A. LATAR BELAKANG
Aktivitas pembelajaran dan kegiatan yang ada di sekolah hendaknya betujuan untuk
mengembangkan nilai-nilai positif yang bersumber dari profil pelajar pancasila yang ingin
diwujudkan dalam diri murid. Nilai-nilai tersebut menjadi bagian dari visi guru penggerak
yang selaras dengan visi sekolah yang ingin diwujudkan. Untuk mewujudkannya diperlukan
kesiapan dari aspek dukungan dan proses. Apek dukungan berupa warga sekolah terutama
guru harus memiliki nilai-nilai guru penggerak yang bersumber dari profil pelajar pancasila
untuk dapat melakukan peran sebagai guru penggerak dalam melakukan proses
perwujudan nilai-nilai positif tersebut. Nilai-nilai guru penggerak meliputi nilai mandiri,
kolaboratif, inovatif, reflektif dan berpihak kepada murid. Nilai ini berkorelasi dan
memperkuat peran sebagai guru penggerak dalam pemimpin pembelajaran, menggerakkan
komunitas praktisi, menjadi coach guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan
mewujudkan kepemimpinan murid. Kemudian, aspek proses meliputi penerapan budaya
positif yang mengandung nilai-nilai positif dalam visi guru penggerak dan visi sekolah yang
dapat dicapai melalui pembiasaan-pembiasaan yang terus-menerus dan
berkesinambungan secara konsisten.
Pembiasaan nilai-nilai positif melalui budaya positif tersebut dapat terwujud dengan
adanya kolaborasi dari berbagai pihak warga sekolah dan orang tua/wali murid yang saling
terkoneksi pada visi yang sama yang berkaitan dengan membentuk profil pelajar pancasila
yang selaras dengan visi sekolah. Dalam hal ini diperlukan adanya penerapan kesepakatan
kelas, disiplin positif, dan posisi kontrol guru dalam penerapan di kelas atau sekolah.
Kesepakatan kelas dilakukan dengan melibatkan murid dalam penyusunannya dan berisi
peraturan dan nilai-nilai positif yang menjadi acuan tujuan pendidikan. Dalam
melaksanakan kesepakatan kelas diperlukan penerapan disiplin positif yang
mengutamakan penumbuhan inisiatif atau kesadaran intrinsik murid untuk melakukan
nilai-nilai yang positif tadi. Disiplin positif tidak menerapkan hukuman atas pelanggaran
peraturan atau nilai melainkan menyadarkan murid akan adanya konsekuensi dari
palanggaran. Disiplin positif tidak memperkenankan janji pemberian hadiah atas
pencapaian nilai positif, melainkan mengijinkan pemberian apresiasi terhadap pencapaian
setelah dilakukan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menempatkan posisi kontrol guru
yang tepat sebagai manager dalam penumbuhan budaya positif di sekolah.
B. TUJUAN
Tujuan dari tindakan aksi nyata ini adalah untuk menerapkan budaya positif di kelas dan
sekolah agar siswa dapat menumbuhkan dan mewujudkan nilai-nilai positif dalam kegiatan
pembelajaran di kelas melalui pembiasaan melaksanakan kesepakatan kelas, penerapan
disiplin positif, dan bimbingan kontrol guru dalam managemen aktivitas penerapan budaya
positif bersama antara guru dan murid.
C. TOLAK UKUR
Tolak ukur keberhasilan dari rancangan tindakan aksi nyata ini adalah:
1. Siswa dan guru menyepakati kesepakatan kelas
2. Siswa dan guru dapat menerapkan nilai-nilai budaya positif yang terdapat dalam
kesepakatan kelas dan visi sekolah melalui disiplin positif seperti: a. Menerapkan
protocol pencegahan covid-19
b. Bersama-sama disiplin waktu
c. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
d. Menerapkan Budaya 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
e. Bersama-sama menjaga keamanan, ketertiban, kenyamanan dan kebersihan
f. Memulai dan mengakhiri kegiatan di kelas dengan bersyukur dan berdo’a
3. Siswa dan guru dapat merefleksi hasil penerapan budaya positif di sekolah
4. Siswa dan guru dapat mewujudkan visi sekolah melalui penerapan budaya positif
• Melakukan komunikasi dengan pihak atasan berkaitan dengan program Guru Penggerak
Penerapan Budaya Positif yang akan saya lakukan di sekolah dalam rangka membangun
dukungan positif yang konsisten.
• Melakukan sosialisasi tentang penerapan budaya positif yang terintegrasi dalam
kegiatan rapat pembagian tugas guru/TU.
• Berkolaborasi dengan rekan sejawat dalam memetakan nilai-nilai positif yang selaras
dengan visi guru penggerak dan visi sekolah.
• Berkoordinasi dengan pihak atasan dan pengawas dalam pelaksanaan dan
evaluasi/refleksi program mewujudkan budaya positif
Dukungan yang dibutuhkan berupa dukungan dari pihak sekolah, murid dan orang tua/wali
murid/komite sekolah. Dukungan dari sekolah berkaitan dengan dukungan kebijakan,
dana, semangat, sarana dan prasarana dari pihak sekolah (Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah dan TU), serta dukungan dari rekan sejawat dalam berkolaborasi menerapkan
budaya positif di sekolah. Dukungan dari murid berkaitan dengan komitmen dan
konsistensi dalam pelaksanaan program secara sadar dan mandiri. Dukungan dari orang
tua/wali murid berkaitan dengan kontrol aktivitas murid saat berada di rumah dan
dukungan dari komite sekolah berupa komite sekolah dapat menjembatani hubungan
antara guru dan orang tua/wali murid untuk bersama-sama menumbuhkan kebiasaan
positif murid.