Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN DIKLAT

BIMBINGAN TEKNIS PENJAMINAN MUTU BAGI SEKOLAH


1. Nama DIKLAT : Bimbingan Teknis Penjaminan Mutu Bagi Sekolah
2. Penyelenggara : LPMP Propinsi Bali
3. Tempat DIKLAT : SMA Negeri 2 Negara
4. Waktu Kehiatan : 27 Mei s.d 30 Mei 2019
5. Tujuan DIKLAT : 1. Memberikan pemahaman Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan yang terintegrasi PPK, Literas dan K13 dalam
SPMI
2. Memberikan Pemahaman tentang SNP, indikator dan
instrument
3. Memberikan pemahaman tentang pemetaan mutu
4. Memberikan pemahaman tentang perencanaan dan
implementasi pemetaan mutu
5. Memberikan pemahaman tentang monitoring dan evaluasi
6. Melakukan praktik studi kasus terkait pelaksanaan pemetaan
mutu di sekolah
6. Narasumber : Drs. I Ketut Ardiatmika Adnyana, M.Pd
7. Ringkasan Materi :

A. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) adalah subsistem dari Sistem
Pendidikan Nasional dengan fungsi utama meningkatkan mutu pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan adalah DIKLAT sistemik dan terpadu oleh satuan atau
program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah
daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan
bangsa melalui pendidikan. Yang dimaksud dengan DIKLAT sistemik dan terpadu
adalah terdapatnya mekanisme yang jelas dalam memperbaiki mutu pendidikan
dengan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan
kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui
penerapan SPMP. Tujuan-antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya
SPMP
B. Integrasi PPK, Literasi dan K13 dalam SPMI
Dari DIKLAT Bimtek tersebut, ada hal baru yang menjadi kebijakan
Kemdikbud, yaitu integrasi literasi dan nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dalam KBM. Sejak tahun 2015 literasi mulai digerakkan oleh pemerintah
mengingat masih rendahnya budaya literasi di kalangan siswa. Sedangkan PPK untuk
mewujudkan point ke-8 Nawacita presiden Joko Widodo.
Di awal pembelajaran, ketika guru mengucap salam, lalu mengajak para siswa
untuk berdoa, menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional atau
daerah, meminta siswa untuk tertib dalam belajar, menjaga kebersihan, bekerja dalam
kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghormati pendapat orang lain, tidak
menyontek, hal tersebut pada dasarnya adalah bagian dari PPK. Ada 5 (lima) nilai
yang menjadi fokus dalam PPK, yaitu (1) nasionalis, (2) integritas, (3) mandiri, (4)
gotong rotong, dan (5) religius. Kelima hal tersebut dapat dikembangkan oleh guru
dalam pembelajaran.
Ketika guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah
dipelajari pada saat apersepsi, mengajak siswa mengamati sebuah objek, mengamati
lingungan, membaca sumber-sumber belajar, mengumpulkan informasi, diskusi,
menganalisis, mempresentasikan hasil diskusi, menjawab pertanyaan, menyajikan
laporan, menyimpulkan, merefleksikan DIKLAT belajar yang telah dilakukan,
menyampaikan laporan, atau memajang hasil karya, hal tersebut termasuk ke dalam
literasi, karena literasi bukan hanya berkaitan dengan kemampuan baca dan tulis,
tetapi berkaitan dengan pemahaman, memilih dan memilah informasi, daya analisis,
serta kemampuan mengkomunikasikan.
Penanaman literasi dan PPK adalah sebuah proses yang perlu terus
ditanamkan dalam DIKLAT pembelajaran. Ini adalah investasi jangka panjang untuk
menyiapkan generasi muda Indonesia yang literat dan berkarakter. Butuh
kesungguhan, komitmen, kerjasama, dan sinergi dari berbagai pihak terkait.
Integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran disamping disesuaikan dengan
materi yang dipelajari oleh siswa, tingkat perkembangan berpikir, situasi, dan kondisi
berlandaskan nilai-nilai agama, Pancasila, dan nilai-nilai kearifan lokal agar memiliki
karakter ke Indonesiaan yang kuat dan mantap.
C. SNP, Indikator dan Instrumen
Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan ditujukan
untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu:  SPM;  SNP; dan Standar mutu
pendidikan di atas SNP. Standar mutu pendidikan di atas SNP dapat berupa:   Standar
mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal. Standar mutu di atas SNP yang
mengadopsi dan/atau mengadaptasi standar internasional tertentu.

D. Pemetaan Mutu
Pada siklus ini beberapa DIKLAT yang harus dilaksanakan oleh TPMPS
adalah: 1) Pengisian Instrumen EDS, 2) Pengolahan hasil EDS sehinngga menjadi
skala nilai , 3) Menganalisis nilai raport EDS  dengan menggunakan format pemetaan
mutu.  Ada banyak instrumen eds yang bisa digunakan, dan LPMP sendiri tidak
menentukan instrumen yang harus digunakan, tergantung kebijakan sekolah masing-
masing. Namun menurut saya, menimbang dan memperhatikan kesesuaian antara
indikator dalam EDS dan indikator dalam format pemetaan mutu, maka saya
merekomendasikan untuk menggunakan EDS yang dikeluarkan oleh LPMP yang
pengisiannya secara online di alamat http://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id/ .
Dengan menggunakan EDS PMP, kita tidak perlu mengolah instrumen EDS menjadi
angka atau nilai karena sistem di situs PMP Dikdasmen akan otomatis mengkonversi
pengisian kuisioner menjadi nilai raport sekolah. Nilai raport itu bisa kita unduh di
alamat di atas dengan login menggunakan userid dan password dapodik. Selanjutnya
nilai raport itu kita masukan ke dalam format untuk keperluan pemetaan mutu
sekolah. 

E. Perencanaan
Siklus pemetaan mutu menghasilkan rekomendasi yang harus dilaksanakan
sekolah agar indikator tersebut memenuhi SNP. Rekomendasi tersebut selanjutnya
dipindahkan ke Format penyusunan rencana pemenuhan Mutu
Penyusunan rencana pemenuhan mutu menghasilkan rencana DIKLAT yang
akan dilaksanakan beserta biaya dan waktu pelaksanaan. Selanjutnya program
DIKLAT yang direncanakan tersebut harus masuk ke dalam RKAS sekolah sehingga
pembiayaannya tercover oleh BOS.
Setelah semua rekomendasi telah direncakan pemenuhannya, selanjutnya TIM
SPMI harus membuat proposal rencana DIKLAT yang harus diajukan kepada kepala
sekolah. Proposal DIKLAT merupakan acuan dalam pelaksanaan DIKLAT
pemenuhan SNP. Sementara itu, tim audit juga harus membuat instrumen audit sesuai
proposal yang dibuat tim pengembang.

F. Implementasi Pemetaan Mutu


Pada siklus ini, semua rencana DIKLAT yang telah disusun dan disetujui
kepala sekolah harus dilaksanakan. Pelaksanaan DIKLAT tentu tidak bersamaan,
tergantung jadwal yang telah dibuat. DIKLAT pemenuhan mutu pendidikan dapat
berupa workshop, KKG. KKKS, lokakarya, Seminar, IHT dan lain-lain.

G. Monitroring dan evalusi


Tim monev bertugas untuk memonitoring dan mengevaluasi DIKLAT
pemenuhan mutu, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan laporan DIKLAT.
Selanjutnya tim audit memberikan saran dan rekomndasi untuk memperbaiki
kekurangan dalam proses pemenuhan mutu.

H. Perakttik Studi Kasus, Pelaksanaan Pemetaan Mutu di Sekolah


Tahap Studi Kasus ini adalah tahap dimana para peserta bintek untuk mellaksanakan
SPMI dengan melaksanakan 4 tahap siklus tersebut di satuan pendidikannya masing-
masing dan dalam perosesnya akan di pandu oleh pengawas sekolah dan di kunjungi
oleh LPMP untuk menolah peroses SPMI di sekolah supervisi
LAPORAN DIKLAT
DIKLAT PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH
1. Nama DIKLAT : Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah
2. Penyelenggara : LPPKS bersama LPMP Propinsi Bali
3. Tempat DIKLAT : Hotel Jimbarwana
4. Waktu Kehiatan : 3 Mei s.d 28 Juli 2018
5. Tujuan DIKLAT : Tujuan umum DIKLAT Pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah adalah sebagai upaya untuk menumbuh kembangkan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan calon kepala sekolah pada
dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervise dan social.
6. Fasilitator : Dr. I wayan Surata
Drs. I Nyoman Sudiana
Drs. I nengah Nitia, M.Kes
Dr. I Ketut Suarnaya, S.ST, M.Pd
Ni Ketut Rima Pareati, S.E, M.Pd
Drs. I Made Suastama, M.Hum
7. Ringkasan Materi :
A. Latihan Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan inti dari organisasi, karena kepemimpinan
merupakan kunci utama dan motor penggerak dari semua sumber dan alat yang
tersedia bagi suatu organisasi. Dalam konteks pendidikan, perubahan di segala bidang
telah memunculkan berbagai persoalan yang tidak mudah diatasi. Persoalan bisa saja
terjadi dalam hubungan antara guru dan kepala sekolah, guru dan pelajar, sering pula
antara orang tua dan guru. Mengingat hal di atas, maka dibutuhkan seorang pemimpin
sekolah yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang memadai.
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengantisipasi
perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi pada sebuah organisasi sekolah.
Perubahan dapat berasal dari dalam atau pun dari luar organisasi. Maka seorang
pemimpin sekolah perlu memiliki kemampuan untuk dapat melaksanakan manajemen
perubahan sebagai respon atas keadaan yang terjadi dengan tepat. Hal yang tidak
kalah penting untuk dilakukan oleh pemimpin sekolah adalah kemampuan
menciptakan budaya sekolah, sehingga gerak organisasi dapat berjalan dengan
optimal. Dengan budaya sekolah yang tepat, maka akan tercipta atmosfer pendidikan
yang humanis bagi siswa dan seluruh warga sekolah.
Dengan pelatihan yang diselenggarakan diharapkan dapat memberikan bekal
kemampuan kepada para pemimpin sekolah untuk mengembangkan kemampuan
kepemimpinan dalam pembelajaran, malaksanakan manajemen perubahan dan
mengembangkan budaya sekolah agar tujuan pendidikan yang disepakati dapat
tercapai.

B. Manajerial Sekolah

Manajemen atau pengelolaan dapat berarti macam-macam tergantung kepada


siapa yang membicarakannya. Istilah manajemen sendiri berasal dari “manage” yang
padanan dalam bahasa Indoensia adalah kelola. Pengertian umum dari manajemen
adalah proses mencapai hasil dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia
secara produktif (Depdiknas,2007:126).
Dalam kontek manajerial sekolah maka seorang kepala sekolah dituntut untuk
dapat menjalankan kompetensi sebagai berikut : (1) menyusun perencanaan
sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan. perencanaan (2) mengembangkan
organisasi sekolah/madrasah sesuai kebutuhan (3) memimpin sekolah/madrasah
dalam rangka pendayaagunaan sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal, (4)
mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi
pembelajaran yang efektif (5) menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak didik (6) mengelola guru dan staff
dalam rangka pendayagunaan sumberdaya manusia secara optimal (7) mengelola
sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optima
(8) mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan, ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah (9) mengelola peserta didik
dalam rangka penerimaan peserta didik barn dan penempatan dan pengembangan
kapasitas peserta didik. (10) mengelola pengembangan kurikulum dan DIKLAT
pembelajaran sesuai arah dan tujuan pendidikan nasional (11) mengelola keuangan
sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan
efisien (12) mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/madrasah (13) mengelola unit layanan khusus
sekolah/madrasah dalam mendukung DIKLAT pembelajaran dan DIKLAT peserta
didik di sekolah/madrasah (14) mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan (15) memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah (16) melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
program DIKLAT sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan
tindak lanjutnya.
Manajemen pendidikan dimaknai sebagai aktifitas memadukan sumber-
sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan (Made Pidarta 2008:4).Yang dimaksud dengan sumber-sumber daya
pendidikan disini adalah ketenagaan, dana, sarana dan prasarana termasuk informasi.
Dengan demikian maka kemampuan seorang manajer dalam menjalankan tugas
menejerial adalah memadukan sumber daya tersebut . Dalam definisi ini tentu saja
meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian
sebagai fungsi manajemen (Sudibyo:2008). Bagaimana sumberdaya direncanakan,
diorganisasikan, diarahkan, dan dikendalikan dalam upaya mencapai tujuan organisasi
inilah pertanyaan yang harus dijawab dalam tugas manajerial.

C. Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian DIKLAT membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian
tujuan pembelajaran Glickman (1981).  Sementara itu,  Daresh (1989) menyebutkan
bahwa supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian,  esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai
unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Meskipun demikian, supervisi
akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola
pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan
serangkaian DIKLAT membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran merupakan salah satu DIKLAT yang tidak bisa dihindarkan prosesnya
(Sergiovanni, 1987). Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru
dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian
DIKLAT supervisi akademik. Apabila dikatakan bahwa supervisi akademik
merupakan serangkaian DIKLAT membantu guru mengembangkan kemampuannya,
maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan
guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara
mengembangkannya.
D. Pelaksanaan Rencana Kerja Tindak Lanjut di Sekolah Sendiri dan Di sekolah
magang
Melaksanakan rencana kerja tindak lajut di sekolah sendiri dengan mengadakan
DIKLAT supervise guru, meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rpp
dengan melaksanakan DIKLAT IHT. Dan menambah pengalam dan belajar dari
sekolah magang terutama dalam melaksanakan tugas managerial, dan kewirausahaan

E. Penilaian Laporan OJL


Pemaparan hasil pelaksanaan rencana kerja di sekolah sendiri dan di sekolah magang
untuk dinilai
LAPORAN DIKLAT
Deskripsi Pelaksanaan pengembangan diri
Jenis DIKLAT
Training Of Coach Literasi Berbasis Tablet
Waktu Pelaksanaan
DIKLAT dilaksanakan pada tanggal 8 dan 12 Juli 2017
Tempat Pelaksanaana
DIKLAT dilaksanakan di SMAN 1 Kuta
Penyelenggara DIKLAT
DIKLAT ini diselengarakan oleh Ikatan Guru Indonesia
Tujuan DIKLAT
Tujuan dari DIKLAT ini adalah untuk melatih guru-guru dalam menuangkan ide dan
kreatifitas dalam tulisan
Uraian Materi
Materi yang diberikan dalam DIKLAT ini antara lain Menemu baling( Menulis dengan
mulut,membaca dengan telinga), Praktik mengunggah tulisan ke Web, Menulis Itu Mudah,
Membangun Ide, Inspirasi dan Imajinasi, Membuat Outline, Praktik Mengembangkan Outline
serta Bimbingan On-line
Tindak lanjut
Tindak lanjut dari DIKLAT ini adalah untuk dapan menghasilkan karya tulis berupa buku
yang baik
Dampak Pengembangan diri
Adapun dampak yang saya rasakan setelah mengikuti DIKLAT ini adalah menambah
pengetahuan tentang bagaimana cara menuangkan ide agar bisa menjadi sebuah buku yang
bermanfaat.

Mengetahui Tegalcangkring, 13 Juli 2017


Kepala SDN 2 Tegalcangkring Guru Kelas

I Gusti Ngurah Suardana, S.Pd I Putu Ariawan, M.Pd


NIP. 19641231 198507 1 018 NIP. 19830330 200604 1 008

Deskripsi Pelaksanaan pengembangan diri


Jenis DIKLAT
Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah
Waktu Pelaksanaan
DIKLAT dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 28 Juli 2018.
Tempat Pelaksanaana
LAPORAN DIKLAT
Pelatihan Bagi Pendidik untuk memenuhi standar kompetensi melalui DIKLAT
Peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar

Jenis DIKLAT
Pelatihan Bagi Pendidik untuk memenuhi standar kompetensi melalui DIKLAT Peningkatan
Kompetensi Guru Sekolah Dasar
Waktu Pelaksanaan
DIKLAT dilaksanakan pada tanggal 23 sampai dengan 28 Juli 2018
Tempat Pelaksanaana
DIKLAT dilaksanakan di SMP Swastika Karya, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana
Penyelenggara DIKLAT
DIKLAT ini diselengarakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Jembrana
Tujuan DIKLAT
Tujuan dari DIKLAT ini adalah untuk menambah bekal pengetahuan dan kompetensi guru
dalam menyelenggarakan DIKLAT proses belajar mengajar
Uraian Materi
Materi DIKLAT antara lain Kebijakan peningkatan mutu pendidikan, Kebijakan dan
dinamika perkembangan kurikulum, Penerapan literasi pembelajaran, Penyelenggaraan
pendampingan, Penguatan pendidikan karakter, Kompetensi, materi pembelajaran,
pembelajaran, dan penilaian (tematik terpadu), Praktek penyusunan progran tahunan,
program semester, pemetaan KD dan silabus, Penyusunan RPP, Inspirasi Pembelajaran
melalui tayangan video pembelajaran, Praktek penyusunan instrument penilaian, Literasi
disekolah, Pelaksanaan PPK dan Praktek Pengolahan dan pelaporan penilaian hasil belajar.
Tindak lanjut
Tindak lanjut dari DIKLAT ini adalah dapat mengaplikasikan semua materi yang telah
diperoleh di sekolah

Dampak Pengembangan diri


Adapun dampak yang saya rasakan setelah mengikuti DIKLAT ini adalah menambah bekal
pengetahuan tentang perkembangan kurikulum pendidikan
LAPORAN DIKLAT
PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI  KURIKULUM 2013 JENJANG SD

23 Agustus s.d 10 November 2018, di SDN 8 Penyaringan


Pasilitaator : I Gst, Made Suartawan, M.Pd
 
 
A.   RASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan DIKLAT pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi,
baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang
meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi
lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
                Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan
tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang
mengemuka.

B.     KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU


Model pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction (ITI)
pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1970-an; PTP diyakini sebagai salah satu model
pengajaran yang efektif (highly effective teaching model);Pembelajaran Tematik Terpadu
mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik; secara
empirik pembelajaran tematik terpadu (PTP) berhasil memacu percepatan dan meningkatkan
kapasitas memori peserta didik (enhance learning and increase long-term memory capabilities
of learners) untuk waktu yang panjang; menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara
cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis; menginspirasi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar.
Kelebihan Pembelajaran Tematik Terpadu antara lain: memiliki perbedaan kualitatif
(qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta
didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau
keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills); dan
sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Manfaat Pendekatan Tematik Terpadu antara lain: 1)suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan; 2)menggunakan kelompok kerjasama, kolaborasi, kelompok belajar, dan
strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah;
3)mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly
classroom); 4)peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi.
Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplorasi konsep-
konsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap; 5)materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik
dalam kehidupannya sehari-hari; 6)peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk
menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan
khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas;7)program pembelajaran yang bersifat ramah
otak memungkinkan guru untuk mewujudkan  ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi
cara penilaian.
Tahap Pembelajaran Tematik  Terpadumeliputi: 1)menentukan tema, dimungkinkan
disepakati bersama dengan peserta didik; 2)mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang
berlaku. dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 3)mendesain
rencana pembelajaran. Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber dan aktivitas
ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan DIKLAT dalam tema; 4)aktivitas
kelompok dan diskusi. Yang memberi peluang berpartisipasi dan mencapai berbagi
persepektif dari tema. Hal ini membangun guru dan peserta didik dalam mengeksplorasi
subjek.
Model Pembelajaran Tematik Terpadu adalah model jaring laba-laba (webbed model). Model
ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan DIKLAT pembelajaran.
Tema yang dibuat dapat mengikat DIKLAT  pembelajaran, baik dalam mata pelajaran
tertentu maupun antarmata pelajaran. (Robin Fogarty  1991.)

C.   KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR


Penilaianautentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yangbermakna secara
signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian,
atau evaluasi.Istilah autentik merupakan sinonim dari  asli, nyata, valid, atau reliabel.
Secara konseptual penilaianautentik lebih bermakna secara signifikan  dibandingkan dengan 
tes pilihan ganda terstandar sekali pun.Ketika menerapkan penilaianautentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar
sekolah.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Penilaian tersebut mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaianautentik cenderung fokus
pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.
Penilaianautentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran,
khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.Peserta didik diminta
untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan
belajar yang lebih tinggi.
Pada penilaianautentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi
pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
Penilaianautentik mencoba menggabungkan DIKLAT guru mengajar, DIKLAT siswa belajar,
motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu
merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman
tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk
mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.

D.    RPP
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan DIKLAT belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis.RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang
disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Pada kurikulum 2013, istilah standar
kompetensi tidak dikenal lagi. Namun muncul istilah kompetensi inti.
Kompetensi inti  adalah gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan
ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor)
yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan tema; Kemampuan
yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran.
Prinsip Penyusunan RPP meliputi:1)memperhatikan perbedaan individu peserta didik;
2)mendorong partisipasi aktif peserta didik;3)mengembangkan budaya membaca dan
menulis; 4)memberikan umpan balik dan tindak lanjut; 5)keterkaitan dan
keterpaduan;6)menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Pelaksanaan Proses Pembelajaran: 1)DIKLAT Pendahuluan; 2)DIKLAT Inti:(a)Eksplorasi,
(b)Elaborasi, (c)Konfirmas(ditambah pendekatan scientific):3) DIKLAT Penutup.
 
Mengetahui Tegalcangkring, 31 Juli 2018
Kepala SDN 2 Tegalcangkring Guru Kelas

I Gusti Ngurah Suardana, S.Pd I Putu Ariawan, M.Pd


NIP. 19641231 198507 1 018 NIP. 19830330 200604 1 008
RESUME
PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI  KURIKULUM 2013 JENJANG SD

Jenis DIKLAT
Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 jenjang SD tahun 2018

Waktu Pelaksanaan
DIKLAT dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus s.d 10 November 2018

Tempat Pelaksanaan
SD Negeri 8 Penyaringan

Penyelenggara DIKLAT
DIKLAT ini diselengarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Bali

Tujuan DIKLAT
Tujuan dari DIKLAT ini adalah meningkatkan keterampilan operasionalnya dalam menyusun
RPP, Menyusun Instrumen Penilaian, Melaksanakan Pembelajaran, melaksanakan Penilaian
dan menyelesaikan hambatan-hambatan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.

Uraian Materi
Materi pada IN 1 yaitu : perkembangan dinamika kurikulum 2013, orientasi Program
Pemdampingan kurikulum 2013. Review RPP terintegrasi PPk Literasi dan Ketrampilan
Abad 21. Dan review penilaian laporan hasil belajar
Pada Kegiatab ON dilaksanakan pendampingan yang di amati oleh fasilitator beserta
kepala sekolah dengan mengamati dari Persian penyusunan RPP, Pelaksanaan DIKLAT
perose Belajar Mengajar di kelas, dan pemberian pengutan dan refleksi
Pada Kegiattan IN 2 membahas hasil DIKLAT ON dengan pemutaran video terbaik
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta memberikan pengutan perencanaan dan
penilaian pembelajaran

Tindak lanjut
Tindak lanjut dari DIKLAT ini adalah Menerapkan kurikulum 2013 sesuai revisi terbaru .
Dampak Pengembangan diri

Adapun dampak yang saya rasakan setelah mengikuti DIKLAT ini adalah menambah
pengetahuan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013
Mengetahui Tegalcangkring, 23 Maret 2019
Kepala SDN 2 Tegalcangkring Guru Kelas

I Gusti Ngurah Suardana, S.Pd I Putu Ariawan, M.Pd


NIP. 19641231 198507 1 018 NIP. 19830330 200604 1 008

Anda mungkin juga menyukai