolah menemukan branding yang menggambarkan
kekhasan dan keragaman budaya masing-masing.
Kegiatan-kegiatan yang mendukung terbentuknya branding sekolah antara lain:
kegiatan akademik, non-akademik seperti olahraga, kegiatan ekstrakurikuler,
pemanfaatan perpustakaan (mengatur jadwal berkunjung, mengikuti lomba
perpustakaan, dan pemberian penghargaan kepada siswa dan guru yang secara rutin
hadir di perpustakaan), dan pemanfaatan potensi lingkungan, seperti sanggar seni dan
museum.
1. Basis Gerakan PPK
Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan
mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah,
dan masyarakat/ komunitas (Albertus, 2015).
1. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
a. Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum
dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata
pelajaran.
b. Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi pengajaran.
c. Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
2. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
a. Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah.
b. Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan.
c. Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
d. Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi siswa
melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
e. Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.
f. Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.
3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
a. Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku
kepentingan utama pendidikan.
b. Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber
pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh
masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.
c. Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada dalam
lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.
d. Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan pemerintah
daerah, kementerian dan lembaga pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya

Tabel 1. Contoh Format analisis implementasi PPK


Pelaksanaan
No Kegiatan Nilai Karakter Basis
Sudah Belum
1 Guru menerapkan prinsip  Kemandirian Kelas √
disiplin waktu, disiplin  Integritas Budaya Sekolah
prosedur, dan kualitas hasil
dalam menyelesaikan tugas.
2 Sekolah membuat aturan  Integritas Budaya Sekolah √
tentang “larangan menerima  Religiositas
hadiah, tips, atau sejenisnya,
selama dalam lingkup
layanan sekolah”.

Keterangan :
 No, kegaitan, nilai karakter dan basis diisi dengan melihat contoh implementasi
PPK menurut Peraturan Dirjen Dikdas, terlampir.
 Pelaksanaan diisi dengan cek list sesuai dengan kondisi real.
Selain format analisis di atas, indikator terlaksananya kegiatan analisis implementasi
PPK adalah :
1. Adanya SK tim PPK yang disahkan kepala sekolah
2. Adanya surat undangan Workshop implementasi PPK
3. Adanya daftar hadir workshop analisis implementasi PPK
4. Adanya notulen dan hasil penyusunan analisis implementasi PPK yang disahkan
oleh ketua tim dan kepala sekolah
5. Adanya foto kegiatan workshop analisis implementasi PPK

a. Tim Pelaksana Implementasi PPK menyusun Perencanaan Impelementasi PPK di


sekolah. Perencanaan implementasi PPK di sekolah disusun sebagai acuan
pelaksanaan PPK, dengan menggunakan format sebagai berikut :
Tabel 2. Contoh Format Penyusunan Rencana Implementasi PPK
Waktu
N Nilai Indikator Penanggung
Basis Kegiatan Pelaksana
o Karakter Keberhasilan Jawab
an
1  Kemandiria  Kelas Guru menerapkan  Adanya jadwal harian  Waka
n  Budaya prinsip disiplin KBM guru di kelas kurikulum
 Integritas Sekolah waktu, disiplin  Ada daftar hadir  Guru
prosedur, dan siswa pengajar
kualitas hasil  Ada daftar nilai
dalam siswa
menyelesaikan  Ada jurnal siswa
tugas.
2  Integritas  Budaya Sekolah membuat  Adanya peraturan Satu tahun Kepala sekolah
 Religiositas Sekolah aturan tentang larangan pelajaran
“larangan mnenerima tips
menerima hadiah, atau sejenisnya
tips, atau
sejenisnya,
selama dalam
lingkup layanan
sekolah”.

Keterangan :
 No, diisi dengan nomor urut
 Nilai karakter diisi dengan nilai-nilai karakter utama
 Basis, diisi dengan basis gerakan PPK
 Kegiatan, diisi dengan kegiatan yang dilaksanakan sebagai implementasi PPK
 Indikator keberhasilan, diisi dengan indikator dari kegiatan sebagai penanda ketercapaian
kegiatan
 Waktu pelaksanaan, diisi dengan waktu pelaksanaan kegiatan implementasi PPK, bisa berupa
implementasi harian, mingguan, bulanan, semester dan tahun.

 Penanggung jawab, diisi dengan personal yang paling terkait dengan implementasi kegiatan
PPK sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
b. Melaksanakan Implementasi PPK.
Implementasi PPK dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
secara berkesinambungan. Implementasi PPK yang telah dilaksanakan selalu
didokumentasikan berupa :
1. Program kerja
2. Daftar hadir.
3. Laporan kegiatan.
4. Foto kegiatan
c. Monitoring dan evaluasi.
Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan
sebagai ukuran ketercapaian dari keseluruhan implementasi PPK yang telah
dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi bisa dilakukan oleh kepala sekolah atau
menunjuk wakil yang diberikan kewenangan untuk melakukan monitoring dan
evaluasi. Monitoring dan evaluasi bias menggunakan format sebagai berikut :
Tabel 3: Format monitoring dan evaluasi implementasi PPK
Pelaksanaan
No Nilai Karakter Basis Kegiatan Tidak Keterangan
Terlaksana
terlaksana
1  Kemandirian  Kelas Guru menerapkan √
Integritas Budaya prinsip disiplin waktu,
Sekolah disiplin prosedur, dan
kualitas hasil dalam
menyelesaikan tugas.
2  Integritas Budaya Sekolah membuat √ sulit
 Religiositas Sekolah aturan tentang memonitoring
“larangan menerima dalam
hadiah, tips, atau pelaksanaannya
sejenisnya, selama
dalam lingkup layanan
sekolah”.
Keterangan :
 No, diisi dengan nomor urut
 Nilai karakter diisi dengan nilai-nilai karakter utama
 Basis, diisi dengan basis gerakan PPK
 Kegiatan, diisi dengan kegiatan yang dilaksanakan sebagai implementasi PPK
 Pelaksanaan, diisi dengan cek list secara real dan jujur kegiatan terlaksana atau tidak terlaksana
 Keterangan, diisi dengan alasan atau catatan ketika kegiatan tidak dapat dilaksanakan.
b. Menyusun laporan akhir dan tindak lanjut.
Penyusunan laporan akhir dan tindak lanjut dimaksudkan untuk menjadi bahan laporan
sekolah rujukan dalam implementasi PPK di sekolahnya sekaligus tindak lanjut yang
akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. Penyusunan laporan akhir dilakukan oleh
tim pelaksanan PPK dan kepala sekolah. Penyusunan laporan akhir dan tindak lanjut
dapat menggunakan outline sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Dasar Hukum
3. Maksud dan Tujuan
4. Hasil evaluasi Implementasi PPK di sekolah
5. Kesimpulan
6. Tindak lanjut
Catatan : Laporan akhir dan tindak lanjut ditandatangani oleh ketua tim pelaksana,
kepala sekolah dan pengawas Pembina.
c. Melaksanakan pengimbasan pada sekolah lain.
Pengimbasan model implementasi PPK yang telah dilaksanakan oleh sekolah rujukan
dilakukan pada akhir tahun pelajaran. Pengimbasan dapat berupa :
1. Implementasi PPK terupdate dalam website sekolah secara rutin. (paling minimal
harus ada)
2. Implementasi PPK disampaikan kepada 5 sekolah sekitar yang sejenis dengan
bentuk kegiatan workshop selama 2 hari. Kegiatan workshop bagi sekolah imbas
menggunakan jadwal kegiatan yang sama dengan workshop yang dilaksanakan di
sekolah rujukan
Adapun indikator yang harus ada dalam pengimbasan ke sekolah lain antara lain :
1. Adanya surat keputusan daftar sekolah imbas yang disahkan oleh kepala sekolah
dan pengawas Pembina
2. Adanya surat undangan pengimbasaan, lengkap dengan jadwal kegiatan
pengimbasan.
3. Adanya daftar hadir
4. Adanya notulen harian kegiatan pengimbasan
5. Adanya foto kegiatan.
BAB IV. PENUTUP

Kesimpulan

Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat
karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah
raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Ada lima
nilai utama karakter yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK yaitu ; Religius,
Nasionalis, Mandiri, Gotong royong, dan Integritas.

Dalam pelaksanaannya di SMK Mohamad Toha Cimahi, PPK berpedoman pada struktur kurikulum
melalui kegiatan pembiasaan, Intra-kurikuler dan ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler. Gerakan PPK
dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh
sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/ komunitas
(Albertus, 2015). Penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk
mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung untuk menilai
sebuah kegiatan.
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI) MOHAMMAD TOHA
SMK MOHAMAD TOHA
TERAKREDITASI BAP JABAR “AMAT BAIK”
Jl. Nanjung - Cibodas Rt. 04 Rw. 11 Utama Cimahi Selatan - Kota Cimahi

DAFTAR HADIR PESERTA


KEGIATAN RAPAT PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)
TAHUN AJARAN 2019 - 2020

NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1 Barnas Ilyas.,SE Kepala Sekolah

2 Yeni Iriani.,S.Pd Waka. Sarpras

3 Eka Surtikawati.,SE Waka. Hubin

4 Enceng Kosasih.,S.Hum Waka.Kesiswaan

5 Drs.Tatit Anjang Sono Waka. Kurikulum

6 Ibnu Subekti.,S.Pd Kaprog. BDP

7 Fanji Ahmad Nurbani.,S.ST.,MM Kaprog. TKJ

8 Ni luh Made Ratna Ningsih.,S.Pd Kaprog. OTKP

9 Hildawati.,S.Pd BP / BK

10 Septi Herba H.,S.Pd.,M.Pd BP / BK

11 Drs.Hardi Sastra Guru PKN

12 Hikmatul Hakim.,S.Pd.I Guru PAI


NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN

13 Marcelita., S.Pd Guru KIMIA

14 Kristina Anggraeni.,S.Pd Guru B.Indo

15 Dra.Dede Suryamah Guru PKN

Mengetahui, Cimahi, 26 Oktober 2019


Kepala Sekolah Mohamad Toha Ketua Panitia

Barnas Ilyas., SE Fanji Ahmad Nurbani.,S.ST.,MM


YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI) MOHAMMAD TOHA
SMK MOHAMAD TOHA
TERAKREDITASI BAP JABAR “AMAT BAIK”
Jl. Nanjung - Cibodas Rt. 04 Rw. 11 Utama Cimahi Selatan - Kota Cimahi

DAFTAR HADIR PESERTA


KEGIATAN RAPAT PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)
TAHUN AJARAN 2019 - 2020

NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1 Barnas Ilyas.,SE Kepala Sekolah

2 Yeni Iriani.,S.Pd Waka. Sarpras

3 Eka Surtikawati.,SE Waka. Hubin

4 Enceng Kosasih.,S.Hum Waka.Kesiswaan

5 Drs.Tatit Anjang Sono Waka. Kurikulum

6 Ibnu Subekti.,S.Pd Kaprog. BDP

7 Fanji Ahmad Nurbani.,S.ST.,MM Kaprog. TKJ

8 Ni luh Made Ratna Ningsih.,S.Pd Kaprog. OTKP

9 Hildawati.,S.Pd BP / BK

10 Septi Herba H.,S.Pd.,M.Pd BP / BK

11 Drs.Hardi Sastra Guru PKN

12 Hikmatul Hakim.,S.Pd.I Guru PAI


NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN

13 Marcelita., S.Pd Guru KIMIA

14 Kristina Anggraeni.,S.Pd Guru B.Indo

15 Dra.Dede Suryamah Guru PKN

Mengetahui, Cimahi, 27 Oktober 2019


Kepala Sekolah Mohamad Toha Ketua Panitia

Barnas Ilyas., SE Fanji Ahmad Nurbani.,S.ST.,MM

Anda mungkin juga menyukai