2 April 2020
MAJU SIREGAR
UNIVERSITAS DARMA AGUNG
ABSTRACT
The objective research to examine the influence of accountability, transparency and public participation in village financial
management of village development. The population in this study were people who participated in village development
meetings in Paluh Manis Village, Gebang District, Langkat Regency. The method used in this study was purposive sampling
method, and the number of samples obtained was 36 people. The type of research used is quantitative research. The
results of this study indicate that based on the t test or partial test of accountability, transparency and public participation
partially and significantly influence village development, based on the Simultaneous F test shows that the variables of
accountability, transparency and publicparticipation jointly have a significant influence on village development. This research
is expected to be able to provide useful input for the Village Government to work together in order to further increase
transparency, accountability, and public participation in village financial management so as to further enhance village
development into a developed and developing village.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desa adalah suatu wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan rendah yang dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial
yang bersifat homogen, bermatapencaharian di bidang agraris serta mampu berinteraksi dengan wilayah lain di sekitarnya
dimana desa merupakan pembagian wilayah administratif di bawah Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa
(Sidiq, 2017:4). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Pasal 1 dikatakan bahwa Desa adalah desa dan
desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Kartasasmita (2009) mengatakan bahwa hakikat
pembangunan adalah manusia itu sendiri yang merupakan titik pusat dari segala upaya pembangunan dan yang akan
dibangun adalah kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana dan yang akan dibangun adalah kemampuan dan
kekuatannya sebagai pelaksana dan penggerak pembangunan. Pada hakikatnya pembangunan desa dilakukan oleh
masyarakat bersama-sama pemerintah terutama dalam memberikan bimbingan, pengarahan, bantuan pembinaan, dan
pengawasan agar dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
Pembangunan pedesaan merupakan pembangunan berbasis pedesaan dengan mengedepankan kearifan lokal kawasan
pedesaaan yang mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik sosial budaya, karakteristik fisik atau geografis,
pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor kelembagaan desa, dan karakteristik kawasan
pemukiman.
Fenomena yang sering terjadi dalam Pembangunan Desa ialah kurangnya Pembangunan Infrastruktur yang ada
dipedesaan seperti sarana dan prasarana Kesehatan, sarana transportasi, sarana dan prasarana pendidikan, rusaknya
jalan menuju areal pertanian, minimnya sarana air bersih serta terbatasnya lapangan pekerjaan. Permasalahan–
59
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
permasalahan pembangunan yang ada di desa tentu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah desa guna meningkatkan
perbaikan atas pembangunan infrastruktur bagi kebutuhan masyarakat desa.
Bukan itu saja, tetapi terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan juga akan menimbulkan permasalahan dimana apabila
pemerintah desa tidak menyediakan akses lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa tentu lama kelamaan masyarakat
desa akan beralih ke daerah perkotaan karena minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada di desa.
Permasalahan tersebut dapat dicegah apabila Pemerintah Desa dengan tanggap dan sigap untuk menyediakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat desanya agar masyarakat desa tidak beralih dan pindah ke daerah perkotaan yang konon lebih
modern.
Pembangunan Infrastruktur jalan menuju areal pertanian pun justru harus diperhatikan pula karena mayoritas masyarakat
Desa Paluh Manis ialah bertani, jika jalan menuju areal pertanian rusak maka akan sulit bagi masyarakat untuk dapat
melakukan aktivitas pertaniannya dan juga akan semakin sulit pula apabila terjadi dimana musim panen tiba. Jika jalan
areal pertanian tidak segera diperbaiki tentu masyarakat akan banyak yang mengeluh dan kesulitan dalam mengangkut
hasil panennya karena tujuan dilakukannya pembangunan desa ialah salah satunya untuk memenuhi kebutuhan dan
mensejahterakan masyarakat.
Untuk itu pemerintah desa haruslah berupaya dalam menyediakan dan meningkatkan pembangunan infrastruktur yang ada
di desa serta membuat suasana desa menjadi menarik sebagai tempat tinggal dan mencari penghidupan agar masyarakat
pun betah dan nyaman untuk tinggal di pedesaan sehingga memungkinkan desa Paluh Manis dapat menjadi suatu desa
yang maju dan berkembang.
Tujuan Pembangunan yang berbasis pedesaan diberlakukan untuk memperkuat pondasi perekonomian negara,
mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan perkembangan antar wilayah, sebagai solusi bagi
perubahan sosial, desa adalah basis perubahan.
Begitu juga halnya dengan Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat yang telah menetapkan Peraturan
UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) guna mengatur meningkatkan pembangunan desa dan pembangunan
kawasan pedesaan. Melalui Kantor Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat sebagai Instansi
Pemerintah Daerah yang berfungsi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup masyarakat
desa serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Adapun tahap dalam Pembangunan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Penyelenggaraan
pembangunan desa dilakukan dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotong-royongan guna
mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial.
Agar pembangunan desa bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan, maka pembangunan desa harus terencana,
terkoordinasi, berbatas waktu, serta sesuai dengan kondisi khas masyarakat dan wilayah desa yang bersangkutan serta
adanya peran aktif masyarakat, perangkat desa, lembaga-lembaga desa, lembaga di tingkat kecamatan maupun tingkat
kabupaten. Gambaran mengenai Pembangunan Desa perlahan mengalami perkembangan sedikit demi sedikit namun
walupun begitu masih ada beberapa jalan yang rusak pada areal menuju pertanian serta tidak meratanya pembangunan
jalan pemukiman penduduk. Dalam pengelolaan Keuangan Desa, perlu diketahui pula Akuntabilitas aparat desa,
Transparansi, serta Partisipasi Masyarakat guna menunjang pertumbuhan pembangunan desa guna mencapai suatu Desa
yang makmur dan berkembang. Adapun Akuntabilitas berasal dari kata Bahasa Inggris “Accountability” yang berarti
pertanggungjawaban atau keadaan untuk diminta pertanggungjawaban. Akuntabilitas pada dasarnya merupakan
kewajiban–kewajiban dari individu–individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik
dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawabannya dengan
karena itu Akuntabilitas haruslah seiring pula dengan adanya Transparansi dimana transparansi yaitu adanya keterbukaan
Pemerintah Desa dalam pengelolaan keuangan desa maka dari itu untuk mengefektifkan pelaksanaan pembangunan peran
masyarakat sangatlah dibutuhkan dalam pengawasan pengelolaan keuangan desa. Sedangkan Partisipasi masyarakat
adalah hak dan kewajiban masyarakat untuk memberikan kontribusinya kepada pencapaian tujuan pembangunan desa.
Untuk itu pemeritah desa perlu berupaya meningkatkan akses informasi bagi masyarakat sehingga dapat memperlancar
pembangunan desa. Dengan dasar pertimbangan ini maka Pemerintah Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang,
Kabupaten Langkat sebagai pelaksanaPemerintahan di desa secara aktif melakukan
Upaya peningkatan akses informasi bagi masyarakat dalam pengelolaan keuangan desa terhadap pembangunan desa
salah satunya ialah adanya keterbukaan dan tingginya tingkat pertanggungjawaban pemerintah desa. Penelitian
60
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
sebelumnya dilakukan oleh (Sugista, 2017) yang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa terhadap Pembangunan Desa di Kabupaten Lampung
Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
keuangan desa terhadap pembangunan desa. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara parsial variabel transparansi,
akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap pembangunan desa.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Annisya, 2016) dengan judul penelitian “Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas,
dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa terhadap Pembangunan Infrastruktur Desa di Desa Sungai
Pinang, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau”. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa
variabel Transparansi dan Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap pembangunan infrastruktur desa sedangkan variabel
Partisipasi Masyarakat secara parsial tidak bepengaruh positif terhadap pembangunan infrastruktur desa.
Berdasarkan adanya perbedaan hasil penelitian pada peneliti sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian kembali dengan judul “Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pengelolaan Keuangan Desa terhadap Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang,
Kabupaten Langkat”.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Kinayati, 2009). Kerangka teori ini diharapkan dapat
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel- variabel pokok, sub-variabel atau pokok
masalah yang ada dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas dan tepat
bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Oleh karena itu, penulis akan mengemukakan beberapa teori,
pendapat ataupun gagasan yang akan dijadikan sebagai landasan berfikir dalam penelitian ini.
Pembangunan Desa
Pembangunan desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat desa. Sedangkan tujuan pembangunan desa dinyatakan di dalam UU pasal 78 ayat (1), yaitu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan kawasan pedesaan merupakan perpaduan
pembangunan antar-Desa yang dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan,
pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa melalui pendekatan pembangunan partisipatif PP No.43 Tahun 2014
Pasal 123. Menurut Adon (2017:239) menyatakan bahwa terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan Untuk
mewujudkan pembangunan pedesaan yaitu :
1. Mengembangkan dan meningkatkan kegiatan usaha masyarakat secara terpadu di bidang pertanian dalam arti luas,
serta bidang lainnya, seperti industri kecil dan kerajinan masyarakat.
2. Melaksanakan pelaksanaan usaha keluarga berencana.
3. Meneliti potensi masing-masing wilayah untuk melakukan penyusunan program yang terpadu sesuai dengan wilayah
yang bersangkutan.
4. Peningkatan keterampilan penduduk, khususnya pemuda untuk mengembangkan kewiraswastaan di desa sebagai
kader pembangunan.
5. Meningkatkan potensi/kemampuan, serta kualitas sumber daya masyarakat pedesaan melalui program-program
penyuluhan.
6. Menumbuhkan kegiatan usaha ekonomi masyarakat dalam rangka pengembangan desa, seperti Koperasi Unit Desa
(KUD) atau Badan Usaha Unit Desa (BUUD) lainnya termasuk lembaga simpan pinjam berbasis masyarakat (LSP-
BM), Tabungan Haji dan lainnya.
Dalam konsep pembangunan terdapat dua syarat yang harus dipenuhi yakni harus ada usaha yang dilakukan oleh
masyarakat dan pemerintahannya, dilaksanakan secara sadar, terarah dan berkesinambungan agar tujuan dari
pembangunan itu dapat tercapai. Dari beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembangunan tersebut, bahwa
pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan
61
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
Pembangunan non fisik adalah pembangunan yang tidak terwujud namun dapat di rasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Pembangunan ini sering di sebut pembangunan masyarakat, yang berupa :
1. Pembangunan bidang keagamaan
2. Pembangunan bidang kesehatan dan keluarga berencana
3. Pembangunan bidang keamanan dan ketertiban
4. Pelayanan terhadap urusan masyarakat seperti pembuatan KTP, pembuatan kartu keluarga, pembuatan surat
kelahiran. Pembuatan surat keterangan berdomisili
i. Keterbukaan wilayah
j. Kualitas lingkungan
k. Potensi/rawan bencana alam
Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban tim pelaksana pengelolaan Keuangan Desa kepada masyarakat, dimana
kepala desa sebagai penanggungjawab utama. Sedangkan menurut (Rasul 2011:8) Akuntabilitas adalah kemampuan
memberi jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan seseorang atau sekelompok orang terhadap masyarakat
luas dalam suatu organisasi.
Akuntabilitas yakni para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik, swasta serta masyarakat madani memiliki
pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada publik (masyarakat umum) sebagaimana halnya pada pemilik kepentingan
(Hadi 2009:150).
Dalam pasal 7 Undang-Undang No.28 tahun 1999 menjelaskan bahwa yang dimaksud asas akuntabilitas adalah asas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasi dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawaban
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
Menurut United Nations Development Programs (UNDP), akuntabilitas adalah evaluasi terhadap proses pelaksanaan
kegiatan/kinerja organisasi untuk dapat dipertanggungjawabkan serta sebagai umpan balik bagi pimpinan organisasi untuk
dapat lebih meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang Akuntabilitas dapat diperoleh melalui :
a. Usaha untuk membuat para aparat pemerintahan mampu bertanggungjawab untuk setiap perilaku pemerintah dan
63
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
Kerangka Berpikir
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam telaah pustaka diatas, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran
teoritis sebagai berikut :
Bagan Akuntabilitas, Transparansi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Terhadap
Pembangunan Desa
Akuntabilitas
H1
(X1)
Pembangunan
H2 Desa (Y)
(X2)
Partisipasi H3
Masyarakat
(X3)
H4
Hipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proporsi yang
dapat diuji secara empiris. Berdasarkan tinjauan pustaka dan tujuan penelitian maka hipotesis yang dapat dibuat dalam
penelitian ini adalah :
1. Akuntabilitas adalah sebuah bentuk keharusan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Desa yang menjadi pelaku
administrasi pembangunan sekaligus pengelola keuangan terhadap masyarakat yang menjadi penerima manfaat.
Berdasarkan Penelitian terdahulu oleh Rizky Amalia Sugista (2017) menunjukkan bahwa Akuntabilitas berpengaruh
terhadap Pembangunan Desa. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Risya Umami (2017) yang menunjukkan bahwa
akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan desa. Penelitian sebelumnya juga dilakukan
Weny Ultafiah (2017) yang menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap Pengelolaan Dana Desa.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah :
H1:Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Berpengaruh Signifikan terhadapPembangunan Desa
2. Transparansi pengelolaan keuangan desa adalah pengelolaan keuangan yang tidak dirahasiakan dan tidak
tersembunyi dari masyarakat, serta dilakukan sesuai dengan kaidah hukum dan aturan yang berlaku. Berdasarkan
Penelitian terdahulu oleh Zulfikar M (2014) menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh signifikan terhadap
Pengelolaan laporan keuangan daerah. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Yuliyanti Ruth (2017)
menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh secara parsial terhadap alokasi dana desa (ADD). Penelitian
sebelumnya juga dilakukan oleh Rizky Amalia Sugista (2017) menunjukkan bahwa Akuntabilitas berpengaruh
terhadap Pembangunan Desa. Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya Maka hipotesis kedua dalam
penelitian ini adalah :
H2:Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa Berpengaruh Signifikan terhadap Pembangunan Desa.
64
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
3. Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengelolaan keuangan baik dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta tahap evaluasi yang dilaksanakan serta mengambil bagian dalam
bentuk kegiatan masyarakat. Berdasarkan Penelitian terdahulu oleh Erma Damayanti (2013) menunjukkan bahwa
Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap pembangunan desa. Penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan
oleh Rizky Amalia Sugista (2017) menunjukkan bahwa Partisipasi Masyarakat berpengaruh terhadap Pembangunan
Desa, kemudian penelitian sebelumnya juga dilakukan kembali oleh Nur Annisya (2016) yang menunjukkan bahwa
partisipasi masyarakat tidak berpengaruh positf terhadap pembangunan Infrastruktur di Desa. Berdasarkan
penelitian- penelitian sebelumnya maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah :
H3:Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa Berpengaruh Signifikan terhadap
Pembangunan Desa
4. Akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan keuangan desa berpengaruh secara
simultan terhadap pembangunan desa. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Riswantini (2018)
menunjukkan bahwa akuntabilitas dan transparansi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengelolaan
Alokasi Dana Desa (ADD). Penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Ika Indrayani (2018) yang
menunjukkan bahwa akuntabilitas, transparansi, pengawasan keuangan, dan tanggungjawab sosial berpengaruh
simultan terhadap kinerja pengelolaan keuangan. Penelitian lainnya juga pernah dilakukan oleh Yuliyanti Ruth (2017)
menunjukkan bahwa akuntabilitas dan transparansi berpengaruh secara simultan terhadap pengelolaan alokasi dana
desa .Maka hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah :
H4:Akuntabilitas, Transparansi, dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa
Berpengaruh secara Simultan terhadap Pembangunan Desa
METODE PENELITIAN
Jenis Dan Sumber Data
Jenis Data
Jenis data menurut sifatnya Sugiyono (2014:14) :
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka atau dengan kata lain data yang berbentuk kalimat, kata atau
gambar. Dalam penelitian ini berupa latar belakang sejarah organisasi, struktur organisasi, dan data- data lain yang diambil
dari dokumen organisasi.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif. Periode data
yang digunakan penelitian ini yaitu 2016-2018.
Sumber Data
Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui sumbernya dengan melakukan penelitian ke objek
yang diteliti (Umar 2007:56). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data yang digunakan adalah data
yang diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 36 masyarakat desa dari 180 masyarakat yang pernah mengikuti
musyawarah perencanaan pembangunan yang ada di Kantor Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Kuncoro 2003:127).
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah yang karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono (2012:116). Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara seluruh populasi penelitian ini diberi kuesioner penelitian, dan kuesioner yang dikembalikan akan
digunakan sebagai sampel penelitian.
Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik menentukan
sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar nantinya data yang diperoleh bisa lebih
representatif (Sugiyono, 2014). Berdasarkan perhitungan sampel, maka kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel
ini adalah :
1. Masyarakat yang selalu hadir dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dalam 2 tahun berturut-turut
selama periode tahun 2016-2018.
2. Dengan batas usia minimal 19 tahun dan maksimal 65 tahun.
Berdasarkan tabel diatas terdapat 25 orang perangkat desa yang hadir dalam musrenbang selama 2 tahun berturut-turut
(69%), dan 11 orang masyarakat yang hadir dalam musrenbang selama 2 tahun berturut-turut (31%).
Dilihat dari tabel di atas dari 22 responden yang diberikan kuesioner di Desa Paluh Manis Kecamatan Gebang Kabupaten
Langkat terdapat perempuan (61,1%) dan laki-laki 14 orang (38,9%).
66
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
Total 36 100
Berdasarkan tabel di atas terdapat 15 responden yang berumur 31-40 tahun (41,7%), berumur 41-50 tahun 12 orang
(33,3%), berumur 51-60 tahun 5 orang (13,9%) berumur 19-30 tahun 3 orang (8,3%) dan berumur 61-65 tahun 1 orang
(2,8%).
SMP 3 8,3
SMA 29 80,6
Total 36 100,0
Berdasarkan dari tabel tabel di atas terdapat 29 responden dengan tamatan pendidikan SMA (80,6%), tamatan sarjana
(Strata 1) 4 orang (11,1%) dan tamatan SMP 3 orang (8,3%).
67
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
Kolom pearson correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk
menguji validitas instrumen. Uji kuesioner sebanyak 36 responden. Pada signifikan 5% dengan derajat bebas df = n-2, df =
36-2 R abel, sebesar o,3291. Pada hasil, dapat dilihat pearson correlation R hitung > R tabel. Dengan demikian semua
pertanyaan yang digunakan dalam variabel Akuntabilitas (X1) dinyatakan Valid dan dapat digunakan. Sedangkan hasil
pengujian atas variabel (X2) Transparansi sebagai berikut :
68
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut telah reliabel dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Uji reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 dan
jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 dinyatakan tidak reliable (Ghozali, 2005).
Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada kuesioner, dapat diketahui bahwa:
0,932 3
Nilai Cronbach Alpha Variabel Akuntabilitas (X1) yang terlihat pada tabel sebesar 0,932 lebih besar dari ketentuan 0,60.
Dengan demikian variabel ini dapat digunakan untuk dilakukan pengujian Asumsi Klasik.
0,947 4
Nilai Cronbach Alpha Variabel Transparansi (X2) yang terlihat pada tabel sebesar 0,947 lebih besar dari ketentuan 0,60.
Dengan demikian variabel ini dapat digunakan untuk dilakukan pengujian Asumsi Klasik.
69
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
,914 6
Nilai Cronbach Alpha Variabel Partisipasi Masyarakat (X3) yang terlihat pada tabel sebesar 0,914 lebih besar dari ketentuan
0,60. Dengan demikian variabel ini dapat digunakan untuk dilakukan pengujian Asumsi Klasik.
,959 22
Nilai Cronbach Alpha Variabel Pembangunan Desa (Y) yang terlihat pada tabel sebesar 0,959 lebih besar dari ketentuan
0,60. Dengan demikian variabel ini dapat digunakan untuk dilakukan pengujian Asumsi Klasik.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji data penelitian ini berdistribusinormal atau tidak, dapat dilihat
dengan melihat grafik seperti terlihat pada gambar grafik berikut :
70
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
Berdasarkan gambar diatas dapat dikatakan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal, dimana terlihat bahwa grafik
histrogram masih berada dalam garis lengkung yang mempunyai sisi yang sama diantara titik nol, yang apabila dipotong
secara vertikal kurva normal pada titik nol, maka kedua bagian itu akan menjadi cerminan satu sama lain. Untuk
menyakinkan bahwa data penelitian ini benar-benar normal dapat dilakukan pengujian dengan menggunkan uji statistik One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test seperti tabel berikut :
71
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
N 36
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b
Std. Deviation 9,01914133
Negative -,108
a.
Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019
Dari hasil analisis statistis Kolmogorov-Smirnov, dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,108 dan pada
angka 0,200 yang berarti lebih besar dari nilai signifikan yang ditentukan yaitu 0,05 dengan demikan data dapat dikatakan
berdistribusi normal.
Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu berikut adalah beberapa saran bagi peneliti
selanjutnya yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama.
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel tambahan lainnya sehingga penelitian lebih mampu untuk
72
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020
meningkatkan pengelolaan keuangan desa dalam pelaksanaan pembangunan desadan sebagai alat ukur
pemerintah desa dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mensejahterakan masyarakat desa.
2. Bagi pemerintah Desa Paluh Manis Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat agar dapat memaksimalkan kewajiban
menyampaikan pertanggungjawaban pembangunan desa agar timbul rasa kepercayaan di masyarakat dengan
melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif dalam rencana dan pelaksanaan pembangunan di desa.
3. Diharapkan agar Pemerintah Desa Paluh Manis Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat memberikan akses bagi
masyarakat untuk mengetahui perencanaan, maupun pelaksanaan pembangunan desa secara berkelanjutan dan
juga sebagai bahan evaluasi bagi pihak lainnya dalam meningkatkan pembangunan desa.
DAFTAR PUSTAKA
Annisya, Nur. 2016. Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa
terhadap Pembangunan Infrastruktur Desa di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi,
Provinsi Riau. Jurnal Akuntansi. Universitas Negeri Riau.
Amalia, Rizky. 2017. Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa
terhadap Pembangunan Desa Di Kabupaten lampung selatan. Jurnal Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung, Bandar lampung.
Adon.. 2017. Sosiologi perdesaan. Edisi Kedua. Pustaka Setia, Bandung.
Barokah, dkk. 2015. Indeks Pembangunan Desa 2014 : Tantangan Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa.
Jakarta: Kementrian PPN/Bappenas dan Badan Pusat Statistik.
Digili. 2015. Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, Partisipasi dalam Pengelolaan Anggaran Dana Desa. Jurnal Akuntansi.
Respostory UNILA. Lampung.
Fiqri, Rahmi, dkk. 2016. Akuntabilitas Pemerintahan Desa pada Pengelolaan Anggaran Dana Desa. Jurnal Administrasi
Publik. Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang.
Gunawan, 2016. Membangun Sarana dan Prasarana Desa. Edisi Pertama. Buku Teknis Membangun Sarana dan
Prasarana Desa.
Hadi, Yunus. 2009. Pengaruh Desentralisasi terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah. Skripsi Bandung.
Indra. 2015. Fenomena Musrenbang Hanya Sebagai Retorika. Jurnal Ekonomi. Universitas Islam Sunan Kalijaga,
Yogyakarta.
Isbandi Rukminto Adi. 2009. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan.
Depok : FISIP UI Press
Kartasasmita, Ginandjar. 2009.Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan Desa. Cides, Jakarta.
Kinayati. 2009. Landasan Teori dan Hipotesis. Yayasan Nuansa Cendikia, Bandung. Kristianten. 2009. Transparansi
Anggaran Pemerintah. Rineka Cipta, Jakarta.
Kuncoro. 2010. Pembangunan Pengawasan Infrastruktur Fisik dan Non Fisik, Erlangga, Jakarta.
Kodoatie. 2009. Infrastruktur dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi. Mustanir, Ahmad, dkk. 2017.
Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah Rencana Pembangunan di Kelurahan Kanyuara Kecamatan Watang Sidenreng
Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Politik Protetik. Dosen STISIP Muhammadiyah Rappang.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Edisi Pertama. Prenada Group, Jakarta.
Nurcholis, 2011. Sistem Pemerintahan Indonesia. Edisi Pertama. Budi Utama,Yogyakarta.
Ramadani, Rani Febri, dkk. 2016. Analisis Kinerja Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintahan
Kota Samarinda. Jurnal Akuntansi. Universitas 17 agustus 1945, Samarinda.
Rasul, Syahruddin. 2011. Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran. Jakarta : Detail Rekod.
Samsu, Adi. 2016. Isu-isu Strategis Dalam Pembangunan Desa di Kabupaten Pitimpanum Kabupaten Wijo. Jurnal Ilmu
Pemerintahan. Universitas Hasanuddin, Sulawesi selatan.
Siregar, Baldric. 2015. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. UPP STIM YKPN, Jakarta.
Sidiq. 2017. Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal di Desa Wisata Linggarjati Kuningan,
Jawa Barat. Jurnal Akuntansi. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Siagian, SP. 2010. Administrasi Pembangunan : Konsep, Dimensi, dan Strateginya. Bumi Aksara, Jakarta.
Tjokroamidjojo, Bintoro. 2009. Good Governance (Paradigma Baru Manajemen Pembangunan). UI Press, Jakarta.
73