Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT,

AKUNTABILITAS, DAN TRANSPARANSI TERHADAP


PENGELOLAAN DANA DESA DI KELURAHAN ENTROP
KOTA JAYAPURA

Oleh:
THERESIA MINA RUMSOWEK
19080694115

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
S1 AKUNTANSI

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
menjadi topik yang menarik untuk dikaji karena diharapkan
dapat memperkuat otonomi Desa serta mempercepat
pembangunan. Pembangunan Desa memiliki peran yang penting
dan strategis dalam upaya pembangunan Nasional dan Daerah,
karena dapat membawa unsur pemerataan pembangunan.
Pembangunan Desa juga berperan penting dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa karena dapat memenuhi
kepentingan sebagian besar masyarakat pedesaan secara
langsung (Pebrianti, 2021).
Penerapan otonomi bagi Desa dapat memberikan
kekuatan pada pemerintah Desa namun, walaupun pemerintah
Desa telah dijalankan secara mandiri, pemerintah Pusat dan
Daerah tetap berperan aktif dalam melakukan pembinaan,
pengawasan terhadap pemerintah Desa, dan juga mendukung
pelaksanaan program-program yang direncanakan oleh
pemerintah Desa. Maka, bentuk dukungan pemerintah pusat
adalah melalui kebijakan pemberian Dana Desa dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kepada setiap desa
(Sijabat, 2015).
Menurut Peraturan Menteri Desa Nomor 8 Tahun 2022
Dana Desa merupakan bagian dari alokasi dana transfer ke
daerah yang diperuntukan secara khusus bagi desa dengan
tujuan untuk mendukung pembiayaan kegiatan pemerintahan,
pelaksanaan program pembangunan, pemberdayaan masyarakat,
dan kemasyarakatan (Ramadhan and Rahmat, 2021).
Pemerintah pusat telah melakukan perubahan
mekanisme penyaluran Dana Desa dari Rekening Kas Umum
Negara (RKUN) langsung ke Rekening Kas Desa (RKD) sejak
Januari 2020 untuk meminimalkan dana idle di Rekening Kas
Umum Daerah (RKUD). Kebijakan ini juga bertujuan untuk
mempercepat penggunaan dana desa (Tirande et al., 2022).

Sumber : Vitra, (2022)


Gambar 1. ADD tahun 2018-2023

Dana Desa yang dianggarkan oleh pemerintah pusat


yang terlihat pada gambar 1 merupakan dana yang diharapkan
dapat di manfaatkan oleh pemerintah desa untuk pembangunan
fisik maupun non fisik yang mendukung tujuan utama
pemerintah (Peran Dana Desa dalam Pemulihan Ekonomi
Nasional dan Penanganan Covid-19, 2022).
Realitanya masih terdapat banyak permasalahan terkait
dana desa di Indonesia dimana pemerintah desa tidak mematuhi
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Permendagri Nomor
113 Tahun 2014 dalam menjalankan pemerintahan dan mengelola
keuangannya. Hal ini terlihat jelas dari masalah-masalah yang
terjadi, seperti kelalaian, kecurangan dalam pengelolaan dana
desa, dan kasus korupsi dana desa yang sering ditemukan. Dana
desa masih rawan disalahgunakan di beberapa daerah dengan
bentuk penyalahgunaan seperti kegiatan fiktif, mark-up harga
dan jumlah, belanja fiktif, penggunaan untuk keperluan pribadi,
dan tidak ada laporan pertanggungjawaban penggunaan.
Akibatnya, tingkat akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan dana desa menjadi rendah karena
tingkat korupsi yang tinggi (Simbolon, 2020).
Peningkatan partisipasi masyarakat, akuntabilitas, dan
transparansi dalam pengelolaan dana desa di Papua perlu
menjadi perhatian serius. Seperti yang terjadi pada kasus
penyalahgunaan dana desa oleh dua kepala desa di Distrik
Muliama dan Distrik Pugima, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada
tahun 2019 yang menyebabkan kerugian negara sebesar Rp. 1
miliar lebih (Berkas Korupsi Dua Kepala Kampung Diserahkan
ke Jaksa, 2022).
Masalah terkait anggaran dan dana Desa juga terjadi di
Kota Jayapura, tepatnya di Desa Kayu Batu. Dimana masyarakat
mengeluhkan bahwa kepala desa tidak menjalankan tugas dan
fungsi dengan baik selama kurang lebih 3,5 tahun, banyak proyek
pembangunan yang tidak selesai, dan kurangnya laporan
pertanggungjawaban terkait penggunaan dana desa
(Wambukomo and Utami, 2018).
Selanjutnya, permasalahan yang menjadi fokus penelitian
penulis terletak di Kelurahan Entrop, yang sangat penting untuk
diperhatikan. Meskipun Alokasi Dana Desa telah terealisasi
setiap tahun, namun masih terdapat permasalahan penyerapan
anggaran yang kurang optimal. Dampak dari kurang optimalnya
penyerapan anggaran dana Desa di Kelurahan Entrop yaitu
kurangnya saluran drainase di sekitar 50% wilayah tersebut yang
mengakibatkan terjadinya banjir setiap kali turun hujan dan
masalah ini terjadi setiap tahun. Terlihat pada gambar 2 banjir
yang terjadi di Kelurahan Entrop pada 7 Januari 2022
mengakibatkan banyak rumah warga dan transportasi
masyarakat yang terendam banjir (Sosial, 2021).
Masalah selanjutnya yaitu terkait infrastruktur jalan yang
tidak memadai di Kelurahan Entrop yang sampai saat ini tidak
ada penyelesaiaannya. Padahal telah ditegaskan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2018-2022
Pemerintah Kota Jayapura terkait perencanaan infrastruktur jalan
dalam skala kota (Daerah, 2022).
Dalam menghadapi kasus penyimpangan penggunaan
dana desa yang semakin meningkat, pemerintah harus
melakukan perbaikan dalam menerapkan prinsip-prinsip
manajemen publik yang baik (Pengelolaan et al., 2019).

Sumber: Wahyuningrum (2022)


Gambar 2. Banjir di Kelurahan Entrop tahun 2022

Dalam dunia pemerintahan desa, terdapat ukuran


buruknya tata kelola yang terlihat dari munculnya berbagai
skandal dan penyalahgunaan dana desa. Beberapa teori yang
menjadi acuan dalam penelitian ini yang pertama adalah
partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat menurut Hetifah
Sj. Soemarto adalah proses ketika warga sebagai individu
maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta
ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan kebijakan-kebijakan yang langsung mempengaruhi
kehidupan mereka. Partisipasi masyarakat sangatlah penting
dalam pengelolaan dana desa karena dapat meningkatkan
keterlibatan masyakarat secara aktif dalam pengambilan
keputusan dan memperkuat kontrol sosial (Made et al., 2008).
Teori selanjutnya yaitu akuntabilitas dan transparansi.
Menurut Turner dan Hulme akuntabilitas merupakan sesuatu
yang harus dilakukan oleh lembaga-lembaga sektor publik yang
wajib untuk fokus pada pertanggungjawaban horizontal
terhadap masyarakat sebagai bagian dari kewajiban mereka,
selain dari bertanggung jawab secara vertikal kepada otoritas
yang lebih tinggi. Menurut Mardiasmo transparansi merujuk
pada keterbukaan dan aksesibilitas informasi serta kejelasan
dalam keputusan dan tindakan yang diambil oleh individu,
organisasi, atau pemerintah. Hal ini memungkinkan pihak lain
untuk memahami secara jelas dan akurat tentang kebijakan,
proses dan tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas (18
Pengertian Akuntabilitas Menurut Para Ahli, 2023; Novatiani et
al., 2019).
Adapun penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Putri dan Maryono (2022) tentang Pengaruh Transparansi,
Akuntabilitas, Partisipas Masyarakat, Dan Kompetensi Aparat
Desa Terhadap Pengelolaan Dana Desa pada desa di Kabupaten
Wanasari. Hasil yang ditemukan bahwa pengelolaan dana desa
dipengaruhi secara signifikan oleh transparansi, akuntabilitas,
partisipasi masyarakat, dan kompetensi aparat desa secara
bersamaan. Namun, ketika dianalisis secara terpisah,
transparansi ternyata tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pengelolaan dana desa (Putri dan Maryono,
2022).
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Yanto dan
Aqfir (2021) mengenai Pengaruh Transparansi, Partisipasi, dan
Akuntabilitas terhadap Kinerja Pengelolaan Dana Desa dan Dana
Desa di Desa Salumpaga. Hasil dari penelitian ini adalah secara
simultan maupun secara parsial, tidak ditemukan adanya
pengaruh yang signifikan antara Transparansi, Partisipasi, dan
Akuntabilitas terhadap kinerja pengelolaan dana desa dan
alokasi dana desa.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Maryono
(2022) didapati bahwa adanya research gap yang menunjukan
hasil bahwa transparansi tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengelolaan dana desa.
Dalam mengatasi fenomena penyerapan dana desa yang
kurang optimal, maka berbagai alternatif dapat dilakukan.
Seperti meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan terkait penggunaan dana desa, kemudian
pengembangan sistem pengelolaan dana desa yang akuntabel
dan transparan. Dalam menerapkan berbagai alternatif dalam
mengatasi kesenjangan yang terjadi tentunya ada tantangan yang
harus dihadapi, seperti keterbatasan pengetahuan masyarakat
tentang pengelolaan dana desa dan pembangunan desa, sehingga
kurangnya minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan dana desa. Kemudian keterbatasan anggaran dan
keterampilan dalam penggunaan teknologi informasi oleh
pemerintah desa, dan kurangnya kesadaran dan kerjasama dari
pemerintah desa dalam menjalankan pengawasan dan audit
tersebut. Walaupun ada beberapa hambatan dalam upaya-upaya
tersebut namun, ada faktor yang menjadi pendukung yaitu
adanya kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
partisipasi dalam pengelolaan dana desa. Kemudian, adanya
teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan
keuangan dan pembangunan desa, dan adanya dukungan dan
kerjasama dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan
Pemeriksa Keuangan Provinsi (BPKP) dalam melakukan
pengawasan dan audit pengelolaan dana desa. Dengan
mengimplementasikan alternatif-alternatif tersebut secara
sinergis, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan
dana desa dan mendorong terciptanya pembangunan desa yang
berkelanjutan dan berkeadilan (Hulu, Harahap dan Nasution,
2018; Atiningsih and Ningtyas, 2019).

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana pengaruh partisipasi masyarakat terhadap
pengelolaan dana desa di Kelurahan Entrop Kota
Jayapura ?
2) Bagaimana pengaruh akuntabilitas terhadap pengelolaan
dana desa di Kelurahan Entrop ?
3) Bagaimana pengaruh transparansi terhadap pengelolaan
dana desa di Kelurahan Entrop ?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, terdapat
research gap dalam penelitian sebelumnya yang menyebabkan
perbedaan hasil yang didapatkan. Oleh karena itu, penelitian
ini dilakukan untuk pengujian kembali terhadap pengaruh
partisipasi masyarakat, akuntabilitas, dan transparansi
terhadap pengelolaan dana desa di Kelurahan Entrop.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini penting bagi pengembangan ilmu dan
pemecahan masalah aktual dalam pengelolaan dana desa di
Indonesia, khususnya di Kota Jayapura. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi aparat pengelola dana desa dalam meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa
di Kelurahan Entrop dan juga dapat menjadi referensi bagi
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa.

Anda mungkin juga menyukai