Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Pengguna Anggaran : Ir. H. Entah Ismanto, SH., MM


SKPD : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Nama & No Sub Keg : Fasilitasi, Pelaksanaan dan Evaluasi Penelitian dan Pengembangan
Bidang Aparatur Desa (5.05.02.2.01.09)

Nama PPK : Abdul Rahman, SH., MM


Nama Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultansi Penelitian Studi Pengembangan Kapasitas
Aparatur Desa

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH


KABUPATEN BEKASI
Tahun Anggaran 2022

1
Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Studi Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa

1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa


Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa “Pemerintahan desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia”. Dengan kata lain, Pemerintah desa merupakan garda paling
depan dalam menjalankan pelayanan publik guna menjamin
kesejahteraan masyarakat yang menjadi faktor penentu keberhasilan
dari program pemerintah, karena berhubungan secara langsung dengan
masyarakat menjadi penentu keberhasilan program pemerintah.
Karena posisi tersebut, dan di dalam pemerintahan desa
terdapat aparatur desa, maka sangat diperlukan aparatur desa yang
profesinal untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, yaitu
mengelola pemerintahan, mewujudkan ketertiban, membantu
masyarakat mengurus kebutuhan dan kepentingannya guna
mewujudkan kesejahteraan dan potensi masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme Aparatur desa
membutuhkan adanya pengembangan kapasitas SDM yang merupakan
suatu usaha yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas sumber daya
manusia dalam sebuah organisasi, menciptakan daya tanggap kinerja
pemerintah yang efisien dan efektif demi mencapai lingkungan kerja
yang baik. Meningkatkan dan mengembangkan kapasitas aparatur desa
menjadi suatu tindakan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera
karena sebagai ujung tombak dalam pelayanan publik. Tugas pokok dan
fungsi harus dipahami dengan baik oleh setiap aparatur desa.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas aparatur
desa dalam melaksanakan tugasnya, seperti minimnya sumber akses
informasi dan komunikasi. Banyak aparatur desa yang tidak diberikan
informasi yang baik dan benar terkait pengelolaan manajemen desa.
Sebagian besar aparatur desa tidak mengetahui dan memahami
regulasi menyebabkan tugas dan tanggung jawab mereka tidak dapat
berjalan secara maksimal. Kurangnya pemahaman mengakibatkan
kondisi rentan, dapat terjadi kemungkinan penggunaan anggaran dana
tidak sesuai peruntukannya, hingga dapat berujung pada
penyelewengan dana desa. Upaya yang dilakukan dalam meminimalisir
faktor-faktor dan permasalahan sebagaimana dijelaskan di atas yaitu
melalui pengembangan kapasitas SDM aparatur desa.
Pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
dalam pasal 112 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki
kewenangan untuk melaksanakan Pembinaan, Pengawasan dan

2
salahsatunya yaitu dalam hal menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan bagi pemerintah desa. Dasar pertimbangan penerbitan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
adalah untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan
penyelenggaraan pemerintahan desa.
Memahami kondisi pada apraatur desa di Kabupaten Bekasi,
dan menjadi tugas pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan,
maka Pemerintah Kabupaten Bekasi berupaya untuk mengembangkan
kapasitas aparatur desa yang lebih professional. Agar pembinaan untuk
pengembangan aparatur desa lebih terarah, maka diperlukan adanya
suatu kajian telebih dahulu. Utntuk itu kajian Pengembangan Kapasitas
Aparatur Desa ini dilakukan yang diharapkan adanya rekomendasi
kebijakan dalam pengembangan kapasitas aparatur desa di Kabupaten
Bekasi.

2. Maksud dan Maksud dari kegiatan penelitian “Studi Pengembangan Kapasitas


Tujuan Aparatur Desa” adalah untuk Meningkatkan Profesionalisme Aparatur
Desa dalam Melayani Masyarakat Desa dengan pelayanan prima.
Sedangkan tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah menyusun
dokumen hasil kajian yang memuat arahan atau rekomendasi untuk
mengembangkan Kapasitas Aparatur Desa..

3. Sasaran Sasaran dari kegiatan penelitian “Studi Pengembangan Kapasitas


Aparatur Desa” adalah :
1. Terumuskannya konsepsi tentang pengembangan kapasitas aparatur
desa dan arahan kebijakannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Teridentifikasinya kondisi eksisting pemerintahan desa di Kabupaten
Bekasi, diantaranya mengenai SDM, struktur organisasi,
kelembagaan dan permasalahannya.
3. Teridentifikasinya kondisi dan permasalahan Kapasitas Aparatur
Desa di Kabupaten Bekasi
4. Teranalisisnya urgensi kebutuhan, metode/cara, dan SDM untuk
pengembangan kapasitas aparatur desa di Kabupaten Bekasi.
5. Teranalisis dan Terumuskannya strategi dan pola Pengembangan
Kapasitas Aparatur Desa di Kabupaten Bekasi.
6. Terumuskannya arahan rekomendasi untuk meningkatkan kapasitas
aparatur desa di Kabupaten Bekasi.

3
4. Lokasi Pekerjaan Lokasi kegiatan dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Bekasi.

5. Sumber Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya belanja jasa


Pendanaan konsultansi berorientasi layanan-jasa studi penelitian dan bantuan teknik
sebesar Rp. 98.750.000,- (Sembilan Puluh Delapan Juta Tujuh Ratus
Lima Puluh Ribu Rupiah) bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2022 pada Badan Penelitian
dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bekasi.

6. Nama Nama Pengguna : Ir. H. Entah Ismanto, SH., MM


Organisasi dan Anggaran
Pejabat SKPD : Badan Penelitian dan
Pembuat Pengembangan Daerah
Komitmen Kabupaten Bekasi

Pejabat Pembuat Komitmen : Abdul Rahman, SH., MM

7. Data Dasar Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, konsultan harus mengadakan


konsultansi terlebih dahulu dengan Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan untuk mendapatkan konfirmasi mengenai data
informasi terkait pekerjaan yang akan dilaksanakan. Data yang
dimaksud seperti :
a. Usulan-usulan teknis dari sumber-sumber yang dapat dipercaya
b. Data Sekunder yang diperlukan dan dianggap penting dalam proses
penelitian.

8. Persyaratan Secara umum persyaratan penyedia mengacu pada ketentuan dalam


kualifikasi Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Penyedia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.

Sedangkan persyaratan administrasi/legalitas yaitu memiliki bidang


pekerjaan layanan: Aktivitas Konsultansi, dengan SBU No. 1.MS.03/NIB
KLBI No. 70209.
9 Studi-Studi Sebagai bahan referensi kajian dilihat dari beberapa penelitian terdahulu
terdahulu diantaranya yaitu :
a. Hapsari, RA (2021). Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa
dalam Optimalisasi Pelayanan Administrasi Kependudukan (Studi
di Desa Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten …. Jurnal
Administrasi
Publik,jurnal.untirta.ac.id,https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jap/

4
article/view/8385

b. Hasliansyah, I (2018). … PENGEMBANGAN KAPASITAS


APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM MEWUJUDKAN GOOD
GOVERNANCE (Studi Kasus di Balai Besar Pemerintahan Desa
…., eprints.umm.ac.id, https://eprints.umm.ac.id/39307/
c. Suryani, IH (2018). Pengembangan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur Desa (Studi pada Kantor Desa Ngendut Kecamatan
Balong Kabupaten Ponorogo)., repository.ub.ac.id,
http://repository.ub.ac.id/10186/
d. Manalu, M (2018). Pengembangan Kapasitas Aparatur Pemerintah
Desa (Studi Kasus Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo
Kabupaten Labuhan Batu Utara)., Universitas Medan Area
e. Artanti, AD (2017). Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa dalam
Pengelolaan Alokasi Dana Desa dan Dana Desa (Studi pada
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan ….,
repository.ub.ac.id, http://repository.ub.ac.id/6161/

10. Referensi Hukum a. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa;
b. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah;
c. Peraturan Presiden No.59 Tahun 2012 Tentang Kerangka Nasional
Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Daerah
d. Arahan Presiden dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN) tahun 2020-2024
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa
f. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa
g. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Pemerintahan Desa;

11. Ruang Lingkup Studi Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa di Kabupaten Bekasi
Pekerjaan diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk dokumen yang
komperhensif sehubungan dengan Pengembangan Kapasitas
Aparatur Desa. Sebagai acuan dalam kegiatan ini meliputi beberapa
hal pokok yang menjadi ruang lingkup kajian, sebagai berikut :

5
1. Analisa Studi Literatur dan Studi Lain
Pengumpulan berdasarkan studi-studi literatur, dan studi-studi
lainnya yang serupa/mirip, melakukan analisis studi berkaitan
dengan Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa dan kebijakan
pemerintah untuk memperoleh gambaran tentang arahan dalam
Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa.

2. Analisa Data Sekunder


Pengumpulan semua data yang ada berkaitan dengan kondisi fisik,
struktur organisasi desa yang ada, sumberdaya Manusia,
penduduk/interaksi penduduk, sosial budaya, ekonomi, dan
kebijakan pemerintah untuk selanjutnya dianalisis guna memperoleh
gambaran tentang Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa.
Analisis data ini meliputi, namun tidak terbatas pada:
a) Kebijakan terkait Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa,
RPJMD Kabupaten Bekasi, peraturan dan kebijakan lain yang
terkait.
b) Kondisi fisik, struktur organisasi desa yang ada, sumberdaya
Manusia, penduduk/interaksi penduduk, sosial budaya, ekonomi,
dan segala isu permasalahannya.
c) Kondisi pemanfaatan ruang eksisting, menyangkut penggunaan
ruang wilayah serta aspek permasalahannya.
d) Rencana/studi terkait lainnya.
3. Survey Lapangan dan Analisa Data
Survey lapangan dan analisa data dilaksanakan dalam rangka
pengumpulan data primer, verifikasi terhadap data sekunder dan
analisisnya, diantaranya untuk ;
a) Teranalisisnya urgensi kebutuhan, metode/cara, dan SDM untuk
pengembangan kapasitas aparatur desa di Kabupaten Bekasi.
b) Teranalisis dan Terumuskannya strategi dan pola
Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa di Kabupaten Bekasi.
c) Terumuskannya arahan rekomendasi untuk meningkatkan
kapasitas aparatur desa di Kabupaten Bekasi.
4. Tahap pekerjaan penyusunan Kajian Pengembangan Kapasitas
Aparatur Desa, antara lain menyusun:
a) Terumuskannya konsepsi tentang pengembangan kapasitas
aparatur desa dan arahan kebijakannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Teridentifikasinya kondisi eksisting pemerintahan desa di
Kabupaten Bekasi, diantaranya mengenai SDM, struktur

6
organisasi, kelembagaan dan permasalahannya.
c) Teridentifikasinya kondisi dan permasalahan Kapasitas Aparatur
Desa di Kabupaten Bekasi
d) Teranalisisnya urgensi kebutuhan, metode/cara, dan SDM untuk
pengembangan kapasitas aparatur desa di Kabupaten Bekasi.
e) Teranalisis dan Terumuskannya strategi dan pola
Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa di Kabupaten Bekasi.
f) Terumuskannya arahan rekomendasi untuk meningkatkan
kapasitas aparatur desa di Kabupaten Bekasi.

12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dokumen
hasil kajian Pengembangan Aparatur Desa di Kabupaten Bekasi.

13. Peralatan, a. Kebutuhan Tim Teknis terdiri dari Unsur Balitbangda, Unsur Dinas
Material, Personel Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Unsur Bappeda, Unsur
dan Fasilitas dari Bagian Administrasi Pemerintahan Setda, unsur BKPSDM.
Pejabat Pembuat b. Fasilitas Penunjang yang disediakan oleh PPK yaitu Ruang Rapat
Komitmen dan Proyektor (In Foccus).

14. Peralatan dan a. Komputer atau Laptop dan Alat Tulis Kantor
Material dari b. Kendaraan Bermotor untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
Penyedia Jasa penelitian.
Konsultansi

15. Lingkup a. Melakukan Konsultasi dengan Pengguna Anggaran/Kuasa


Kewenangan Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat
Penyedia Jasa Pelaksana Teknis Kegiatan untuk membahas segala masalah dan
persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan perencanaan
atau analisis
b. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin apabila dianggap perlu,
karena terdapat permasalahan mendesak yang perlu dipecahkan.
c. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan

16. Jangka Waktu Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan/pengadaan jasa konsultan
Pelaksanaan adalah 2 (dua) bulan atau 60 (enam puluh) Hari Kalender sejak Surat
Kegiatan Perintah Kerja diterbitkan.
17. Personel Untuk mendapatkan hasil pekerjaan dan laporan yang baik dan
memenuhi persyaratan, maka tenaga ahli yang diperlukan adalah:

7
Jumlah
Posisi Tenaga Ahli Kualifikasi Tenaga Ahli
Org/Bln
Team Leader/ Ahli - S2/ Ilmu Administrasi 1org/2 bln
Administrasi Publik/Negara
Publik/Negara Pengalaman Min 2
(dua) tahun
Ahli Manajemen - S1 Ilmu Manajemen 1org/2 bln
(Non Sertifikat) dengan minimal
Pengalaman kerja di
bidang yang sama
minimal 1 (satu) Tahun

Sedangkan untuk tenaga pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan ini


adalah :
- Tenaga Administrator dengan kualifikasi pendidikan minimal
SLTA/Sederajat dengan pengalaman di bidang yang sama minimal 1
(Satu) Tahun.

18. Jadwal Tahapan Tahapan kegiatan meliputi:


Pelaksanaan a. Persiapan
Pekerjaan b. Penyusunan Laporan Pendahuluan
c. Pembahasan Draft Laporan Pendahuluan
d. Pengumpulan Data
e. Pengolahan dan Analisis Data
f. Penyusunan Laporan Akhir
g. Pembahasan Draft Laporan Akhir dan Perbaikan
h. Penyerahan Laporan

Bulan
Uraian
1 2
Persiapan
Penyusunan Laporan Pendahuluan
Pembahasan Draft Laporan Pendahuluan
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Penyusunan Laporan Akhir
Pembahasan Draft Laporan Akhir dan Perbaikan
Penyerahan Laporan

19. Laporan Laporan yang harus diserahkan adalah:


Pendahuluan Laporan ini berisikan ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan,
pemahaman konsultan terhadap pekerjaan yang akan dilakukan dengan
metodologi yang digunakan, data-data sekunder awal yang sudah
diperoleh terkait dengan studi, jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan
jadwal penugasan tenaga ahli sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan, serta uraian penugasan tenaga ahli sesuai dengan keahlian
yang dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan nantinya.

8
Laporan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pemberi
Tugas. Jumlah laporan sebanyak 25 (dua puluh lima) eksemplar.

Laporan Akhir Laporan yang harus diserahkan adalah:

1. Buku Laporan Akhir


Laporan ini berisikan hasil akhir penelitian. Laporan diserahkan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah kegiatan dimulai
sebanyak 25 (dua puluh lima) eksemplar.

2. Pembuatan Laporan (softcopy) dalam bentuk format artikel


ilmiah jurnal/prosiding ilmilah.

20. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan menggunakan
produksi dalam negeri.

21. Persyaratan Dalam melaksanakan pekerjaan, konsultan harus menyiapkan tenaga


Kerjasama ahli yang berpengalaman sesuai dengan bidang yang telah ditentukan
dalam persyaratan personel. Dan apabila penyedia jasa mengubah
tenaga ahli / personil pekerjaan lainnya yang tercantum dalam klasifikasi
teknis pemilihan harus melalui persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), Dalam hal ini Penyedia Jasa berkewajiban melakukan pekerjaan
tepat waktu. Penyedia menyerahkan seluruh Hak Cipta Penelitian dan
Hak Publikasi Penelitian kepada Balitbangda Kabupaten Bekasi.

22. Pedoman Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:


Pengumpulan a. Teknik Pengumpulan Data
Data Lapangan
Berdasarkan pada jenis dan sumber data yang diperlukan, maka
teknik pengumpulan data yang diperlukan meliputi :

 Teknik Pengumpulan Data Sekunder; terkait dengan topik dan


permasalahan.
 Teknik Wawancara dan Penyebaran Kuesioner; digunakan untuk
menggali data primer yang berasal dari narasumber langsung,
dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait pokok materi
sehingga data yang terkumpul lebih akurat dan terpercaya.
 Teknik Dokumentasi; digunakan untuk menggali data sekunder,
9
dimana data yang diperoleh berasal dari dinas/instansi terkait
serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kegiatan ini.
 Teknik Kajian Pustaka; mengkaji beberapa kepustakaan yang
dianggap relevan dengan kegiatan ini.
b. Teknik Analisis
Analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan/atau analisis
kuantitatif sesuai dengan pemecahan masalah yang harus dilakukan.

23. Alih Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan


Pengetahuan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada
personil satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen.

Cikarang Pusat, 2022


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

ABDUL RAHMAN, SH., MM


NIP. 19650415 199503 1 002

10

Anda mungkin juga menyukai