Anda di halaman 1dari 9

FORM KONSEP PENGEMBANGAN USAHA

KOMPETISI HIBAH
LOCAL ENTREPRENEURSHIP DEVELOPMENT PROGRAM (LED PRO)
PERKUMPULAN UNTUK PENINGKATAN USAHA KECIL (PUPUK)-FORD FOUNDATION

A. Identitas Umum Projek


Nama Pemohon Achmid Anisa Brata, S.T.

Penerapan Aplikasi GEZIT untuk Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan


Judul Projek
melalui Pemberdayaan Masyarakat dan Pemasaran Berbasis Teknologi

Informasi

1. Desa Ketenger, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah


Lokasi Projek
2. Desa Sumberharjo, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta

24 Bulan
Durasi Projek

Rp 275.005.000,00 Kontribusi Lembaga 5%


Total Anggaran

B. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan CV “Dinamika Lintasnusa Initiative”

Perdagangan Barang dan Jasa


Bidang Usaha

Kantor Tunggal
Status Badan Hukum

No Akta Notaris

Surat Izin Usaha /


Keterangan Domisili Usaha
1. Griya Bhakti Praja K14, Kelurahan Mangunjiwan, Kecamatan Demak,
Alamat Pos
Kabupaten Demak, Jawa Tengah

2. Jalan Tunjung Baru 22, Yogyakarta, DIY

0291 6818 18
Nomor Telp

Form B : Start Up
0291 6818 18
Nomor Faks

stpweb@gmail.com
Alamat Email

Kontak Person Penanggung Nama : Sapto Tanoyo Poedjanarto


Jawab Jabatan : Direktur Program
Nomor Telepon : 081328199001
Alamat Email : stpweb@gmail.com

C. Gambaran Umum Perusahaan


Latar Belakang Perusahaan Pembangunan Ekonomi Lokal (Local Economic Development -
LED) pada dasarnya adalah proses kerjasama antara pemerintah daerah
dengan seluruh stakeholder, termasuk sektor swasta. LED memiliki peran
dalam mengelola sumber daya alam, dan sumber daya manusia beserta
kelembagaannya, dengan tujuan untuk mendorong kegiatan pertumbuhan
ekonomi regional dan menciptakan pekerjaan baru. LED difokuskan
melalui pendekatan endogen untuk memanfaatkan potensi sumber daya
manusia dan fisik dari lokal institusional.
Kami percaya LED dapat menciptakan dan mengembangkan potensi
daerah yang ada. Pemerintah daerah, pelaku ekonomi lokal, serta pihak di
tingkat nasional yang berkepentingan dapat ikut serta melakukan
pembangunan ekonomi lokal, dengan cara mengidentifikasi keunggulan
lokal yang dimiliki setiap wilayah. Jika program LED dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, dan didasarkan pada kebutuhan
masyarakat, maka program akan membawa perubahan mendasar di
masyarakat itu sendiri.
Oleh karena itu, Dinamika Lintasnusa Initiative memiliki motto:
“mencari akar kebutuhan, bukan akar penyebab, semua upaya diarahkan
untuk memberdayakan masyarakat sendiri untuk mendapatkan perubahan
mereka”.
Visi Sebagai mitra pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Misi 1. Mendorong pengembangan klaster UMKM berbasis ekonomi


lokal,
2. Memfasilitasi Penguatan Kelembagaan dan Tata Kelola yang
Baik,
3. Pemberdayaan LSM dan masyarakat menuju kemandirian.
Kegiatan Saat Ini

Deskripsikan bagaimana usulan Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi kira-kira 4%
proyek ini akan meningkatkan dari total perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia
kapasitas / kegiatan perusahaan ingin meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi 8% dari PDB,
sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius). Namun
target makro tersebut tak akan ada artinya apabila tidak membawa
dampak bagi perekonomian lokal masyarakat.
Bersamaan dengan visi dan misi yang diemban perusahaan, DLI
ingin mengambil peluang dalam mendorong peran serta masyarakat
untuk ikut memajukan sektor pariwisata berbasis kearifan lokal.
Proyek ini akan berarti bagi perusahaan dalam meningkatkan

Form B : Start Up
kapasitas masyarakat yang dibina, tidak hanya pada sektor
agrikultur dan perdagangan seperti yang selama ini telah banyak
dilakukan, namun juga melalui sektor jasa pariwisata yang mampu
mencakup berbagai aspek penghidupan masyarakat.
Mencari potensi atraksi wisata yang dapat diunggulkan
merupakan tantangan tersendiri yang harus digali dari setiap desa.
Di saat yang sama, prinsip pembangunan yang berkelanjutan juga
harus diusung, agar kegiatan ekonomi yang dilakukan tetap
membawa kelestarian bagi lingkungan dan kesejahteraan sosial
masyarakat. Apabila model pendekatan yang dilakukan dapat
dirumuskan dan diterapkan di berbagai desa, maka akan membawa
dampak yang besar bagi perekonomian regional, bahkan nasional.
Struktur Organisasi Perusahaan
(Disertakan dengan pendidikan dan
kualifikasi SDM yang ada di struktur)

Sumber Pendanaan Perusahaan

D. Konsep Pengembangan Usaha (lampirkan terpisah)


Gambaran Umum Usaha

Relevansi Kegiatan Usaha


dalam pemberdayaan
masyarakat sekitar
Tujuan Pengembangan Usaha
- Tuliskan secara konkrit dan
singkat perubahan apa yang akan
dibuat melalui dukungan LED-
Pro baik internal maupun
ekternal
- Gambarkan dengan jelas
perbedaan situasi sebelum dan
hasil yang diharapkan setelah
dilakukan intervensi.
Uraikan hasil / keluaran dari
Pengembangan Usaha
Strategi Pengembangan Usaha
- Cara apa yang akan dilakukan
untuk memfasilitasi perubahan
diatas.
- Mengapa cara tersebut dianggap
paling efektif dibandingkan
dengan cara lainnya.
- ‘Modal’ atau situasi eksisting
Form B : Start Up
apa yang ada yang membuat cara
tersebut dianggap paling efektif.
Bisnis Model Canvas (form
terlampir)
Gambarkan dalam bentuk bisnis
model canvas dari
perusahaan/kegiatan usaha
Resources (sumber daya apa
saja yang dibutuhkan untuk
menjalankan cara diatas)
- Berapa staf dan apa kualifikasi
nya yang dibutuhkan untuk
menjalankan strategi di atas.
- Berapa budget yang dibutuhkan.
- Dukungan konkrit apa lagi yang
dibutuhkan untuk menjalankan
cara di atas dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Jika bermitra, sebutkan mitra-
mitra dan uraikan peran dan
tugas mereka

E. Kelompok Sasaran
Lokasi Geografis Desa Ketenger, Baturraden, merupakan desa yang berada di kaki
hingga lereng Gunung Slamet bagian selatan. Sedangkan Desa
Sumberharjo adalah desa yang berlokasi di kaki Pegunungan
Baturagung bagian barat yang rawan terjadi gempa tektonik dan
longsor.
Jumlah yang diharapkan akan Diharapkan, dari kedua desa sasaran tersebut, terdapat sekitar 200
terdampak secara langsung dan tak keluarga yang merasakan dampak langsung dari pertumbuhan
langsung ekonomi di bidang pariwisata yang mereka kembangkan sendiri.
Sedangkan masyarakat desa seutuhnya yang berada di luar
lingkaran utama destinasi wisata dapat merasakan efek pengganda
dari kegiatan ekonomi yang tumbuh wilayah tersebut.
Cara memverifikasi status Bersama dengan fasilitator desa wisata di Kabupaten terkait, kami
“marginal/keterbatasan” dari kelompok akan membandingkan seberapa tinggi partisipasi masyarakat
sasaran dalam pengelolaan desa wisata, dengan angka kunjungan
wisatawan yang mendatangi desa wisata tersebut. Apabila
keduanya berbading lurus, maka kami akan langsung mengajak
masyarakat untuk membenahi atraksi yang ada dengan cara
menggali lebih dalam potensi unggul yang dimiliki. Namun,
apabila kedua faktor tersebut berbanding terbalik, artinya
partisipasi masyarakat perlu lebih ditingkatkan lagi agar
perencanaan pengembangan wisata di desa tersebut dapat berjalan
dengan lebih inklusif.

F. Biaya
Perkiraan total biaya dalam Rupiah Total Rp 275.005.000,00
(Rp) dengan rincian hingga 5-10 Dengan rincian:
kategori anggaran utama.  Peningkatan layanan dan atraksi pariwisata
Rp 120.140.000
 Pengembangan platform digital
Rp 65.065.000
 Pembangunan basis data digital
Rp 15.000.000
 Promosi Produk dan Personalia
Form B : Start Up
Rp 74.800.000

Perkiraan kontribusi dari sumber Kontribusi sumber sendiri diperkirakan mencapai 5%, sedangkan
sendiri atau sumber lain dapat sumber lain yang terdiri dari pemerintah desa dan pemerintah
disebutkan daerah dapat berkontribusi hingga 5%.

G. Sumber Informasi
Dimana pemohon mendengar tentang permintaan concept note / proposal ini?
Melalui pesan broadcast media sosial dan laman web PUPUK.

Form Konsep Pengembagan Usaha, Surat Ketertarikan, Legalitas Perusahaan dan Konsep Pengembangan Usaha
dikirimkan ke PUPUK Bandung baik secara langsung, pos/jasa kurir, email paling lambat Pukul 17.00 WIB pada tangggal
29 Maret 2018. Lembaga / perusahaan yang menyerahkan concept note secara langsung atau melalui pos/jasa kurir
akan menerima konfirmasi penerimaan melalui pos/jasa kurir. Penyerahan yang diterima lewat email akan
diberitahukan atau konfirmasi melalui email juga.

Alamat pengiriman dokumen :


PUPUK Bandung :
Jl. Permata Taman Sari Raya Kav.6 | Kota Bandung Provinsi Jawa Barat Indonesia 40293
Phone : + 62 22 7834482, + 62 22 7834483, | Fax : + 62 22 7834484
Website : pupuk.or.id
Contact Person : Irvan Suhendra, Riana Dewi

Email :
admin.ledpro@pupuk.or.id, dengan mencantumkan subject email “Local Entrepreneurship Development Program
RFP”

Form B : Start Up
LAMPIRAN

KONSEP PENGEMBANGAN USAHA

1. Gambaran Umum
Dimulai dari ide untuk mengembangkan desa pariwisata yang berkelanjutan, proyek ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas layanan pariwisata melalui pemberdayaan masyarakat dan inisiatif
pemasaran. Proyek ini dilandasi oleh keberadaan berbagai kearifan lokal di masing-masing daerah yang
dapat menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Namun, tidak semua desa wisata mampu menggali
potensinya sendiri. Melalui proyek ini, Dinamika Lintasnusa Initiative (DLI) mencoba untuk membantu
para pemangku kepentingan membuka akses informasi sehingga setiap desa pariwisata memiliki
kesempatan yang sama untuk berkembang pesat. Dengan demikian, kehadiran desa wisata yang mereka
kelola dapat membawa dampak positif dalam hal kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial, dan
kelestarian lingkungan. Proyek ini akan dilaksanakan di Desa Ketenger, Kabupaten Banyumas Provinsi
Jawa Tengah dan Desa Sumberharjo, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa-desa ini
dipilih karena keduanya belum mampu mengoptimalkan kearifan lokal dengan baik sehingga berpengaruh
pada daya tarik yang dirasakan wisatawan untuk menjelajahi lebih jauh keunikan yang ada.

2. Relevansi Kegiatan Usaha


Melalui proyek ini, kami bermaksud mengatasi hambatan terkait dengan partisipasi masyarakat.
Seperti yang kita tahu, pemangku kepentingan yang paling penting dalam pengembangan pariwisata di
tingkat lokal adalah masyarakat sendiri. Kami menyadari bahwa kunci sukses dalam pembangunan
berkelanjutan adalah partisipasi masyarakat. Di sisi lain, konsep ini belum ditemukan ketika berhadapan
dengan kelompok penyelenggara pariwisata di desa-desa yang ditargetkan. Dengan tujuan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, pendampingan yang intensif diperlukan
hingga masyarakat dapat berkontribusi dalam pengambilan keputusan untuk membangun kemitraan dengan
berbagai pemangku kepentingan. Dibutuhkan dorongan yang kuat kepada masyarakat sehingga mereka
termotivasi untuk bertukar informasi dan pengetahuan. Pertukaran informasi yang baik dapat mengarahkan
masyarakat untuk mendiskusikan rencana manajemen pariwisata yang sesuai dengan apa yang mereka
miliki dan apa yang merek butuhkan di masa yang akan datang. Dengan demikian, proses pengembangan
dapat berjalan efektif menuju tujuan yang ingin dicapai bersama.

3. Tujuan Pengembangan Usaha


Jika kita melihat situasi saat ini secara rinci, ada banyak hal yang mempengaruhi rendahnya daya tarik
dari desa-desa wisata yang menjadi target proyek. Sebagai gambaran, kondisi lansekap lokasi wisata belum
mencerminkan nilai estetika dan ekologi. Selain itu, fasilitas sanitasi yang buruk masih dapat ditemukan di
beberapa titik.
Dilihat dari aspek pemasaran, desa wisata yang ditargetkan juga masih menggunakan media
konvensional untuk mempromosikan layanan pariwisata mereka. Penduduk setempat tidak sepenuhnya
mampu menawarkan pengalaman yang mengesankan bagi wisatawan, seperti melakukan kegiatan
pertanian bersama, dan membuat kerajinan unik atau memasak masakan tradisional bersama. Ini
menunjukkan kebutuhan akses yang lebih luas terhadap informasi, sehingga komunitas lokal memiliki
referensi yang cukup untuk menggali potensi, dan memiliki peluang yang lebih luas untuk menawarkan
keunikan mereka di pasar global.
Maka dari itu, proyek ini bertujuan untuk:
 Mendorong perbaikan layanan pariwisata, meliputi peningkatan kondisi lansekap, perbaikan fasilitas
pendukung, serta penyediaan sanitasi.
 Meningkatkan inisiatif pemasaranan melalui platform digital yang mampu mempertemukan pengelola
desa wisata dengan wistawan di seluruh dunia.
Form B : Start Up
4. Luaran Pengembangan Usaha
Seperti disebutkan di atas, tujuan utama dari proyek ini adalah pengembangan desa wisata yang dapat
memberikan dampak pada kemajuan ekonomi regional, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan.
Sedangkan untuk luaran proyek, berikut adalah poin-poin yang diharapkan:
 meningkatnya kualitas infrastruktur dari atasan utama yang ditemukan di objek wisata;
 tersedianya fasilitas sanitasi di daerah desa wisata;
 terbangunnya media promosi yang efektif berbasis web dan aplikasi seluler.
Khusus pada penyediaan media promosi yang efektif, tim berusaha untuk merancang saluran informasi
pariwisata yang komprehensif. Media promosi berorientasi pada kebutuhan wisatawan sebagai konsumen
sehingga wisatawan dapat menjadikannya solusi layanan satu atap untuk perjalanan yang mereka lakukan.
Di sini kami menggunakan platform yang dibangun oleh DLI, yang kami namai GEZIT.

5. Strategi Pengembangan Usaha


Untuk mewujudkan tujuan di atas, kami telah mengembangkan jadwal yang dengan jelas merinci
tahapan dan durasi kegiatan. Secara umum, proyek ini dilakukan selama 24 bulan di dua desa wisata yang
terletak di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tahap implementasi dimulai dengan
kegiatan pemetaan pemangku kepentingan, kemudian dilanjutkan dengan Focus Group Discussion. Tujuan
FGD adalah untuk menangkap aspirasi masyarakat di desa-desa yang ingin mereka kumpulkan bersama.
Setelah tahap-tahap selesai, proyek dilanjutkan ke tahap pelaksanaan pembangunan fisik yang juga disertai
dengan berbagai aspek non-fisik, seperti pelatihan pemasaran dan mentoring organisasi.
Saat ini, kedua kelompok masyarakat yang berada di desa tersebut telah membentuk koperasi untuk
mengelola wisata yang ada. Diharapkan, proses yang akan berlanjut ke depan akan lebih mudah mengingat
sudah terdapat strukutr organisasi yang terbentuk di tengah masyarakat yang kami bina.

Form B : Start Up
6. Business Model Canvas

Key Partners Key Activities Value Proposition Customer Relationships Customer Segments
 Pengelola Desa Wisata  Penyediaan laman khusus Bagi Pengelola DW: Dengan Pengelola DW:  Backpacker
(Pokdarwis, Koperasi, bagi setiap desa wisata  Upaya pengembangan  Professional marketing  Flashpacker
BUMDes, Karang Taruna, dsb.)
 Layanan pembuatan desa wisata secara  Bagi hasil yang transparan  Tourist
 Pemerintah Desa rencana perjalanan wisata partisipatif  Kepercayaan!  Business Traveler
 SKPD sektor Pariwisata untuk pengguna  Penyediaan sarana
 Fasilitator Desa Wisata  Pemesanan dan promosi tanpa batas Dengan Pengguna
Kabupaten Pembayaran Kegiatan  Menyederhanakan proses
 Influencer Media Sosial Wisata Bagi Pengguna: melalui fitur “cari-pilih-
 CSR Perusahaan  Kebebasan untuk pesan”
 Investor menentukan rencana  kesempatan untuk
 Pemberi Hibah Program perjalanan sendiri memberikan ulasan
 Keamanan dalam
melakukan transaksi
pemesanan tanpa ada calo
Key Resources yang terlibat Channels
 Tim yang solid dan  Kenyamanan  gezit.id
mumpuni di bidang IT, melakukan perjalanan  media sosial
marketing, dan social antar destinasi wisata
 Google My Business
empowering yang dituju
 Basis data desa wisata
yang lengkap
 Platform digital sebagai
pusat layanan

Cost Structure Revenue Streams


 Pengembangan dan pemeliharaan platform: web dan mobile app  Pembuatan laman Desa Wisata (gratis)
 Pembentukan basis data yang aman dan kuat  Penyediaan informasi wisata (gratis)
 Pengelolaan SDM yang berdaya saing  Pembuatan Rencana perjalanan (gratis)
 Pemesanan kegiatan wisata (biaya administrasi dari pengguna)
 Penjualan kegiatan wisata yang dipilih (berbagi pendapatan dengan DW)
 Layanan transportasi antar destiansi yang dituju (berbagi pendapatan
dengan pihak transportasi)

Form B : Start Up
7. Sumberdaya Usaha
Sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek ini, setidaknya terdiri atas 8 hingga
10 individu yang memiliki kualifikasi sebagai fasilitator perencanaan desa, insinyur di bidang pekerjaan
umum/pengelolaan lingkungan, ahli teknologi informsi, manajemen bisnis, serta fotografi dan desain
grafis.
Guna mencapai tujuan dari proyek ini, kekuatan internal yang terdiri dari tim yang solid dan mumpuni
pun masih memerlukan bantuan dari pihak luar, salah satunya adalah pemerintah daerah yang diwakili
SKPD yang bergerak di sektor pariwisata. Bantuan konkrit di antaranya adalah akses perizinan dan peluang
kerjasama dalam menjalankan beberapa program tahunan yang dislenggarakan di desa terkait.

8. Mitra Usaha
 Pengelola Desa Wisata (Pokdarwis, Koperasi, BUMDes, Karang Taruna, dsb.) sebagai sasaran proyek
 Pemerintah Desa sebagai mitra dalam merecanakan pembangunan desa
 SKPD sektor Pariwisata sebagai mitra dalam memberi dukungan perizinan dan pelaksanaan program
yang dapat disinergikan dengan anggaran pemerintahan
 Fasilitator Desa Wisata Kabupaten sebagai mitra diskusi dan eksekusi dalam mendorong
pemberdayaan masyarakat desa
 Influencer Media Sosial sebagai mitra efektif dalam meningkatkan laju promosi desa wisata dan
platform digital GEZIT melalui media sosial yang telah lebih dulu mereka kuasai pasarnya.

Form B : Start Up

Anda mungkin juga menyukai