Indonesia
Kelompok 7
1. Ajeng Winnie Niswandi ( 23041010133 )
2. Melisha Fitria Regina N. ( 23041010139 )
3. Namira Sasqya Mega Putri ( 23041010151 )
4. Dini Raihanun Jannah ( 23041010153 )
5. Rendra Indra Pratama ( 23041010154 )
D041
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UPN “ VETERAN “ JAWA TIMUR
2023
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
permasalahan seperti putus sekolah dan lain sebagainya. Namun , dalam hal ini perlunya
peran sekolah dalam mengimplementasikan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah berupa program Kartu Indonesia Pintar agar implementasi kebijakan ini
diberikan terhadap orang orang yang memang membutuhkan dan tidak salah sasaran
dalam pemberian program tersebut.
Dalam pemerataan pendidikan selain dari kebijakan pemerintah yang dikeluarkan
terhadap program Kartu Indonesia Pintar, pemerintah dapat memberikan sosialisasi atau
penyuluhan tentang bagaimana skala prioritas yang akan ditujukan dalam merealisasikan
program ini agar tidak mengalami salah sasaran. Selain itu, program Kartu Indonesia
Pintar ini juga memberikan dampak untuk menanggulangi kemiskinan serta meningkatkan
mutu kualitas pendidikan pada masyarakat agar tetap memiliki pendidikan yang
berkualitas tanpa adanya hambatan hambatan mengenai anggaran pendidikan sehingga
tercapainya pemerataan pendidikan. (Dimmera & Purnasari, 2020)
Namun, terdapat kasus dimana program ini disalahgunakan oleh siswa yang tidak
memenuhi kriteria kelayakan. Beberapa siswa yang mampu secara finansial juga telah
mendaftar untuk program ini, sehingga tujuan program ini tidak tercapai. Hal ini
menyebabkan program tersebut dikritik karena dianggap "salah sasaran" atau tidak tepat
sasaran. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengambil beberapa tindakan
untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara memastikan program ini bermanfaat bagi
mereka yang bener-benar membutuhkan. Proses seleksi digunakan untuk menentukan
kelayakan pelamar dengan mempertimbangkan kondisi keuangan keluarga pelamar, serta
prestasi akademiknya. Kementerian juga telah merevisi program untuk memberikan lebih
banyak bantuan keuangan kepada siswa. Meskipun pemerintah sudah mengambil tindakan
untuk mengatasi masalah ini, penting bagi siswa untuk memahami tujuan program ini dan
mengajukan permohonan hanya jika mereka memenuhi kriteria kelayakan. Hal ini akan
menjamin bahwa program ini akan membantu orang orang yang benar-benar
membutuhkan dan membantu meningkatkan akses terhadap pendidikan bagi siswa kurang
mampu di Indonesia
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
agar tidak putus sekolah akibat ekonomi keluarga yang tidak bagus. (3) KIP SMA
dibuat untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas. Dengan cara memberikan bantuan
finansial agar mendorong para siswa yang mendapatkan KIP untuk semangat
menyelesaikan pendidikan menengahnya dan membuka peluang lebih besar untuk
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja. (4) KIP
Kuliah, Program ini memiliki tujuan untuk membantu mahasiswa perguruan tinggi
dengan memberikan bantuan biaya pendidikan dengan cara memberikan dukungan
finansial kepada mahasiswa yang memenuhi syarat. Tetapi KIP kuliah memiliki
persyaratan, umumnya seperti IPK harus diatas 3. Ketika mahasiswa penerima KIP tidak
bisa mendapatkan IPK 2.75 maka pemerintah mempunyai hak untuk mencabut hak
bebas biaya di kampus yang dia sedang jalani. Pemerintah berharap dengan adanya KIP
kuliah ini membuka akses pendidikan tinggi bagi mereka yang keluarganya tidak
mampu.
4
untuk memenuhi kebutuhan akademik seperti biaya perjalanan, dan juga biaya hidup
mereka, dan bagi siswa untuk bersekolah, perlengkapan sekolah dan uang jajan. Bukan
untuk keperluan yang lain yang dianggap tidak mendesak. Maka jika tersalurkan dengan
benar Program Indonesia Pintar ini diharapkan tidak ada lagi siswa yang putus sekolah
karena kekurangan biaya dan tingkat sumber daya manusia di Indonesia bisa meningkat
sehingga akan mencapai tujuan pembangunan nasional (Ismayani, Yus, Syaefuddin, &
Didik, 2019).
Rendahnya tingkat Pendidikan di Indonesia disebabkan kurangnya pemerataan akses
Pendidikan pada jenjang perguruan tinggi. Ini bisa dilihat dari Angka Partisipasi Kasar
(APK) di Indonesia pada tahun 2020 menunjukkan angka 30.85. Maka dari itu,
Pemerintah berusaha untuk dapat mengusahakan agar anak Indonesia yang tidak mampu
dalam segi ekonomi dan memiliki prestasi baik akademik maupun non akademik agar
dapat menempuh pendidikan hingga jenjang Perguruan Tinggi. Pemerintah Indonesia
menjalankan usaha ini melalui Kementerian Pendidikan dan Budaya yang membuat
Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah). Sebelum adanya Program Kartu
Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) melalui Kemenristekdikti, pemerintah telah
menjalankan Program Beasiswa Bidikmisi. Sejak tahun 2010, Beasiswa Bidikmisi telah
membantu banyak lulusan SMA/ SMK yang tidak mampu secara ekonomi untuk dapat
melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. Namun mulai tahun 2020, skema
pembiayaan pendidikan ini mengalami Perubahan. Pemerintah menjalankan
Program Indonesia Pintar ini mulai tahun ajaran (Kasmawanto, 2022).
Pemberian program Indonesia pintar melalui Kartu Indonesia Pintar sempat disebut
salah sasaran. Padahal yang berhak menerima program Indonesia pintar melalui kartu
Indonesia pintar adalah pelajar/mahasiswa yang berprestasi dan juga pelajar/mahasiswa
yang memiliki keterbatasan ekonomi. Namun, pada kenyataannya masih banyak
penerima program Indonesia pintar di luar ketentuan yang ada. Banyak
pelajar/mahasiswa yang menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan di luar sekolah
maupun kebutuhan yang bukan primer. Hal tersebut menjadi sorotan publik yang hangat
diperbincangkan karena banyak mahasiswa penerima bantuan dana KIP-K yang
kehidupan sosialnya bisa dibilang mampu. Tidak sedikit juga mahasiswa penerima dana
KIP-K yang kehidupannya lebih hedon dari pada mahasiswa non KIP-K bahkan
mahasiswa penerima KIP-K dalam hal akademiknya tergolong biasa saja. Hal ini terjadi
karena banyak data yang masih bisa dipalsukan.
5
Upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan program Indonesia pintar yang
tidak tepat sasaran adalah dengan melakukan seleksi berdasarkan data dari
perguruan tinggi maupun data pribadi, serta pemerintah memberikan wewenang kepada
pemerintah daerah, satuan pendidikan untuk mengawal implementasi pelaksanaan
Program Indonesia Pintar dan KIP Kuliah agar tepat sasaran dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. dan melakukan pemberhentian bantuan kepada penerima
Program Indonesia Pintar yang menggunakan bantuan di luar kebutuhan pendidikan.
(Dimmera & Purnasari, 2020)
6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa meberikan dukungan pendidikan
seperti adanya Kartu Indonesia Pintar diharapkan bisa membantu program Wajib Belajar
sehingga dapat melonggarkan beban biaya yang terlalu terbebani bagi masyarakat yang
berekonomi rendah. Adanya bantuan ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat dan
partisipasi masyarakat dalam melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Pelaksanaan pendidikan yang merata dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi
setiap warga Indoensia untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Pemerataan dan
perluasan merupakan salah satu cara dalam melaksanakan pembangunan nasional. Hal ini
bermaksud agar setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk belajar. Jenis kelamin,
agama, status sosial, dan ras tidak dapat mempengaruhi hak untuk mendapatkan pendidikan.
Dalam hal ini, pemerintah dan satuan pendidikan diharapkan untuk melakukan pembinaan
bagi masyarakat yang menerima KIP agar secara tidak langsung permasalahan tentang
pemerataan pendidikan melalui program Kartu Indonesia Pintar dapat membantu memajukan
kualitas mutu pendidikan masyarakat selain itu, pemerintah juga memberikan kewenangannya
terhadap satuan kependidikan agar dapat berperan dalam mengimplementasikan keputusan
kebijakan Kartu Indonesia Pintar. Dengan demikian tercapainya kualitas pendidikan
masyarakat dapat terwujud dengan adanya peranan pemerintahan dengan satuan kependidikan
yang berkontribusi dalam implementasian kebijakan tersebut.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng Diah, D. D. (2022). Analisis Kebijakan Program Beasiswa Kartu Indonesia Pintar-
Kuliah (KIP-K) di Universitas Diponegoro. Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi
Kebijakan Vol. 5, Nomer 1, 1-22.
Dimmera, B. G., & Purnasari, P. D. (2020). Permasalahan dan Solusi Program Indonesia
Pintar dalam Mewujudkan Pemerataan Pendidikan di Kabupaten Bengkayang.
Permasalahan dan Solusi Program Indonesia Pintar dalam Mewujudkan Pemerataan
Pendidikan di Kabupaten Bengkayang, 24(-), 307-308.
Ismayani, M. S., Y. D., Syaefuddin, & D. K. (2019). Implementasi Program Indonesia Pintar
(PIP). Jurnal Cendekiawan Ilmiah Vol 4 No 1, 38-45.
Kasmawanto, E. N. (2022). Implementasi Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah di. Jurnal
Politik dan Sosial Kemasyarakatan Vol 14 No 1, 85-103.
Retnaningsih, H. (2017). rogram Indonesia Pintar: Implementasi Kebijakan Jaminan Sosial
Bidang Pendidikan. Aspirasi Vol 8, No 2, 161-177.