Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL TESIS

PENGEMBANGAN
KOTA BERKELANJUTAN JATINANGOR
BERBASIS KAWASAN PENDIDIKAN TINGGI

Tigin Yuri Sandi Yunus


NPM : 20070317005
ISI PAPARAN

BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV RENCANA KERJA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Ruang Lingkup Wilayah
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
1. Penetapan Jatinangor sebagai Kawasan Kawasan Pendidikan Tinggi (IKOPIN, ITB,
UNPAD, UNWIM, IPDN) sesuai dengan Perpres No. 45 thn 2018, Perda Provinsi Jabar
No.22 tahun 2020 ttg RTRW Prov Jawa Barat thn 2009-2029; Perda Kab. Sumedang
No.2 tahun 2012 ttg RTRW Kab Sumedang tahun 2011-2031.
2. Beberapa PT tsb. di atas merupakan PT yang unggul dan terkenal di Indonesia baik
secara Nasional maupun internasional, dengan jumlah mahasiswa di Jatinangor ada
sekitar 50.000 jiwa dan berasal dari seluruh pelosok wilayah Indonesia dan global.
3. Kondisi saat ini, seiring berjalannya kegiatan PT di Jatinangor telah diikuti oleh
kegiatan2 lainnya (permukiman, perdagangan, perhotelan, transportasi, dan jasa
lainnya) pertanian/persawahan lahan terbangun dengan tingkat kepadatan relative
tinggi.
4. Dengan berkembangnya Jatinangor sebagai Kawasan perkotaan dengan tingkat
pertumbuhan yang cukup pesat, diharapkan tetap terjadi keseimbangan
pemanfaatan ruang/lahannya, agar terjaga secara berkelanjutan secara sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup.
Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor

1. Pengembangan kawasan pinggiran menjadi penyangga dan mendudukkan kota


sebagai pusat atau wilayah inti.
2. Perkembangan kegiatan pembangunan kawasan Jatinangor mengalami perubahan
fungsi dan pola kegiatan di Jatinangor.
3. Ketiadaan rencana yang terintegrasi di Kawasan Pendidikan Tinggi Jatingangor
menimbulkan ketidakefisienan perkembangan kegiatan dan ketersediaan fasilitas
lingkungannya.
4. perkembangan kegiatan sosial ekonomi terus berkembang yang mulai mengarah
pada pendekatan rasional komunikatif.
- lebih ke isu yang berhubungna dengan PT dan Tata ruang.
Ekonomi – PAD yang dihasilkan lebih besar dari pendapatan Retail dan Industri
disbanding Core kawasan yang merupakan PT. sesuaikan dengan data sekunder dan
Primer. Berdasarkan data bukan informasi berita/blogs.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja dimensi yang paling berpengaruh dan pendukung


kota berkelanjutan(dimensi ekonomi, sosial atau
lingkungan) ?
2. Bagaimanakah indeks kota berkelanjutan berbasis kawasan
pendidikan tinggi Jatinangor?
TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui dimensi yang paling berpengaruh dan


pendukung kota berkelanjutan.

2. Untuk mengetahui indeks kota berkelanjutan berbasis


kawasan pendidikan tinggi Jatinangor
RUANG
LINGKUP
KAWASAN
STUDI
KSPN
CEKUNGAN
BANDUNG

Jatinangor
Kawasan
Perkotaan
Sekitarnya
Kawasan
Perkotaan
Jatinangor-
Tanjungsari

1. Pusat pelayanan
pendidikan tinggi;
2. pusat kegiatan
industri
manufaktur; dan
3. pusat kegiatan
pertanian.
RTRW KAB
SUMEDANG
TAHUN
2018-2038

POLA RUANG
KAWASAN
PENDIDIKAN
JATINANGOR
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Pembangunan Berkelanjutan


2. Sasaran Pembangunan Berkelanjutan
3. Indikator Pembangunan Berkelanjutan
4. Pengertian Pendidikan Tinggi
Definisi Pembangunan Berkelanjutan
1. World Commission On Enviromental Development (WCED) pada tahun 1987
merumuskan bahwa pengertian pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya
2. Sudharta P. Hadi dalam bukunya yang berjudul "Opcit" tahun 2007
menyebutkan pengertian pembangunan berkelanjutan adalah konsep
pembangunan yang menyelaraskan kepentingan pembangunan dengan
pengelolaan lingkungan.
3. Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa
mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka (Sudarmadji, 2008)
Sasaran Pembangunan Berkelanjutan
Sutamihardja (2004):
1. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergenaration
equity)
2. Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam
rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan
datang.
3. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan
mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan
sumberdaya alam yang berkelanjutan antar generasi.
4. Mempertahankan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan baik masa
kini maupun masa yang mendatang.
5. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang
ataupun lestari antar generasi
Indikator Pembangunan Berkelanjutan
Haris (2000) dalam (Fauzi, 2004) melihat bahwa konsep keberlanjutan dapat
diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu:
1. Keberlanjutan ekonomi, yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu
menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan
pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang
dapat merusak produksi pertanian dan industri.
2. Keberlanjutan lingkungan adalah sistem yang berkelanjutan secara lingkungan
harus mampu memelihara sumberdaya yang stabil, menghindari eksploitasi
sumberdaya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsepini juga menyangkut
pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitasruang udara, dan fungis
ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi.
3. Keberlanjutan sosial adalah keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem
yang mampu mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk
kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.
TEORI PENGGUNAAN LAHAN
(berkelanjutan)
Untuk kepentingan pembangunan
yang berkelanjutan, secara
fungsional  lahan mempunyai 3
(tiga) fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi Sosial
2. Fungsi Ekonomi, dan
3. Fungsi Lingkungan
yang saling berhubungan, tetapi
harus tetap dalam konsep
keberlanjutan (dapat diperta-
Bearable  dipertahankan hankan, berkeadilan, seiring
Equitable  adil/berkeadilan jalan,sehingga dapat
Viable  berjalan (seiring jalan) berkelanjutan.
Sustainable  berkelanjutan
Tiga Dimensi/Pilar Kota Berkelanjutan

Sumber: Apriyanto, H., dkk Apriyanto, H., 2015. Status Berkelanjutan Kota Tangerang Selatan-Banten
Dengan Menggunakan Key Performance Indicators. Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 22, No.2, Juli 2015: 260-270.
Tekperes itu
memudahkan untuk
Indeks Kota membaca jangan malas
seusaikan dengan mata
Berkelanjutan kita gmn mau cepat
sidang kalau begini.

Di tingkat nasional, Kementerian


Menjelaskan indeks
Percepatan Pembangunan kota berkelanjutan?
Dmn penjelasan
Nasional/Bappenas pada tahun 2011
penerapan prinsip kota
mempublikasikan Indeks Kota berkelanjutan?
Berkelanjutan (IKB) yang didasarkan pada
tipologi kota di Indonesia yang mencakup
enam aspek, yaitu: Sistem Pelayanan
Perkotaan, Sosial Budaya, Ekonomi,
Lingkungan, Tata Kelola Kota, Sistem
Perkotaan Nasional
Key Performance Indikator Dimensi
Ekonomi
1. Elemen iklim usaha, yang terdiri dari dua indikator, yaitu laju
nilai investasi dan institusi pelayanan perijinan.

2. Elemen pendapatan masyarakat dan daerah, yang terdiri dari dua


indikator, yaitu: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per
kapita dan Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam total
pendapatan daerah.

3. Elemen infrastruktur, yang terdiri dari yaitu : kualitas dan


aksesibilitas jalan, akses air, sanitasi, listrik, dan telepon.
Key Performance Indikator Dimensi
Lingkungan

1. Elemen penggunaan lahan, yang terdiri dari tiga indikator, yaitu:


penutupan lahan, kawasan lindung, dan ruang terbuka hijau
kawasan perkotaan.

2. Elemen sumber daya air, terdiri dari dua indikator, yaitu:


keseimbangan air, dan kualitas air.

3. Elemen kualitas lingkungan, terdiri dari dua indikator, yaitu:


persampahan dan kualitas udara.
Key Performance Indikator Dimensi
Sosial
1. Elemen penduduk dan kemiskinan yang terdiri dari tiga indikator, yaitu
pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk dibawah garis kemiskinan,
dan kesenjangan pendapatan.

2. Elemen ketenagakerjaan yang terdiri dari dua indikator, yaitu tingkat


kesempatan kerja dan tingkat pengangguran.

3. Elemen taraf hidup, yang terdiri dari dua indikator, yaitu Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan jumlah tindakan kriminal.
Pengertian Pendidikan Tinggi
 Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1990 tentang
perguruan tinggi bahwa pendidikan tinggi adalah pendidikan jenjang yang lebih
tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah. Perguruan
Tinggi merupakan suatu pendidikan yang menjadi terminal akhir bagi seseorang
yang berpeluang belajar setingginya melalui jalur pendidikan sekolah.
(Dardjowidjojo, 1991 : 42).
 Perguruan tinggi yang ada di Indonesia terdiri dari tiga kategori, yaitu :
Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Perguruan Tinggi
Kedinasan (PTK), Lembaga pendidikan tersebut berbentuk Universitas, Institut,
Sekolah Tinggi dan Akademi. Terdiri dari Strata satu (SI) bergelar Sarjana,
Diploma I dan II bergelar A.Ma, Diploma III bergelar A.Md, Starata dua atau pasca
sarjana (S2) bergelar Magister, dan Strata tiga (S3) bergelar Doktor (DR).
(Taliziduhu,1988:39).
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

1. Kerangka Pemikiran
2. Metodologi Penelitian
3. Metode Pegumpulan Data
4. Metode Analisis Data
5. Tahapan Penelitian
Kerangka Pemikiran
METODOLOGI PENELITIAN
mix methods adalah metode penelitian dengan mengkombinasikan antara dua
metode penelitian sekaligus, kualitatif dan kuantitatif dalam suatu kegiatan
penelitian, sehingga akan diperoleh data yang lebih komprehensif, valid,
reliabel, dan objektif
Metode Pengumpulan Data
Primer Sekunder
1. Observasi Lapangan
1. Arahan Kebijakan
2. Kondisi Fisik Pemerintah
3. Kondisi Sosial 2. Kecamatan Dalam
4. Kondisi Ekonomi Angka

5. Kondisi Lingkungan 3. Profil Desa


4. Profil sosial, ekonomi
dan infrastruktur desa
5. Literatur
Variabel Indikator
Variabel dan  Tingkat pendidikan masyarakat
Indikator  Indek Pertumbuhan Masyarakat
 Laju Pertumbuhan penduduk
Penelitian  Rasio Ketergantungan Penduduk
Dimensi Sosial
 Kepadatan penduduk
 Rasio jenis kelamin
 Tingkat pendidikan
 Tingkat kesehatan
 Tingkat kesempatan kerja
 Tingkat pengganguran terbuka;
Dimensi Ekonomi  penghasilan masyarakat.
 Presentase keluarga miskin
 Tingkat partisipasi Angkatan kerja
 Sarana dan prasarana pendidikan
 Sarana dan prasarana Kesehatan
 Sarana dan prasarana perdagangan
 RTH
Dimensi
 Banyak air minum yang disalurkan
Lingkungan/Ekologi
 Produksi listrik
 
 Kondisi jalan
 Persentase RT menurut Fasilitas MCK sendiri
 Kondisi drainase
 
Metode Analisis Data
1. Teknik ordinasi RAP-RICE melalui metode Multi Dimensional Scaling (MDS)
untuk mengeatahui Dimensi yang paling berpengaruh dalam penerapan
pembangunan berkelanjutan pada Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor
2. Analisis prospektif untuk menentukan peubah dominan yang sangat
berpengaruh
Menjelaskan pengaruh antar
dimensi kota berkelanjutan?
Dmn penjelasan penerapan
prinsip kota berkelanjutan?
Tahapan
Penelitian
Analisis RAP-ICE melalui Multi Menjelaskan indeks
Dimensional Scaling (MDS) kota berkelanjutan?
Dmn penjelasan
penerapan prinsip kota
berkelanjutan?

 Teknik ordinasi RAP-RICE melalui metode Multi Dimensional Scaling (MDS) untuk menilai
indeks dan status keberlanjutan pembangunan di kawasan pendidikan tinggi Jatinagor serta
mengidentifikasi atribut sensitif yang berpengaruh terhadap indeks keberlanjutan di masing-
masing dimensi melalui leverage analysis.

Kategori Indeks dan Status Keberlanjutan “Sumber: Rita,2008)

Nilai indeks Kategori


0.00 – 25.00 Buruk: Tidak berkelanjutan
25.01 – 50.00 Kurang: Kurang berkelanjutan
50.01 – 75.00 Cukup: Cukup berkelanjutan
75.01 – 100.00 Baik: Sangat berkelanjutan
Pengaruh Langsung Antarfaktor Dalam Pembangunan Yang
Berkelanjutan

 Analisis prospektif untuk menentukan peubah dominan yang sangat berpengaruh terhadap
keberlanjutan pembangunan di kawasan pendidikan tinggi Jatinagor. Analisis prospektif
dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan peubah-peubah dominan yang
mempengaruhi pembangunan berkelanjutan.

Keterangan :
A – J = Faktor penting dalam sistem Skor:
Keterangan :
0 : Tidak ada pengaruh
1 : Berpengaruh kecil Menjelaskan pengaruh antar
2 :Berpengaruh sedang
3 : Berpengaruh sangat kuat dimensi kota berkelanjutan?
Dmn penjelasan penerapan
prinsip kota berkelanjutan?
Sumber: Godet, 1999
Tingkat Pengaruh dan Ketergantungan Antarfaktor dalam
Sistem

Untuk menentukan faktor


kunci atau faktor dominan
digunakan program analisis
prospektif yang akan
memperlihatkan tingkat
pengaruh dan
ketergantungan antarfaktor
di dalam sistem, dengan
tampilan sebagai berikut.

Sumber : Byl et al., 2002; Hartrisari, 2002; Bourgeois and Jesus, 2004
Menjelaskan pengaruh antar
dimensi kota berkelanjutan?
Dmn penjelasan penerapan
prinsip kota berkelanjutan?
Masing-masing kuadran dalam diagram mempunyai karakteristik
Menjelaskan pengaruh antar
faktor yang berbeda (Bourgeois and Jesus, 2004) , yaitu : dimensi kota berkelanjutan?
Dmn penjelasan penerapan
prinsip kota berkelanjutan?
1. Kuadran pertama (driving variables). Kuadran ini memuat faktor-faktor yang mempunyai
pengaruh kuat namun ketergantungan yang kurang kuat. Faktor pada kuadran ini
merupakan faktor penentu atau penggerak (driving variables) yang termasuk ke dalam
kategori faktor paling kuat dalam sistem.
2. Kuadran dua (leverage variables). Faktor-faktor yang terdapat pada kuadran ini
menunjukan bahwa faktor tersebut mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan yang
kuat antarfaktor (leverage variables), faktor-faktor yang ada di kuadran ini sebagian
dianggap peubah yang kuat.
3. Kuadran tiga (output variables). Faktor dalam kuadran ini mewakili faktor keluaran (output
variables), dimana pengaruhnya kecil tapi ketergantungannya tinggi.
4. Kuadran empat (marginal variables). Dalam kuadran empat, akan ditemukan faktor
marjinal (marginal variables), yang pengaruhnya kecil dan ketergantungannya juga rendah.
Faktor ini bersifat bebas dalam sistem.
BAB IV RENCANA KERJA & OUTLINE TESIS

1. Rencana Kerja
2. Jadwal Penelitian
RENCANA KERJA
Pengajuan Ujian Perbaikan
Proposal Proposal Proposal
Tesis Tesis Tesis

Seminar
Penyusunan
Ujian Tesis Hasil
Tesis
Penelitian

Perbaikan Pendokumen Artikel


Tesis tasian Ilmiah
Jadwal
Pelaksanaan
Penelitian
DALAM PENYUSUNAN TERUTAMA TEKSPRES AGAR MUDAH DILIHAT DAN DI BACA..

ISU DAN MASALAH NYA DISESUAIKAN DENGAN TEMA DAN TATA RUANG

RUMUSAN MASALAH DISESUAIKAN ATAU DI JABARKAN DAN DIJELASKAN MENGENAI


PENERAPAN PRINSIP TEORI PEMBANGUNAN KOTA BERKELANJUTAN.

TOLONG UNTUK LEBIH FOKUS LAGI JANGAN HANYA SEHARI PERBAIKAN TAPI
HARUS BENER MAU FOKUS DAN EKSPLORE MASIH BANYAK YANG HARUS DI
LENGKAPI AGAR BISA CEPAT SIDANG.

Anda mungkin juga menyukai