Anda di halaman 1dari 10

Kebijakan Program Indonesia Pintar Melalui KIP Dalam Pemerataan Pendidikan di

Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Pengantar Administrasi Publik
Dosen Pengampu : Dr. Diana Hertati, M.Si

Kelompok 7
1. Ajeng Winnie Niswandi ( 23041010133 )
2. Melisha Fitria Regina N. ( 23041010139 )
3. Namira Sasqya Mega Putri ( 23041010151 )
4. Dini Raihanun Jannah ( 23041010153 )
5. Rendra Indra Pratama ( 23041010154 )

D041
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UPN “ VETERAN “ JAWA TIMUR
2023

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Teori ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Program Indonesia Pintar ........................................................................... 3
2.2 Kebijakan Program Indonesia Pintar Melalui Kartu Indonesia Pintar ....... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah suatu metode yang memuat tentang pelimpahan ilmu pengetahuan
yang terstruktur dari seseorang ditujukan terhadap orang lain untuk membuat manusia
dapat mengembangkan serta merubah kepribadian masyarakat yang dilakukan dengan
sadar melalui sebuah proses penyerapan ilmu baik dalam bentuk formal, non formal
maupun informal. Selain itu pendidikan juga menjadi wadah masyarakat guna memajukan
kualitas sumber daya manusia. Sebuah pendidikan adalah suatu hak yang dimiliki
masyarakat terhadap pemberian pelayanan pendidikan serta kesempatan belajar yang luas
dan diiringi dengan pemberian bantuan anggaran pendidikan berupa Kartu Indonesia
Pintar atau Program Indonesia Pintar untuk memenuhi sejumlah wilayah yang mengalami
ketidakmerataan pelayanan pada bidang pendidikan. (Ajeng Diah, 2022)
Salah satu fokus utama dalam pengembangan sistem pendidikan Indonesia adalah
pemerataan pendidikan. Ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
meningkatkan akses pendidikan di seluruh Indonesia. Pendidikan juga menjadi standar
yang terus diperbaiki dan disesuaikan seiring perkembangan zaman. Pemerataan
pendidikan ini juga merupakan realisasi dari program desentralisasi dimana program ini
lebih menitikberatkan terhadap pemerintah yang memiliki kewenangan dalam
menetapkan kebijakan - kebijakan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian untuk
mencapai pemerataan pendidikan yang merata di berbagai wilayah dibutuhkan kerjasama
atau koordinasi antara pemerintah dengan daerah yang dimana hal ini berkaitan untuk
merealisasikan pemerataan pendidikan. (Dimmera & Purnasari, 2020)
Salah satu upaya dalam pemerataan pendidikan di negara Indonesia adalah Kartu
Indonesia Pintar. Program ini ialah suatu kebijakan yang telah dibuat pemerintah guna
mengupayakan agar masyarakat memiliki pendidikan yang berkualitas. Hal ini terwujud
dalam penggalakan dana kip untuk memenuhi anggaran pendidikan masyarakat yang
sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan nomor 9
tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
19 tahun 2016 tentang petunjuk teknis program Indonesia pintar atau Kartu Indonesia
pintar. Kebijakan ini dibuat dengan memiliki tujuan agar masyarakat yang memiliki
keterbatasan dalam anggaran pendidikan dapat terpenuhi agar mencegah permasalahan

1
permasalahan seperti putus sekolah dan lain sebagainya. Namun , dalam hal ini perlunya
peran sekolah dalam mengimplementasikan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah berupa program Kartu Indonesia Pintar agar implementasi kebijakan ini
diberikan terhadap orang orang yang memang membutuhkan dan tidak salah sasaran
dalam pemberian program tersebut.
Dalam pemerataan pendidikan selain dari kebijakan pemerintah yang dikeluarkan
terhadap program Kartu Indonesia Pintar, pemerintah dapat memberikan sosialisasi atau
penyuluhan tentang bagaimana skala prioritas yang akan ditujukan dalam merealisasikan
program ini agar tidak mengalami salah sasaran. Selain itu, program Kartu Indonesia
Pintar ini juga memberikan dampak untuk menanggulangi kemiskinan serta meningkatkan
mutu kualitas pendidikan pada masyarakat agar tetap memiliki pendidikan yang
berkualitas tanpa adanya hambatan hambatan mengenai anggaran pendidikan sehingga
tercapainya pemerataan pendidikan. (Dimmera & Purnasari, 2020)
Namun, terdapat kasus dimana program ini disalahgunakan oleh siswa yang tidak
memenuhi kriteria kelayakan. Beberapa siswa yang mampu secara finansial juga telah
mendaftar untuk program ini, sehingga tujuan program ini tidak tercapai. Hal ini
menyebabkan program tersebut dikritik karena dianggap "salah sasaran" atau tidak tepat
sasaran. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengambil beberapa tindakan
untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara memastikan program ini bermanfaat bagi
mereka yang bener-benar membutuhkan. Proses seleksi digunakan untuk menentukan
kelayakan pelamar dengan mempertimbangkan kondisi keuangan keluarga pelamar, serta
prestasi akademiknya. Kementerian juga telah merevisi program untuk memberikan lebih
banyak bantuan keuangan kepada siswa. Meskipun pemerintah sudah mengambil tindakan
untuk mengatasi masalah ini, penting bagi siswa untuk memahami tujuan program ini dan
mengajukan permohonan hanya jika mereka memenuhi kriteria kelayakan. Hal ini akan
menjamin bahwa program ini akan membantu orang orang yang benar-benar
membutuhkan dan membantu meningkatkan akses terhadap pendidikan bagi siswa kurang
mampu di Indonesia

1.2 TEORI PENELITIAN


Dalam permasalahan ini pengambilan kepuutusan menggunakan teorin Rasional
Komprehensif. Dimana teori tersebut untuk mencapai tujuan yang paling efektif, yaitu
pemerintah membuat kebijakan Program Indonesia Pintar untuk mengatasi
ketidakmeratanya pendidikan yang disebabkan oleh mahalnya biaya pendidikan.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Program Indonesia Pintar


Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan suatu program yang digunakan untuk
membantu meringankan biaya pendidikan bagi anak- anak yang berasal dari keluarga
tidak mampu. Program ini membantu anak-anak yang berasal dari keluarga tidak
mampu untuk menjaga kelayakan pendidikan dasarnya. Dalam hal ini PIP merupakan
suatu kebijakan yang menjamin keberlangsungan pendidikan dasar anak-anak dari
keluarga miskin namun hanya di tingkat SD-SMA. PIP adalah bagian dari jaminan
sosial yang diberikan negara untuk masyarakat yang tidak mampu, dimana jaminan
sosial ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada anak-anak untuk dapat
menyelesaikan pendidikan di tingkat SD-SMA. Sehingga dapat diartikan bahwa PIP
merupakan salah satu program yang bermanfaat untuk meningkatkan Pendidikan dan
kecerdasan anak-anak bangsa. PIP membantu anak-anak yang berasal dari keluarga
tidak mampu secara ekonomi agar mereka tetap bisa menjalani pendidikan dan
menyelesaikan pendidikan dasar dengan baik (Retnaningsih, 2017). Program Indonesia
Pintar ini menjadi program kebijakan yang dibuat pemerintah guna menjadi upaya
pemerintah dalam mengatasi permasalahan pendidikan. Untuk memenuhi hak
setiap Warga Negara Indonesia (WNI) agar mendapatkan pendidikan,
pemerintah telah membuat kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP)
termasuk Kartu Indonesia Pintar, yang dikelola Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Kebijakan ini dibuat pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang
terjadi di masyarakat dikarenakan ketidakmerataan pendidikan yang dialamni oleh
masyarakat yang tidak mampu. Hal ini disebabkan oleh beberapa situasi, salah satunya
perekonomian masyarakat yang ada dalam kategori kelas bawah tidak mendukung untuk
mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Program ini diberikan dari Anggaran
Pendapatan Belanja dan Negara (Dimmera & Purnasari, 2020). Ada beberapa macam
Kartu Indonesia Pintar, masing masing dari kartu dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan
tujuan tertentu. (1) KIP SD memberikan dukungan kepada orang tua murid agar anak
anak mereka dapat mengikuti pendidikan awal dengan lebih baik. (2) KIP SMP berfokus
pada pendidikan menengah pertama. Pemerintah memberikan bantuan dengan cara
finansial program ini diharapkan mendukung siswa SMP dari keluarga tidak mampu

3
agar tidak putus sekolah akibat ekonomi keluarga yang tidak bagus. (3) KIP SMA
dibuat untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas. Dengan cara memberikan bantuan
finansial agar mendorong para siswa yang mendapatkan KIP untuk semangat
menyelesaikan pendidikan menengahnya dan membuka peluang lebih besar untuk
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja. (4) KIP
Kuliah, Program ini memiliki tujuan untuk membantu mahasiswa perguruan tinggi
dengan memberikan bantuan biaya pendidikan dengan cara memberikan dukungan
finansial kepada mahasiswa yang memenuhi syarat. Tetapi KIP kuliah memiliki
persyaratan, umumnya seperti IPK harus diatas 3. Ketika mahasiswa penerima KIP tidak
bisa mendapatkan IPK 2.75 maka pemerintah mempunyai hak untuk mencabut hak
bebas biaya di kampus yang dia sedang jalani. Pemerintah berharap dengan adanya KIP
kuliah ini membuka akses pendidikan tinggi bagi mereka yang keluarganya tidak
mampu.

2.2 Kebijakan Program Indonesia Pintar Melalui Kartu Indonesia Pintar


Dalam Instruksi Presiden No. 7 Juli 2014 memiliki amanat dalam Program
Indonesia Pintar (PIP) kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
menyiapkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan menyalurkan dana Program Indonesia Pintar
(PIP) bagi siswa yang orang tuanya tidak mampu membayar untuk pendidikan mereka.
Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar merupakan kelanjutan dari
Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang mencakup siswa pada jenjang pendidikan
SD/MI, SMP/MTS, SMK/SMA/MA, dan pelajar/warga yang belajar di Pusat Kegiatan
Belajar Mengajar (PKBM)/fasilitas kursus dan pelatihan yang berasal dari rumah
tangga/keluarga dengan kondisi perekonomian paling rendah di tanah air. Kartu Indonesia
Pintar diberikan kepada anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu yang memiliki Kartu
Keluarga Sejahtera (KKS) dengan tujuan agar seluruh anak usia sekolah dapat tetap
memenuhi kebutuhan sekolah mereka seperti biaya transportasi siswa, biaya perlengkapan
sekolah, dan uang saku yang dapat digunakan untuk biaya hidup sehari-hari. Diharapkan
dengan adanya program ini dapat melahirkan generasi unggul dan generasi muda
masyarakat mendapat pendidikan yang layak. Pemerintah menyediakan kartu pintar di
Indonesia untuk mengatasi permasalahan yang berkembang karena masih banyak siswa
usia sekolah yang putus sekolah karena kesulitan keuangan. Kartu pintar Indonesia sangat
diperlukan bagi siswa khususnya dari keluarga miskin, karena siswa dari keluarga miskin
berisiko tinggi putus sekolah. Dukungan ini hendaknya dapat dimanfaatkan mahasiswa

4
untuk memenuhi kebutuhan akademik seperti biaya perjalanan, dan juga biaya hidup
mereka, dan bagi siswa untuk bersekolah, perlengkapan sekolah dan uang jajan. Bukan
untuk keperluan yang lain yang dianggap tidak mendesak. Maka jika tersalurkan dengan
benar Program Indonesia Pintar ini diharapkan tidak ada lagi siswa yang putus sekolah
karena kekurangan biaya dan tingkat sumber daya manusia di Indonesia bisa meningkat
sehingga akan mencapai tujuan pembangunan nasional (Ismayani, Yus, Syaefuddin, &
Didik, 2019).
Rendahnya tingkat Pendidikan di Indonesia disebabkan kurangnya pemerataan akses
Pendidikan pada jenjang perguruan tinggi. Ini bisa dilihat dari Angka Partisipasi Kasar
(APK) di Indonesia pada tahun 2020 menunjukkan angka 30.85. Maka dari itu,
Pemerintah berusaha untuk dapat mengusahakan agar anak Indonesia yang tidak mampu
dalam segi ekonomi dan memiliki prestasi baik akademik maupun non akademik agar
dapat menempuh pendidikan hingga jenjang Perguruan Tinggi. Pemerintah Indonesia
menjalankan usaha ini melalui Kementerian Pendidikan dan Budaya yang membuat
Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah). Sebelum adanya Program Kartu
Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) melalui Kemenristekdikti, pemerintah telah
menjalankan Program Beasiswa Bidikmisi. Sejak tahun 2010, Beasiswa Bidikmisi telah
membantu banyak lulusan SMA/ SMK yang tidak mampu secara ekonomi untuk dapat
melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. Namun mulai tahun 2020, skema
pembiayaan pendidikan ini mengalami Perubahan. Pemerintah menjalankan
Program Indonesia Pintar ini mulai tahun ajaran (Kasmawanto, 2022).
Pemberian program Indonesia pintar melalui Kartu Indonesia Pintar sempat disebut
salah sasaran. Padahal yang berhak menerima program Indonesia pintar melalui kartu
Indonesia pintar adalah pelajar/mahasiswa yang berprestasi dan juga pelajar/mahasiswa
yang memiliki keterbatasan ekonomi. Namun, pada kenyataannya masih banyak
penerima program Indonesia pintar di luar ketentuan yang ada. Banyak
pelajar/mahasiswa yang menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan di luar sekolah
maupun kebutuhan yang bukan primer. Hal tersebut menjadi sorotan publik yang hangat
diperbincangkan karena banyak mahasiswa penerima bantuan dana KIP-K yang
kehidupan sosialnya bisa dibilang mampu. Tidak sedikit juga mahasiswa penerima dana
KIP-K yang kehidupannya lebih hedon dari pada mahasiswa non KIP-K bahkan
mahasiswa penerima KIP-K dalam hal akademiknya tergolong biasa saja. Hal ini terjadi
karena banyak data yang masih bisa dipalsukan.

5
Upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan program Indonesia pintar yang
tidak tepat sasaran adalah dengan melakukan seleksi berdasarkan data dari
perguruan tinggi maupun data pribadi, serta pemerintah memberikan wewenang kepada
pemerintah daerah, satuan pendidikan untuk mengawal implementasi pelaksanaan
Program Indonesia Pintar dan KIP Kuliah agar tepat sasaran dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. dan melakukan pemberhentian bantuan kepada penerima
Program Indonesia Pintar yang menggunakan bantuan di luar kebutuhan pendidikan.
(Dimmera & Purnasari, 2020)

6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa meberikan dukungan pendidikan
seperti adanya Kartu Indonesia Pintar diharapkan bisa membantu program Wajib Belajar
sehingga dapat melonggarkan beban biaya yang terlalu terbebani bagi masyarakat yang
berekonomi rendah. Adanya bantuan ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat dan
partisipasi masyarakat dalam melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Pelaksanaan pendidikan yang merata dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi
setiap warga Indoensia untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Pemerataan dan
perluasan merupakan salah satu cara dalam melaksanakan pembangunan nasional. Hal ini
bermaksud agar setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk belajar. Jenis kelamin,
agama, status sosial, dan ras tidak dapat mempengaruhi hak untuk mendapatkan pendidikan.
Dalam hal ini, pemerintah dan satuan pendidikan diharapkan untuk melakukan pembinaan
bagi masyarakat yang menerima KIP agar secara tidak langsung permasalahan tentang
pemerataan pendidikan melalui program Kartu Indonesia Pintar dapat membantu memajukan
kualitas mutu pendidikan masyarakat selain itu, pemerintah juga memberikan kewenangannya
terhadap satuan kependidikan agar dapat berperan dalam mengimplementasikan keputusan
kebijakan Kartu Indonesia Pintar. Dengan demikian tercapainya kualitas pendidikan
masyarakat dapat terwujud dengan adanya peranan pemerintahan dengan satuan kependidikan
yang berkontribusi dalam implementasian kebijakan tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ajeng Diah, D. D. (2022). Analisis Kebijakan Program Beasiswa Kartu Indonesia Pintar-
Kuliah (KIP-K) di Universitas Diponegoro. Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi
Kebijakan Vol. 5, Nomer 1, 1-22.
Dimmera, B. G., & Purnasari, P. D. (2020). Permasalahan dan Solusi Program Indonesia
Pintar dalam Mewujudkan Pemerataan Pendidikan di Kabupaten Bengkayang.
Permasalahan dan Solusi Program Indonesia Pintar dalam Mewujudkan Pemerataan
Pendidikan di Kabupaten Bengkayang, 24(-), 307-308.
Ismayani, M. S., Y. D., Syaefuddin, & D. K. (2019). Implementasi Program Indonesia Pintar
(PIP). Jurnal Cendekiawan Ilmiah Vol 4 No 1, 38-45.
Kasmawanto, E. N. (2022). Implementasi Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah di. Jurnal
Politik dan Sosial Kemasyarakatan Vol 14 No 1, 85-103.
Retnaningsih, H. (2017). rogram Indonesia Pintar: Implementasi Kebijakan Jaminan Sosial
Bidang Pendidikan. Aspirasi Vol 8, No 2, 161-177.

Anda mungkin juga menyukai