Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.

4
IMPLEMENTASI BUDAYA POSITIF DISEKOLAH MELALUI SEGITIGA RESTITUSI DAN PEMBUATAN
KEYAKINAN KELAS
Oleh
Rahman Dunggio, S.Pd
CGP Angkatan 8 - SMA Negeri 1 Tibawa - Kab. Gorontalo

A. Latar Belakang
Budaya positif memiliki urgensi dalam pembentukan karakter anak. Sekolah sebagai
institusi pembentukan karakter memiliki peran penting dalam pembentukan karakter murid. Oleh
karena itu, budaya positif di sekolah perlu diciptakan dan diwujudkan. Mengapa demikian?
Sesungguhnya kita sebagai guru memiliki tugas untuk membangun komunitas di sekolah dan
menyiapkan murid menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan makna pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.
Dalam aksi nyata budaya positif di sekolah saya akan melakukan beberapa hal yang
berkaitan disiplin positif. Sebelum melanjutkan apa saja aksi yang akan saya lakukan dan
bagaimana prosesnya. Berikut ini merupakan latar belakang yang saya hadapi di sekolah:
1. Jumlah siswa yang sangat banyak, yakni berjumlah 1245 siswa yang tersebar di 36
rombongan belajar
2. Sekolah SMA Negerti 1 Tibawa berada daerah yang ramai/Terminal
3. Memiliki siswa yang heterogen tingkat ekonomi dan pendidikan orang tua
4. Kedispilinan murid masih kurang
Dengan melihat latar belakang tersebut, disiplin positif menjadi hal yang sangat
diperlukan oleh murid guna terbentuknya karakter positif. Hal ini menjadi tantangan tersendiri
bagi seorang guru untuk dapat menerapkan disiplin positif pada diri murid karena kondisi dan
situasi saat ini yaitu jumlah murid yang sangat banyak.
Dari beberapa latar belakang tersebut, memunculkan ide pada diri saya untuk melakukan
aksi nyata yang terkait dengan budaya positif di sekolah yaitu disiplin positif. Disiplin positif
menjadi kunci terwujudnya budaya positif. Mengapa disiplin positif? Karena dengan disiplin
positif, murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang bermuara pada karakter
pelajar, yaitu profil pelajar pancasila sebagai tujuan utama. Dibalik itu, dengan penerapan disiplin
positif ini sekolah saya mendapat kepercayaan masyarakat dan orang tua siswa untuk
menyekolahkan anaknya di sekolah kami walau berbayar. Hal tersebut dapat mengubah mainset
murid untuk berkarakter positif sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di kampung.
B. Tujuan
1. Menumbuhkan budaya positif dengan menanamkan nilai kebajikan dan keyakinan dan
kesepakatan kelas yang sudah di buat
2. Memahami konsep posisi control sebagai pendidik
3. Memahami konsep kebutuhan dasar manusia
4. Memahami penerapan segitiga restitusi
5. Meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri murid untuk mengemukakan pendapat
mengenai gambaran kelas yang diinginkan
6. Menumbuhkan motivasi intrinsik murid
7. Mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid
8. Menumbuhkan budi pekerti yang baik (tanggung jawab, disipilin, dan komitmen)
9. Mengajarkan murid mencari solusi dari suatu permasalahan
C. Tolak Ukur
1. Peserta didik mampu membuat kesepakatan dan keyakinan kelas sesuai dengan nilai - nilai
Profil Pelajar Pancasila
2. Peserta didik mampu menjalankan kesepakatan yang telah dibuat dengan penuh tanggung
jawab
3. Peserta didik mampu menentukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya
4. Peserta didik mampu menunjukkan perubahan perilaku sebagai pembelajaran atas masalah
yang pernah dihadapinya
5. Peserta didik dan guru mampu melaksanakan budaya positif (keyakinan kelas dan segitiga
restitusi) secara konsisten
D. Linimasa Tindakan
1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan sosialisasi
2. Melakukan sosialisasi kepada warga sekolah terkait budaya positif,
3. Menjelaskan pengertian dan manfaat keyakinan kelas
4. Guru berkolaborasi membuat keyakinan kelas
5. Menjadikan keyakinan kelas menjadi pembiasaan positif dan aksi nyata di kelas atau di
lingkungan sekolah
6. Memasang keyakinan kelas
7. Mempraktikkan segitiga restitusi
8. Menerapkan keyakinan dan restitusi secara berkelanjutan dan konsisten
E. Dukungan yang Dibutuhkan
Dukungan yang dibutuhkan berupa:
1. Kerja sama Orang tua di rumah sebagai lingkungan pertama untuk menerapkan budaya
positif siswa
2. Warga sekolah sebagai teladan dalam menerapkan budaya posistif di lingkungan sekolah
3. Sarana dan prasarana yang mendukung untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah
4. Kerjasama Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan untuk dapat Bersama-sama
berupaya konsisten dalam menerapkan budaya positif
F. Deskripsi Aksi Nyata
Langkah pertama dalam mewujudkan aksi nyata ini adalah kami menyampaikan rencana
Sosialisasi Budaya Positif yang diajukan oleh CGP SMA Negeri 1 Tibawa Angkatan 8. Selanjutnya
kami mempersiapkan kegiatan Sosialisasi yang meliputi, materi dalam bentuk power point,
undangan, daftar hadir, dan lain – lain. Karena pelaksanaan kegiatan bersamaan dengan
kegiatan IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) maka kami melakukan koordinasi dengan
tim/Panitia. Sasaran Sosialisasi Budaya Positif ini adalah Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
ada di SMA Negeri 1 Tibawa berjumlah 56 orang. Kegiatan Sosialisasi Budaya Positif
dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 21 Juli 2023 dan dihadiri oleh kepala sekolah dan seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam sambutannya, kepala sekolah menyampaikan bahwa
kegiatan sosialisasi ini merupakan kegiatan berbagi praktik baik yang dilakukan oleh CGP di SMA
Negeri 1 Tibawa. Harapannya dapat mengimplementasikan Budaya Positif disekolah. Kepala
Sekolah juga menyampaikan akan terus mendukung apabila ke depannya kami dari CGP akan
ada kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pengembangan pembelajaran. Peserta sosialisasi
sangat antusias menyimak materi yang disampaikan, hal terlihat pada beberapa guru berusaha
menggali atau menganalisis setiap materi yang ditayangkan pada slide presentasi.
Rangkaian kegiatan Aksi Nyata dalam Sosialisasi Budaya Positif yang dilakukan
menghasilkan pemahaman dari rekan-rekan sejawat di sekolah mengenai implementasi Budaya
Positif di sekolah, khususnya dalam penyusunan keyakinan kelas dan restitusi. Sehingga akan
tercipta pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan serta berpihak pada murid.
Rencana perbaikan kedepan setelah melakukan sosialisasi adalah saya akan terus
berinovasi dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa
demi dapat “menuntun” siswa agar dapat berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman. Besar harapan kami akan terus adanya perbaikan dalam mengimplementasikan Budaya
Positif di sekolah. Kami terus melakukan kolaborasi bersama Kepala Sekolah, rekan-rekan
sejawat disekolah, Mantan Guru Penggerak angkatan 2, mengikuti pelatihan serta belajar
mandiri dari berbagai sumber terkait pengembangan pembelajaran yang berpihak pada siswa.
Serta berupaya terus dapat mengimplementasikan Budaya Positif di sekolah melalui keyakinan
kelas demi terwujudnya visi dan misi dalam mencetak generasi yang berjiwa profil pelajar
pancasila.
G. Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai