PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke Hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Tengah melalui pemberian BOS Kinerja yang dapat digunakan untuk peningkatan dan
pengembangan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran salah satunya
melalui kegiatan IHT. Kegiatan IHT ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya
peningkatan kualitas pendidikan di Jawa Tengah.
Budaya sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk lingkungan
belajar yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Salah satu
pendekatan yang semakin diperhatikan dalam pendidikan adalah penerapan budaya
positif. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana penerapan budaya positif di
sekolah dapat menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung serta
bagaimana pengembangannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan sosial dan
kebutuhan siswa.
Budaya positif di sekolah merujuk pada norma-norma, nilai-nilai, dan tindakan
kolektif yang mendorong kerja sama, penghargaan, dan kesejahteraan. Budaya positif
memberikan pondasi yang kuat untuk mempromosikan perkembangan sosial, emosional,
dan akademik siswa. Ketika sekolah mengadopsi budaya positif, siswa merasa diterima,
aman, dan didorong untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar.
Pentingnya budaya positif terletak pada dampaknya terhadap motivasi belajar dan
prestasi akademik siswa. Ketika siswa merasa terlibat dalam lingkungan yang positif,
mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar, menjalin hubungan yang sehat, dan
mengatasi tantangan dengan percaya diri.
Kami berharap, kegiatan ini akan meningkatkan pemahaman guru dalam budaya
positif untuk meningkatkan pembelajarannya yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di SMA Negeri 1 Sumber khususnya.
A. Latar Belakang
Perilaku positif sebagai bagian dari budaya positif tentu perlu ditanamkan kepada
murid. Budaya positif sangat strategis untuk diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat (tri sentra pendidikan) dengan tuntunan dari orang tua, guru, dan
masyarakat. Melalui sinergitas antara tiga unsur tersebut tentu akan sangat membantu
terwujudnya budaya positif pada anak.
Budaya positif di sekolah merupakan salah satu wujud dari sekolah yang
menanamkan pendidikan karakter pada murid. Sekolah memiliki peran penting dalam
pembentukan karakter anak. Karakter kuat ini akan terbentuk dengan pembiasaan yang
diterapkan di sekolah. Karakter baik yang terbentuk akan menjadi fondasi kuat bagi
murid dalam mengarungi kehidupan di masa mendatang.
Dalam penerapan budaya positif tugas guru adalah menuntun murid agar memiliki
karakter kuat yang dituangkan dalam visi, misi, tujuan dan program sekolah. Hal ini
sesuai dengan makna pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara "Setiap orang menjadi
guru setiap rumah menjadi sekolah.” (Ki Hajar Dewantara). Keterlibatan orang tua
sangat diperlukan untuk bersama dengan pihak sekolah (guru) dalam menuntun murid
agar terbentuk disiplin positif.
Sekolah menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua untuk memastikan
konsistensi anak dalam penerapan budaya positif di rumah dan sekolah, serta membekali
serta memberikan suport dalam praktik disiplin positif. Budaya positif di sekolah di masa
sekarang ini yang dirasa paling tepat adalah perilaku baik membantu orang tua di rumah.
Kegiatan membantu orang tua sebagai bagian dari kegiatan penanaman karakter pada
murid. Harapannya dengan dibiasakan membantu orang tua, anak menjadi terbiasa
berperilaku positif sehingga lahir budaya positif pada diri anak.
Ki Hajar Dewantara (KHD) mengingatkan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik hanya dapat "menuntun" tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya)hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Dalam proses menuntun tersebut, anak diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik, akan tetapi
guru sebagai pamong harus memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan
arah dan membahayakan dirinya. Guru sebagai pamong dapat memberikan tuntunan
agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Sebagai pamong, Guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan untuk
membentuk karakter pelajar pancasila dengan memberi contoh (Ing Ngarso Sung
Tulodho) dan melakukan habituasi atau pembiasaan yang konsisten di Sekolah. Karena
itu, sangat penting bagi guru untuk dapat mengembangkan budaya positif di sekolah
agar dapat menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri murid-muridnya untuk menjadi
pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Undang-undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan kedua atas UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 17 Tahun
2021 mengenai Asesmen Nasional
7. Peraturan Daerah Jawa Tengah No. 1 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan
Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah);
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 13 Tahun 2022 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2023;
10.Peraturan Gubernur Jateng No. 48 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata kerja
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah ;
11.Peraturan Gubernur Jateng No. 50 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata kerja Unit
Pelaksana Teknis Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah;
12.Peraturan Gubernur Jateng No. 41 tahun 2022 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2023;
A. Nama Kegiatan
In House Training (IHT) Fasilitasi Budaya Positif SMA Negeri 1 Sumber Tahun 2023.
B. Maksud
1. Mendukung proses pembelajaran di sekolah melalui penerapan Budaya Positif di
Sekolah.
2. Memberikan motivasi dan pendampingan bagi guru dan tenaga kependidikan di
sekolah dalam mengembangkan dan merancang program yang mampu menumbuhkan
budaya positif di sekolah.
3. Mendukung peran satuan pendidikan secara kolektif dan kolaboratif dalam
mengoptimalkan pengembangan budaya positif di sekolah.
C. Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman peserta dalam mengembangkan rancangan program yang
mampu menumbuhkan budaya positif di sekolah;
2. Meningkatkan kemampuan peserta dalam mengimplementasikan budaya positif di
sekolah;
3. Meningkatkan kolaborasi antara seluruh warga sekolah dalam menerapkan budaya
positif di sekolah.
D. Sasaran
Kegiatan IHT ini diikuti oleh seluruh guru SMA Negeri 1 Sumber berjumlah 45 orang.
E. Materi
Materi kegiatan IHT adalah :
1. Perubahan paradigma
2. nilai-nilai budaya positif di sekolah
3. Strategi implementasi budaya positif di sekolah
9 13.00-13.45 WIB
Strategi implementasi budaya positif di Narasumber
sekolah
10 13.45-14.30 WIB
Strategi implementasi budaya positif di Narasumber
sekolah
11 14.30-14.45 WIB
Strategi implementasi budaya positif di Narasumber
sekolah
12 14.45-15.30 WIB
Strategi implementasi budaya positif di
Narasumber
sekolah
Review
13 14.30-14.45 WIB
Penutupan Panitia
14 14.45-15.30 WIB
H. Skenario
Narasumber yakni Ibu Eliya Shofia, S.Pd. melaksanakan kegiatan pendampingan hari
pertama selama 9 jam pelajaran sesuai dengan jadwal. Pengaturan pelaksanaan
kegiatan menyesuaikan kondisi sekolah.
B. Hasil Kegiatan
1. Guru mengenal Rapor Pendidikan dan dapat memanfaatkan Platform Merdeka
Mengajar untuk berbagi konten
2. Guru dapat membuat dan mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik
3. Guru dapat membuat dan mengembangkan media pembelajaran interaktif
menggunakan SAC untuk memenuhi kebutuhan konten pembelajaran
D. Tata Tertib
1. Peserta sudah bersiap 10 menit sebelum kegiatan dimulai
2. Mengikuti seluruh sesi dan kegiatan yang dijadwalkan
3. Saling menghormati dan menjaga ketenangan suasana untuk mendukung kegiatan
belajar
III. PENUTUP