Anda di halaman 1dari 9

AGROWISATA TANI KOTA SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN

EKONOMI LOKAL DI DAERAH CISITU,DAGO, KOTA BANDUNG.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Ekonomi Lokal

Dosen Pengampu :

Decku Irianti, MP

Lina Favourita Sutiaputi, Ph, D

Oleh :

Andi Cenra Ola


Mohamad Satria Surya Aji 20.03.106
Nurul Ainin
Siti Nadiah
Widatul Afifah - 2003059

3A Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial

PRODI SARJANA TERAPAN

PERLINDUNGAN DAN PEMEBERDAYAAN SOSIAL

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan ekonomi lokal merupakan suatu proses dimana pemerintah
lokal dan organisasi masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang,
memelihara aktifitas usaha untuk menciptakan lapangan kerja (World
Bank,2006). Usaha pengembangan ekonomi lokal sudah banyak dilakukan di
berbagai daerah di Indonesia, pemerintah daerah berupaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menggali dan
mengembangkan potensi-potensi yang ada di wilayah tersebut melalui
Pengembangan Ekonomi Lokal. salah satu daerah yang berupaya
mengembangkan potensi lokalnya adalah daerah Cisitu Indah VI, Dago, Kota
Bandung melalui kegiatan agrowisata yaitu tani kota.
Tani Kota merupakan suatu agrowisata yang berbasis kegiatan pertanian.
Kegiatan ini berupaya untuk mengembangkan potensi wilayah cisitu berupa
tanah yang subur, dan juga untuk menghilangkan kejenuhan dari hiruk pikur
perkotaan. Dimana dalam tani kota ini ada beberapa kegiatan diantaranya
akuaponik dan hidroponik. Selain kegiatan pertanian didalam tani kota ini
juga bergerak dibidang perternakan, hortikultura, camping, panahan, berkuda
dan perikanan yang ditujukan untuk anak-anak sekolah. Namun kegiatan ini
baik kegiatan agrowisata maupun kegiatan pertaniannya belum mampu
mengajak partisipasi masyarakat, hal ini dapat dilihat dalam struktur
kepengurusan dan hasil pertanian yang kurang diminati oleh masyarakat
karena harga dari hasil pertanian di tani kota relatif tinggi dari harga pasaran,
sehingga mempengaruhi hasil pendapatan tani kota itu sendiri.
Melihat kondisi tersebut maka diperlukan suatu rencana pengembangan
ekonomi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di
daerah sekitar tani kota. Oleh karena itu kami membuat makalah dengan
mengangkat topik “Agrowisata Tani Kota Sebagai Upaya Pengembangan

2
Ekonomi Lokal Di Daerah Cisitu,Dago, Kota Bandung” untuk mencari solusi
dari kondisi tersebut.

B. Rumusan masalah makalah dan Sub-sub Rumusan Masalah Makalah.


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Agrowisata Tani Kota Sebagai Upaya Pengembangan
Ekonomi Lokal Di Daerah Cisitu,Dago, Kota Bandung". Untuk menggali
lebih dalam problematika tersebut dapat melalui sub-sub problematik sebagai
berikut :
1. “Bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rancangan
program alternatif pengembangan ekonomi lokal di Agrowisata Tani
Kota, Cisitu, Dago, Bandung”
2. “Bagaimana memaksimalkan peran pekerja sosial di dalam rancangan
program alternatif pengembangan ekonomi lokal di Agrowisata Tani
Kota, Cisitu, Dago, Bandung.”

C. Tujuan Makalah
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “Agrowisata Tani Kota
Sebagai Upaya Pengembangan Ekonomi Lokal Di Daerah Cisitu,Dago, Kota
Bandung”. Adapun dalam pemenuhan tujuan tersebut, dapat dilakukan dengan
:

1. Menjelaskan langlah-langkah yang harus dilakukan dalam rancangan


program alternatif pengembangan ekonomi lokal di Agrowisata Tani
Kota, Cisitu, Dago, Bandung
2. Menjelaskan peran pekerja sosial di dalam rancangan program
alternatif pengembangan ekonomi lokal di Agrowisata Tani Kota,
Cisitu, Dago, Bandung.

D. Manfaat Makalah
Setiap penulisan makalah diharapkan memiliki manfaat. Dalam
makalah ini memiliki manfaat terbagi dalam 2 jenis , yaitu
1. Manfaat Teoritis

2
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaaat menambah wawasan,
pengetahuan, dan pemikiran dalam hal Pengembangan Ekonomi
Lokal. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi pada
penelitian-penelitian selanjutnya yang Pengembangan Ekonomi Lokal
khususnya pada Intervensi komunitas berbasis lingkungan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, makalah ini bermanfaaat memberi masukan
bagi para praktisis kesejahteraan social yang akan melakukan
intervensi pekerjaan sosial yang berhubungan dengan pengembangan
ekonomi lokal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Upaya-Upaya Yang Harus Dilakukan Dalam Rencana Intervensi


Komunitas Di Sentra Industri Tahu Desa Pesarean.

Dalam merencanakan suatu upaya yang akan di lakukan dalam tahap


rencana intervensi komunitas, harus memperhatikan model intervensi yang
akan dipakai ketika terjun ke komunitas. Hal ini bertujuan agar intervensi
yang dilaksanakan mampu meyelesaikan permasalahan secara menyeluruh.
Model intervensi yang akan digunakan pada rencana intervensi komunitas di
Desa Pesarean ialah model berbasis Green Social Work. Model tersebut
memperhatikan tiga aspek yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Model ini
bertujuan untuk memecahkan permasalahan ekologi seperti pencemaran
limbah tahu yang ada di Desa Pesarean dengan mengubahnya menjadi sesuatu
yang dapat didaur ulang dan bernilai ekonomis dengan harapan akan
mengurangi tingkat pencemaran yang terjadi di desa tersebut.

Berikutnya ialah penetapan berbagai tahapan yang akan dilakukan saat


melakukan intervensi kepada komunitas. Hal ini bertujuan agar tahapan dapat
dilaksanakan secara sistematis dan terarah serta mampu mencapai tujuan dari
pelaksanaan intervensi itu sendiri. Adapun tahapan-tahapan dari intervensi
yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Kelas Motivasi dan Kampanye Sosial.

Dalam tahap ini pekerja sosial melakukan Focus Group


Discussion (FGD) bersama para pengusaha tahu dan masyarakat
sekitar dengan dampingan dari aparatur desa menyampaikan tips
dan trik untuk pemecahan masalah pencemaran limbah tahu. Tahap
ini bertujuan untuk

meningkatkan semangat dan motivasi masyarakat untuk


berpartisipasi aktif dalam program yang akan dilaksanakan.

4
2. Penyuluhan Pentingnya Pemanfaaatan Limbah Tahu Kepada
Masyarakat.

Pekerja sosial melakukan penyuluhan dengan mengangkat


topik Pentingnya Pemanfaaatan Limbah Tahu dengan
Berwirausaha Melalui Pakan Ternak dan Pupuk Organik. Melalui
penyuluhan tersebut diharapkan menumbuhkan semangat baru
kepada masyarakat sekitar untuk berwirausaha sekaligus
melestarikan lingkungan sekitarnya sehinggga masyarakat mampu
menjalankan keberfungsian sosial serta meningkatkan
kesejahteraan sosial.

3. Pembentukan Kelompok Usaha Pakan Ternak dan Pupuk


Organik.

Pekerja sosial mepersiapkan kelompok bersama dengan


sejumlah yang ditetapkan untuk bergotong royong dan berswadaya
dalam mempersiapkan alat dan bahan pembuatan pupuk organik
untuk mengikuti pelatihan

4. Pelatihan dan Pengelolaan Pembuatan Pakan Ternak & Pupuk


Organik Untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

Pelatihan ini bertujuan untuk melatih masyarakat agar dapat


mengimplementasikan cara pengolahan pupuk organic dan
masyarakat dapat tumbuh kesetiakawanan sosial serta pertukaran
ide tentang bagaiamana menghasilkan produk dengan kualitas
terbaik.

5. Pendampingan Sosial

Pekerja Sosial memberikan pendampingan sosial berupa


penguatan-penguatan kepada masyarakat agar

memanfaaatkan keterampilan yang didapat untuk lebih mandiri dan


berusaha meperoleh penghasilan lebih dengan modal manajemen
yang baik.

4
B. Memaksimalkan Peran Pekerja Sosial di Dalam Rencana Intervensi
Komunitas di Sentra Industri Tahu Desa Pesarean.

Peran pekerja sosial sebenarnya sudah dapat kita lihat dalam tahapan
di atas, yaitu bisa berperan sebagai educator, fasilitator, motivator, dan
inisiator dalam intervensi komunitas yang dilakukan di Desa Pesarean, dimana
ketika melakukan perannya pekerja sosial harus memaksimalkan peran-peran
yang dapat dilakukan agar intervensi yang dilakukan berjalan lancar.
Peran pekerja sosial juga bergantung kepada sikap masyarakat
terhadap lingkunganya. Jika sikap masyarakat tersebut masih pada sikap side
line supporters dimana mereka tahu bahwa kelestarian lingkungan itu penting
namun dalam sikapnya masih menolak untuk perubahan dalam gaya hidup,
maka diperlukan suatu dorongan agar pengetahuan kelestarian tidak hanya ada
di dalam piiran namun juga di dalam tindakan sehari-hari.
Peran pekerja sosial juga dapat lebih berat lagi ketika sikap masyarakat
ini stalled starters dimana masyarakat cuek dengan keadaan lingkungan, tidak
tahu menahu pelestarian lingkungan yang penting hidup sejahtera. Jika hal
tersebut tidak segera diatasi maka sikap masyarakat akan menjadi honestly
disengaged dimana mereka sama sekali tidak peduli dengan lingkungan. Oleh
karena itu, pekerja sosial berperan dalam memberikan penyadaran bagi
masyarakat tentang masalah permasalahan lingkungan dapat berdampak
terhadap keseluruhan kehidupan manusia serta makhluk hidup di dalamnya.
Dalam memaksimalkan perannya tersebut, pekerja sosial dapat
melakukannya dengan cara membangun kemampuan dan keahliannya
sehingga mampu melaukan intervensi komunitasnya dengan baik. Selain itu,
pekerja sosial juga harus meng-upgrade pengetahuannya dengan berbagai
basis ilmu pengetahuan terkait dengan lingkungan dan ekologi agar mampu
memberikan solusi sosial terkait dengan permasalahan lingkungan.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan perencanaan upaya dan peran yang akan dilakukan
dalam intervensi komunitas di Sentra Industri Tahu Desa Pesarean,
kontribusi Green Social Work dalam rencana intervensi komunitas sangat
besar. Penggunaan model pendekatan Green Sowcial Work dalam
intervensi komunitas mendorong dan membantu para pekerja sosial untuk
saling bekerja sama antar disiplin ilmu terutama pada ilmu ekologi dan
ekonomi untuk memperkuat intervensi yang dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mampu menjalankan
keberfungsian sosialnya di dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Perspektif pekerjaan sosial yang masih ada sekarang ini diharapkan
dapat bertransformasi yang sebelumnya hanya berpusat kepada manusia
menuju pada perspektif dunia yang mencerminkan saling keteregantungan
antara manusia dengan lingkungan alam, seperti yang ada dalam perspektif
Green Social Work

4
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, M. B., & Nurwati, N. (2021). Peranan Pekerjaan Sosial Dalam Menangani
Permasalahan Lingkungan. Sosio Informa: Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha
Kesejahteraan Sosial, 7(2).

Purwowibowo, P., Hariyono, S., & Wahyudi, D. (2017). Pekerjaan Sosial Komunitas Berbasis
Lingkungan (Community Social Work Based On Environmental). Share: Social Work
Journal, 7(1), 39-45.

Ramdani, J. (2020). Intervensi Komunitas Berbasis Green Social Work.Jurnal Obor Penmas:
Pendidikan Luar Sekolah, 3(2), 270-277.

Hakim, M. R. A. R., Harsasto, P., & Widayati, W. (2014). Analisis Pengelolaan Limbah Tahu di
Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Journal of Politic and Government Studies,4(1),
146-155.

Anda mungkin juga menyukai