Anda di halaman 1dari 15

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No.

2 April 2020

PENGARUH AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT


DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA TERHADAP PEMBANGUNAN DESA
(STUDI KASUS DI DESA PALUH MANIS, KECAMATAN GEBANG, KABUPATEN LANGKAT)

MAJU SIREGAR
UNIVERSITAS DARMA AGUNG

ABSTRACT
The objective research to examine the influence of accountability, transparency and public participation in village financial
management of village development. The population in this study were people who participated in village development
meetings in Paluh Manis Village, Gebang District, Langkat Regency. The method used in this study was purposive sampling
method, and the number of samples obtained was 36 people. The type of research used is quantitative research. The
results of this study indicate that based on the t test or partial test of accountability, transparency and public participation
partially and significantly influence village development, based on the Simultaneous F test shows that the variables of
accountability, transparency and publicparticipation jointly have a significant influence on village development. This research
is expected to be able to provide useful input for the Village Government to work together in order to further increase
transparency, accountability, and public participation in village financial management so as to further enhance village
development into a developed and developing village.

Keywords : Accountability, Transparency, Public Participation, Village Development

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desa adalah suatu wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan rendah yang dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial
yang bersifat homogen, bermatapencaharian di bidang agraris serta mampu berinteraksi dengan wilayah lain di sekitarnya
dimana desa merupakan pembagian wilayah administratif di bawah Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa
(Sidiq, 2017:4). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Pasal 1 dikatakan bahwa Desa adalah desa dan
desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Kartasasmita (2009) mengatakan bahwa hakikat
pembangunan adalah manusia itu sendiri yang merupakan titik pusat dari segala upaya pembangunan dan yang akan
dibangun adalah kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana dan yang akan dibangun adalah kemampuan dan
kekuatannya sebagai pelaksana dan penggerak pembangunan. Pada hakikatnya pembangunan desa dilakukan oleh
masyarakat bersama-sama pemerintah terutama dalam memberikan bimbingan, pengarahan, bantuan pembinaan, dan
pengawasan agar dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
Pembangunan pedesaan merupakan pembangunan berbasis pedesaan dengan mengedepankan kearifan lokal kawasan
pedesaaan yang mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik sosial budaya, karakteristik fisik atau geografis,
pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor kelembagaan desa, dan karakteristik kawasan
pemukiman.
Fenomena yang sering terjadi dalam Pembangunan Desa ialah kurangnya Pembangunan Infrastruktur yang ada
dipedesaan seperti sarana dan prasarana Kesehatan, sarana transportasi, sarana dan prasarana pendidikan, rusaknya
jalan menuju areal pertanian, minimnya sarana air bersih serta terbatasnya lapangan pekerjaan. Permasalahan–
59
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

permasalahan pembangunan yang ada di desa tentu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah desa guna meningkatkan
perbaikan atas pembangunan infrastruktur bagi kebutuhan masyarakat desa.
Bukan itu saja, tetapi terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan juga akan menimbulkan permasalahan dimana apabila
pemerintah desa tidak menyediakan akses lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa tentu lama kelamaan masyarakat
desa akan beralih ke daerah perkotaan karena minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada di desa.
Permasalahan tersebut dapat dicegah apabila Pemerintah Desa dengan tanggap dan sigap untuk menyediakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat desanya agar masyarakat desa tidak beralih dan pindah ke daerah perkotaan yang konon lebih
modern.
Pembangunan Infrastruktur jalan menuju areal pertanian pun justru harus diperhatikan pula karena mayoritas masyarakat
Desa Paluh Manis ialah bertani, jika jalan menuju areal pertanian rusak maka akan sulit bagi masyarakat untuk dapat
melakukan aktivitas pertaniannya dan juga akan semakin sulit pula apabila terjadi dimana musim panen tiba. Jika jalan
areal pertanian tidak segera diperbaiki tentu masyarakat akan banyak yang mengeluh dan kesulitan dalam mengangkut
hasil panennya karena tujuan dilakukannya pembangunan desa ialah salah satunya untuk memenuhi kebutuhan dan
mensejahterakan masyarakat.
Untuk itu pemerintah desa haruslah berupaya dalam menyediakan dan meningkatkan pembangunan infrastruktur yang ada
di desa serta membuat suasana desa menjadi menarik sebagai tempat tinggal dan mencari penghidupan agar masyarakat
pun betah dan nyaman untuk tinggal di pedesaan sehingga memungkinkan desa Paluh Manis dapat menjadi suatu desa
yang maju dan berkembang.
Tujuan Pembangunan yang berbasis pedesaan diberlakukan untuk memperkuat pondasi perekonomian negara,
mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan perkembangan antar wilayah, sebagai solusi bagi
perubahan sosial, desa adalah basis perubahan.
Begitu juga halnya dengan Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat yang telah menetapkan Peraturan
UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) guna mengatur meningkatkan pembangunan desa dan pembangunan
kawasan pedesaan. Melalui Kantor Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat sebagai Instansi
Pemerintah Daerah yang berfungsi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup masyarakat
desa serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Adapun tahap dalam Pembangunan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Penyelenggaraan
pembangunan desa dilakukan dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotong-royongan guna
mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial.
Agar pembangunan desa bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan, maka pembangunan desa harus terencana,
terkoordinasi, berbatas waktu, serta sesuai dengan kondisi khas masyarakat dan wilayah desa yang bersangkutan serta
adanya peran aktif masyarakat, perangkat desa, lembaga-lembaga desa, lembaga di tingkat kecamatan maupun tingkat
kabupaten. Gambaran mengenai Pembangunan Desa perlahan mengalami perkembangan sedikit demi sedikit namun
walupun begitu masih ada beberapa jalan yang rusak pada areal menuju pertanian serta tidak meratanya pembangunan
jalan pemukiman penduduk. Dalam pengelolaan Keuangan Desa, perlu diketahui pula Akuntabilitas aparat desa,
Transparansi, serta Partisipasi Masyarakat guna menunjang pertumbuhan pembangunan desa guna mencapai suatu Desa
yang makmur dan berkembang. Adapun Akuntabilitas berasal dari kata Bahasa Inggris “Accountability” yang berarti
pertanggungjawaban atau keadaan untuk diminta pertanggungjawaban. Akuntabilitas pada dasarnya merupakan
kewajiban–kewajiban dari individu–individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik
dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawabannya dengan
karena itu Akuntabilitas haruslah seiring pula dengan adanya Transparansi dimana transparansi yaitu adanya keterbukaan
Pemerintah Desa dalam pengelolaan keuangan desa maka dari itu untuk mengefektifkan pelaksanaan pembangunan peran
masyarakat sangatlah dibutuhkan dalam pengawasan pengelolaan keuangan desa. Sedangkan Partisipasi masyarakat
adalah hak dan kewajiban masyarakat untuk memberikan kontribusinya kepada pencapaian tujuan pembangunan desa.
Untuk itu pemeritah desa perlu berupaya meningkatkan akses informasi bagi masyarakat sehingga dapat memperlancar
pembangunan desa. Dengan dasar pertimbangan ini maka Pemerintah Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang,
Kabupaten Langkat sebagai pelaksanaPemerintahan di desa secara aktif melakukan
Upaya peningkatan akses informasi bagi masyarakat dalam pengelolaan keuangan desa terhadap pembangunan desa
salah satunya ialah adanya keterbukaan dan tingginya tingkat pertanggungjawaban pemerintah desa. Penelitian

60
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

sebelumnya dilakukan oleh (Sugista, 2017) yang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa terhadap Pembangunan Desa di Kabupaten Lampung
Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
keuangan desa terhadap pembangunan desa. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara parsial variabel transparansi,
akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap pembangunan desa.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Annisya, 2016) dengan judul penelitian “Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas,
dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa terhadap Pembangunan Infrastruktur Desa di Desa Sungai
Pinang, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau”. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa
variabel Transparansi dan Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap pembangunan infrastruktur desa sedangkan variabel
Partisipasi Masyarakat secara parsial tidak bepengaruh positif terhadap pembangunan infrastruktur desa.
Berdasarkan adanya perbedaan hasil penelitian pada peneliti sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian kembali dengan judul “Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pengelolaan Keuangan Desa terhadap Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang,
Kabupaten Langkat”.

TINJAUAN PUSTAKA
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Kinayati, 2009). Kerangka teori ini diharapkan dapat
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel- variabel pokok, sub-variabel atau pokok
masalah yang ada dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas dan tepat
bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Oleh karena itu, penulis akan mengemukakan beberapa teori,
pendapat ataupun gagasan yang akan dijadikan sebagai landasan berfikir dalam penelitian ini.

Pembangunan Desa
Pembangunan desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat desa. Sedangkan tujuan pembangunan desa dinyatakan di dalam UU pasal 78 ayat (1), yaitu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan kawasan pedesaan merupakan perpaduan
pembangunan antar-Desa yang dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan,
pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa melalui pendekatan pembangunan partisipatif PP No.43 Tahun 2014
Pasal 123. Menurut Adon (2017:239) menyatakan bahwa terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan Untuk
mewujudkan pembangunan pedesaan yaitu :
1. Mengembangkan dan meningkatkan kegiatan usaha masyarakat secara terpadu di bidang pertanian dalam arti luas,
serta bidang lainnya, seperti industri kecil dan kerajinan masyarakat.
2. Melaksanakan pelaksanaan usaha keluarga berencana.
3. Meneliti potensi masing-masing wilayah untuk melakukan penyusunan program yang terpadu sesuai dengan wilayah
yang bersangkutan.
4. Peningkatan keterampilan penduduk, khususnya pemuda untuk mengembangkan kewiraswastaan di desa sebagai
kader pembangunan.
5. Meningkatkan potensi/kemampuan, serta kualitas sumber daya masyarakat pedesaan melalui program-program
penyuluhan.
6. Menumbuhkan kegiatan usaha ekonomi masyarakat dalam rangka pengembangan desa, seperti Koperasi Unit Desa
(KUD) atau Badan Usaha Unit Desa (BUUD) lainnya termasuk lembaga simpan pinjam berbasis masyarakat (LSP-
BM), Tabungan Haji dan lainnya.

Dalam konsep pembangunan terdapat dua syarat yang harus dipenuhi yakni harus ada usaha yang dilakukan oleh
masyarakat dan pemerintahannya, dilaksanakan secara sadar, terarah dan berkesinambungan agar tujuan dari
pembangunan itu dapat tercapai. Dari beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembangunan tersebut, bahwa
pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan

61
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

UUD 1945 dalam suasana kehidupan yang penuh harmonis.


Menurut Barokah (2015), Pembangunan pedesaan adalah konsep pembangunan yang berbasis pedesaan (rural) dengan
memperhatikan ciri khas sosial dan budaya masyarakat yang tinggal dikawasan perdesaan. Masyarakat pedesaan pada
umumnya masih memiliki dan melestarikan kearifan lokal kawasan pedesaan yang terkait dengan karakteristik sosial,
budaya dan geografis, struktur demografi, serta kelembagaan desa. Masyarakat pada umumnya masih menghadapi
masalah kemiskinan, serta masih kurangnya ketersediaan dan akses terhadap infrastruktur pelayanan dasar.
Menurut Basri (2009:15) Pembangunan adalah proses perubahan sistem yang di rencanakan kearah perbaikan yang
orientasinya pada modernitas pembangunan dan kemajuan sosial ekonomis. Konsep pembangunan itu merupakan kunci
pembuka bagi pengertian baru tentang hakekat fungsi administrasi pada setiap negara dan sifat dinamis. Pembangunan
akan dapat berjalan lancar, apabila disertai dengan admnistrasi yang baik, Sedangkan menurut (Sondang P.Siagian, 2009)
Pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha untuk mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana serta
sadar, yang di tempuh oleh suatu negara menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Pembangunan terdiri dari
pembangunan fisik dan non fisik.
Pembangunan fisik adalalah pembanguan yang dapat di rasakan langsung oleh Masyarakat atau pembangunan yang
tampak oleh mata (Kuncoro 2010:20). Pembangunan fisik misalnya berupa Infrastruktur, bangunan, fasilitas umum.
Sedangkan pembangunan non fisik adalah jenis pembangunan yang tercipta oleh dorongan masyarakat setempat dan
memiliki jangka waktu yang lama (Wresniwiro, 2012). Pembangunan non fisik berupa peningkatan perekonomian rakyat
desa dan peningkatan kesehatan masyarakat (Wresniwiro, 2012). Sedangkan menurut Saul (2011:47) Pembangunan
sebagai perubahan sosial yang berasal dari suatu keadaan tertentu keadaan yang dipandang lebih bernilai. Maka untuk
mencapai pembangunan nasional yang berkeadilan itu, berbagai usaha telah dilakukan pemerintah. Pembangunan yang
telah dicanangkan selama ini dapat berjalan sesuai dengan bersama apabila mendapat tanggapan yang positif dari
masyarakat, peningkatan kesejahteraan manusia menjadi fokus sentral dari Pembangunan dimana pembangunan
masyarakat yang menentukan tujuan sumber-sumber pengawasan dan mengarahkan proses-proses pelaksanaan
pembangunan.

Contoh dari pembanguan fisik adalah :


1. Prasarana perhubungan yaitu: jalan, jembatan dll.
2. Prasarana pemasaran yaitu: gedung, pasar.
3. Prasarana sosial yaitu: gedung sekolah, rumah-rumah ibadah, dan Puskesmas.

Pembangunan non fisik adalah pembangunan yang tidak terwujud namun dapat di rasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Pembangunan ini sering di sebut pembangunan masyarakat, yang berupa :
1. Pembangunan bidang keagamaan
2. Pembangunan bidang kesehatan dan keluarga berencana
3. Pembangunan bidang keamanan dan ketertiban
4. Pelayanan terhadap urusan masyarakat seperti pembuatan KTP, pembuatan kartu keluarga, pembuatan surat
kelahiran. Pembuatan surat keterangan berdomisili

Indikator Pembangunan Desa


Dalam buku Indeks Desa Membangun yang dikeluarkan oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi (Hamidi, dkk, 2015), indikator pembangunan desa adalah sebagai berikut:
a. Kesehatan
b. Pendidikan
c. Modal sosial
d. Permukiman
e. Keragaman Produksi
f. Pusat Pelayanan Perdagangan
g. Akses distribusi
h. Lembaga Ekonomi
62
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

i. Keterbukaan wilayah
j. Kualitas lingkungan
k. Potensi/rawan bencana alam

Infrastruktur Dalam Pembangunan Desa


Infrastruktur adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan secara terencana
untuk membangun prasarana atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
pembangunan. Kodoatie (2009), Infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-
agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyedian air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan
pelayanan-pelayanan untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial.
Infrastruktur berperan penting sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial dalam tatanan kehidupan manusia dan
lingkungan. Kondisi itu agar harmonisasi kehidupan tetap terjaga dalam arti infrastruktur tidak kekurangan (berdampak pada
manusia), tapi juga tidak berlebihan tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungan alam karena akan merusak alam dan
pada akhirnya berdampak juga kepada manusia dan makhluk hidup lainnya. Pembangunan infrastruktur desa merupakan
infrastruktur yang perlu mendapat perhatian dalam infrastruktur desa adalah sebagai berikut: jalan, drainase, pembuatan
penampungan air minum masyarakat desa, pembuatan saluran drainase, pembuatan sumur bor, didesa ini masyarakat
sangat diutungkan dengan adanya dana desa, sehingga masyarakat dapat sejahtera, tanpa ada yang membuat masyarakat
terbebani. Kodoatie (2009) Sistem infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur dasar, peralatan, instalasi yang
dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat, sistem infrastruktur
merupakan pendukung utama sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Pembangunan infrastruktur
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan tingkat kepentingan, sehingga diperlukan skala prioritas pembangunannya, ada
yang cukup dilaksanakan sekali saja dengan perawatan yang berlanjut, namun juga ada yang sifatnya dinamis dan
berpeluang berkembang.
Dalam setiap pembangunan jenis infrastruktur tidak dapat terlepas begitu saja terhadap infrastruktur yang sudah ada,
maupun kemungkinannya untuk rencana pengembangan kedepan, sehingga perlunya dibuat Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR), RUTR adalah acuan yang perlu dipahami dan secara konsisten harus dapat dilaksanakan sesuai yang ditetapkan.
Pembangunan infrastruktur tentu didasarkan atas gagasan, maksud dan tujuan tidak saja bermanfaat untuk suatu golongan
saja namun mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas. Tolak ukur keberhasilan pembangunan infrastruktur
adalah sejauh mana pemanfaatan dan dampaknya terhadap dinamika pembangunan ekonomi masyarakat meningkat.
Peran pemerintahan Indonesia terhadap pembangunan infrastruktur sangatlah vital, karena pemerintahan Indonesia sendiri
yang membuat perencanaan dan keputusan terhadap pembangunan di Indonesia. Selama ini yang menyebabkan
pembangunan infratruktur di Indonesia terhambat adalah adanya masalah-masalah internal yang terdapat didalam
pemerintah Indonesia sendiri, contohnya adalah korupsi.

Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban tim pelaksana pengelolaan Keuangan Desa kepada masyarakat, dimana
kepala desa sebagai penanggungjawab utama. Sedangkan menurut (Rasul 2011:8) Akuntabilitas adalah kemampuan
memberi jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan seseorang atau sekelompok orang terhadap masyarakat
luas dalam suatu organisasi.
Akuntabilitas yakni para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik, swasta serta masyarakat madani memiliki
pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada publik (masyarakat umum) sebagaimana halnya pada pemilik kepentingan
(Hadi 2009:150).
Dalam pasal 7 Undang-Undang No.28 tahun 1999 menjelaskan bahwa yang dimaksud asas akuntabilitas adalah asas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasi dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawaban
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
Menurut United Nations Development Programs (UNDP), akuntabilitas adalah evaluasi terhadap proses pelaksanaan
kegiatan/kinerja organisasi untuk dapat dipertanggungjawabkan serta sebagai umpan balik bagi pimpinan organisasi untuk
dapat lebih meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang Akuntabilitas dapat diperoleh melalui :
a. Usaha untuk membuat para aparat pemerintahan mampu bertanggungjawab untuk setiap perilaku pemerintah dan
63
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

responsif pada identitas dimana mereka memperoleh kewenangan.


b. Penetapan kriteria untuk mengukur performan aparat pemerintahan serta penetapan mekanisme untuk menjamin
bahwa standar telah terpenuhi.

Kerangka Berpikir
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam telaah pustaka diatas, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran
teoritis sebagai berikut :

Bagan Akuntabilitas, Transparansi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Terhadap
Pembangunan Desa

Akuntabilitas
H1
(X1)

Pembangunan
H2 Desa (Y)
(X2)

Partisipasi H3
Masyarakat
(X3)

H4

Gambar Kerangka Berpikir

Hipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proporsi yang
dapat diuji secara empiris. Berdasarkan tinjauan pustaka dan tujuan penelitian maka hipotesis yang dapat dibuat dalam
penelitian ini adalah :
1. Akuntabilitas adalah sebuah bentuk keharusan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Desa yang menjadi pelaku
administrasi pembangunan sekaligus pengelola keuangan terhadap masyarakat yang menjadi penerima manfaat.
Berdasarkan Penelitian terdahulu oleh Rizky Amalia Sugista (2017) menunjukkan bahwa Akuntabilitas berpengaruh
terhadap Pembangunan Desa. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Risya Umami (2017) yang menunjukkan bahwa
akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan desa. Penelitian sebelumnya juga dilakukan
Weny Ultafiah (2017) yang menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap Pengelolaan Dana Desa.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah :
H1:Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Berpengaruh Signifikan terhadapPembangunan Desa
2. Transparansi pengelolaan keuangan desa adalah pengelolaan keuangan yang tidak dirahasiakan dan tidak
tersembunyi dari masyarakat, serta dilakukan sesuai dengan kaidah hukum dan aturan yang berlaku. Berdasarkan
Penelitian terdahulu oleh Zulfikar M (2014) menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh signifikan terhadap
Pengelolaan laporan keuangan daerah. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Yuliyanti Ruth (2017)
menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh secara parsial terhadap alokasi dana desa (ADD). Penelitian
sebelumnya juga dilakukan oleh Rizky Amalia Sugista (2017) menunjukkan bahwa Akuntabilitas berpengaruh
terhadap Pembangunan Desa. Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya Maka hipotesis kedua dalam
penelitian ini adalah :
H2:Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa Berpengaruh Signifikan terhadap Pembangunan Desa.
64
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

3. Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengelolaan keuangan baik dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta tahap evaluasi yang dilaksanakan serta mengambil bagian dalam
bentuk kegiatan masyarakat. Berdasarkan Penelitian terdahulu oleh Erma Damayanti (2013) menunjukkan bahwa
Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap pembangunan desa. Penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan
oleh Rizky Amalia Sugista (2017) menunjukkan bahwa Partisipasi Masyarakat berpengaruh terhadap Pembangunan
Desa, kemudian penelitian sebelumnya juga dilakukan kembali oleh Nur Annisya (2016) yang menunjukkan bahwa
partisipasi masyarakat tidak berpengaruh positf terhadap pembangunan Infrastruktur di Desa. Berdasarkan
penelitian- penelitian sebelumnya maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah :
H3:Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa Berpengaruh Signifikan terhadap
Pembangunan Desa
4. Akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan keuangan desa berpengaruh secara
simultan terhadap pembangunan desa. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Riswantini (2018)
menunjukkan bahwa akuntabilitas dan transparansi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengelolaan
Alokasi Dana Desa (ADD). Penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Ika Indrayani (2018) yang
menunjukkan bahwa akuntabilitas, transparansi, pengawasan keuangan, dan tanggungjawab sosial berpengaruh
simultan terhadap kinerja pengelolaan keuangan. Penelitian lainnya juga pernah dilakukan oleh Yuliyanti Ruth (2017)
menunjukkan bahwa akuntabilitas dan transparansi berpengaruh secara simultan terhadap pengelolaan alokasi dana
desa .Maka hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah :
H4:Akuntabilitas, Transparansi, dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa
Berpengaruh secara Simultan terhadap Pembangunan Desa

METODE PENELITIAN
Jenis Dan Sumber Data
Jenis Data
Jenis data menurut sifatnya Sugiyono (2014:14) :
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka atau dengan kata lain data yang berbentuk kalimat, kata atau
gambar. Dalam penelitian ini berupa latar belakang sejarah organisasi, struktur organisasi, dan data- data lain yang diambil
dari dokumen organisasi.

Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif. Periode data
yang digunakan penelitian ini yaitu 2016-2018.

Sumber Data
Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui sumbernya dengan melakukan penelitian ke objek
yang diteliti (Umar 2007:56). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data yang digunakan adalah data
yang diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 36 masyarakat desa dari 180 masyarakat yang pernah mengikuti
musyawarah perencanaan pembangunan yang ada di Kantor Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.

Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Kuncoro 2003:127).

Populasi Dan Sampel


Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono2007:61). Populasi dalam penelitian
ini adalah masyarakat yang pernah mengikuti Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dalam 3 tahun terakhir di
65
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Desa Paluh Manis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.

Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah yang karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono (2012:116). Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara seluruh populasi penelitian ini diberi kuesioner penelitian, dan kuesioner yang dikembalikan akan
digunakan sebagai sampel penelitian.
Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik menentukan
sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar nantinya data yang diperoleh bisa lebih
representatif (Sugiyono, 2014). Berdasarkan perhitungan sampel, maka kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel
ini adalah :
1. Masyarakat yang selalu hadir dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dalam 2 tahun berturut-turut
selama periode tahun 2016-2018.
2. Dengan batas usia minimal 19 tahun dan maksimal 65 tahun.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Analisis Statistik Deskriptif
Responden dalam penelitian ini digolongkan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pendidikan.
Karakteristik responden berdasarkan keikutsertaan dalam musrenbang

Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Kehadiran Dalam Musrenbang


Yang Hadir dalam Jumlah Persentase (%)
Musrenbang
Perangkat Desa 25 69%
Masyarakat Desa 11 31%
Total 36 100%
Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Berdasarkan tabel diatas terdapat 25 orang perangkat desa yang hadir dalam musrenbang selama 2 tahun berturut-turut
(69%), dan 11 orang masyarakat yang hadir dalam musrenbang selama 2 tahun berturut-turut (31%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Perempuan 22 61,1
Laki-laki 14 38,9
Total 36 100,0
Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Dilihat dari tabel di atas dari 22 responden yang diberikan kuesioner di Desa Paluh Manis Kecamatan Gebang Kabupaten
Langkat terdapat perempuan (61,1%) dan laki-laki 14 orang (38,9%).

66
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Persentase(%)

19-30 tahun 3 8,3


31-40 tahun 15 41,7

41-50 tahun 12 33,3

51-60 tahun 5 13,9

61-65 tahun 1 2,8

Total 36 100

Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Berdasarkan tabel di atas terdapat 15 responden yang berumur 31-40 tahun (41,7%), berumur 41-50 tahun 12 orang
(33,3%), berumur 51-60 tahun 5 orang (13,9%) berumur 19-30 tahun 3 orang (8,3%) dan berumur 61-65 tahun 1 orang
(2,8%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Tabel Persentase
(%)

SMP 3 8,3
SMA 29 80,6

Sarjana (S1) 4 11,1

Total 36 100,0

Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Berdasarkan dari tabel tabel di atas terdapat 29 responden dengan tamatan pendidikan SMA (80,6%), tamatan sarjana
(Strata 1) 4 orang (11,1%) dan tamatan SMP 3 orang (8,3%).

Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas


Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
dari kuesioner mampu untuk mengungkapan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Untuk itu
dilakukan uji coba terhadap instrumen kepada 36 responden, dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Untuk
mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan r tabel dengan rhitung. Nilai rtabel pada taraf signifikansi α =
0,05 untuk 36 responden sebesar 0.3291.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada kuesioner variabel Akuntabilitas (X1) sebanyak 3
pertanyaan, Transparansi (X2) sebanyak 4 pertanyaan, Partisipasi Masyarakat (X3) sebanyak 6 pertanyaan dan
Pembangunan Desa (Y) sebanyak 22 pertanyaanan memiliki nilai r hitung > rtabel pada taraf signifikansi α = 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kuesioner penelitian diasumsikan valid sebanyak 36 pertanyaan dan dapat diikutsertakan dalam

67
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

pengumpulan data penelitian.

Tabel Validitas Variabel Akuntabilitas (X1)


Butir Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan

P1 0,948 0,3291 Valid


P2 0,953 0,3291 Valid
P3 0,926 0,3291 Valid
Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Kolom pearson correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk
menguji validitas instrumen. Uji kuesioner sebanyak 36 responden. Pada signifikan 5% dengan derajat bebas df = n-2, df =
36-2 R abel, sebesar o,3291. Pada hasil, dapat dilihat pearson correlation R hitung > R tabel. Dengan demikian semua
pertanyaan yang digunakan dalam variabel Akuntabilitas (X1) dinyatakan Valid dan dapat digunakan. Sedangkan hasil
pengujian atas variabel (X2) Transparansi sebagai berikut :

Tabel Validitas Variabel Transparansi (X2)


Butir Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan
P1 0,946 0,3291 Valid
P2 0,958 0,3291 Valid
P3 0,911 0,3291 Valid
P4 0,903 0,3291 Valid
Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Tabel Validitas Variabel Partisipasi Masyarakat (X3)


Butir Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan
P1 0,841 0,3291 Valid
P2 0,840 0,3291 Valid
P3 0,793 0,3291 Valid
P4 0,851 0,3291 Valid
P5 0,872 0,3291 Valid
P6 0,826 0,3291 Valid
Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Tabel Validitas Variabel Pembangunan Desa (Y)


Butir Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan
P1 0,550 0,3291 Valid
P2 0,547 0,3291 Valid
P3 0,930 0,3291 Valid
P4 0,931 0,3291 Valid
P5 0,931 0,3291 Valid
P6 0,939 0,3291 Valid
P7 0,912 0,3291 Valid
P8 0,770 0,3291 Valid
P9 0,793 0,3291 Valid
P10 0,860 0,3291 Valid

68
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

P11 0,729 0,3291 Valid


P12 0,820 0,3291 Valid
P13 0,695 0,3291 Valid
P14 0,847 0,3291 Valid
P15 0,826 0,3291 Valid
P16 0,864 0,3291 Valid
P17 0,476 0,3291 Valid
P18 0,493 0,3291 Valid
P19 0,555 0,3291 Valid
P20 0,602 0,3291 Valid
P21 0,449 0,3291 Valid
P22 0,494 0,3291 Valid
Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut telah reliabel dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Uji reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 dan
jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 dinyatakan tidak reliable (Ghozali, 2005).
Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada kuesioner, dapat diketahui bahwa:

Tabel Nilai Cronbach Alpha Variabel Akuntabilitas (X1)


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items

0,932 3

Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Nilai Cronbach Alpha Variabel Akuntabilitas (X1) yang terlihat pada tabel sebesar 0,932 lebih besar dari ketentuan 0,60.
Dengan demikian variabel ini dapat digunakan untuk dilakukan pengujian Asumsi Klasik.

Tabel Nilai Cronbach Alpha Variabel Transparansi (X2)


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items

0,947 4

Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Nilai Cronbach Alpha Variabel Transparansi (X2) yang terlihat pada tabel sebesar 0,947 lebih besar dari ketentuan 0,60.
Dengan demikian variabel ini dapat digunakan untuk dilakukan pengujian Asumsi Klasik.

69
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Tabel Nilai Cronbach Alpha Variabel Partisipasi Masyarakat (X3)


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items

,914 6

Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Nilai Cronbach Alpha Variabel Partisipasi Masyarakat (X3) yang terlihat pada tabel sebesar 0,914 lebih besar dari ketentuan
0,60. Dengan demikian variabel ini dapat digunakan untuk dilakukan pengujian Asumsi Klasik.

Tabel Nilai Cronbach Alpha Variabel Pembangunan Desa (Y)


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items

,959 22

Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Nilai Cronbach Alpha Variabel Pembangunan Desa (Y) yang terlihat pada tabel sebesar 0,959 lebih besar dari ketentuan
0,60. Dengan demikian variabel ini dapat digunakan untuk dilakukan pengujian Asumsi Klasik.

Uji Asumsi Klasik


Uji prasyarat analisis dilakukan sebelum melaksanakan analisis regresi.Uji prasyarat analisis ini perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah analisis regresi dapat dilakukan atau tidak.Apabila prasyarat tersebut terpenuhi maka analisis regresi
dapat digunakan. Jika prasyarat tersebut tidak terpenuhi maka analisis regresi tidak dapat digunakan berarti bahwa
penelitian yang dilakukan harus melakukan alat analisis yang lain. Uji prasyarat analisis yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji data penelitian ini berdistribusinormal atau tidak, dapat dilihat
dengan melihat grafik seperti terlihat pada gambar grafik berikut :

70
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019


Gambar Grafik Uji Normalitas Data

Berdasarkan gambar diatas dapat dikatakan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal, dimana terlihat bahwa grafik
histrogram masih berada dalam garis lengkung yang mempunyai sisi yang sama diantara titik nol, yang apabila dipotong
secara vertikal kurva normal pada titik nol, maka kedua bagian itu akan menjadi cerminan satu sama lain. Untuk
menyakinkan bahwa data penelitian ini benar-benar normal dapat dilakukan pengujian dengan menggunkan uji statistik One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test seperti tabel berikut :

71
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Tabel Uji Normalitas Data Dengan Kolmogorov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual

N 36
Normal Mean ,0000000
Parametersa,b
Std. Deviation 9,01914133

Most Extreme Absolute ,108


Differences
Positive ,078

Negative -,108

Test Statistic ,108

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a.
Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Hasil Olahan Software Statistic, 2019

Dari hasil analisis statistis Kolmogorov-Smirnov, dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,108 dan pada
angka 0,200 yang berarti lebih besar dari nilai signifikan yang ditentukan yaitu 0,05 dengan demikan data dapat dikatakan
berdistribusi normal.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan penelitian mengenai pengaruh akuntabilitas, transparansi, partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan keuangan desa terhadap pembangunan Desa Paluh Manis Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, maka
peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Desa Paluh Manis. Kesimpulannya adalah
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Akuntabilitas (X1) terhadap Pembangunan Desa (Y) pada Desa Paluh
Manis Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Transparansi (X2) terhadap Pembangunan Desa (Y) pada Desa Paluh
Manis Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Partisipasi Masyarakat (X3) terhadap Pembangunan Desa (Y) pada
Desa Paluh Manis Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.
4. Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Akuntabilitas, Transparansi, dan Partisipasi Masyarakat
dalam Pengelolaan Keuangan Desa terhadap Pembangunan di Desa Paluh Manis Kecamatan Gebang, Kabupaten
Langkat.

Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu berikut adalah beberapa saran bagi peneliti
selanjutnya yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama.
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel tambahan lainnya sehingga penelitian lebih mampu untuk

72
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

meningkatkan pengelolaan keuangan desa dalam pelaksanaan pembangunan desadan sebagai alat ukur
pemerintah desa dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mensejahterakan masyarakat desa.
2. Bagi pemerintah Desa Paluh Manis Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat agar dapat memaksimalkan kewajiban
menyampaikan pertanggungjawaban pembangunan desa agar timbul rasa kepercayaan di masyarakat dengan
melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif dalam rencana dan pelaksanaan pembangunan di desa.
3. Diharapkan agar Pemerintah Desa Paluh Manis Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat memberikan akses bagi
masyarakat untuk mengetahui perencanaan, maupun pelaksanaan pembangunan desa secara berkelanjutan dan
juga sebagai bahan evaluasi bagi pihak lainnya dalam meningkatkan pembangunan desa.

DAFTAR PUSTAKA

Annisya, Nur. 2016. Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa
terhadap Pembangunan Infrastruktur Desa di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi,
Provinsi Riau. Jurnal Akuntansi. Universitas Negeri Riau.
Amalia, Rizky. 2017. Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Keuangan Desa
terhadap Pembangunan Desa Di Kabupaten lampung selatan. Jurnal Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung, Bandar lampung.
Adon.. 2017. Sosiologi perdesaan. Edisi Kedua. Pustaka Setia, Bandung.
Barokah, dkk. 2015. Indeks Pembangunan Desa 2014 : Tantangan Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa.
Jakarta: Kementrian PPN/Bappenas dan Badan Pusat Statistik.
Digili. 2015. Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, Partisipasi dalam Pengelolaan Anggaran Dana Desa. Jurnal Akuntansi.
Respostory UNILA. Lampung.
Fiqri, Rahmi, dkk. 2016. Akuntabilitas Pemerintahan Desa pada Pengelolaan Anggaran Dana Desa. Jurnal Administrasi
Publik. Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang.
Gunawan, 2016. Membangun Sarana dan Prasarana Desa. Edisi Pertama. Buku Teknis Membangun Sarana dan
Prasarana Desa.
Hadi, Yunus. 2009. Pengaruh Desentralisasi terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah. Skripsi Bandung.
Indra. 2015. Fenomena Musrenbang Hanya Sebagai Retorika. Jurnal Ekonomi. Universitas Islam Sunan Kalijaga,
Yogyakarta.
Isbandi Rukminto Adi. 2009. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan.
Depok : FISIP UI Press
Kartasasmita, Ginandjar. 2009.Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan Desa. Cides, Jakarta.
Kinayati. 2009. Landasan Teori dan Hipotesis. Yayasan Nuansa Cendikia, Bandung. Kristianten. 2009. Transparansi
Anggaran Pemerintah. Rineka Cipta, Jakarta.
Kuncoro. 2010. Pembangunan Pengawasan Infrastruktur Fisik dan Non Fisik, Erlangga, Jakarta.
Kodoatie. 2009. Infrastruktur dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi. Mustanir, Ahmad, dkk. 2017.
Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah Rencana Pembangunan di Kelurahan Kanyuara Kecamatan Watang Sidenreng
Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Politik Protetik. Dosen STISIP Muhammadiyah Rappang.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Edisi Pertama. Prenada Group, Jakarta.
Nurcholis, 2011. Sistem Pemerintahan Indonesia. Edisi Pertama. Budi Utama,Yogyakarta.
Ramadani, Rani Febri, dkk. 2016. Analisis Kinerja Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintahan
Kota Samarinda. Jurnal Akuntansi. Universitas 17 agustus 1945, Samarinda.
Rasul, Syahruddin. 2011. Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran. Jakarta : Detail Rekod.
Samsu, Adi. 2016. Isu-isu Strategis Dalam Pembangunan Desa di Kabupaten Pitimpanum Kabupaten Wijo. Jurnal Ilmu
Pemerintahan. Universitas Hasanuddin, Sulawesi selatan.
Siregar, Baldric. 2015. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. UPP STIM YKPN, Jakarta.
Sidiq. 2017. Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal di Desa Wisata Linggarjati Kuningan,
Jawa Barat. Jurnal Akuntansi. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Siagian, SP. 2010. Administrasi Pembangunan : Konsep, Dimensi, dan Strateginya. Bumi Aksara, Jakarta.
Tjokroamidjojo, Bintoro. 2009. Good Governance (Paradigma Baru Manajemen Pembangunan). UI Press, Jakarta.
73

Anda mungkin juga menyukai