Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Perdesaan juga memegang peranan yang sangat penting bagi
keberlangsungan suatu negara. Namun sering kali akses komunikasi informasi
terbatas di suatu wilayah perdesaan. Seiring dengan berjalannya perkembangan
Informasi dan Komunikasi menjadi kunci dalam kesuksesan pembangungan di
perdesaan. Oleh karena itu, diperlukannya kebijakan yang memfasilitasi
pengembangan dan pemberdayaan Lembaga komunikasi perdesaan .Kesenjangan
akses terhadap informasi dan teknologi antar perdesaan dan perkotaan merupakan
masalah yang berkepanjangan, dimana daerah perkotaan lebih mudah mengakses
informasi ketimbang di perdesaan. Hal ini yang menjadi masalah yakni adanya
ketidaksetaraan dari segi Pembangunan, Pendidikan , dan pemberdayaan ekonomi.
Peran pemerintah daerah dalam bidang informasi dan komunikasi di era sekarang
sangat lah penting, di era modern sekarang tidak banyak juga yang belum bisa
mengakses informasi dan komunikasi terkhususnya di daerah terpencil dan
Kawasan perdesaan.
Internet sudah menjadi sebuah kebutuhan, bahkan bagi masyrakat
Indonesia. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh platfom manajemen media
sosial Hootsuite dan agen pemasaran sosial we are social bertajuk ”Global
Digital Report 2020”, hamper 64% penduduk Indonesia terhubung dengan
internet. Studi yang dipublikasikan pada akhir januari 2020 menunjukan
penunggunaan internet di Indonesia mencapai 175,4 juta jiwa sedangkan
penduduk Indonesia totalnya yakni sekitar 272,1 jita jiwa dibandingkan tahun
2019, sekarang jumlsh pengguna internet meningkat sekitar 17% atau setara
dengan 25 juta pengguna (Fitriani, 2020).
Kelompok Informasi Mayarakat atau yang disingkat dengan (KIM) adalah
sebuah Lembaga Komunikasi Perdesaan yang dibentuk dari implementasi

1
2

kebijakan pengembangan dan pemberdayaan. Kelompok Informasi Masyarakat ini


dibentuk oleh Masyarakat itu sendiri sesuai dengan kebutannya. Kebijakan
tentang pengembangan dan pemberdayaan Lembaga komunikasi mayarakat ini
dilakukan guna meningkatkan kemampuan masyarakat agar lebih berperan aktif
dalam proses Pembangunan. Dengan adanya kelompok informasi masyarakt ini
juga penghubung pemerintah untuk menyebarluaskan informasi-informasi publik
atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah kepada masyrakat
diperdesaan.
Menurut Yulia, M. (2015). Keberadaan Lembaga komunikasi perdesaan
merupayan upaya pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan model
komunikasi dengan rakyat bukan komunikasi untuk rakyat.
Sebagi bagian dari kebijakan untuk mengatasi hambatan informasi di
Masyarakat, pemerintah mengeluarkan Peraturan Mentri Informasi dan
Komunikasi Nomor 17 Tahun 2009 tentang penyebaran informasi secara Nasional
oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang terkait. Sebagai
tindak lanjut dari kebijakan tersebut mentri komunikasi dan informasi pun
mengeluarkan Peraturan No.08/Per/M.Kominfo/6/2010 tentang Pedoman
Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial.
Kabupaten Pangandaran merupakan Kabupaten Pemekaran dari Kabupaten
Ciamis Jawa Barat, Kabupaten Pangandran terletak di bagian Selatan Jawa Barat
yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah Kabupaten
Pangandaran juga sudah melaksanan kebijakan pengembangan dan pemberdayaan
Lembaga komunikasi sosial atau yang sering disebut komunikasi informasi
Masyarakat (KIM. Pada Peraturan Daerah Kabupaten Pangandaran Nomor 04
Tahun 2021-2026 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
terdapat sebuah permasalahan dimana Kelompok Informasi Masyarakat kurang
optimal di tingkat kecamatan diantraanya karena masih rendahnya pelatihan
dalam penggunakan teknologi informasi ditingkat kecamatan dan juga belum
optimalnya penyebaran informasi di kalangan Masyarakat.
Pada Perda Kabupaten Pangandaran No.04 Tahun 2021 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Derah Tahun 2021-2026, disana disebutkan
3

bahwasannya Kelompok Informasi Masyarakat di Kabupaten Pangandaran masih


belum optimal diantaranya karena kurangnya sumber daya manusia, pelatihan
mengenai teknologi informasi masih rendah dikalangan Masyarakat, dan juga
penyebaran informasi publik belum optimal.

Gambar 1.1
Jumlah KIM di Kabupaten Pangandaran
(Sumber : Dinas Kominfo Kabupaten Pangandran Tahun
2021)

Bisa dilihat bawasannya jumlah KIM di Kabupaten Pangandaran dari tahun


ketahun tidak mengalami peningkatan dan tetap berada diposisi stagnan. Di
Kabupaten Pangandaran kelompok informasi sosial masyarakat telah terbentuk
sebanyak 2 Kelompok Informasi Masyarakat, tersebar di 10 Kecamatan dan 93
Desa, dengan bidang aktifitas meliputi Kelompok Pemandu Informasi Wisata, dan
Kelompok Home Industri Gula Merah.

Dan faktanya sampai saat ini implementasi pengembangan dan


pemberdayaan lembaga komunikasi perdesaan di kabupaten pangandaran belum
optimal, dan juga belum adanya regulasi khusus yang mengatur tentang ini.

Tujuan dari penelitian ini Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi


Implementasi Kebijakan Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga
Komunikasi Perdesaan di Kabupaten Pangandaran Diharapkan bahwa penelitian
ini akan memberikan kontribusi kepada perkembangan ilmu, khususnya ilmu
pemerintahan dan pembangunan masyarakat desa.

1.2 Rumusan Masalah


4

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian


ini adalah : Bagaimanakah Implementasi Kebijakan Pengembagan dan
Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Perdesaan Di Kabupaten Pangandaran ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Kebijakan
Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Perdesaan Di
Kabupaten Pangandaran.

1.4 Kegunan Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang diantaranya :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Kegiatan teoritis dari hasil peneliti adalah agar hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan rujukan
atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang
Implementasi Kebijakan Pengembangan Dan Pemberdayaan Lmbaga Komunikasi
Perdesaan Di Kabupaten Pangandaran yang nantinya akan menjadi bahan acuan
dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan dimasa yang akan datang
khususnya untuk pengembangan pengetahuan tentang implementasi kebijakan
pengembangan dan pemberdayaan Lembaga komunikasi perdesaan.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Manfaat penelitian bagi penulis yaitu memperdalam pemahaman tentang
permasalahan yang diteliti sehingga menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai implementasi kebijakan pengembangan dan pemberdayaan
Lembaga komunikasi perdesaan.
b. Bagi Universitas Galuh
Memberikan informasi mengenai hasil implementasi kebijakan kebijakan
pengembangan dan pemberdayaan Lembaga komunikasi perdesaan dan juga
menambah kepustakaan pada program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan Universitas Galuh.
c. Bagi Instansi Terkait dan Instansi lainnya
5

Sebagai motivasi dalam implementasi kebijakan kebijakan pengembangan


dan pemberdayaan Lembaga komunikasi perdesaan agar bisa mewujudkan
implementasi pada suatu tujuan instansi terkait ataupun instansi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai