Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013


DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X IIS 1 SMAN 1
MENDOYO

Maria Made Iis Hermawati, Nyoman Sudiana, I Gede Nurjaya


Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FakultasBahasadanSeni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail : Iisundiksha@gmail.com, sudiana195723@gmail.com,gedenurjaya@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) langkah-langkah implementasi pendekatan saintifik pada
pembelajaran menulis di kelas X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo, (2) kendala-kendala implementasi
pendekatan saintifik pada pembelajaran menulis di kelas X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo, dan (3) respons
siswa terhadap implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran menulis di kelas X IIS 1 SMAN
1 Mendoyo. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo yang
berjumlah 36 orang. Objek penelitian ini adalah langkah-langkah pembelajaran menulis dengan
menggunakan pendekatan saintifik, kendala-kendala pembelajran menulis dengan menggunakan
pendekatan saintifik, dan respon siswa terhadap pendekatan saintifik pada pembelajaran menulis.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian ini adalah (1) langkah-langkah implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran
menulis melalui beberapa tahap yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
mengomunikasikan; (2) kendala yang dihadapi oleh guru, yakni kurangnya informasi tentang
pendekatan saintifik, siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran dan sarana sekolah yang kurang
memadai; dan (3) respons siswa terhadap implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran
menulis bersifat positif yang mana dilihat dari persentase berikut 47,94 % siswa sangat setuju dan
43,24 % siswa setuju terhadap implementasi pendekatan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini,
peneliti lain disarankan untuk meneliti lebih mendalam lagi tentang pendekatan saintifik, misalnya
melakukan penulisan mengenai pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan saintifik
dari segi ketercapaian sikap sosial dan sikap spiritual siswa.

Kata kunci: pendekatansaintifik, Kurikulum 2013 pembelajaran menulis

Abstract

This study aimed describe (1) the steps implementing the scientific approach to the teaching of writing
in class X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo, (2) constraints on the implementation of the scientific approach to
teaching writing in class X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo, and (3) response students to the implementation
of the scientific approach to the teaching of writing in class X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo. The subjects
were teachers and students of class X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo which totaled 47 people. The object of
this study is the implementation, constraints and student is response to the scientific study of the
teaching of writing. Data collection methods used in this research is the method of observation,
documentation, and interviews. The data were analyzed using qualitative descriptive technique. The
results of this study were (1) the steps implementing the scientific approach to teaching writing
through several stages of observation, to question, to reason, to try and communicate; (2) the
constraints faced by the teacher where the lack of information about the scientific approach, students
are less focused on learning and school facilities are inadequate; and (3) student is response to the
implementation of the scientific approach to the teaching of writing is positive where seen from the

1
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

following percentage of the average 47.94 % of students strongly agreed and 43.24 % agree. Based
on these results, other researchers are advised to examine more deeply about the scientific
approach. In order to write about writing lesson by using scientific approach from the achievement of
social attititude and spiritual attitude.

Keywords: scientific approach, curriculum 2013 learning to write

PENDAHULUAN komponen keterampilan berbahasa yang


harus dikuasai oleh peserta didik selain
Dalam kehidupan sehari-hari, membaca, menyimak, dan berbicara.
penguasaan bahasa meliputi empat Menulis sebagai salah satu komponen
keterampilan berbahasa, yaitu berbicara, keterampilan berbahasa dan bersastra,
menulis, menyimak, dan membaca. memiliki kedudukan yang strategis dalam
Kegiatan menulis dan membaca pendidikan dan pengajaran. Keberhasilan
merupakan komunikasi tidak langsung, siswa dalam mengikuti pelajaran di
sedangkan berbicara dan menyimak sekolah banyak ditentukan oleh
merupakan komunikasi secara langsung. keterampilan menulis. Selain dapat
Penguasaan keempat keterampilan memudahkan siswa berpikir secara kritis,
berbahasa itu biasanya dilakukan melalui menulis juga dapat digunakan siswa untuk
urutan yang teratur, yaitu dimulai dari mengomunikasikan perasaan, pendapat,
masa kecil yaitu belajar menyimak bahasa dan pengalaman kepada orang lain. Pada
kemudian berbicara, setelah itu belajar era globalisasi yang serba modern ini,
membaca dan menulis. Ketrampilan keterampilan menulis dapat meningkatkan
menulis merupakan ranah aspek yang taraf hidup. Oleh karena itu perlu
paling kompleks di antara ketrampilan dilakukan pembinaan yang intensif
yang lain. Hal ini disebabkan untuk terhadap kemampuan menulis dengan
menulis kita harus bisa membaca dan tidak mengabaikan aspek bahasa yang
mendengar berbagai informasi yang lain. Hal ini senada dengan pernyataan
nantinya digunakan sebagai refrensi Tarigan (1986:1), bahwa keterampilan
dalam menulis. menulis bersifat fungsional terhadap
Di dalam kehidupan manusia, pengembangan diri siswa, baik untuk
keterampilan menulis sebagai salah satu studi, melanjutkan studi maupun untuk
dari empat keterampilan berbahasa, terjun di masyarakat. Dengan
mempunyai peranan yang sangat penting. keterampilan menulis yang dimiliki, siswa
Kartono (2009:17) menyatakan bahwa dapat mengembangkan kreativitas dan
menulis merupakan proses menuangkan dapat mempergunakan bahasa sebagai
pikiran dan menyampaikannya kepada sarana menyalurkan kreativitasnya dalam
khalayak. Ini berarti bahwa melalui kehidupan sehari-hari.
kegiatan menulis kita bisa Pembelajaran menulis di sekolah
mengembangkan gagasan. Kegiatan tercantum dalam KI berdasarkan
menulis dapat membantu seseorang Kurikulum 2013, yaitu Memahami,
mengembangkan gagasan yang ada menerapkan, menganalisis dan
dalam pikirannya. Agar gagasannya mengevaluasi pengetahuan faktual,
tersebut dapat diketahui oleh orang lain, ia konseptual, prosedural, dan metakognitif
dapat menuangkannya dalam bentuk berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
tulisan. Dengan menulis, gagasannya ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dapat dibaca oleh orang lain kemudian budaya, dan humaniora dengan wawasan
dipahami. Ada lima macam jenis tulisan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
yang harus dikuasai oleh peserta didik. dan peradaban terkait penyebab
Yakni jenis tulisan argumentasi, narasi, fenomena dan kejadian, serta
eksposisi, deskripsi, dan persuasi. menerapkan pengetahuan prosedural
Dalam dunia pendidikan, pada bidang kajian yang spesifik sesuai
khususnya pembelajaran bahasa dengan bakat dan minatnya untuk
Indonesia, menulis merupakan salah satu memecahkan masalah melalui teks

2
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

anekdot, laporan hasil observasi, kesempatan terlebih dahulu kepada siswa


negosiasi, prosedur kompleks, dan untuk melakukan diskusi di dalam
eksposisi. kelompoknya sendiri. Penerapan teknik
Berdasarkan keempat kompetensi diskusi seperti ini tentu tidaklah efektif
dasar tersebut, setelah peneliti melakukan karena mungkin saja ada siswa yang tidak
wawancara dengan guru bidang studi mengetahui materi yang dipelajari karena
bahasa Indonesia yang mengajar di kelas tidak diberikan kesempatan berdiskusi
X SMAN 1 Mendoyo diperoleh informasi terlebih dahulu di kelompoknya sendiri.
bahwa siswa masih mengalami kesulitan Teknik diskusi dengan pembagian
pada saat pembelajaran menulis. Selain kelompok yang tidak heterogen ini juga
itu, guru yang mengajar pun juga masih cenderung hanya memberikan
kesulitan dalam mengemas pembelajaran kesempatan bagi siswa yang pintar dalam
serta masih bingung dalam memilih dan mengungkapkan kritik layanan publiknya
menerapkan metode yang akan (pembelajaran salah satu teks pada kelas
digunakan. Kesulitan yang dialami dalam X).
pembelajaran menulis di kelas X Selain strategi pembelajaran yang
disebabkan oleh tidak tepatnya strategi tidak tepat, guru juga tidak pernah
yang digunakan guru dalam mengajar. mengajar dengan menggunakan media.
Selama melakukan aktivitas mengajar di Padahal, media pembelajaran mempunyai
kelas, guru hanya menerapkan strategi fungsi dan manfaat yang tepat dalam
pembelajaran yang kurang inovatif. Dalam pembelajaran, yaitu (1) meletakkan dasar-
menyampaikan materi, guru hanya dasar yang konkret untuk berpikir, (2)
menggunakan metode ceramah yang memperbesar perhatian siswa, (3)
sifatnya teoritis dalam menjelaskan membuat pelajaran lebih menetap atau
materi,. Setelah menjelaskan materi, guru tidak mudah dilupakan, (4) memberikan
melanjutkan pengajaran dengan pengalaman nyata yang dapat
penugasan tanpa diawali contoh sesuai menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri
dengan materi yang sedang dijelaskan. di kalangan para siswa, (5) menumbuhkan
Dengan strategi yang seperti itu, tentu pikiran yang teratur dan kontinu, (6)
siswa cenderung bosan dan kurang membantu tumbuhnya pengertian dan
memperhatikan materi yang disampaikan. membantu perkembangan kemampuan
Strategi yang seperti itu juga berbahasa, (7) sangat menarik minat
mengakibatkan aktivitas belajar-mengajar siswa dalam belajar, dan (8) mendorong
kurang memadai karena tidak adanya siswa untuk bertanya dan berdiskusi
variasi yang dilakukan oleh guru saat karena ingin banyak berbicara dengan
mengajar di kelas.. Jadi, untuk mencapai memperlihatkan gambar, benda yang
tujuan tertentu dalam pembelajaran perlu sebenarnya atau alat lain. Hal ini sejalan
dilakukan sesuatu yang dapat membantu dengan pendapat Munadi (2008:36) yang
proses pembelajaran agar berjalan menyatakan bahwa berdasarkan pada
dengan lancar. medianya, terdapat tiga fungsi media
Dari hasil observasi awal dalam pembelajaran, yakni (1) media
pembelajaran menulis, guru pernah pembelajaran berfungsi sebagai sumber
menerapkan teknik diskusi sebagai belajar, (2) fungsi semantic, dan (3) fungsi
alternatif dalam upaya meningkatkan manipulatif.
keterampilan menulis. Namun, penentuan Oleh karena itu, dalam penelitian
anggota kelompok bukan dilakukan ini dideskripsikan cara guru mengelola
secara heterogen, baik dari segi kelas atau pembelajaran. Dalam kurikulum
kemampuan maupun jenis kelamin, 2013, guru dianjurkan untuk mengemas
melainkan berdasarkan teman akrabnya. pembelajaran menulis dengan pendekatan
Di samping itu, prosedur diskusi yang saintifik. Akan tetapi,
diterapkan kurang tepat. Guru langsung berdasarkan observasi awal
menugaskan siswanya untuk berdiskusi di penulis, guru belum mampu memahami
depan kelas dengan kelompok-kelompok dan menerapkan dengan baik pendekatan
yang lain. Guru tidak memberikan ini. Dari sanalah penulis beranggapan

3
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

bahwa penting kiranya untuk menganalisis menggunakan pendekatan saintifik,


pembelajaran yang dikemas oleh guru kendala-kendala pembelajran menulis
dalam pembelajaran menulis di kelas X IIS dengan menggunakan pendekatan
1 Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui saintifik, dan respons siswa terhadap
kesesuaian pembelajaran yang dikemas pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
guru tersebut dengan pendekatan saintifik. Jenis data yang diperlukan dalam
Dari masalah yang telah diuraikan di atas penelitian ini adalah (1) Pelaksanaan
dan penelitian-penelitian sejenis tersebut langkah-langkah implementasi
tampak jelas bahwa penelitian yang pendekatan saintifik pada pembelajaran
peneliti lakukan ini sangatlah berbeda. menulis di kelas X IIS 1 SMAN 1
Karena itu, penelitian dengan judul Mendoyo. Data ini dikumpulkan dengan
Implementasi Pendekatan Saintifik pada menggunakan metode observasi. (2)
Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran kendala-kendala implementasi
Menulis di Kelas X IIS 1 SMAN 1 pendekatan saintifik pada pembelajaran
Mendoyo ini menarik dan perlu dilakukan menulis di kelas X IIS 1 SMAN 1
dengan segera.Berdasarkan uraian latar Mendoyo. Data ini dikumpulkan dengan
belakang di atas, dapat ditarik rumusan menggunakan metode observasi dan
masalah yang nantinya akan dibahas wawancara. (3) respons siswa terhadap
dalam penelitian ini. (1) Bagaimanakah implementasi pendekatan saintifik pada
langkah-langkah implementasi pembelajaran menulis di kelas X IIS 1
pendekatan saintifik pada pembelajaran SMAN 1 Mendoyo. Data ini dikumpulkan
menulis di kelas X IIS 1 SMAN 1 dengan menggunakan metode angket dan
Mendoyo?, (2) Apakah kendala-kendala wawancara. Penelitian deskriptif ini hanya
implementasi pendekatan saintifik pada mengandung satu data, yaitu data
pembelajaran menulis di kelas X IIS 1 kualitatif. Data kualitatif berupa teknik
SMAN 1 Mendoyo?, dan pembelajaran yang muncul, teknik
(3)Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran yang sering digunakan oleh
implementasi pendekatan saintifik pada guru, serta alasan guru memilih teknik
pembelajaran menulis di kelas X IIS 1 tersebut. Sesuai dengan data tersebut,
SMAN 1 Mendoyo? penelitian ini menggunakan tiga metode
utama, yaitu metode observasi,
wawancara dan Angket.
METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini, peneliti
Penelitian ini menggunakan menggunakan metode observasi
rancangan penelitian deskriptif. Penelitian langsung, yakni peneliti mengadakan
deskriptif adalah sebuah penelitian yang pengamatan secara langsung dalam
berusaha menggambarkan sesuatu situasi yang sebenarnya. Metode
sebagaimana adanya dengan observasi yang digunakan adalah metode
menggunakan kata-kata (Arikunto, 1998: observasi tanpa partisipan karena dalam
3). Rancangan penelitian ini nantinya akan penelitian yang dilakukan peneliti hanya
membantu peneliti untuk mendeskripsikan mengamati dan mencatat kegiatan
atau menjelaskan pembelajaran teks belajar-mengajar yang berlangsung di
menulis berdasarkan pendekatan saintifik kelas X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo tanpa ikut
di kelas X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo. terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar.
Peneliti melakukan observasi di SMAN 1 Observasi yang dilakukan peneliti pada
Mendoyo, di sekolah tersebut terdapat 47 saat kegiatan belajar-mengajar dimulai
orang guru. Terdapat empat orang guru pada saat guru membuka pelajaran
Bahasa Indonesia, dua orang guru sampai menutup pelajaran. Pada saat
mengajar di kelas X dan sisanya yakni kegiatan pembelajaran berlangsung
dua orang guru lagi mengajar di kelas XI peneliti mulai mengambil data yang
dan XII. Subjek adalah kelas X IIS 1 berupa pelaksanaan pembelajaran
dengan jumlah siswa 39 siswa. Objek menulis dengan menggunakan
penelitian ini adalah pelaksanaan pendekatan saintifik.
pembelajaran menulis dengan

4
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Metode observasi ini digunakan untuk (1) membantu peneliti


untuk menemukan data berupa merencanakan pertanyaan selanjutnya,
pelaksanaan pembelajaran menulis dan (2) membantu peneliti mencari pokok-
dengan menggunakan pendekatan pokok penting dalam rekaman sehingga
saintifik. Dalam mengobservasi aktivitas mempermudah analisis.
belajar siswa dalam penelitian ini, tidak Sesuai dengan metode yang
hanya mengobservasi kegiatan siswa digunakan, peneliti juga menggunakan
dalam pembelajaran, tetapi juga kegiatan metode angket kuesioner yang digunakan
guru dan interaksi-interaksi yang terjadi dalam penelitian untuk memperoleh data
dalam pembelajaran tersebut. Selain hasil respons siswa mengenai penggunaan
observasi yang dilakukan berdasarkan pendekatan saintifik pada pembelajaran
pedoman observasi, metode ini juga menulis. Bentuk item kuesioner yang
disertai dengan kegiatan dokumentasi digunakan adalah kuesioner dengan
menggunakan kamera yang hasilnya pertanyaan secara tertutup. Kuesioner
berupa foto untuk memperjelas kegiatan dikatakan menggunakan butir tertutup,
pembelajaran yang dilakukan. apabila peneliti dalam hal ini menyedikan
Selanjutnya metode wawancara beberapa alternatif jawaban yang cocok
yang digunakan dalam penelitian ini bagi responden. Kuesioner dalam
adalah wawancara tidak tersruktur. penelitian ini terdiri atas lima item.
Peneliti memilih wawancara tidak Dalam hal ini, peneliti harus
tersruktur karena kelebihannya yang tidak merancang hal yang diperlukan untuk
dimiliki oleh wawancara terstruktur, yaitu mengisi instrumen tersebut sebelum terjun
pewawancara dapat memeroleh ke lapangan. Berkaitan dengan paparan
gambaran yang lebih luas tentang tersebut, instrumen penelitian yang
masalah yang diteliti. Meski dalam digunakan adalah (1) lembar observasi,
wawancara tidak tersruktur tidak (2) pedoman wawancara, dan (3) angket
menggunakan pedoman wawancara yang respons siswa.
tersusun secara sistematis, namun ada Setelah data terkumpul, selanjutnya
baiknya bila pewawancara mencatat dianalisis dengan menggunakan analisis
pokok-pokok pertanyaan penting yang data. Analisis data adalah proses mencari
sesuai dengan tujuan wawancara (Suandi, dan menyusun secara sistematis data
2008: 47). Oleh karena itu, peneliti yang diperoleh dari hasil wawancara,
memiliki beberapa pertanyaan utama yang catatan lapangan, dengan cara
dijadikan pedoman saat melakukan mengorganisasikan data ke dalam
wawancara. Wawancara ini dilakukan katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
kepada guru yang mengajar di kelas X IIS melakukan sintesa, menyusun ke dalam
1 SMA Negeri 1 Mendoyo. Dalam pola, memilih mana yang penting dan
melakukan wawancara, dilakukan kontak yang akan dipelajari, dan membuat
langsung dengan responden yang menjadi kesimpulan sehingga mudah dipahami
sasaran wawancara. Dengan harapan bila oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono,
ada hal-hal yang kurang dipahami oleh 2007: 335). Dalam penelitian ini, data
responden, responden dapat bertanya yang dianalisis adalah data yang diperoleh
secara langsung kepada peneliti. Hal ini dari hasil observasi dan wawancara, yang
digunakan agar tidak terjadi berupa catatan lapangan dan rekaman.
miskomunikasi dan data yang diinginkan Teknik analisis data yang digunakan
dapat diperoleh sesuai dengan harapan. dalam penelitian ini adalah teknik analisis
Selama proses wawancara berlangsung, deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara
peneliti menggunakan beberapa mendeskripsikan data yang diperoleh di
instrumen yang dilakukan untuk lapangan melalui penjelasan. Teknik
memudahkan dalam melakukan analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk
terhadap jawaban-jawaban responden. mendeskripsikan dan menjelaskan
Selain menggunakan tape recorder, pelaksanaan pembelajaran menulis
peneliti juga membuat catatan-catatan dengan menggunakan pendekatan
kecil. Pembuatan cacatan ini dimaksudkan saintifik.

5
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Reduksi data atau mereduksi data Sesuai dengan hasil yang


berarti merangkum, memilih hal-hal yang diperoleh dalam penelitian ini, ada
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang beberapa temuan yang diperoleh dalam
penting, mencari tema dan polanya, dan penelitian ini. Temuan-temuan itu antara
membuang yang tidak perlu (Sugiyono, lain adalah sebagai berikut. Temuan
2007: 338). Pada tahap ini, data yang pertama, Langkah-langkah yang terdapat
telah dikumpulkan kemudian direduksi pada pembelajaran pendakatan saintifik
atau dikurangi. Data yang dikurangi yaitu kegiatan awal memberikan salam
adalah data yang tidak dicari dalam pembuka, apersepsi, dan tujuan-tujuan.
penelitian, tetapi tetap peneliti catat Dalam kegiatan inti mengamati, menanya,
sehingga data yang diklasifikasikan nanti menalar, mencoba, dan
pada tahap klasifikasi data adalah data- mengkomunikasikan, lalu kegiatan
data yang dicari dalam penelitian yang penutup adalah memberika kesimpulan
berkaitan dengan pembelajaran menulis dan tugas rumah. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan pendekatan guna mengetahui sejauh mana guru
saintifik di kelas X IIS 1 SMA Negeri 1 menggunakan langkah-langkah
Mendoyo. Dalam penelitian kualitatif, implementasi pendekatan saintifik yang
penyajian data bisa dilakukan dalam guru terapkan kepada siswa dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan pembelajaran menulis teks laporan hasil
antarkategori, flowchart dan sejenisnya observasi. kegiatan utama dalam
(Sugiyono, 2007: 341). Dalam penelitian pendekatan saintifik pada pembelajaran
ini, setelah data digolongkan sesuai menulis adalah proses pengalaman
dengan rumusan masalah, selanjutnya belajar menulis siswa. Dengan begitu,
data tersebut diolah dan dianalisis untuk agar siswa mampu melakukan
memperoleh jawaban yang tepat dan pengamatan atau observasi maka guru
sesuai dengan rumusan masalah perlu terlebih dahulu memberi
sehingga data tersebut dapat menjawab pemahaman kepada siswa mengenai
permasalahan yang diangkat dalam materi yang sedang dibahas. Langkah-
penelitian ini. Data-data yang telah langkah pendekatan ini pada
direduksi disajikan uraian data yang pembelajaran menulis meliputi: pemberian
nantinya digambarkan secara rinci dan tugas mencari informasi, identifikasi dan
jelas. Dalam penyajian data ini, data yang penyebutan contoh-contoh data yang
didapat dihubungkan dengan teori-teori relevan dengan topik yang sedang
yang relevan yang nantinya akan dapat dibahas, mengelompokkan contoh-contoh
menjawab permasalahan yang ingin berdasarkan karakteristik yang dimilikinya,
dipecahkan. Langkah terakhir dalam dan mengembangkan kategori atau nama
analisis data kualitatif adalah penarikan untuk kelompok-kelompok itu. Tujuan dari
kesimpulan. Kesimpulan awal yang pendekatan ini adalah mendorong siswa
dikemukakan masih bersifat sementara agar mampu mengembangkan pola pikir
dan diubah bila tidak ditemukan bukti- secara metode ilmiah dalam pembelajaran
bukti yang kuat yang mendukung pada menulis dengan tema laporan hasil
tahap pengumpulan data berikutnya. observasi. Hasil ini akan memberikan
Namun, apabila kesimpulan yang dampak bagi guru dan siswa. Bagi guru
dikemukakan pada tahap awal didukung sebagai dampak pembelajaran
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten (instructional effect) berupa hasil yang
saat penelitian di lapangan dapat diukur sebagai data hasil belajar
mengumpulkan data, kesimpulan yang siswa (angka/nilai) dan berupa masukan
dikemukakan merupakan kenyataan. bagi pengembangan pembelajaran
Dalam penelitian ini, proses analisis data selanjutnya. Sedangkan bagi siswa
diberlakukan untuk semua data, terkecuali sebagai dampak pengiring (nurturent
data yang telah terbuang melalui reduksi effect) berupa terapan pengetahuan dan
data. atau kemampuan di bidang lain sebagai
suatu transfer belajar yang akan
membantu perkembangan mereka
HASIL DAN PEMBAHASAN

6
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

mencapai keutuhan dan kemandirian. informasi berkaitan dengan materi


Jadi, ciri utama dari kegiatan pembelajaran saja.Hanya saja terdapat
pembelajaran adalah adanya interaksi. beberapa kekurangan berupa masih
Interaksi , baik itu dengan guru, teman- minimnya buku diperpustakaan dan
temannya, tutor, media pembelajaran, dan kurang berjalannya majalah dinding dalam
atau sumber-sumber belajar yang lain. memuat karya ilmiah.Terdapat Kendala
Temuan kedua, Kendala-kendala pribadi yang dihadapi guru bersangkutan.
dalam konteks penelitian ini adalah faktor Kendala-kendala itu terlihat dari
yang menghambat pembelajaran menulis keterbatasan jadwal pembelajaran, alokasi
di kelas X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo dalam waktu, terbatasnya literatur pembelajaran,
pencapaian sasaran tujuan pembelajaran. dan pendekatan saintikfik yang masih
Hasil wawancara yang peneliti lakukan baru dalam implementasinya ke kurikulum
dengan guru di kelas X IIS 1 SMAN 1 2013. Kendala dari pembelajaran berupa
Mendoyo menunjukkan bahwa terdapat pengaturan waktu dan materi yang belum
beberapa kendala yang dialami oleh guru dipahami sepenuhnya oleh siswa.Kendala
dalam pembelajaran menulis adalah sarana berupa referensi yang belum
kurang disiplinya siswa dalam memadai kualitas dan kuantitasnya.
melaksanakan pembelajaran penyebab Kendala dari pembelajaran menulis
terjadinya kendala-kendala tersebut dilihat laporan hasil observasi yaitu materi
dari kurang kondusifnya proses belajar pembelajaran yang tergolong baru dan
mengajar dengan pendekatan saintifik belum pernah diimplementasikan dengan
pada pembelajaran menulis laporan hasil pendekatan saintifik di SMAN 1 Mendoyo.
observasi karena suasana kelas yang
ricuh dan beberapa siswa lebih senang Temua ketiga, respon siswa
bercanda daripada belajar. Kendala- terhadap komponen yang ditanyakan
kendala implementasi pendekatan saintifik berkenaan dengan implementasi
pada pembelajaran menulis bukan hanya pendekatan saintifik pada pembelajarn
kesalahan siswa. Dari observasi langsung menulis. Respon siswa dikatakan bernilai
di lapangan,keterbatasan guru dalam positif apabila rata-rata dari setiap respon
pengetahuan dan waktu yang diberikan lebih dari 80% berada dalam kategori
pada saat melaksanakan pembelajaran positif (sangat setuju dan setuju).
menulis dengan metode pendekatan Berdasarkan hasil analis, rata-rata 47,94
saintifik. Guru juga memberikan dorongan % siswa sangat setuju dan 43,24 % setuju
motivasi kepada siswa karena guru hanya dengan pendekatan saintifik dalam
memberikan contoh yang terkait dengan pembelajarn menulis dengan materi
percintaan saja. Seharusnya, pemberian pembelajaran menulis laporan hasil
contoh pada pembelajaran menulis observasi. Artinya, seluruh siswa kelas X
dengan sesuatu menarik motivasi siswa IIS 1 SMAN 1 Mendoyo menyukai
dan berlaku secara ilmiah. Ataukah dapat pembelajaran menulis dengan pendekatan
pula kurang kreatifitas guru pada proses saintifik bertema menulis laporan hasil
belajar mengajar sehingga siswa merasa observasi.
jenuh dan bosan. Tentang saran dan
prasarana yang terdapat, dikatakan cukup Idealnya para siswa harus
memadai, meskipun terdapat beberapa dilibatkan secara aktif dalam pendekatan
kekurangan seperti kurang berjalannya saintifik pada pembelajaran menulis dalam
majalah dinding, dan jumlah buku yang arti yang komprehensif. Sejak penyusunan
kurang memadai di perpustakaan sekolah. kurikulum, penentuan proses pengajaran,
Secara umum kendala sarana dan bahkan guru yang yang tidak disenangi
prasarana tidak mempengaruhi proses seharusnya tidak bisa dipaksakan untuk
KBM pendekatan saintifik dalam mengajar. Hal ini diperkuat oleh Surya
pembelajaran menulis. Karena terdapat (2003:5) yang menyatakan bahwa
dukungan dari sekolah dan pemerintah perhatian, minat, dan motivasi sangat
dengan dipasangnya internet atau wifi, penting dalam upaya melakukan kegiatan
yang hanya dipergunakan untuk mencari belajar-mengajar. Dengan demikian
proses pendekatan saintifik pada

7
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

pembelajaran menulis merupakan membuat laporan hasil observasi sesuai


tanggung jawab bersama dan bukan metode ilmiah berupa laporan.
monopoli para guru. Karena boleh jadi apa Pembelajaran menulis dengan
yang disampaikan kepada siswa tidak pendekatan saintifik dapat dijadikan
sesuai dengan kebutuhan mereka. sebagai media terus-menerus antara
Dengan demikian pendekatan saintifik informasi metode ilmiah dan siswa yang
pada pembelajaran menulis yang belajar. Pembelajaran menulis dengan
diimplementasikan maka siswa juga harus pendekatan saintifik mengisyaratkan
secara aktif mengadakan dalam adanya hak-hak siswa untuk
kapasitasnya sebagai subyek dalam memperhitungkan latar belakang
pendidikan. Maka diperlukan cara belajar permasalahan dan pengetahuannya
yang tidak lagi menghafal, mengulang apa masing-masing dalam menyusun makna
saja yang dikatakan guru, seperti robot laporan hasil observasi.
yang diisi informasi. Sebaliknya siswa Proses pembelajaran yanag
harus secara aktif mencari apa yang akan mengimplementasikan pendekatan
dijadikan kajian, bagaimana pendapat saintifik menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap
saya, dan saya tidak harus mengekor (afektif), pengetahuan (kognitif), dan
pendapat orang, termasuk guru, walaupun keterampilan (psikomotor). Dengan proses
tidak berarti menolak kebenaran. Hal ini pembelajaran yang demikian maka
senada dengan pernyataan Tarigan diharapkan hasil belajar melahirkan
(1986:1), bahwa keterampilan menulis peserta didik yang produktif, kreatif,
bersifat fungsional terhadap inovatif, dan afektif melalui penguatan
pengembangan diri siswa, baik untuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan
studi, melanjutkan studi maupun untuk yang terintegrasi. Beberapa kendala yang
terjun di masyarakat. Diakui atau tidak, dihadapi guru dalam pembelajaran
bentuk pendekatan saintifik pada bahasa Indonesia berdasarkan
pembelajaran menulis secara kritis pendekatan saintifik sesuai Kurikulum
cenderung untuk meningkatkan 2013 adalah kesesuaian antara waktu
kesempatan dan kemandirian siswa dalam yang disediakan dengan materi
proses pembelajaran, tidak hanya pembelajaran. Pada jenjang SMA, alokasi
tergantung pada guru, tetapi mampu waktu untuk satu jam pelajaran adalah 45
mengatasi jalan keluar atas kesulitan yang menit. Pelajaran bahasa Indonesia
dihadapinya. Fakta lainnya adalah mendapat alokasi waktu selama 2 x 45
membangun karakter siswa yang kreatif, menit untuk satu kali pertemuan, sehingga
inovatif dan mandiri. Pembelajaran cakupan materi yang terlalu luas sulit
menulis dengan pendekatan saintifik untuk terselesaikan. Kendala lain yang
memberikan keleluasan mencari informasi dihadapi guru adalah contoh-contoh yang
dan wawasan tentang materi yang disajikan dalam buku pegangan siswa
diajarkan oleh guru. Siswa dapat mencari tidak kontekstual sehingga menyulitkan
informasi dari media cetak maupun media siswa untuk memahami materi pelajaran
non cetak sesuai dengan arahan guru. yang disampaikan. Oleh karena itu, guru
Dari arahan guru tersebut, siswa dapat sebaiknya mencari contoh-contoh lain
melakukan pengamatan dan bertanya yang lebih relevan dengan kondisi di
tentang apa yang akan dijadikan objek sekitar siswa agar siswa lebih mudah
observasi. Dari objek observasi yang telah dalam memahami materi pelajaran.
ditentukan, siswa dibimbing untuk
menalarkan yang menjadi pengamatannya Dalam istilah psikologi respon
tadi. Dilanjutkan dengan melakukan dikenal dengan proses memunculkan dan
eksperimen dengan tahapan persiapan, membayangkan kembali gambaran hasil
pelaksanaan dan tindak lanjut. Akhir dari pengamatan. Menurut Kartono
langkah implementasi pendekatan saintifik (1996: 58), respons bisa diidentifikasi
pada pembelajaran menulis laporan hasil sebagai gambaran ingatan dari
observasi adalah mengkomunikasikan. pengamatan. Sejalan dengan hal itu,
Maksud mengkomunikasikan adalah Ahmadi (1992: 64) menyatakan bahwa
respon adalah gambaran ingatan dan

8
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

pengamatan yang mana objek yang telah bersifat positif dimana dilihat dari
diamati tidak lagi berada dalam ruang dan persentase berikut rata-rata 47,94 %
waktu pengamatan. Berdasarkan siswa sangat setuju dan 43,24 % setuju.
pendapat tersebut, jelaslah bahwa Saran yang dapat diberikan oleh
terjadinya respon itu harus melalui peneliti dalam penelitian ini adalah
pengamatan terlebih dahulu. Dalam sebagai berikut.
penelitian ini, respon siswa terhadap 1. Sebagai guru perlu lebih banyak
pembelajaran yang menerapkan menguasai stratagi serta metode
pendekatan saintifik pada pembelajaran pembelajaran yang tepat dan dapat
menulis secara umum adalah baik. Hasil membangkitkan semangat belajar.
analisis tabel bahwa secara umum 2. Guru-guru Bahasa Indonesia yang
91,18% siswa menyukai pembelajaran ingin mengembangkan model
yang dilakukan oleh peneliti. Karena pembelajaran ini diajurkan agar
respon siswa dikatakan positif jika rata- menyiapkan lebih banyak waktu
rata dari setiap aspek lebih dari 80% pembelajaran sehingga siswa lebih
berada dalam kategori positif yaitu siswa kreatif dalam kelompok.
merasa senang dengan pembelajaran 3. Guru-guru Bahasa Indonesia yang
menulis, senang dengan pembelajaran akan menerapkan strategi dan
yang dilakukan guru, bisa berinteraksi metode pembelajaran, seharusnya
dengan baik kepada siswa maupun guru lebih melihat alokasi waktu dan
dan tidak mengalami kesulitan dalam materi yang akan diajarkan yang
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh mana diselaraskan pada
guru. pendekatan saintifik.
4. Siswa diharapkan untuk lebih aktif
lagi dalam kegiatan pembelajaran
dan harus lebih giat lagi untuk
SIMPULAN DAN SARAN
belajar sendiri.
5. Peneliti lain agar melakukan
Berdasarkan hasil analisis penulisan mengenai pembelajaran
deskriptif data penelitian dapat menulis dengan menggunakan
disimpulkan bahwa secara umum pendekatan saintifik dari segi
implementasi pendekatan saintifik pada ketercapaian sikap social dan sikap
pembelajaran menulis di kelas X IIS 1 spiritual siswa.
SMAN 1 Mendoyo berjalan dengan baik di
sekolah, yang mana terlihat dari respon
siswa yang positif meskipun terdapat DAFTAR PUSTAKA
kendala-kendala yang dihadapi baik oleh
guru dan siswa. Secara terperinci dapat Ahmadi, Abu. 1992. Psikologi Umum.
disimpulkan sebagai berikut. (1) Langkah- Jakarta: Rineka Cipta
langkah implementasi pendekatan saintifik Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin
pada pembelajaran menulis di kelas X IIS Abdul Jabar. 2004. Evaluasi
1 SMAN 1 Mendoyo melalui beberapa Program Pendidikan. Jakarta:
tahap yaitu mengamati, menanya, Bumi Aksara.
menalar, mencoba dan
mengomunikasikan; (2) kendala-kendala -------- 1998. Prosedur Penelitian Suatu
implementasi pendekatan saintifik pada Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
pembelajaran menulis di kelas X IIS 1 Rineka Cipta.
SMAN 1 Mendoyo dihadapi oleh guru
dimana kurangnya informasi tentang ------- 2007. Manajemen Penelitian.
pendekatan saintifik, siswa yang kurang Jakarta: PT. Rineka Cipta.
fokus dalam pembelajaran dan sarana
sekolah yang kurang memadai; dan (3) Depdiknas. 2005. KBBI. Jakarta:
respon siswa terhadap implementasi Gramedia.
pendekatan saintifik pada pembelajaran
menulis di kelas X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo

9
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Kartono. 2009. Menulis tanpa Rasa Takut


Membaca Realitas dengan Kritis. Sukardi. 2007. Metode Penelitian
Yogyakarta: Kanisius. Pendidikan Kompetensi dan
Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
----------. 1996. Psikologi Umum. Bandung:
CV Mandar Maju. Tarigan, Hnery Guntur. 1984. Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

10

Anda mungkin juga menyukai