Anda di halaman 1dari 13

CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958

E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA DESA DALAM


PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA TEGALREJO
KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2016
Muhammad Dwi Nurfaisal1
Dyah Mutiarin2
Sakir3
1
Magister Ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2
Program Studi Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3
Program Studi Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Email: faisaldwinn3@gmail.com

ABSTRAK
Dana Desa merupakan hak yang dimiliki oleh desa. Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa menjelaskan bahwa keuangan desa harus dikelola dengan
memperhatikan azaz-azas akuntabel, transparan, partisipatif, serta dilaksanakan
dengan tertib dan disiplin anggaran. Berazazkan pada akuntabilitas, pemerintah
desa memiliki kewajiban untuk mengelola Dana Desa dan
mempertanggungjawabkannya. Dana Desa salah satunya diperuntukkan dalam
pembangunan infrastruktur yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan
masyarakat pedesaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis akuntabilitas
pengelolaan dana desa untuk pembangunan infrastruktur desa. Penelitian ini
menggunakan metode kualitati dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara dan dokumentasi yang bersumber dari pemerintah desa, masyarakat,
dan BPD. Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa akuntabilitas pengelolaan
dana desa untuk pembangunan infrastruktur Desa Tegalrejo kurang baik. Hal
tersebut disebabkan oleh berberapa masalah yang tediri dari: Belum ada rincian
waktu terkait waktu pelaksanaan; Kurang transparan dalam menyampaikan laporan
pengelolaan anggaran; Belum semuanya masyarakat berpartisipasi aktif dalam
pelaksanaan pembangunan infrastruktur; Belum maksimal dalam pemanfaatan
Sistem Informasi Desa (SID) sebagai sarana untuk menginformasikan laporan
pengelolaan Dana Desa; Perangkat desa yang kurang berkoordinasi dengan
masyarakat terkait pelaksanaan pembangunan infrastruktur.

Kata kunci: akuntabilitas; pengelolaan dana desa; pembangunan infrastruktur

ABSTRACT
The Village Fund is a right owned by the village. Law No. 6 of 2014 on Villages
explains that village finances should be managed with due regard to accountable,
transparent, participatory, and implemented principles with discipline and
budgetary discipline. Based on accountability, the village government has an

58
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

obligation to manage the Village Fund and to account for it. The Village Fund is
one of them devoted to the development of infrastructure whose output can benefit
the welfare of rural communities. This study aims to analyze the accountability of
village fund management for infrastructure development located in Tegalrejo
Village, Gedangsari District, Gunungkidul Regency. This study uses a qualitative
method. Data collection techniques used are interviews and documentation sourced
from village government, community, and BPD. The finding in this research is that
accountability of village fund management for Tegalrejo Village infrastructure
development is poor. This is caused by several problems that consist of: no details
of time related to the time of implementation program; less transparent in
delivering budget management reports; not all communities have been actively
participating in the implementation; has not been maximized in the utilization of
Village Information System (SID) in the form of website as a means to inform
Village Fund management report; and village apparatus that lack coordination
with the community related to the implementation of infrastructure development.

Keywords: accountability; village fund management; infrastructure development

PENDAHULUAN (RKUN) sebagai tempat


Kemandirian desa merupakan penyimpanan uang negara dan telah
keharusan yang dimiliki desa sejak di tetapkan oleh menteri keuangan
disahkannya Undang-Undang Nomor selaku bendahara negara. Kemudian
6 Tahun 2014 tentang Desa. UU Desa di transfer ke daerah melalui
tersebut memberikan kewenangan Rekening Kas Umum Daerah
kepada desa agar dapat memiliki (RKUD) yaitu tempat penyimpanan
kemandirian sehingga dapat memiliki uang daerah yang telah ditetapkan
daya saing yang baik. Salah satu oleh bupati/walikota untuk
kemandirin desa merupakan bentuk menampung seluruh penerimaan
penyelenggaraan pembangunan yang daerah dan membayar seluruh
dilaksanakan oleh pemerintah desa. pengeluaran daerah. Selanjutnya desa
Tujuannya adalah sebagai cara menerima transfer dari daerah melalui
meningkatkan kesejahteraan dan Rekening Kas Desa (RK Desa) yang
kualitas hidup yang lebih baik serta diperuntukkan sebagai tempat
sebagai penanggulangan kemiskinan penyimpanan uang untuk penerimaan
masyarakat pedesaan. Untuk dana dari daerah dan membayar
mewujudkan tujuan pembangunan seluruh pengeluaran desa yang di
desa tersebut, maka setiap desa catatat dalam APB Desa. Kemudian
mendapatkan Dana Desa. masing-masing pemerintah desa
Dana Desa merupakan dana harus mempertanggungjawabkan
yang berasal dari APBN yang disebut penggunaan Dana Desa (akuntabel)
dengan Rekening Kas Umum Negara

59
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

dan transparan dalam pengelolaan merupakan penerima Dana Desa


Dana Desa tersebut. terbesar yang berada di Kecamatan
Katarina (dalam Fajar, 2016) Gedangsari Kabupaten Gunungkidul
menjelaskan pengelolaan keuangan serta mendapatkan amanat untuk
publik harus berasaskan akuntabilitas, mengelola Dana Desa tersebut
pemerintah selaku pengelola dengan memprioritaskan
keuangan publik harus melakukan pembangunan. Total dana yang
yang pertama yaitu, harus memiliki diterima Desa Tegalrejo untuk
perundang-undangan yang menjamin pembangunan yaitu sebesar Rp
pemerintah untuk mempublikasikan 818.533.600 dan salah satu
transparansi anggaran kepada penggunaannya untuk pembangunan
masyarakat agar bisa diakses oleh insfrastruktur. Jumlah dana tersebut
masyarakat. Kedua, Pemerintah sesuai dengan yang telah di
harus: (a) mempublikasikan rencana rencanakan dalam Rencana Kerja
penggunaan anggaran kepada Desa (RKP Desa) Tegalrejo dalam
masyarakat, (b) melakukan prioritas pembangunan pada tahun
pertemuan secara rutin bersama 2016. Pembangunan yang
masyarakat sekurang-kurangnya dilaksanakan Pemerintah Desa
setiap tiga bulan sekali, seperti Tegalrejo juga harus memenuhi asas
Musyawarah Rencana Pembangunan Akuntabel, sebagaimana yang
(Musrenbang), (c) mempublikasikan diamanatkan dalam Permendagri No.
hasil laporan keuangan, (d) memiliki 113 Tahun 2014 Pasal 2 ayat 1.
kedekatan yang proaktif kepada Akuntabilitas Pemerintah Desa
masyarakat terkait publikasi Tegalrejo dalam pelaksanaan
transparansi anggaran melalui pembangunan infrastruktur di tahun
website, (e) mengalokasikan Sumber 2016 harus diikuti dengan
Daya Manusia (SDM) untuk transparansi anggaran yang nantinya
mentransformasikan informasi masyarakat Desa Tegalrejo
kepada masyarakat, (f) profesional mengetahui apa yang menjadi
dalam melayani masyarakat, (g) dari prioritas pembangunan yang
semua point tersebut, harus tertera dilaksanakan Pemerintah Desa
dalam undang-undang. Tegalrejo di tahun 2016. Oleh karena
Berangkat dari tema besar yang itu, penelitian ini menganalisis
dibahas, maka Desa Tegalrejo akuntabilitas pengelolaan Dana Desa
merupakan obyek yang tepat untuk untuk pembangunan infrastruktur di
menggali informasi akuntabilitas Desa Tegalrejo Tahun 2016.
pemerintah desa dalam mengelola
Dana Desa khusus yang METODE PENELITIAN
diperuntukkan dalam pembangunan Penelitian menggunakan model
infrastruktur. Desa Tegalrejo metode deskriptif kualitatif.

60
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

Pengumpulan data yang digunakan


yaitu dengan cara melakukan 1. Kesesuaian pengelolaan Dana
wawancara dengan pihak terkait atau Desa untuk Pembangunan
pemilik data serta mengolah dokumen Infrastruktur dengan Peraturan
yang ditulis ulang menjadi paragraf. yang Berlaku.
Moleong (2016:6) menjelaskan Undang-undang Nomor 6
bahwa penelitian kualitatif adalah Tahun 2014 tentang Desa
penelitian yang bermaksud menyebutkan bahwa keuangan
memahami fenomena tentang apa desa merupakan hak dan
yang dialami oleh subjek penelitian, kewajiban desa yang berbentuk
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, uang dan barang untuk
dan tindakan dengan cara deskripsi melaksanakan kepentingan desa.
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, Penggunaan Dana Desa salah
pada suatu konteks khusus yang satunya yaitu untuk membiayai
alamiah dengan memanfaatkan pembangunan infrastruktur.
berbagai metode alamiah. Penelitian Pengelolaan Dana Desa yang
kualitatif dirasa sangat tepat untuk diperuntukan dalam pembangunan
digunakan dalam penelitian yang insfrasturuktur di Desa Tegalrejo
akan dilakukan, karena penelitian ini harus memiliki tiga tahap dalam
sangat memberikan kesempatan yang pengelolaannya, yaitu thap
luas kepada peneliti untuk perencanaan, pelaksanaan hingga
memfokuskan ke dalam tahapan yang terakhir adalah
permasalahan yang akan diteliti evaluasi. Penggambaran tiga
secara mendalam. Teknik Pendekatan tahapan tersebut adalah sebagai
wawancara dan pengumpulan data berikut:
terkait akuntabilitas pengelolaan
Dana Desa dalam pembangunan Gambar 1
infrastruktur di Desa Tegalrejo pada Tahapan Pengelolaan Dana Desa
tahun 2016.
Perencanaa
HASIL DAN PEMBAHASAN n

Akuntabilitas pengelolaan Pelaksanaan

Dana Desa di Desa Tegalrejo


memiliki beberapa klasifikasi dalam Evaluasi
perencanaan hingga evaluasi.
Mengukur akuntabilitas pengelolaan
Dana Desa oleh Pemerintah Desa Sumber: Diolah dari Peraturan Bupati
Tegalrejo, memiliki empat indikator Gununungkidul Nomor 49
Tahun 2015 tentang Pedoman
yaitu sebagai berikut: Pengelolaan Keuangan
Desa.

61
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

mengingat Kabupaten Gungkidul


Undang-undang Nomor 6 merupakan salah satu kabupaten
Tahun 2014 tentang Desa berlokasi di Provinsi DIY yang
menejelaskan bahwa dalam memiliki potensi sektor pariwisata
pengelolaan Dana Desa harus sesuai yang besar. Mempersiapkan hal itu,
dengan peraturan yang berlaku. Pemerintah Desa Tegalrejo akan
Perencanaan pengelolaan Dana Desa mengembangkan potensi wisata yang
untuk pembangunan infrastruktur di dimilikinya. Desa Tegalrejo memiliki
Desa Tegalrejo harus memiliki Curug Tegalrejo dan kampung
kesesuaian antara RPJM Desa dengan pembuatan batik yang Bulan Agustus
RKP Desa. Seperti yang terjadi di 2017 telah diresmikan oleh Sri Sultan
lapangan (Desa Tegalrejo) ditemukan Hamengkubuwono X.
bahwa RPJM Desa Tegalrejo hanya Kemudian Dana Desa yang
diperuntukkan pada tahun 2014-2019, diperuntukkan dalam pembangunan
sedangkan di dalam Perbup infrastruktur berjumlah Rp
Gunungkidul No.49 Tahun 2015 403.533.600 atau 29,7% dari total
menyebutkan bahwa RPJM Desa keseluruan Rp 818.533.600 Dana
harus memiliki perencanaan selama Desa yang diperuntukkan dalam
enam tahun atau selama satu periode sektor pembangunan secara
pemerintahan desa. Melihat peraturan keseluruhan di Desa Tegalrejo. Tabel
tersebut dapat ditemukan indikasi keseuaian antara anggaran yang ada
ketidaksesuaian antara penyusunan dalam dokumen RPJM Desa, RKP
RPJM Desa dengan peraturan yang Desa, dan APB Desa Tegalrejo dapat
berlaku. dilihat pada tabel di bawah ini:
Menyikapi hal itu, Pemerintah
Desa Tegalrejo memberikan Tabel 1
klarifikasi bahwa pihaknya Anggaran Program Pembangunan
menyadari jika RPJM Desa Tegalrejo Infrastruktur Dasar Desa yang
tidak sesuai dengan peraturan yang bersumber dari Dana Desa Tahun
ada. Oleh kerana itu Pemerintah Desa 2016
RPJM RKP Desa APB Desa
Tegalrejo pada tahun 2018 akan Uraian Desa Tegalrejo Tegalrejo Keterangan
merevisi RPJM Desa menjadi jangka Tegalrejo (Rp) (Rp)
(Rp)
waktu untuk perencanaan Pembangunan 20.000.000 20.000.000 20.000.000 Sesuai
Jalan Desa
pembangunan tahun 2014-2020 atau Pembangunan 110.000.000 110.000.000 110.000.000 Sesuai
enam tahun dalam satu periode Jalan Pemukiman
11 Padukuhan
pemerintahan serta menyesuaikan Pembangunan 181.000.000 181.000.000 181.000.000 Sesuai
Turap Talut
dengan RPJMD Kabupaten Bronjongan Jalan
Gunungkidul. RPJMD Kabupaten Desa
Pembangunan 67.533.600 67.533.600 67.533.600 Sesuai
Gunungkidul memiliki fokus Saluran Drainase
Gorong-gorong
pembangunan di sektor pariwisata,

62
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

Rehabilitasi 25.000.000 25.000.000 25.000.000 Sesuai


Pemeliharaan Cor
pengelolaan Dana Desa yang
Rabat/Turap/Talut/ diperuntukkan dalam pembangunan
Brojongan jalan
desa infrastruktur.
Jumlah 403.533.600 403.533.600 403.533.600
BPD dan Masyarakat Desa
Sumber: Diolah dari dokumen RPJM
Desa, RKP Desa, dan APB Desa
Tegalrejo memiliki wewenang untuk
Tegalrejo Desa Tegalrejo tahun mengiring perjalanan pengelolaan
2016. Dana Desa yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa Tegalrejo mulai dari
Berdasarkan keterangan dalam proses perencanaan hingga evaluasi.
tabel di atas, bahwa adanya Seperti yang terjadi di lapangan
kesesuaian antara keuangan yang bahwa dalam setiap kegiatan
dicatat dalam dokumen RPJM Desa, pelaksanaan khususnya
RKP Desa dan APB Desa Tegalrejo pembangunan infrastruktur,
tahun 2016. Selain kesesuaian di atas, masyarakat dan BPD selalu dilibatkan
bahwa untuk mengukur akuntabilitas dalam pelaksanaanya. Kapasitas yang
dalam pengelolaan Dana Desa harus dimiliki BPD menjadikan sangat
adanya kesesuaian pelaksanaan sentral untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan Dana Desa untuk pelaksanaan pemerintahan. Hasil
pembangunan infrastruktur dengan wawancara dengan Ketua BPD
peraturan yang berlaku serta adanya Tegalrejo, Jumadi menjelaskan
kesesuaian evaluasi pengelolaan dana bahwa Pemerintah Desa Tegalrejo
desa untuk pembangunan dalam pelaksanaan yang khususnya
infrastruktur dengan peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan Dana
berlaku. Pelaksanaan pembangunan Desa selalu melibatkan BPD sebagai
infrastruktur di Desa Tegalrejo harus pengawas dan perwakilan dari
memiliki pengawasan. Peraturan masyarakat Desa tegalrejo untuk
Bupati Gunungkidul Nomor 49 mengetahui dan mengawal keuangan
Tahun 2015 tentang Pedoman desa. Keuangan desa yang nantinya
Pengelolaan Keuangan Desa diperuntukkan dalam pembangunan
menyebutkan bahwa BPD adalah infrastruktrur harus disetujui dan
perwakilan dari masyarakat yang disampaikan kepada pemerintah di
dipilih berdasarkan demokrasi atasnya dan kepada masyarakat Desa
keterwakilan wilayah di desa. BPD Tegalrejo (wawancara tanggal
memiliki tugas sebagai pengawas 23/10/2017 pukul 10.00 WIB).
pengelolaan keuangan desa yang Secara keseluruhan kesesuaian
pembiayaannya berada dalam APB pengelolaan dana desa untuk
Desa. Dalam pelaksanaannya BPD pembangunan infrastruktur dengan
memiliki wewenang yang sangat peraturan yang berlaku masih kurang
mendasar dalam pengelolaan baik. Terlepas dari kesesuaian antara
keuangan desa, khususnya anggaran untuk pembangunan

63
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

insfrastruktur yang tercatat dalam pembangunan infrastruktur yang telah


RPJM Desa, RKP Desa dan APB di tentukan. Namun dalam dokumen
Desa Tegalrejo tahun 2016, adanya pelaksanaan tersebut hanya sebatas
ketidaksesuaian antara RPJM Desa waktu yang dibutuhkan untuk
yang diatur dalam Perbup menyelesaikan program
Gunungkidul No. 49 Tahun 2015. pembangunan infrastruktur, tidak ada
Perbup tersebut menjelaskan bahwa rincian kapan waktu pelaksaannya
RPJM Desa harus untuk perencanaan seperti yang dijelaskan pada tabel 1.2
pembangunan selama enam tahun berikut ini:
atau satu periode pemerintahan Tabel 2
kepala desa, sedangkan RPJM Desa Kesesuaian antara Rencana
yang ada di Desa Tegalrejo hanya Waktu dan Realisasi Waktu
untuk lima tahun (2014-2019). Pembangunan Infrastruktur
Desa Tegalrejo Tahun 2016
2. Kesesuaian Perencanaan dan No Uraian Rencana Realisasi Keterangan
Waktu Waktu
Realisasi Pengelolaan Dana Desa
1 Pembanguna Selesai Selesai Sesuai
serta Waktu Pelaksanaan n Jalan Desa dalam 30 dalam 30
Pembangunan Infrastruktur hari hari
2 Pembanguna Selesai Selesai Sesuai
Pengelolaan Dana Desa harus
n Jalan dalam 60 dalam 60
memiliki kesesuaian antara Pemukiman hari hari
perencanaan dan realisasi anggaran 11
Padukuhan
serta waktu perencanaan program.
3 Pembanguna Selesai Selesai Sesuai
Hal tersebut bertujuan untuk n Turap dalam 90 dalam 90
memastikan pengelolaan Dana Desa Talut hari hari
Bronjongan
dapat dirasakan manfaatnya oleh
Jalan Desa
masyarakat. Selain itu, untuk 4 Pembanguna Selesai Selesai Sesuai
menjamin tercapainya tujuan n Saluran dalam 30 dalam 30
pembangunan desa sesuai dengan Drainase hari hari
Gorong-
target yang telah di tetapkan. gorong
Pengelolaan Dana Desa untuk 5 Rehabilitasi Selesai Selesai Sesuai
pembangunan infrastruktur di Desa Pemeliharaa dalam 30 dalam 30
n Cor Rabat hari hari
Tegalrejo pada tahun 2016 yang Turap talut
pertama telah adanya kesesuaian Sumber: Diolah dari dokumen
antara perencanaan dan realisasi Laporan
anggaran untuk pembangunan Pertanggungjawaban
pelaksanaan pembangunan
infrastruktur. Sementara dari segi Desa Tegalrejo tahun 2016.
waktu pelaksanaan pembangunan
infrastruktur secara waktu realisasi Kesesuaian antara rencana
penyelesaiannya sudah sesuai dengan waktu dan realisasi waktu
rencana waktu pelaksanaan pembangunan infrastruktur Desa

64
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

Tegalrejo pada tahun 2016 masih


kurang baik. Karena dalam Gambar 2
perencanaan dan pelaksanaan Alur Pertanggungjawaban
pembangunan infrastruktur di Desa Pengelolaan Dana Desa dalam
Tegalrejo tidak dilampirkan kapan Pembangunan Infrastruktur di
waktu pelaksanaan kegiatannya, Desa Tegalrejo Tahun 2016
hanya ada jangka rencana dan
Penyerahan LPJ Kepala desa
pelaksanaan kegiatannya saja,
kepada kepala desa menyerahkan LPJ
kepada BPD
3. Transparansi Pengelolaan Dana
Desa dalam Program
Penyusunan LPJ BPD memberikan LPJ
Pembangunan Infrastruktur oleh kaur kepada masing-
oleh Pemerintah Desa pembangunan masing kepala dusun
Transparansi dalam
pengelolaan Dana Desa akan
Pelaksanaan Kepala dusun
menjadikan masyarakat lebih percaya
kegiatan oleh memberikan LPJ
terhadap pemerintah desa karena masyarakat kepada masyarakat
masyarakat dapat mengetahui apa Sumber: Diolah dari data primer, 2017
yang telah direncanakan dan di
laksanakan oleh pemerintah Desa Pertanggungjawaban
Tegalrejo khususnya untuk pengelolaan Dana Desa yang
pembangunan infrastruktur. Selain dilakukan Pemerintah Desa Tegalrejo
itu, pengelolaan Dana Desa dapat dalam pembangunan infrastruktur
dipertanggungjawabkan tahun 2016 terdapat enam alur yaitu:
penggunaannya kepada masyarakat. Pertama, masyarakat dilibatkan
Sebagaimana yang disampaikan oleh langsung dalam pelaksanaan
Sugiman selaku Kepala Desa pembangunan infrastruktur. Langkah
Tegalrejo menjelaskan bahwa ini agar masyarakat merasa lebih puas
Pertanggungjawaban penggunaan dan bentuk pembangunan
Dana Desa dalam pembangunan infrastruktur yang diharapkan oleh
infrastruktur menurut sudah masyarakat akan sesuai dengan yang
disesuaikan dengan Perbup diharapkan; Kedua, kepala urusan
Gunungkidul No. 49 Tahun 2015. bidang pembangunan Desa Tegalrejo
Berikut ini merupakan alur membuat Laporan
pertanggungjawaban transparansi Pertanggungjawaban dalam bentuk
pengelolaan Dana di Desa Tegalrejo dokumen dan lisan kepada Kepala
untuk pembangunan infrastruktur Desa Tegalrejo; Ketiga, kepala urusan
tahun 2016: bidang pembangunan memberikan
Laporan Pertanggungjawaban kepada
kepala desa dalam setiap kegiatan

65
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

yang berkaitan dengan pembangunan Desa Tegalrejo dalam rangka


disampaikan kepada kepala desa pelaksanaan peraturan desa tentang
dalam rincian yang mendalam, APB Desa.
kemudian untuk mengkaji ulang dan Keenam, masyarakat menerima
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Laporan Pelaksanaan Pemerintahan
pembangunan infrastruktur dalam Desa Tegalrejo untuk pembangunan
bentuk rapat internal pemerintah desa infrastruktur tahun 2016 dalam
sebelum disampaikan oleh sebuah pertemuan yang di adakan
masyarakat. oleh masing-masing dusun.
Keempat, kepala desa Selanjutnya setelah pertemuan
menerima laporan dari kepala urusan tersebut masing-masing kepala dusun
pembangunan, kemudian kepala desa akan melakukan pertemuan dengan
memberikan Laporan masing-masing Ketua RT dengan
Pertanggungjawaban kepada BPD masyarakat yang berada di wilayah
Tegalrejo, kemudian mengadakan masing-masing pedukuhan untuk
pertemuan dengan kepala dusun dan menyampaikan hasil laporan yang
lima perwakilan tokoh masyarakat disampaikan kepala desa kepada
Desa Tegalrejo untuk memaparkan masyarakat Desa Tegalrejo
laporan kegiatan yang telah (koordinasi perdusun).
dilaksanakan Pemerintah Transparansi pengelolaan
DesaTegalrejo. Kelima, BPD keuangan Desa Tegalrejo tahun 2016
memberikan laporan kepada kepala masih kurang baik. Sebagaimana
dusun untuk disampaikan kepada yang dijelaskan oleh Purwanto selaku
masyarakat. Kepala dusun memiliki warga masyarakat Desa Tegalrejo
kapasitas sebagai koordinator yang bahwa Pemerintah Desa kurang aktif
dapat memberikan laporan kepada dalam menggunakan website untuk
masyarakat terkait bentuk menginformasikan laporan kegiatan
penyampaian laporan desa masih belum diunggah dalam
pertanggungjawaban program kerja website seperti yang terlihat pada
Pemerintah Desa Tegalrejo. gambar di bawah ini:
Kemudian BPD memiliki peranan
yang penting bersama masyarakat
seperti yang tertera dalam Perbup No.
49 Tahun 2015 yang berbunyi, BPD
melakukan pengawasan secara umum
terhadap pengelolaan keuangan desa
dalam rangka pelaksanaan peraturan
desa tentang APB Desa. BPD
Tegalrejo memiliki fungsi mengawasi
transparansi pengelolaan keuangan

66
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

pengelolaan dana dawesa untuk


Gambar 3 pembangunan infrastruktur kurang
Website Desa Tegalrejo baik disebabkan oleh berberapa faktor
yaitu sebagai berikut:
Pertama, dari segi perencanaan
yang melibatkan masyarakat,
Pemerintah Desa Tegalrejo
cenderung hanya melibatkan
masyarakat yang selalu setuju dengan
kebijakan yang ditentukan oleh
pemerintah desa. Sedangkan
Sumber: Diolah dari website Desa masyarakat yang benar-benar
Tegalrejo, 2017 memikirkan keberlangsungan
pengelolaan Dana Desa agar tepat
Kemudian, contoh selanjutnya sasaran (kritis), malah tidak di
adalah penyampaian informasi yang libatkan dalam Musrenbang Desa
berbentuk laporan perdusun terkait Tegalrejo. Kedua, pelaksanaan
pembangunan jalan dusun, pembangunan infrastruktur di Desa
masyarakat baru diberi informasi jauh Tegalrejo pada tahun 2016 selalu
setelah pelaksanaan pembangunan melibatkan masyarakat baik
jalan dusun terlaksana, dan hasilnya keterlibatan bentuk fisik maupun
tidak sesuai dengan apa yang telah finansial. Kemudian setiap
direncanakan terutama dalam bentuk pelaksanaan kegiatan dimasing-
anggaran. Contohnya adalah masing proyek pembangunan
pembelian semen yang harga di toko infrastruktur, diinformasikan melalui
per sak semen adalah Rp 40.000, papan informasi yang disediakan tiap
sedangkan di laporan di lambungkan dusun dan tiap obyek pelaksanaan
harganya menjadi Rp 45.000. biar kegiatan pembangunan infrastruktur.
bagaimanapun juga yang memilih Ketiga, bentuk evaluasi yang
bahan untuk bangunan adalah dari melibatkan masyarakat dalam
masyarakat, dan masyarakat juga transparansi pengelolaan Dana Desa
mengetahui harganya. Kemudian di untuk pembangunan infrastruktur di
periode ini Pemerintah Desa Desa Tegalrejo diantaranya adalah:
Tegalrejo tidak begitu cepat dalam Keluhan masyarakat yang
pembangunan khususnya menyampaikan adanya selisih jumlah
pembangunan infrastrukturnya anggaran antara jumlah anggaran
(wawancara tanggal 22 Oktober 2017 yang sesuai di pasar dengan realisasi.
pukul 11.45 WIB). Kemudian dalam penyampaian
Berdasarkan temuan tersebut bentuk Sistem Informasi Desa (SID)
dapat dianalisi bahwa akuntabilitas website desa yang masih kurang baik.

67
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

Hal itu disebabkan karena SDM yang kali dalam setiap program kegiatan
kurang memadai untuk menjalankan pembangunan, di dalam rapat tersebut
tugas ini dan harus adanya membahas tentang pelaksanaan
pendampingan terhadap pengelolaan program kegiatan pembangunan dan
website desa agar dapat membahas tentang swadaya
menyampaikan bentuk laporan desa masyarakat yang diikutsertakan
bukan hanya dalam program dalam pelaksanaan program
pembangunan infrastruktur saja, pembangunan infrastruktur.
namun dalam keseluruhan program Selanjutnya yaitu musyawarah dusun
kerja kegiatan Pemerintah Desa yang dilaksanakan juga dalam satu
Tegalrejo, sehingga dapat tercapainya kali tiap program kegiatan, agenda di
pemerintahan yang transparansi dan dalamnya adalah membahas tentang
akuntabel. apa yang menjadi prioritas dalam
pembangunan infrastruktur dan
4. Partisipasi Masyarakat dalam membahas tentang lokasi
Program Pembangunan pelaksanaannya. Berikut ini
Infrastruktur Desa merupakan bentukan partisipasi
Partisipasi masyarakat masyarakat Desa Tegalrejo dalam
sangatlah penting dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan
program yang dilakukan oleh infrastruktur:
pemerintah desa, salah satunya adalah Tabel 3
keikutsertaan masyarakat dalam Bentuk Partisipasi Masyarakat
pembangunan infrastruktur. Karena dalam Perencanaan
bagaimanapun juga masyarakat Pembangunan Desa
adalah tujuan utama dalam N Nama Waktu Keterangan
o Kegiatan Pelaksanaa
pelaksanakan arah kebijakan oleh n
pemerintah desa yang memiliki 1 Rapat RT Satu kali membahas
program pelaksanaan
tujuan meningkatkan kesejahteraan kegiatan program
bagi masyarakat pedesaan. Partisipasi kegiatan dan
swadaya
masyarakat dalam pembangunan masyarakat
infrastruktur desa dibagi menjadi tiga 2 Musyawara Satu kali tiap Membahas
h Dusun program pelaksanaan
yaitu, partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembanguna
perencanaan, pelaksanaan, dan n di tiap titik
yang menjadi
evaluasi program pembangunan prioritas
infrastruktur desa. 3 Rapat Setiap hari Monev
Koordinasi senin kegiatan
Partisipasi masyarakat dalam Perwakilan pelaksanaan
perencanaan program pembangunan Stakeholder pembanguna
s Desa n
infrastruktur Desa Tegalrejo diawali Tegalrejo infrastruktur
dengan adanya rapat pembahasan tiap 4 Musrenbang Satu kali di Masyarakat
akhir tahun hadir dan
RT dengan waktu pelaksanakan satu mengevaluasi

68
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

program disimpulkan bahwa akuntabilitas


pelaksanaan
pembanguna pengelolaan dana desa untuk
n pembangunan infrastruktur di Desa
infrastruktur
selama satu Tegalrejo kurang baik. Hal ini
tahun dikarenakan berberapa faktor yaitu
Sumber: Diolah dari data primer, sebagai berikut: Belum ada rincian
2017. waktu terkait waktu pelaksanaan
program pembangunan infrastruktur;
Partisipasi masyarakat Desa Kurang transparan dalam
Tegalrejo dalam pengelolaan dana menyampaikan laporan pengelolaan
desa untuk pembangunan anggaran dalam pembangunan
infrastruktur dapat disimpulkan infrastruktur; Belum semuanya
bahwa partisipasi tersebut sesuai masyarakat berpartisipasi aktif dalam
dengan teori dari Soetrisno (1995), pelaksanaan pembangunan
bahwa ada dua model partisipasi infrastruktur; Belum maksimal dalam
masyarakat, yaitu partisipasi murni pemanfaatan Sistem Internet Desa
dan semu. Pertama, partisipasi murni (SID) sebagai sarana untuk
yaitu keterlibatan masyarakat dalam menginformasikan laporan
menganalisis bentuk laporan pengelolaan Dana Desa untuk
pelaksanaan kegiatan, dan pembangunan infrastruktur; dan
keikutsertaan Masyarakat Desa Perangkat desa yang kurang
Tegalrejo dalam pelaksanaan berkoordinasi dengan masyarakat
kegiatan hingga melakukan swadaya terkait pelaksanaan pembangunan
masyarakat untuk pelaksanaan infrastruktur.
pembangunan infrastruktur seperti
temuan analisis di atas. Kedua, DAFTAR PUSTAKA
partisipasi semu dikaitkan dengan Astuty, E., & Fanida, E. H. (2013).
rapat koordinasi yang dilaksanakan Akuntabilitas Pemerintah
oleh Pemerintah Desa Tegalrejo tidak Desa dalam Pengelolaan
melibatkan masyarakat yang aktif Anggaran Pendapatan dan
dalam mengkritisi kinerja Belanja Desa (APBDES)
pemerintah, melainkan yang (Studi pada Alokasi Dana
dilibatkan hanya masyarakat yang Desa Tahun Anggaran 2011
berpihak pada pemerintah desa untuk di Desa Sareng Kecamatan
melaksanakan program pembangunan Geger Kabupaten
infrastruktur. Madiun). Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
KESIMPULAN Husein, S, K. H. (2017). Evaluasi
Berdasarkan hasil penelitian Pemanfaatan Dana Desa
dan analisis di atas, maka dapat untuk Pembangunan

69
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol.05, No.01, April 2019


Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

Infrastruktur. Yogyakarta: Nyoman. (1991). Pembangunan Desa


Universitas Muhammadiyah Berwawasan Lingkungan.
Yogyakarta. Jakarta: Bumi Aksara. 1991.
Henry, Stepanus. (2013). Partisipasi Hal 48.
Masyarakat Dalam Safi’I. (2009). Manajemen
Pembangunan di Kelurahan Pembangunan Daerah “Teori
Sungai Keledang Kecamatan dan Aplikasi”. Malang:
Samarinda Seberang Kota Averroes Press.
Samarinda. Jurnal Ilmu Soetrisno, L. (1995). Menuju
Pemerintahan, Vol.1, No.2, Partisipasi Maasyarakat.
612-625. Yogyakarta: Kanisius.
Fajar, T. (2016). Sistem Akuntabilitas Undang-undang Nomor 6 Tahun
Keunangan Desa (Studi 2014 tentang Desa.
Kasus: Desa Temuwuh dan Peraturan Bupati
Terong, Kecamatan Dlinglo, Gununungkidul Nomor 49
Kabupaten Bantul). Tahun 2015 tentang Pedoman
Yogyakarta: Universitas Pengelolaan Keuangan Desa.
Muhammadiyah Yogyakarta. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Riyanto, T. (2015). Akuntabilitas Desa Tegalrejo Tahun 2016.
Finansial Dalam Pengelolaan Laporan Pertanggungjawaban
Alokasi Dana Desa (ADD) Di Pelaksanaan Pembangunan
Kantor Desa Perangat Desa Tegalrejo tahun 2016.
Selatan Kecamatan Rencana Pembangunan Jangka
Marangkayu Kabupaten Kutai Menengah Desa Tegalrejo
Kartanegara. Samarinda: Tahun 2014-2019.
Universitas Mulawarman. Rencana Kerja Pemerintah Desa
Sina, A, I. (2017). Implementasi Tegalrejo Tahun 2016.
Transparansi dan
Akuntabilitas sebagai Upaya
Pencegahan Korupsi (Studi
pada DPC PKB di Ngawi).
Surakarta: IAIN Surakarta.
Moleong, J. 2009. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 113 Tahun
2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.

70

Anda mungkin juga menyukai