PEMERINTAH
KABUPATEN BREBES
TTilTlI{fi
BUDATAIilNIA
MMNilTII IIBIIWffBruBI$
Bagian Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Brebes
BI'PATI BREBES
PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN BUPATI BREBES
NOMOR w01 mL.l TAHUN 2015
TENTANG
BUPATI BREBES,
MEMUTUSKAN:
Pasal I
pasal 2
Pasal 3
Budaya keda bertujuan untuk:
pasal 4
(1) Manfaat budaya kerja bagi pegawai adatah:
pasa_l 5
BAB III
pasal 6
(1) Nilai budaya keqia di pemerintah Kabupaten
Brebes yaitu Hemat, Adil, Torong
menolong,.Inovatif, Kemandirian dan Ulet, yang
disingkat .HATIKU,
Nilai Budaya Kerja.HAT'KU, :iebagaima'a
dimaksud pada ayat (l) mengandung
maksud sebagai berikut :
Pasal 7
Perilaku yang mendukung penerapan
Nilai Budaya Keq.a sebagaimana
dimaksud dalam pasal 6 ayat
(2)sebagai berikut
a. Hemat melipufi sebagai be:rikut :
( l) Memiliki kebiasaan
merrgamati sekeliling;
(2) Memiliki kebiasaan meniru dan
menguba.irya menjadi lebih baik
untuk diterapkan dibidang kerja masing_masing;
(3) Memiliki paadanganjauh ke depan/visioner:
e. Kemandiriaa meliputi sebagai berikut
:
(1) MemiLiki kemampuan/kompetensi
bekerl.a sendiri tanpa bantuan
pihak lain;
(2) Tidak mengeluhkan pekedaan atau wewenang;
(3) Mampu menghargai hasil karya sendiri.
f. Ulet meliputi sebagai berikut :
(1) Memiliki tujuan yang jelas dalarri bekeq'a;
(2) Mampu bekerja fokus, cerdas dan tuntas;
(3) Mampu menghadapi resiko dan tantargan.
BAB IV
PENERAPAN BUDAYA KERJA
Pasal 8
Dalam penerapan Nilai dan Perilaku budaya kerja, Pimpinan SKPD/Unit Pelaksana
Teknis berperan sebagai panutan atau role model
Pasal 9
(1) Untuk mendukung penerapan Nilai dan Perilaku Budaya Kerja, setiap
SKPD/Unit Pelaksana Teknis wajib membentuk (KBK).
. (2\ KBK sebagaimana dimaksud peLda ayat (1) bertugas:
a. merumuskan program dan kegiatan yang mendukung penerapan nilai
. budaya ke{a di lingkungannya;
b. mengembangkan perilaku sesuai dengan situ asi dan kondisi lingkungan
ke{a;
c. melaksanakan proses sosialisasi, intemalisasi, dan upaya lainnya untuk
mendukung upaya penerapan dan pengembangan budaya keda di
lingkungannya.
(3) SKPD/Unit Pelaksana Teknis dapat memberi nama KBK sesuai dengan
karakteristjk dan kreatjvitas ma-sing-masing SKPD/Unit Pelaksana Telaris.
(4) Pembentukan dan nama KBK ditetapkan oleh Kepala SKPD.
Pasa.l 10
' (1) Susunan organisasi KBK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 iryat (1) terdiri
atas :
' a. Penanggungiawab;
b. Ketua;
c. Sekretaris;
d. Anggota;
e. Fasilitator.
(2) Penarrggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bertugas:
a. menyediakan fasilitas untuk kegiatan KBK;
b. membina, memastikan, dan mernantau kegiatrn I{BK;
c.
mendorong KBK untuk tetap aktif; dan
d. menindaklanjuti hasil pemiliiran KBK.
(3) Ketua sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b bertugas:
a. memberikan petunjuk dan arahan dalam pelaksalaan
kegiatan KBK;
b. berperan aklifdalam kegiateur KBK:
c. menciptaka-n hubungan yarrg baik antara
KBK dengan penanggung jawab
dan Fasilitator;
d' bersama dengan Fasilitator melaporkan perkembangan
kepada penanggung jawab; dan aktivitas KBK
e' mendorong KBK untuk terus meiakukan
alrtivitas yang teiah direncanakan.
(4) Sekretaris sebagaimana d.imaksud pada
ayat (1) huruf c bertugas:
a. menyusun rencana kegiatan KBK;
b. melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan KBK;
c. memimpin pelaksanaan teknis kegiatan KBK: dan
d. menyusun laporan pelaksanaan l*ri",r, Xri<
(s) Anggota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d bertugas :
a. berperan aktif dalam kegiatan KBK:
b. bekerjasama dengan seluruh Anggota; dan
c. melaksanaka-n kegiatan KBK.
(6) Fasilitator sebagaimana
dimaksud pada ayat (l) huruf e bertugas:
a' menularkan pengetahuan tentang Budaya Kerja kepada
b. mengoordinasikan, membirnbing dan rnengarahkan kegiatan Ketua dan Anggota;
KBK;
c. menciptakan hubungan yang baik antara XgX aa.r, penanggungjawab;
d' mengikuti perkembangan aktivitas KBK dan bersama -metaportan
perkembangan aktivitas KBI( kepada penanggung xetui "'"*
j.*;, ;;-*
e. mendorong kelompok untuk melakut an attivitas sesuai jadvral.
(71 Susunan organisasi KBK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan kondisi dan karakteristik SKpD/Unit pelaksana
Teknis.
(8) Bagan organisasi KBK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati
ini.
Pasal 1l
Untuk memacu penerapan Eudaya Kerja dapat, menggunakan kalimat
penyemangat "Semangat pagi, atau frasa la!nnya pb.da acara formal
atau non fornial.
}Jtu, v
TAHAPAN-TAHAPAN PENGEMBANGAN
BUDAYA KERJA
Pasal 12
Tahapan-tahapan Pengembangan Budaya Kerja tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Bupati ini.
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 13
(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengendalian penerapan Budaya Kerja di
Iingkungan Pemerintah Daerah.
(2) Pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diiakukan
dengan:
a. memberikan pedoman, petunjuk, bimbingan, dan arahan dalam penerapan
Budaya Kerja;
b. melakukan monitoring dan evaluasi penerapan Budaya Ke{a;
c. mengkoordinasikatr penyelenggaraan kompetisi KBK.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Brebes.
Ditetapkan di Brebes
BUPATI
n-
(q
0iundanqk0n di tsrobes
pacfa tangqir J!)wzots
-q-
SEI{ !ICTARIS DAERAH
KASUPATEN BRESES -L
qr
T" EMASTONI E7.AM, SH,MH
Pembina ||lrl- i.iavYa
NtP, 19590211 't98703 1 005
BERIIA DAERAH KAgUPATEN EREBES
TAHUN zprtNOMon _-!Z
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI BREBES
NOMOR 0 rAHUN 201s 6q
TENTANG BUDAYA KERJA
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
BAGAN ORGANISASI
KELOMPOK BUDAYA KERJA
PENAI\GGUNG JAWAB
FASILITATOR
KETUA SEKRETARIS
Keteranqan:
= Garis komando
= Garis koordinasi
BUPATI
PRIYANTI
6
v,
E
fJ,.rlrbina tt,.-. ,.-' ""'
;ir{.i r,r.iJr?
lirrr, l$.,iJ011f 1$s?fi.r
r 0oq
LAMPIRAN II
PEMTURAN BUPATI BREBES
NOMOR 06q TAHUN 2015
TENTANG BUbAYA KERJA
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
TAHAPAN-TAHAPA,N PENGEMBANGAN
BUDAYA KERJA
A. Perumusan nilai-nilai:
B. Implementasi; dan
C. Monitoring dan evaluasl.
A. PerumusanNilai-Nilai
Bahwa untuk mengembangkan budaya
keda yang baru, hal pertama
yang harus d'akukan adalah merumuskan
nilai-nilai baru yang diinginkan.
Niiainilai baru adarah nilai-nilai yang dipercava
mencapai visi dan menrrntaska-n misirrya.
alan membawa organrsasi
Har penting yarrg rrarus diingat
dalam merumuskan nilai-nilai organisasi,
adalah bahwa nilai-niiai harus
didasarkan pada prakdk yang oikenal
dan dapat dilaksanakan setiap pegawai
di lingkungan sKpD masing-masing. N'ai-nilai
ters,ebut t *" u.Jta, pua.
apa yang sesungguhnya berlaku dalam
orgalisasi dari hari ke hari untuk
menjadi rebih baik' Sumber nilai dapai
diambil dari n'ai-nikLr yang
terkandung dalam:
1 .
Ajaran agama;
2. Falsafah negara; dan
3. Kebiasaan yang berkembang baik dalam masyarakat/adat.
Teknik-te1.eik penggarian dan perumusan
nilai-ni'ai yang digunakan, antara
lain: wawanc ara, utorksrtop,
io* group di.scu,ssion (FGD). pilihan teknik-
teknik ini biasanya sangat tergantung pada
keterlediaan wa-ktu,
dan karakteristik pegawai yang ada adt
organisasi. "o-i". 0.y.,
atau langkah-langftah dalam merumuskan
l*TT nirai-n'ai organisasi
1. Perencanaan;
2. Mengidentifikasi nilai_nilai;
3. Mengidentifikasi area sensitif;
4. Menetapkan perilaku utarha:
5. Merumuskan bagaimana mengukur perilaku
utama.
Adapun rinciannya sebagai berikut:
LANGKAH
PERTAMA
Pada tahap perencanaan, langkah awal yang harus
dilakukan adalah membentuk tim. Dalam konteks reformasi
birokrasi, tim jni diperankan oleh Tim Manajemen
Penibahan ditambah dengan partisipasi aktif dari pimpinan
tertinggi Pemerintah Daerah.
LANGKAH Mengldentllikasi Nilai-ntlai-
KEDUA
Referensi dari nilai-nilai haruslah diturunkarr dari
visi
dan misi organisasi, tugas pokok clan fungsi organrsasi,
diperkaya dengarr peraturan perundang_undangan,
mempelajari orgartisasi sejenis, dsb.
1. Pada piliharr pertama, tim peren.cana harus membuat
daftar beberapa nilai yang disarankan dan kemudian
mengindentifikasi perilaku yang penting untuk
mendukungnya.
2. Pada pilihan kedua dan ketiga, melaksanakan pememuar
dengan semua anggota organisasi untuk menjawab
pertanyaan: Apa kegiatan penting bagi keberhasilan
organisasi? Dal bersama_sama untuk menyatakan
nilai_
nilai dan perilaku pentirlg yang mendukung.
Biasanya akan teridentilikasi apa_apa yang selama
ini
secara kolektif diakui meiupakan hat_hal yang positif
sehingga ingin dilanjutkan dan hal_hal yang Lurang
baik
sehingga perlu diubah atau disempurnakan.
Contoh dapat muncul:
I . nilai integritas: dalam setiap dndakan sela_lu
mengutamakan perilaku terpuji, disiplin, dan penuh
pengabdian,
2. ntlat profesion.alisme: dalam melaksanakan tugas
selalu
menyelesaikan seca-ra baik, turitas. dan. sesuai
kompetensi/keahlian ; dan
3. nilai akuntabel: cialam melaksanakan tqgas dapat
mempertanggungjawabkan baik dari segi proses
maupun
hasil.
3. Internalisasi.
Internalisasi adalah kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai dasar
budaya keg'a ke dalam jiwa setiap individu pegawai. sasaran dari
internalisasi adalah nilai-nilai dasar budaya kerja yang disampaikan
. dapat merasuk dalam jiwa setiap individu pegawai. penjiwaan nilai-nilai
dasar budaya kerja te'sebut akan tercermin dari sikap dan periiaku para
pegawai dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya sehari_hari.
Beberapa cara atau media varrg dapat digunakan untuk melakukan
internalisasi nilai-nilai budaya kerja bagi aparatur pemerintah, antara
iain dapat dilakukarr dalam bentuk mindsetting, outbond., ruorkshop atau
cara yang lainnya.
Proses internalisasi nilai-nilai dasar budaya keda hasilnya akan lebih
efektif apabila praktiknya di lapangan ada contoh dan keteladanan dari
pimpinan. Yang dimaksud dengan pimpinan adalah pimpinan pada
semua level orgardsasi, mulai dari pejabat yang paling atas sampai yang
paling bawah termasuk ketua-ketua kelompok jabatan fungsional. secara
normatif pengembangarr budaya kerja memang merupakan kewajiban
semua pegawai, tetapi tanggung jawabnya ada pada pimpinan. Oleh
karena itu adanya komitmen dan keteladanan pimpinan dalam
menerapkan nilai-nilai dasar budaya kerja sangat diperlukan.
4. Institusionalisasi.
Institusionalisasi adalatr penerapan nilai-n:ilai dasar budaya kerja pada
seluruh unsur yang ada pada suatu organisasi. Sasaran dari
institusionalisasi yaitu bahwa nilai-nilai dasar budaya ke4.a telah
melembaga atau membudaya dalam suatu organisasi (co4porat e c.ulture).
institusionalisasi budaya keqa akan terwujud apabila semua peraturarr,
kebijakan, sistem dan prosedur kerja suatu organisasi (instansi/unit
ke{a) telah mencerminkan semua nilai-nilai dasar budaya kerja.
untrik meiakukan institusionaiisasi nilai-nitai dasar budaya kerja, setiap
sKPD harus melibatkan dan menggerakkan serri\ra unit-unit di bawahnva
sampai unit-unit yang terkecil. Ijnit-unit terkecil tersebut termasuk ii
dalamnya adalah kel,cmpok-kelompok jabatan fungsional. Dengan
demikian setiap unit organisasi sampai unit-unit yang terkecil semua'ya
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk meningkatkan
kinefanya. Perbaikan kinerja tersebut dilakukan dengan cara
memperbalki sistem, pnosedur maupun teknik kerja sesuai denga'nilar-
nilai dasar budaya kerja. Selanjutnya semua sistem, prosedur dan teknik
ke{a yang tela}r ditetapkan harus menjadi komitmen bagi semua pegawai
yang ada pada unit o.ganisasi bersangkutan. Apabila nilai-nilai dasar
budaya kerja telah ditr:rapkarr di setiap unit organisasi, maka secara
otomatis nilai-nilai dasar budaya kerja telah diterapkan pada seluruh
unsur organisasi. Apabila hal ini tercapai berarti organisasi bersangkutan
telah mencapai institusionalisasi nilai_nilai dasar budaya keqja.
Dari uraian diatas jelas bahwa sasaran akhn dari pengembangan budaya
kela ada-lah terwujudnyeL institusionarisasi nilai-nilai dasar budaya keq'a.
Dengan demikian hakekat pengembangan budpya kerja pada d""*y.
menanamkan nilai-nilai dasar budaya keda, baik pada individu pegawai
maupun institrrsi/lembagd.. Untuk dapat mengetahui apakah
institusionalisasi nilai-nilai dasar budaya bena.-b.rrai telah temrr.l ud,
maka idealnya setiap nilai-nilai dasar budaya keq'a harus dapat diukur
tingkat keberhasila' penerapannya. untuk keperluan pengukuran
tersebut maka setiap nilai-nitai dasar budaya kerja perlu dirinci unsur-
unsurnya terrebih dahulu dan kemudian ditetapkan indikator
keberhasilannya
PRIYANTI