Anda di halaman 1dari 3

Dalam era otonomi daerah kecepatan dan optimalisasi pembangunan daerah, akan

sangat ditentukan oleh kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi (baik


sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia). Keterbatasan dalam kepemilikan
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berkulitas dapat menimbulkan
kemunduran yang sangat berarti dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah.
Konsekuensi lain yang ditimbulkan sebagai akibat keterbatasan dimaksud adalah
ketidakleluasaan daerah yang bersangkutan untuk mengarahkan program dan
kegiatan pembangunan ekonominya, dan situasi ini menyebabkan munculnya pula
disparitas pembangunan ekonomi wilayah. Kondisi ini tampaknya menjadi tak
terhindarkan terutama bila dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah dewasa
ini.
Sistem pentransformasian data menjadi basis pengetahuan yang diharapkan mampu
mendukung kebijakan pengembangan potensi ekonomi daerah bagi pencapaian
kinerja kemajuan sesuai yang diharapkan. Pemetaan potensi ekonomi daerah
dilakukan untuk mengetahui keunggulan komparatif suatu daerah menuju
penciptaan daya saing dan merancang rencana serta menentukan strategi
pembangunan ekonomi di Daerah untuk pertumbuhan ekonomi, investasi dan daya
saing yang tinggi.
Maksud dari pada tulisan ini adalah untuk memberikan gambaran sampai sejauh mana
peranan dan manfaat pemetaan potensi ekonomi daerah terhadap pembangunan daerah ,
sedangkan tujuannya untuk dapat menjadi bahan masukan kepada para steak holder dalam
pembangunan daerah Kabupaten Aceh Utara
Pembangunan adalah upaya suatu masyarakat bangsa yang merupakan perubahan sosial yang
besar dalam berbagai bidang kehidupan ke arah masyarakat yang lebih maju dan baik sesuai
dengan pandangan masyarakat bangsa itu (Tjokroamidjojo,1996).
Pembangunan daerah adalah usaha untuk meningkatkan kualitas dan perikehidupan manusia
dan masyarakat daerah yang dilakukan secara terus-menerus, berlandaskan kemampuan
daerah, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
memperhatikan tantangan perkembangan daerah, nasional dan global. Pengertian daerah disini
mencakup daerah kabupaten/kota dan daerah propinsi masing-masing sebagai daerah otonom.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2008 Bab I pasal 1
menyatakan bahwa Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan,
kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing,
maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.
Potensi ekonomi daerah pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu
sumberdaya yang dimiliki oleh daerah baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural
resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan
manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi)
wilayah.
Potensi sumberdaya ekonomi khususnya sumberdaya alam (natural resources/endowment
factors) pada prinsipnya dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, meliputi : a. sumberdaya alam
yang tidak pernah habis (renewable-perpetual resources), b. sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources), c. sumberdaya alam yang potensial
untuk diperbarui (potentially renewable resources).
Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human

resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi


daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor sumberdaya manusia ini telah menghadirkan
suatu proses pemikiran baru dalam telaah teori-teori pembangunan ekonomi, yang
menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam
skala global, nasional maupun daerah. Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada
pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) dianggap sangat relevan
dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi
Dalam era otonomi daerah kecepatan dan optimalisasi pembangunan daerah, akan sangat
ditentukan oleh kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi (baik sumberdaya alam
maupun sumberdaya manusia). Keterbatasan dalam kepemilikan sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia yang berkulitas dapat menimbulkan kemunduran yang sangat berarti
dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah.
Konsekuensi lain yang ditimbulkan sebagai akibat keterbatasan dimaksud adalah
ketidakleluasaan daerah yang bersangkutan untuk mengarahkan program dan kegiatan
pembangunan ekonominya, dan situasi ini menyebabkan munculnya pula disparitas
pembangunan ekonomi wilayah. Kondisi ini tampaknya menjadi tak terhindarkan terutama
bila dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, seiring dengan semangat desentralisasi, sebagian besar
kewenangan pengelolaan sumberdaya alam sudah diserahkan kepada daerah, yang selama ini
tidak tersentuh oleh kewenangan Daerah Kabupaten/ Kota (pasal 129 UU Nomor 22 Tahun
1999), sangat memerlukan pengelolaan manajemen sumberdaya alam sehingga pengelolaan,
ketersediaan, dan kebijakan yang tepat, relevan serta komprehensif dapat menjamin
percepatan proses pembangunan daerah dan penguatan tatanan ekonomi daerah yang pada
gilirannya dapat menjamin keberlanjutan proses pembangunan.
Sistem pentransformasian data menjadi basis pengetahuan yang diharapkan mampu
mendukung kebijakan pengembangan potensi ekonomi daerah bagi pencapaian kinerja
kemajuan sesuai yang diharapkan. Pemetaan potensi ekonomi daerah dilakukan untuk
mengetahui keunggulan komparatif suatu daerah menuju penciptaan daya saing dan
merancang rencana serta menentukan strategi pembangunan ekonomi di Daerah untuk
pertumbuhan ekonomi, investasi dan daya saing yang tinggi.
Faktor kunci keberhasilan kegiatan pemetaan potensi ekonomi daerah, sangat tergantung pada
komitmen yang kuat dan visi serta persepsi yang sama antara penyedia dan pengguna data
serta didukung fasilitas dan sumber daya manusia yang memadai. Disisi lain untuk
keberlanjutan kegiatan pemetaan potensi ekonomi daerah, diperlukan peran aktif semua pihak
di Daerah terutama dalam melakukan koordinasi penyiapan data/informasi yang terkini dan
senantiasa dilakukan up date data serta dukungan dana sehingga pemetaan potensi ekonomi
daerah dapat berkelanjutan.
Pada kegiatan pemetaan potensi ekonomi daerah menurut Ditjen Bina Pembangunan Daerah
Depatemen Dalam Negeri meliputi 9 indikator penting, seperti : Sumberdaya Alam,
Sumberdaya Manusia, Sumberdaya Sosial, Aktivitas dan Komoditas Ekonomi, Infrastruktur
dan Fasilitas Umum, Penataan Ruang, Penganggaran Belanja Daerah, Interaksi Antar Daerah,
Kinerja Pembangunan Daerah, kemudian dapat difahami, dianalisis dan dimanfaatkan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan perencanaan pembangunan daerah.
Kegiatan pemetaan potensi ekonomi daerah, dilakukan untuk mengetahui keunggulan
komparatif suatu daerah, sehingga dapat dimanfaatkan dalam merancang rencana
pembangunan daerah, kemudian digunakan untuk menentukan strategi pembangunan ekonomi

di Daerah untuk pertumbuhan ekonomi, investasi dan daya saing yang tinggi. Sehingga peta
potensi dimaksud dapat memberikan arah dan kebijakan yang akan diambil dalam
pengembangan potensi ekonomi daerah akan lebih terfokus dan mempunyai dasar yang kuat.
Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja,
lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun
peningkatan indeks pembangunan manusia (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
8 tahun 2008 Bab I pasal 1).
Pemanfaatan Sumber daya yang dapat mendukung optimalisasi pencapaian tujuan-tujuan
pembangunan ekonomi daerah secara lebih komprehensif, sangat tergantung pada peta potensi
ekonomi daerah, karena dengan adanya peta potensi ekonomi daerah, Pemerintah Daerah akan
lebih mudah dan cepat untuk menentukan peluang yang bisa dimanfaatkan/dikembangkan
dalam rangka menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakatnya serta
memberi kemudahan dalam menetapkan potensi apa yang paling potensial untuk
dikembangkan dan yang mempunyai nilai tambah tinggi.
7. Rekomendasi
Mencermati perkembangan dalam pengelolaan potensi sumber daya di Daerah Kabupaten
Aceh Utara, masih menemui hambatan akibat keterbatasan dalam memiliki data/informasi
ataupun kurang akuratnya data yang berkaitan dengan potensi sumber daya ekonomi daerah,
kiranya perlu direkomendasikan,

Anda mungkin juga menyukai