PROPOSAL
PELATIHAN KAPASITAS LEMBAGA DESA
A. Latar Belakang
Dalam membangun tata pemerintahan yang baik di tingkat Desa, BPD
menjadi aktor penting. Hal itu dikarena BPD mempunya kedudukan yang
stratregis. Dalam UU No. 32/2004 pasal 209 dan PP No. 72/2005 pasal 34
disebutkan bahwa fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah
menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat.
Dengan demikian bahwa BPD harus bisa menjadi jembatan antara
pemerintah desa dengan warga masyarakat desa. Dalam hal ini BPD bisa
berperan sebagai perpanjangan suara masyarakat kepada pemerintah desa
dengan pola komunikasi yang sehat serta BPD bisa berperan sebagai
pengawas pemerintah. Pengawasan BPD sangaberguna untuk mewujudkan
pemerintah desa yang baik, jujur, dan tidak korupsi. Dalam pengelolaan
keuangan misalnya, BPD mempunyai kewenangan dan hak untuk
menyatakan pendapat, dengar pendapat, bertanya, dan memanggil perangkat
desa dan BPD adalah mitra pemerintah desa dalam menjalankan kebijakan,
belajar bersama, dan melakukan perbaikan-perbaikan pembangunan serta
tata kelola pemerintah desa. Kemitraan bukan berarti kongkalikong yang
merugikan warga desa melainkan hubungan saling percaya, memahami peran
dan fungís masing-masing, dan bersama-sama mengawal visi dan misi desa.
Untuk dapat menjalankan fungsi dan tugas- tugas BPD secara baik
mutalak diperlukan kapasitas yang memadai. Dari dasar pemikiran itulah
sehingga kami telah menyusun perencanaan sebagai upaya ikut mendorong
terwujudnya tata pemerintahan yang baik di tingkat desa. Semoga menjadi
kontribusi perbaikan desa dan mendatangkan manfaat lebih besar kepada
masyarakat desa.
Selain itu, lahirnya undang-undang Desa nomor 06 tahun 2014 menjadi
spirit untuk melakukan akselarasi kesejahteraan masyarakat Desa yang
mandiri. Spirit UU Desa dalam melahirkan Desa maju dan mandiri tentu tak
bias dilakukan secara parsial. Jalan terjal membangun Desa tentu akan
menjadi bagian dari dinamika masyarakat dalam mengawal perubahan,
membangun sinergi - koordinasi dengan Desa lain dan Pemangku kepentingan
lainya mutlak harus dilakukan pemimpin Desa demi mewujudkan Desa
Sejahtera dan Mandiri.
Oleh karena itu, Menjadi keniscayaan bahwa mendorong Desa menjadi
sejahtera dan mandiri adalah tanggungjawab semua pihak. Tidak hanya
PELAKSANA KEGIATAN
B. Metodologi
Pelatihan ini dilaksanakan sebagai wahana untuk membedah konsep
pembangunan demokrasi di Desa. Demokrasi yang dimaksud adalah agar
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan harus
memperhatikan aspirasi dari masyarakat yang diartikulasikan dan
diapresiasikan oleh BPD dan Lembaga Masyarakat lainnya. Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) berfunsi menetapkan peraturan Desa bersama
Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan
melakukan pengawasan, (UU No. 6 Tahun 2014 pasal 55). Oleh karenanya
BPD sebagai Badan Permusyawaratan yang berasal dari masyarakat desa,
disamping menjalangkan funsinya sebagai jembatan penghubung antara
Kepala Desa dengan Masyarakat Desa, juga dapat menjadi lembaga yang
berperan menjadi lembaga respresentasi dari masyarakat.
Untuk dapat terselenggaranya prose demokrasi di Desa sesuai yang
diamatkan oleh UU No. 6 Tahun 2014, penting memperhatikan Tingkat
Pendidikan dan Sumber Daya Badan Permusyawaratan Desa. Untuk
pelaksanaan peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam peningkatan
demokrasi desa diperlukan orang-orang yang mampu berkomunikasi dengan
baik serta mampu menganalisis aspirasi atau apa yang diinginkan oleh
masyarakat yang selanjutnya di koordinasikan dengan pemerintah desa,
kemudian terkadang terjadi bahwa efektifitas peran dan fungsi BPD dimana
Kepala desa tidak memberi ruang gerak kepada BPD sesuai kewenangannya,
Kepala Desa berpendapat bahwa kehadiran BPD justru menjadi penghambat
dalam pelaksanaan Pemerintahan di Desa, bahwa pola hubungan sejajar
antara BPD dan Kepala Desa dalam penyelenggaan Pemerintah Desa
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang undangan, ternyata dalam
pelaksanaanya diwarnai oleh praktek-praktek hubungan kerja yang kurang
harmonis dan mengarah kepada terjadinya konflik serta menunjukkan
kecenderungan terjadinya dominasi Kepala Desa atas BPD sehingga kami
memandang bahwa perlu diadakannya peningkatan kapasitas terhadap
PELAKSANA KEGIATAN
F. Sasaran Peserta
Sasaran peserta adalah Ketua BPD, Anggota BPD dan Kepala Desa Se- Kab.
dengan estimasi peserta sebanyak 124 Desa /3 Orang satu Desa yang terdiri
dari unsur ;
Ketua BPD : 1 Orang
Anggota BPD : 1 Orang
Kepala Desa : 1 Orang
Dengan Target Peserta sebanyak ± 376 Orang Se-Kab..
H. Pelaksan
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Studi Ilmu Pemerintahan,
FAKULTAS SOSPOL UNIVERSITAS.
I. Kepanitiaan
- Susunan Pelaksana Pelatihan Peningkatan Kapasitas Lembaga Desa
adalah sebagai berikut :
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Seksi-seksi ;
Seksi Acara :
Seksi Sarana dan Prasarana :
Seksi Instruktur/Narasumber :
L. Penutup
Demikian proposal penyelenggaraan kegiatan ini kami buat dengan
harapan agar kerjasama yang kami tawarkan ini dapat diterima sehingga
kegiatan ini nantinya dapat memberikan manfaat yang optimal bagi
Pemerintah.
..........................................
NIP. 19
PELAKSANA KEGIATAN