Anda di halaman 1dari 6

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat terhadap Pentingnya Pendidikan di

Indonesia
Kelompok Bellator
Theresia Averina Florentina, Adinda Putri Kusumawardhani
Alexander Jerico Nehemia Sinaga

Pendidikan adalah investasi jangka panjang dari seluruh aspek kehidupan yang harus
ditata, dipersiapkan sedemikian rupa dan diberikan sarana prasarananya dengan harapan
semua orang dapat mengenyam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan suatu hal mendasar
yang menjadi kewajiban seluruh warga negara sebagai penunjang kemajuan bangsa.
Pendidikan juga merupakan tonggak pembangunan masa depan agar dapat mencapai
peradaban,yang mana melalui pendidikan masyarakat diharapkan memiliki sumber daya
manusia berkualitas. Tentunya, hal ini berkaitan dengan kualitas pendidikan di setiap negara
dan kesadaran akan betapa pentingnya pendidikan itu sendiri.
Salah satu indikator Sustainable Development Goals (SDGs) pada poin ke-4 adalah
quality education, yaitu tercapainya tujuan pendidikan berkualitas di semua negara. Saat ini
kualitas pendidikan di masing-masing negara berbeda. Beberapa negara berada pada urutan
terbawah, salah satu nya Indonesia. Pada tahun 2018 hasil studi Programme for International
Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati
peringkat ke-10 terbawah di dunia dan peringkat ke-5 di ASEAN. Pada riset terbaru yang
dilakukan oleh CEOWORLD magazine, salah satu media asal New York Amerika Serikat
menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 70 dari 93 negara. Hal ini menjadi nilai
penting yang harus dibenahi pemerintah juga masyarakat untuk mewujudkan pendidikan yang
berkualitas.
Salah satu faktor sebagai penunjang pendidikan berkualitas adalah awareness atau
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan itu sendiri. Kesadaran masyarakat
akan pentingnya pendidikan di Indonesia masih sangat lah rendah, khususnya pada
masyarakat daerah terpencil. Perspektif yang buruk akan dunia pendidikan serta
ketidaktahuan pentingnya pendidikan dalam kehidupan. Pengaruh budaya dan adat istiadat
juga tidak terlepas dari faktor rendahnya kesadaran masyarakat. Stigma tentang perkawinan
anak yang di wajarkan, juga pemikiran pendek masyarakat dalam masa depan. Persepsi
masyarakat inilah yang perlu diubah, agar mereka menyadari bahwa pendidikan sangat
teramat penting sebagai tonggak utama bangsa. Solusi-solusi yang telah kami rangkai
sedemikian rupa tidak hanya menunjang poin Sustainable Development Goals (SDGs)
keempat yaitu pendidikan berkualitas tetapi juga menunjang poin-poin SDGs lainnya seperti
poin pertama yaitu pemberantasan kemiskinan, poin kedelapan pekerjaan layak dan
pertumbuhan ekonomi, poin kesepuluh mengurangi kesenjangan dan poin yang ketujuh belas
yaitu bekerja sama mencapai tujuan.
Dengan mengaplikasikan solusi-solusi yang akan kami tawarkan, masyarakat akan
lebih teredukasi dan mengetahui tujuan hidup mereka dengan lebih jelas. Lewat solusi
penyiaran pula daerah-daerah 3T (Terdepan Terluar dan Tertinggal) dapat memiliki akses
terhadap pendidikan. Kondisi ini secara tidak langsung akan membentuk kehidupan
masyarakat sejahtera yang berkelanjutan, yang mana nantinya akan meningkatkan jumlah
penduduk yang memiliki pekerjaan layak dan tingkat ekonomi yang tercukupi. Demi
mencapai tujuan bersama yaitu Indonesia maju, diperlukan kerjasama dan dukungan penuh
dari masyarakat serta lembaga-lembaga nasional untuk mewujudkannya melalui solusi ini.
Berikut solusi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan:

1. Meningkatkan awareness masyarakat melalui :


a. Peninjauan Ulang Undang-Undang Penyiaran No.32 tahun 2002 dan P3SPS
(Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran)
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tidak terlepas dari siaran, entah itu media
televisi, radio, ataupun siaran digital lainnya. Dunia penyiaran menjadi salah satu aset untuk
memberitahu bahkan mempromosikan suatu hal atau program. Bukan hanya untuk bertukar
informasi, tetapi media penyiaran juga dapat menjadi salah satu layanan edukasi. Tentunya,
penyiaran juga memiliki fungsi pada dunia pendidikan. Lewat dunia penyiaran pemerintah
sebagai pemangku kebijakan dan kewenangan memiliki tugas untuk memaksimalkan fungsi
siaran dalam pendidikan.
Salah satunya dengan konten program yang seimbang, antara pendidikan, kebudayaan
serta hiburan. Namun, sampai detik ini pemerintah masih belum memaksimalkan fungsi
siaran dengan baik, dimana kira-kira 60% siaran televisi di Indonesia hanya menampilkan
konten program hiburan. Dimana tidak jarang kita temui atau bahkan mulai mendominasi
konten program yang berbau amoral, disgusting, abusive, normalisasi pedofilia serta minor
yang tidak cocok untuk ditonton oleh kalangan anak dibawah umur.
Kualitas siaran dan kualitas pendidikan saling berkesinambungan dan memberikan
dampak terhadap masing-masing aspek, siaran merupakan sumber pengetahuan khalayak
umum dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dan cara berpikir
masyarakat masa kini maka dari itu sangat penting untuk mengorganisir siaran agar siaran
yang ditampilkan merupakan siaran-siaran yang berkualitas dan memberi dampak yang positif
bagi pengonsumsinya.
Tentunya kita semua cukup bertanya-tanya, mengapa konten program di televisi
Indonesia semakin hari semakin jauh dari pedoman dasar. Konten pendidikan atau isu-isu
kebudayaan hanya berada pada satu stasiun resmi pemerintah, sedangkan stasiun televisi
swasta mendapatkan kebebasan dalam konten program mereka. KPI serta pemerintah
harusnya perlu berbenah, dengan meninjau ulang undang-undang penyiaran No.32 tahun 2002
serta merevisi P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran). Karena
sampai detik ini, menurut hasil indeks Kualitas Siaran Periode II tahun 2019 Indonesia hanya
memiliki nilai kualitas siaran sebesar 2,9% dan masih belum memenuhi standar ketetapan KPI
yaitu sebesar 3,0%.
Pemerintah dapat memulai bekerja sama dengan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
dan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) terhadap wacana konten program siaran yang
seimbang. Seperti di negara Amerika Serikat, dimana terdapat aturan bahwa setiap stasiun
televisi harus memberikan program pendidikan di jam tertentu atau paling tidak konten
edukasi sebanyak 20% setiap harinya.
Pengkajian ulang dan revisi terhadap Undang-Undang Penyiaran No.32 tahun 2002
dan P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) diharapkan dapat
menjangkau masyarakat terutama siswa -siswi yang tinggal di daerah 3T (Terdepan Terluar
dan Tertinggal) agar dapat tetap mendapatkan akses terhadap pendidikan meskipun sering
terjadi kendala sinyal serta guna meratakan kesenjangan pendidikan yang ada di Indonesia
b. Peningkatan Sosialisasi dan Kualitas Aplikasi Belajar dari Kemendikbud
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Indonesia menempati peringkat ke 4 dalam penggunaan internet di dunia, dimana riset
menunjukkan ada 202 juta masyarakat Indonesia yang bergantung pada internet setiap
harinya. Fokus masyarakat terhadap media sosial, serta aplikasi-aplikasi penunjang lainnya.
Aplikasi menjadi salah satu alat untuk menunjang proses pendidikan juga, terlebih dalam
kondisi pandemi seperti sekarang. Dalam hal ini pemerintah sudah memiliki aplikasi untuk
menunjang proses belajar siswa. Telah banyak aplikasi pendidikan maupun edukasi yang
tersedia. Diantaranya ada Rumah Belajar, Meja Kita, Icando, IndonesiaX, Kelas Pintar, Cisco
Webex, Sekolahmu dll.
Aplikasi belajar dari pemerintah sendiri adalah Rumah Belajar, dimana didalamnya
terdapat fitur-fitur sebagai bahan belajar antara guru dan siswa. Akan tetapi, penggunaan
aplikasi-aplikasi pendidikan diatas belum mencapai hasil yang maksimal. Khususnya, aplikasi
Rumah Belajar. Sampai detik ini pembelajaran virtual atau daring yang dilaksanakan setiap
hari nya hanya sebatas membagikan link Youtube atau tugas dari buku/scan soal. Hal ini
menjadi pertanyaan bagi pemerintah, Bagaimana agar proses sosialisasi dan edukasi terhadap
aplikasi belajar dapat diberlangsungkan.
Pemerintah dan sekolah harusnya bekerja sama dengan baik dalam memaksimalkan
penggunaan nya, namun hal ini masih sangat kurang, sehingga para siswa tidak mengetahui
atau bersikap acuh terhadap adanya aplikasi belajar yang telah disediakan. Hingga detik ini,
menurut survei UNICEF 66% siswa di Indonesia mengeluhkan akan proses pendidikan yang
monoton dari rumah. Berdasarkan jumlah rating yang berada di Play store dan App store,
perbedaan rating antara 3 aplikasi belajar sangatlah berbeda. Yakni di Play store rating
aplikasi Rumah Belajar 3,6. rating aplikasi Ruangguru 4,6. serta rating aplikasi Zenius 4,8.
dan di App store rating aplikasi Rumah Belajar 4,2. rating aplikasi Ruangguru 4,8. dan rating
aplikasi Zenius 4,8. Seluruh rating Play Store dan App Store tersebut diakses pada tanggal 31
Juli 2021. Dari hasil rating setiap aplikasi belajar ini kita menyadari dan mengetahui, perlu
adanya peningkatan serta memperlengkap konten pembelajaran serta fitur-fitur dari aplikasi
belajar, khusus nya pada aplikasi Rumah Belajar milik pemerintah sendiri.

2. Program Kenal Profesi


Kenal Profesi Adalah program simulasi ataupun bermain peran suatu profesi dengan
maksud memberi dan mempermudah siswa berkesempatan mendapatkan informasi dan
wawasan macam-macam profesi. Agar anak-anak mampu mengembangkan bakat-minat, daya
imajinasi, daya kreativitas, serta cita-cita mereka
Berdasarkan cita-cita idaman anak-anak Indonesia versi survei Litbang KORAN
SINDO tahun 2017. Cita - cita anak indonesia masih umum seperti dokter, polisi dan guru.
Dengan program ini diharapkan siswa mampu mengenali profesi-profesi baru dalam bidang
sains dan teknologi terkini atau bahkan memberi pengetahuan umum profesi kepada anak -
anak daerah terpencil yang kurang mengetahui macam profesi umum. Alasan perlunya
mengetahui profesi sejak dini adalah untuk menumbuhkan motivasi dan cita-cita pada siswa
serta membantu mengarahkan minat terhadap suatu profesi. Sehingga siswa mulai mencari
dan mengetahui macam - macam profesi, karena bahan bakar terbesar untuk keberlanjutan
kegiatan belajar adalah mempunyai mimpi. Jadi marilah membentuk pola pikir siswa-siswi di
indonesia dan dunia untuk menggapai mimpinya bukan hanya demi nilai semata.

Kesimpulan
Aplikasi Rumah Belajar dioptimalkan dan sosialisasi lebih masif serta kajian UU
penyiaran guna meningkatkan kesadaran edukasi di masyarakat secara luas sangat
memungkinkan untuk dilakukan. Pengoptimalan aplikasi online Rumah Belajar dapat
dilakukan dengan memperlengkap materi-materi atau mengisi konten pembelajaran yang
masih belum tersedia agar aplikasi dapat dijamah oleh siswa-siswi, dapat dilakukan
sosialisasi di sekolah-sekolah dan promosi melalui media massa. Promosi dapat dioptimalkan
melalui online dikarenakan pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai
202,6 juta jiwa. Kuantitas ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada
Januari tahun 2020 lalu.
Kajian UU penyiaran juga bisa membantu memaksimalkan upaya peningkatan
kesadaran edukasi di masyarakat melalui media massa khususnya televisi. Penyiaran televisi
disisipi edukasi karena secara umum, diperkirakan penonton TV meningkat 50 persen
sepanjang 2020 menurut lembaga survei Arthur Charles Nielsen. Terakhir dalam pengenalan
macam profesi sejak dini untuk memberi kesempatan anak mengetahui dan menambah
wawasan jenis profesi di dunia.
Ketiga solusi diatas mampu dilakukan sesuai kondisi baik pandemi maupun tidak
pandemi dan terimplementasi secara jangka panjang kedepannya untuk pembangunan
berkelanjutan di Indonesia. Peningkatan kesadaran pentingnya edukasi serta pendidikan
secara gratis merupakan hal penting karena menjamin setiap siswa di suatu negara akan
mendapatkan pendidikan tertentu. Artinya setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk
mengakses jenjang pendidikan pada skala yang sama, terlepas dari mana seorang siswa
berasal. Hal ini memainkan peran penting dalam menciptakan kesetaraan di antara sesama
siswa selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) keempat yaitu "memastikan
pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar
sepanjang hayat untuk semua.”
Referensi:
PISA. 2018. Insight and Interpretations, https://www.oecd.org/pisa/PISA
%202018%20Insights%20and%20Interpretations%20FINAL%20PDF.pdf
Arief, Fiki. 2015. ”Pendidikan Tonggak Peradaban”,
https://www.kompasiana.com/akrie_style/5500bdaca33311d3725120d7/pendidikan-tonggak-
peradaban
Supriyatna, Irwan. 2020. “KPI Catat Lonjakan Penonton Televisi Sebesar 50 Persen Lebih
Berkat WFH” https://www.suara.com/bisnis/2020/03/26/205146/kpi-catat-lonjakan-penonton-
televisi-sebesar-50-persen-lebih-berkat-wfh?page=all
Satoso, Agus. 2012. “Sekilas tentang Aturan Konten TV Amerika”.
http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/24-dunia-penyiaran/31106-sekilas-tentang-aturan-
konten-tv-amerik
KPI. 2019. Survei Indeks Kualitas Siaran Televisi 2019 Periode 2.
http://www.kpi.go.id/index.php/id/publikasi/survei-indeks-kualitas-siaran-televisi
"Kominfo. 2021. "Pengguna Internet Indonesia Terbesar Ke-4 di Dunia"
https://m.republika.co.id/amp/qv56gb335
Faradila, Selli Nisrina , Jofie Yordan . 2019. “Menilik Kualitas Pendidikan Indonesia Menurut
PISA 3 Periode Terakhir“ https://m.kumparan.com/kumparansains/menilik-kualitas-
pendidikan-indonesia-menurut-pisa-3-periode-terakhir-1sO0SlXNroC/full
Zahara, Aprida . 2019."Rendahnya Kesadaran Masyarakat Mengenai Pentingnya Pendidikan"
https://www.kompasiana.com/zahara56768/5c41492baeebe15309242bb5/rendahnya-
kesadaran-masyarakat-mengenai-pentingnya-pendidikan
Khairifah, Vera. 2020."Sistem Pendidikan terbaik di Dunia"
https://www.cekaja.com/info/sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia
Survey Litbang Koran Sindo. 2017. "10 Cita-Cita Idaman Anak Indonesia, Dokter Paling
Diminati".
https://lifestyle.sindonews.com/beritaamp/1263701/166/10-cita-
cs://datareportal.com/reports/digital-2020-indonesia
Kemp, Simon. 2020. "Digital 2020 : Indonesia".
httpss://datareportal.com/reports/digital-2020-indonesia

Anda mungkin juga menyukai