Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maga Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Program Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) ini dapat kami susun dan
selesaikan sebagai pedoman bagi guru untuk melaksanakan program PPK di SMPN 2 Tanjungsari.
Program PPK ini kami susun dengan melibatkan guru, komite sekolah dan stakeholder di
SMPN 2 Tanjungsari sehingga dapat memperkaya dan memperlancar penyusunan program ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan program PPK ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Program PPK ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan
untuk menyempurnakan pogram ini.
Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan
petunjuk- Nya kepada kita. Amiin
A. Latar Belakang
Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang secara intensif telah dimulai sejak tahun 2010
sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang mampu melaksanakan pembentukan karakter
secara kontekstual sesuai dengan potensi lingkungan setempat. Penguatan Pendidikan Karakter di
sekolah diharapkan dapat memperkuat bakat, potensi dan talenta seluruh peserta didik. Lebih dari
itu, pendidikan kita sesungguhnya melewatkan atau mengabaikan beberapa dimensi penting dalam
pendidikan, yaitu olah raga (kinestetik), olah rasa (seni) dan olah hati (etik dan spiritual) (Muhajir
Effendy, 2016). Apa yang selama ini kita lakukan baru sebatas olah pikir yang menumbuhkan
kecerdasan akademis. Olah pikir ini pun belum mendalam sampai kepada pengembangan berpikir
tingkat tinggi, melainkan baru pada pengembangan olah pikir tingkat rendah. Persoalan ini perlu
diatasi dengan sinergi berkelanjutan antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat melalui
penguatan pendidikan karakter untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat, berbudaya, dan
berkarakter.
Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 mengeluarkan Rencana Aksi Nasional
(RAN) Pendidikan Karakter untuk mengembangkan rintisan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia
dengan delapan belas (18) nilai karakter. Program ini didukung oleh Pemerintah Daerah, lembaga
swadaya masyarakat sehingga program pendidikan karakter bisa terlaksana dengan baik.
Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik
ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan
nilai secara nyata.
Pendidikan karakter pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata
pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata
pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi
menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di
masyarakat.
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan
sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan,
dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai.
Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum,
pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan
demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter
di sekolah.
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu
nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol- simbol yang
dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah
merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
D. Sasaran
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh warga sekolah (siswa, pendidik kepala sekolah
dan tenaga kependidikan) terutama siswa. Melalui program ini diharapkan siswa memiliki
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kompetensi akademik
yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya
Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya
sekolah.
BAB II
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai
karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan
Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai
karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan
kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan
budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang,
profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan
dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai
warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan
perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti
korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu
(terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri- sendiri
melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan
membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai,
individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara
kontekstual maupun universal.
Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-
prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar belakang
agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.
Prinsip 2 – Holistik
Prinsip 3 – Terintegrasi
Prinsip 4 – Partisipatif
Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian
beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus bisa
mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang dan
berdaulat sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa
Indonesia.
Prinsip 9 – Terukur
1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan mata
pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler.
Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan
ke dalam mata pelajaran sesuai topik utama nilai PPK yang akan
dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut dan sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran masing- masing.
2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan melakukan
penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat
dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan,
seperti PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan, museum, rumah
budaya, dan lain- lain, sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan.
3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin,
spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di
luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi,
kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan.
Selain struktur dalam kurikulum, gerakan PPK juga memiliki struktur pendukung lain
yang terdiri atas:
a) Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat, hubungan
antarwarga sekolah yang harmonis dan saling menghargai, lingkungan sekolah yang
bersih, ramah, sehat, aman, dan damai.
b) Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara pendidikan di
sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.
E. Struktur Kegiatan
a) Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku kepentingan
utama pendidikan.
b) Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber pembelajaran
seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia
usaha, dan dunia industri.
c) Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada dalam
lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.
d) Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan pemerintah
daerah, kementerian dan lembaga pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya
G. Perancangan
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan antara lain:
H. Implementasi
1. Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll)
diimplementasikan dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait,
seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lainnya
2. Pembentukan Karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah. Berbagai hal yang
terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll) diimplementasikan
dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan: siswa, regulasi/peraturan
sekolah, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan, perpustakaan,
pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta pengelolaan lainnya.
3. Pembentukan karakter yang terpadu dengan Kegiatan pembinaan kesiswaan
(Terlampir ). Beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan yang memuat pembentukan
karakter antara lain:
a. Olah raga
b. Literasi (Pembiasaan Membaca dan Menulis)
c. Keagamaan (baca tulis Al Qur’an, kajian hadis, ibadah dll )
d. Seni Budaya (menari, menyanyi, melukis, teater),
e. Kepramukaan,
f. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
g. Kegiatan Pembiasaan, Intra-kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler
J. Metode Penilaian
Cara melakukan penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk
mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung untuk menilai
sebuah kegiatan. Observasi bisa dilakukan secara individual, bila instansi yang menilai adalah
individu di luar sekolah, seperti pengawas, atau dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Bila
sekolah yang melakukan evaluasi diri, sekolah bisa mempergunakan masukan data-data observasi
dari anggota komunitas sekolah (guru, siswa, dan lain-lain) untuk menjustifikasi indikator
keberhasilan sesuai dengan rubrik.
Observasi yang dilakukan meliputi observasi lingkungan fisik sekolah, lingkungan sosial
sekolah, budaya, dan karakter sekolah. Unsur-unsur tersebut dapat diamati pada sarana dan
prasarana sekolah, proses belajar-mengajar di kelas, berbagai macam dokumentasi pembelajaran
(program tahunan, RPP, dan lain-lain), kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler, dan kegiatan setelah
pembelajaran formal di lingkungan sekolah dan komunitas. Penilai juga dapat melihat dokumen-
dokumen lain sekolah yang mendukung penilaian pada lembar observasi.
Data-data observasi dan data-data administratif digabungkan untuk memberikan justifikasi skoring
sesuai rubrik pada indikator keberhasilan PPK. Data-data administrasi berupa dokumen-dokumen
pendukung (tertulis dalam dokumen, atau dokumentasi dalam bentuk digital, seperti video, foto,
dan lain-lain).
K. Penilai PPK
Penilai PPK adalah pihak sekolah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
pendidikan. Untuk menjaga objektivitas, penilaian keberhasilan PPK dilakukan minimal dengan
melibatkan tiga pemangku kepentingan utama pendidikan, yaitu sekolah, komite sekolah/orangtua,
dan pengawas. Perwakilan komunitas atau dinas bisa juga dilibatkan untuk membuat evaluasi PPK
bila dibutuhkan.
Kepala sekolah, komite sekolah, orang tua, dan pengawas melakukan evaluasi Penguatan
Pendidikan Karakter dengan cara menilai keberhasilan PPK mempergunakan informasi dari
rubrikasipenilaian sebagai alat untuk membantu justifikasi indikator PPK.
M. Tindak Lanjut
Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan pendidikan karakter
digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan,
mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang
terkait dengan implementasi program.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk mengumpulkan data,
baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung untuk menilai sebuah kegiatan
SMPN 2 TANJUNGSARI
Dalam rangka
No Hari/tanggal kegiatan Tempat kegiatan Jenis kegiatan Keterangan
Rabu dan Jumat
Membaca Juz 30 Membaca Juz 30 Semua
1 (Sebelum KBM) Ruang Kelas
Guru/Siswa
Setiap Senin-
Shalat Dzuhur Shalat Dzuhur Semua
2 Kamis Mushola
Bersama Bersama Guru/Siswa
(Waktu Dzuhur)
Setia Jum’at
3 Meningkatkan Sholat Sunat Semua
(Sebelum Mushola/Kapangan
iman dan taqwa Dhuh Bersama Guru-Siswa
KBM)
Jum’at, 28 Maulid Nabi Al Berjanji dan Semua Guru
4 Oktober 2022 Muhammad Ruang Kelas 8 Tausiah /Siswa
SAW
Kamis, 16 Isro’ Mi’raz Tausiah dan
Ruang Kelas 8 Semua
5 Februari 2023 Nabi Muhammad berbagai Kegiatan
Guru/Siswa
SAW Lomba
Senin - Kamis, Ruang Kelas 8,
Semua/Siswa
10-14 April Pesantren Kilat Mushola dan Lab Dhuha, Mengaji
6
2022 dan Tausiah
7 Kamis,
14 April 2022 Lapangan Semua
Berbuka Puasa Buka Bersama
Guru/Siswa
Bersama
Kamis, Pembelajar Idul Halaman dekat
29 Juni 2022 Qurban Lapangan Pemotongan Guru PAI
Hewan Qurban
PROGRAM IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (
PPK ) SMPN 2 TANJUNGSARI
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019
Kegiatan Pembiasaan:
07.00 – 07. 15 Memulai hari dengan upacara bendera ( Senin dan hari besar Nasional ), Apel, membaca Asmaul Khusna, menyanyikan lagu
Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku – buku non-pelajaran 15 menit sebelum pelajaran
dimulai