Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa menyatakan bahwa keuangan desa adalah semua hak

dan kewajiban desa yang dapat di nilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang

dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa, selain itu

keuangan desa tersebut harus dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel,

partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Pengelolaan keuangan desa dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri RI No. 37 Tahun 2007 pasal 4 ayat 7 tentang pedoman pengelolaan

keuangan daerah. Pengelolaan keuangan Desa yang baik dengan prinsip-prinsip

membutuhkan Akuntabilitas, transparansi dan pemahaman perangkat desa yang

dimaksudkan agar aparatur desa dapat berperilaku sesuai dengan etika dan aturan

hukum yang berlaku dengan memberi kewajiban atas pengelolaan Sumber Daya

Publik kepada pihak pemberi mandat (Principle) atau pihak yang berkepentingan

(Mahmudi, 2015 ; 9). Keberadaan akuntabilitas begitu vital terhadap terciptanya

penyelenggaraan pemerintahan yang baik, demokratis dan amanah. Kelembagaan

pemerintahan yang berakuntabilitas publik berarti lembaga tersebut senantiasa dapat

mempertanggungjawabkan segala kegiatan yang diamanatkan kepada lembaga

tersebut. Sementara transparansi merupakan suatu kebebasan untuk mengakses

1
2

aktivitas politik dan ekonomi pemerintah dan keputusannya. Transparansi

memungkinkan semua stakeholders dapat melihat struktur dan fungsi pemerintahan,

tujuan dari kebijakan dan proyeksi fiskalnya serta laporan pertanggungjawaban

periode yang lalu. Transparansi juga dimaksudkan adalah pemberian pelayanan

publik yang bersifat terbuka, mudah dan dapat di akses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. Dikatakan

transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk

mengetahui dan dapat mengakses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa

dan pemahaman perangkat desa juga sangat penting dalam pengelolaan keuangan

desa. Prinsip transparansi atau keterbukaan yaitu memberikan arti bahwa anggota

masyarakat memiliki hak dan akses yang samam untuk mengetahui proses anggaran

karena menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat banyak.

Pertanggungjawaban aparat desa dalam mengidentifikasi masalah-masalah

yang terjadi di desa akan menurunkan mutu dari suatu sistem akuntansi yang ada di

desa tersebut. Pengidentifikasian terhadap pencatatan, penganalisian dalam setiap

pencatatan di sistem akuntansi keuangan akan membawa perubahan yang positif

terhadap akuntansi keuangan desa. Permasalahan dalam akuntabilitas pengelolaan

keuangan desa dapat di lihat dari keakuratan sistem akuntansi suatu desa, transparansi

yang selalu dilakukan per periodenya, keandalan informasi yang dimiliki oleh

perwakilan desa akan membawa perubahan dengan membandingkan hasil yang

dikelola mereka dengan yang dikelola oleh orang lain. Pada masa sekarang

keakuratan dalam sistem akuntansi keuangan desa dipertanyakan oleh banyak orang,
3

karena melihat fasilitas dan juga perangkat desanya yang memang kurang di saring

oleh badan perwakilan desa. Adanya pertanggungjawaban yang baik akan sistem

akuntansi keuangan yang dilakukan oleh perangkat desa akan membawa desa dan

sistem akuntansinya kearah keakuratan dalam pengelolaan keuangannya, atau dapat

dikatakan orang-orang akan lebih mempercayainya. Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengungkapkan sejauh mana pengaruh pemahaman perangkat desa terhadap

pengelolaan keuangan desa di Kecamatan Biru-Biru. Maka peneliti melihat

bagaimana sebaiknya pengelolaan dana desa dikelola dari sudut pandang

akuntabilitas, transparansi dan pemahaman perangkat desa dalam mewujudkan tata

kelola yang baik.

Fenomena pengelolaan keuangan desa merupakan suatu hal yang menarik

untuk dikaji lebih lanjut dan menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat didesa

yang tidak mengetahui bagaimana perencanaan dan pengelolaan keuangan desa di

desanya masing-masing, berdasarkan artikel dan beberapa sumber yaitu :

Gambar 1.1

Grafik Jumlah Dana Desa

Sumber : Kompas.com, 2020


4

1. Pemerintah telah mengucurkan dana desa sejak 2015, anggarannya diseluruh

tanah air Rp. 20,7 triliun, tahun 2016 naik jadi Rp. 47 triliun, tahun 2017 dan

2018 masing-masing Rp. Triliun sedangkan 2019 akan menggelontorkan Rp.

70 triliun.

https://nasional.kompas.com/read/2019/02/26/17333511/total-dana-desa-

2019-2024-rp-400-triliun?page=all, 25/11/2018

2. Masih terdapat penyelewengan dana desa di sejumlah daerah yang

mengakibatkan menurunnya pengawasan dan pembinaan pengelolaan

keuangan desa.

https://tirto.id/mengurai-benang-kusut-pengelolaan-dana-desa-cunY,

11/08/2017

3. Adanya dugaan korupsi penyimpangan pengelolaan keuangan desa, dan ada

dua pos anggaran yang diduga diselewengkan oleh Kepala Desa Boyolali.

https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4681720/seorang-kades-di-

boyolali-jadi-tersangka-korupsi-keuangan-desa, 26/08/2019

4. Telah terjadi penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan desa, yang

menyebabkan kegiatan peberdayaan masyarakat tidak dilaksanakan.

https://panturapost.com/dugaan-kasus-korupsi-dana-desa-polres-brebes-juga-

tahan-mantan-kades-wanacala/, /02/07/2019

5. Terdapat penggunaan dana desa yang tidak transparan yang mengakibatkan

warga datangi Kantor Kecamatan Biru-Biru.

https://asarpua.com/pengunaan-dana-desa-tidak-transparan-warga-datangi-

kantor-camat-biru-biru/, 24/07/2018
5

6. Terkait penyelewengan bantuan dana desa tahuna Anggaran 2018, Kepala

Desa Tanjung Sena Kecamatan Biru-Biru dipanggil pihak Inspektorat.

https://radarindo.co.id/2018/12/27/sumaterautara/deli-serdang/inspektorat-

deliserdang-panggil-kades-tanjung-sena/, 27/12/2018

Selain fenomena diatas juga ditentukan ada beberapa penelitian terdahulu

yang berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh signifikan dan tidak

berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan desa, yaitu :

Tabel 1.1 Riset Gap

Variabel Variabel Dependen Berpengaruh Tidak Berpengaruh


Independen
Akuntabilitas Risya Umami, Melisa Eka Sari,
Idang Nurodin Fefri Indra, Salma
(2017). Matia Taqwa (2019).
Andriani (2019). Tegar Zudewa
Kumalasari (2016). Putra (2019).
Transparansi Risya Umami, Fitri Sukmawati,
Idang Nurodin Alfi Nurfitriani
(2017). Matia (2019). Muhamad
Pengelolaan
Andriani (2019). Rian Naufal
Keuangan Desa
Kumalasari (2016). (2018).
Pemahaman Nur Ida Yesina, Kurniawan, Putra
Perangkat Desa Norita Citra Adi (2019).
Yulianti, Dania Wulandari Sari
Puspitasari (2018). (2018).
Setiana Yuliana
(2017). Denny
Kurnia (2019)
Sumber: dari berbagai jurnal, 2020

Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi dan Pemahaman


6

Perangkat Desa Terhadap Pengelolaan Keuangan Desa (Studi Kasus Di Desa

Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang)”.

1.2 Batasan Masalah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan masalah dalam

penelitian ini, maka penulis perlu membatasi masalah agar lebih terperinci dan jelas

sehingga pemecahannya lebih terarah. Adapun batasan masalahnya sebagai berikut :

1. Tahun pengamatan hanya pada tahun 2019 dalam pengelolaan keuangan desa.

2. Lokasi penelitian di semua desa pada Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli

Serdang.

3. Responden pada penelitian ini adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa, dan Kaur

Keuangan di setiap desa.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Apakah akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan

desa di Kecamatan Biru-Biru?

2. Apakah transparansi berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan

desa di kecamatan Biru-Biru?

3. Apakah pemahaman perangkat desa berpengaruh signifikan terhadap

pengelolaan keuangan desa di Kecamatan Biru-Biru?


7

4. Apakah Akuntabilitas, Transparansi dan Pemahaman Perangkat Desa

berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan desa di Kecamatan

Biru-Biru?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh akuntabilitas pengelolaan

keuangan desa di Kecamatan Biru-Biru.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh transparansi terhadap

pengelolaan keuangan desa di Kecamatan Biru-Biru.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemahaman perangkat desa

terhadap pengelolaan keuangan desa di Kecamatan Biru-Biru.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh akuntabilitas, transparansi, dan

pemahaman perangkat desa terhadap pengelolaan keuangan desa di

Kecamatan Biru-Biru.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan akan

memberikan manfaat bagi semua pihak diantaranya :

1. Bagi Penulis

Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan dalam bidang akuntansi sektor publik yaitu mengenai pentingnya


8

prinsip akuntabilitas, transparansi dan pemahaman perangkat desa dalam

Pengelolaan Keuangan Desa khususnya pada desa Kecamatan Biru-Biru.

2. Bagi Pemerintah Desa

Bagi aparatur desa diharapkan penelitian ini akan bermanfaat dalam

mengambil setiap kebijakan dalam pengelolaan keuangan Desa untuk dapat

meningkatkan akuntabilitas maupun transparansi, sehingga akan menciptakan

kesejahteraan masyarakat dan masyarakat di desa pada Kecamatan Biru-Biru

ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat desa.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi referensi bahan kajian mahasiswa lain dan menjadi

pertimbangan penting bagi peneliti yang serupa pada masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai