Anda di halaman 1dari 13

DESAIN RISET

“Tentang Penerbitan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Menurut Perspektif


Day to Day Administration”
Disusun untuk memenuhi tugas UTS Sistem Administrasi Negara
Dosen Pengampu: Dr. Drs. Suwardi, M.Si.

Oleh :

Nama : Ari Sujatmiko


NPM : 22400044
Prodi : Ilmu Administrasi Negara

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan “Desain Riset tentang
Penerbitan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam perspektif day to day administration” mata
kuliah Sistem Administrasi Negara.
Desain riset ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah Sistem Administrasi Negara di
program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada
Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Drs.
Suwardi, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Administrasi Negara yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan desain riset ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan desain riset ini. Maka
dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan desain riset ini.
Penulis berharap desain riset ini dapat bermanfaat dalam program penerbitan Kartu Indonesia
Pintar (KIP) dalam perspektif day to day administration sehingga tidak merugikan pihak
publik ataupun masyarakat. Penulis mengharapkan masukan yang konstruktif agar dapat
menyempurnakan desain riset ini.

Surakarta, 30 Oktober 2023


Penulis

Ari Sujatmiko
A. Latar Belakang

1. Urgensi dan Problematika


Kartu Indonesia Pintar adalah program pemerintah Indonesia yang
bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan dan memastikan bahwa anak-
anak dari keluarga yang kurang mampu mendapatkan akses pendidikan yang
layak. Program ini memiliki urgensi dan tujuan yang penting, tetapi juga
menghadapi beberapa problematika yang perlu diperhatikan.

a. Urgensi Kartu Indonesia Pintar (KIP)


Kartu Indonesia Pintar memberikan bantuan finansial kepada siswa
agar mereka dapat mengakses pendidikan dasar dan menengah, serta
perguruan tinggi. Hal ini penting untuk mengatasi masalah akses terbatas
terhadap pendidikan, terutama bagi keluarga yang kurang mampu.
Program ini membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi dalam
akses pendidikan. Ini berperan dalam menciptakan peluang yang lebih adil
untuk semua lapisan masyarakat.
KIP membantu dalam pemberdayaan keluarga miskin dengan
memberikan dukungan keuangan yang dapat digunakan untuk biaya
pendidikan. Ini membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
kualitas hidup.

b. Problematika Kartu Indonesia Pintar (KIP)


Secara konseptual, Program Indonesia Pintar melalui KIP ini
sebetulnya cukup jelas, termasuk sasaran penerimanya. Program ini juga
bertujuan menghilangkan hambatan anak usia sekolah secara ekonomi
untuk berpartisipasi di sekolah. Dengan demikian, mereka memperoleh
akses pelayanan pendidikan yang lebih baik, mencegah murid mengalami
putus sekolah, serta mendorong anak yang putus sekolah kembali
bersekolah. Namun, pada tingkat implementasinya cukup problematik,
baik menyangkut validitas data yang dipakai dasar pemberian KIP maupun
metode penyalurannya.
Program KIP memerlukan anggaran yang cukup besar untuk
memberikan bantuan kepada siswa-siswa yang memenuhi syarat.
Keterbatasan anggaran adalah salah satu hambatan utama dalam
pelaksanaan Program KIP. Anggaran yang cukup besar diperlukan untuk
memberikan bantuan kepada ribuan bahkan jutaan siswa yang memenuhi
syarat.
Adanya pandangan yang beragam mengenai problematika program
KIP ini adalah masalah data yang kedaluwarsa atau kurang akurat dalam
profil murid dan orang tua yang bisa menyebabkan ketidaksesuaian dalam
penerimaan Program KIP. Situasi di mana lulusan SMK atau siswa yang
sebenarnya sudah tidak memenuhi syarat menerima KIP bisa terjadi jika
data tidak diperbarui secara berkala.
2. Deskripsi Singkat Pokok Kegiatan Administrasi

Kegiatan administrasi program penerbitan Kartu Indonesia Pintar


(KIP) adalah proses yang penting untuk memastikan bahwa bantuan
pendidikan yang ditujukan kepada keluarga atau individu yang memenuhi
syarat dapat dikelola dan didistribusikan dengan efisien.
Dalam konteks program Kartu Indonesia Pintar (KIP), administrasi
program penerbitan memiliki peran krusial dalam memastikan efektivitas dan
efisiensi pengelolaan bantuan pendidikan. Pada tahap awal penerbitan Kartu
Indonesia Pintar (KIP), proses pendaftaran penerima manfaat adalah langkah
penting yang memungkinkan identifikasi mereka yang memenuhi syarat.
Dalam upaya meningkatkan akses pendidikan dan mengurangi
ketidaksetaraan, administrasi program KIP menjadi elemen utama dalam
perjuangan untuk mencapai tujuan ini.
Pencetakan dan personalisasi kartu KIP menjadi tahap penting dalam
menjalankan program ini, memastikan bahwa setiap kartu berisi informasi
yang akurat. Pentingnya pengawasan dan pengendalian dalam administrasi
program penerbitan KIP tidak dapat diabaikan, mengingat risiko potensial
yang mungkin muncul selama proses ini.
Pokok kegiatan administrasi program juga memerlukan pengawasan
yang ketat. Ini termasuk pemantauan biaya, keamanan kartu, dan efisiensi
proses penerbitan serta pengendalian terhadap potensi penyalahgunaan.
Administrasi program juga mencakup pendokumentasian yang baik. Laporan
berkala perlu disusun untuk memberikan transparansi dan
pertanggungjawaban dalam penggunaan dana serta mengukur dampak
program.

3. Rumusan Masalah

Penerbitan Kartu Indonesia Pintar (KIP) merupakan elemen penting


dari program bantuan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan akses
dan kesetaraan pendidikan di Indonesia. Namun, dalam proses administrasi
program ini, beberapa masalah krusial muncul. Pertama, kendala dalam
verifikasi dan validasi data penerima manfaat dapat menyebabkan potensi
penyalahgunaan program. Kedua, pengelolaan data dan pembaruan data
penerima manfaat memerlukan sistem yang efisien dan ketat. Ketiga,
pendistribusian kartu ke penerima manfaat memerlukan logistik yang baik
untuk memastikan kartu KIP sampai tepat waktu. Keempat, pengawasan dan
pengendalian program harus dijalankan dengan teliti untuk mencegah
permasalahan seperti kebocoran dana.

4. Tujuan Riset
Riset ini bertujuan untuk menggali lebih dalam permasalahan terkait
efektivitas program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam meningkatkan akses
pendidikan di Indonesia. Dalam kerangka ini, riset bertujuan untuk pertama,
menganalisis dampak positif program KIP dalam mengurangi ketidaksetaraan
akses pendidikan di kalangan keluarga dengan pendapatan rendah. Kedua,
riset ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mungkin
muncul selama proses penerbitan dan distribusi KIP serta memberikan solusi-
solusi yang dapat meningkatkan efisiensi program. Ketiga, riset ini akan
mengevaluasi tingkat keberhasilan pengawasan dan pengendalian program
dalam mencegah penyalahgunaan dana KIP. Dengan demikian, riset ini
diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam terkait efektivitas program
KIP dan mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk
meningkatkannya, serta memberikan manfaat yang lebih besar bagi
pendidikan di Indonesia.

B. Model Kerangka Riset

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan


data yang digunakan dalam penelitian ini adalah basic jurnal dan persepsi masyarakat
dari media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sasaran PIP adalah peserta
didik kurang mampu yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP).

a. Visi

Kartu Indonesia Pintar atau KIP adalah program bantuan sosial dari
pemerintah Indonesia. Dalam wacana mengenai Kartu Indonesia Pintar
(KIP), visi program ini telah menjadi fokus penting dalam upaya
meningkatkan akses pendidikan di Indonesia. Visi penerbitan Kartu
Indonesia Pintar (KIP) adalah menciptakan masyarakat yang lebih terdidik
dan merata dalam hal akses pendidikan. Penerbitan KIP merupakan bagian
integral dari visi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
mengurangi ketidaksetaraan akses pendidikan. Visi program Kartu
Indonesia Pintar (KIP) adalah mengubah realitas sosial dengan
memberikan kesempatan pendidikan kepada keluarga dengan pendapatan
rendah. Dalam kerangka program KIP, visi yang kuat adalah mencapai
perubahan positif dalam sistem pendidikan dan menciptakan peluang yang
lebih adil bagi seluruh warga Indonesia.

b. Misi

Penerbitan Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah bentuk


implementasi dari Program Indonesia Pintar (PIP) yang ditujukan
untuk membantu meringankan beban biaya pendidikan bagi siswa yang
berasal dari keluarga kurang mampu secara finansial. Namun,
umumnya, misi penerbitan KIP dapat mencakup:
1. Evaluasi Efektivitas
Menilai sejauh mana program KIP mencapai tujuannya dalam
meningkatkan akses pendidikan dan mengurangi ketidaksetaraan.

2. Analisis Dampak Sosial


Menganalisis dampak sosial dari program KIP, termasuk
perubahan dalam akses pendidikan, peningkatan partisipasi sekolah,
dan peningkatan kualitas pendidikan.

3. Penemuan Hambatan dan Tantangan


Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
proses penerbitan dan distribusi KIP serta tantangan yang mungkin
muncul selama pelaksanaan program.

4. Pengembangan Solusi
Menyajikan solusi-solusi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas program KIP, serta cara mengatasi masalah yang muncul
selama pelaksanaan program.

c. Tujuan

Tujuan dari program Kartu Indonesia Pintar tersebut adalah


untuk meningkatkan akses bagi anak usia 6 sampai dengan 21 tahun
dalam mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan
pendidikan, mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah
atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi, dan
menarik siswa yang putus sekolah agar kembali mendapatkan layanan
pendidikan di sekolah.

d. Strategi

Melalui program ini pemerintah berupaya mencegah peserta


didik dari kemungkinan putus sekolah. Progam Indonesia Pintar (PIP)
memberikan bantuan dari pendidikan formal SD sampai SMA
sederajat, jalur non formal paket A sampai paket C, pendidikan khusus
dan ditujukan bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu,
siswa berstatus yatim – piatu, siswa dari keluarga yang memiliki kartu
KPS, PKH dan PPS.

e. Kebijakan

Berdasarkan pasal 28C dan Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-Undang Dasar 1945, dimana setiap warga negara berhak
untuk mendapatkan pendidikan serta wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya. Artinya, negara harus hadir
dalam memberikan pendidikan kepada setiap warga negara dalam
kerangka menghela kesejahteraan masyarakat ke tingkat yang lebih
tinggi.
Dalam implementasinya sebagai salah satu upaya pemerintah
untuk mendukung pelaksanaan pendidikan menengah universal atau
rintisan wajib belajar 12 (dua belas) tahun dan untuk meningkatkan
perluasan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi
berdasarkan Permendikbud No 10 Tahun 2020 tentang Program
Indonesia Pintar menerangkan diterbitkannya Kartu Indonesia Pintar
yang selanjutnya disingkat KIP adalah kartu yang diberikan kepada
Peserta Didik pada satuan pendidikan formal atau nonformal sebagai
penanda atau identitas untuk mendapatkan PIP. Pasal 7 Permendikbud
No 10 Tahun 2020 menyatakan Menteri menyediakan KIP berdasarkan
data anak usia 6 (enam) tahun sampai dengan usia 21 (dua puluh satu)
tahun dan mahasiswa dari keluarga miskin atau rentan miskin yang
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang sosial.

f. Program
PIP adalah bantuan berupa uang tunai, perluasan akses, dan
Kesempatan belajar dari pemerintah yang diberikan kepada peserta
didik dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin/rentan miskin
untuk membiayai pendidikan. Hal ini menjadi dasar komitmen
pemerintah yang menempatkan akses pendidikan tinggi bagi seluruh
masyarakat sebagai salah satu prioritas pembangunan. PIP Pendidikan
Tinggi untuk mahasiswa diberikan dalam bentuk Kartu Indonesia
Pintar Kuliah atau KIP-K.
Pada 2021, Mendikbudristek meluncurkan KIP Kuliah Merdeka
yang merupakan transformasi dari Bidikmisi yang telah berjalan sejak
tahun 2010. Pada 2021, KIP Kuliah Merdeka telah menjamin biaya
pendidikan dan bantuan biaya hidup bagi lebih dari 150.000
mahasiswa penerima yang masuk ke perguruan tinggi melalui beragam
jalur masuk perguruan tinggi dan politeknik di seluruh PTN dan PTS.
KIP Kuliah Merdeka bertujuan untuk meningkatkan potensi ekonomi
dan mobilitas sosial bagi mahasiswa dari keluarga miskin/rentan
miskin untuk berkuliah. KIP Kuliah Merdeka dilengkapi dengan
kebijakan baru terkait biaya pendidikan dan biaya hidup untuk
mendorong calon mahasiswa dari keluarga miskin/rentan miskin untuk
kuliah pada Program Studi unggulan di Perguruan Tinggi terbaik di
seluruh Indonesia.
Pada 2023, pemerintah melalui Puslapdik Kemendikbudristek
kembali menyalurkan bantuan untuk melanjutkan pendidikan tinggi
ribuan mahasiswa penerima KIP Kuliah Merdeka. Kemendikbudristek
juga terus menjamin kelancaran penyaluran KIP Kuliah dan Bidikmisi
yang masih berjalan sampai masa studi selesai.
Visi – Misi – Tujuan
Strategi – Kebijakan – Program

KEGIATAN
(Day to Day Administration)
o Pendataan anak usia sekolah yang Feedback
berhak mendapatkan dana KIP dan
pembaruan data tersaji yang telah o Minimnya siswa yang
kedaluwarsa sehingga tidak terjadi salah putus sekolah.
penyaluran dana KIP pada siswa yang
telah tamat belajar.

INPUT KEGIATAN Proses Konversi Kegiatan Output Kegiatan


C.
o Daftar penerima Kartu o Pendaftaran kembali o Kartu Indonesia Pintar
Indonesia Pintar (KIP) oleh siswa yang (KIP) tercetak dan
yang sudah terperinci. bersangkutan sehingga penyaluran dana KIP
data penerima valid. terjadwal sesuai dengan
ketentuan.

Definisi Konsep

1) Kegiatan (Day to Day Administration)

Pendataan anak usia sekolah yang berhak mendapatkan dana KIP adalah
serangkaian tindakan dan prosedur yang dilakukan oleh staf administrasi, guru,
dan pihak terkait di sekolah atau lembaga pendidikan. Ini mencakup pendaftaran
siswa, verifikasi dan pembaruan data, serta berbagai tugas administratif lainnya
yang diperlukan untuk memastikan bahwa dana KIP disalurkan dengan benar
kepada siswa yang memenuhi syarat. Koordinasi dengan berbagai pihak terkait,
pelatihan staf, pemantauan penyaluran dana, dan komunikasi dengan orang tua
juga merupakan bagian penting dari day to day administration untuk menjalankan
program ini dengan efisien dan efektif.

2) Input Kegiatan

Data yang terperinci dalam konteks Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah
informasi yang sangat mendetail mengenai setiap penerima KIP. Data ini
mencakup informasi personal siswa seperti nama lengkap, Nomor Induk Siswa
(NIS), tanggal lahir, dan jenis kelamin, sehingga memungkinkan identifikasi
individu dengan akurat. Selain itu, data keluarga siswa, termasuk nama orang tua
atau wali, alamat rumah lengkap, dan nomor kontak yang dapat dihubungi,
memfasilitasi komunikasi yang efektif dengan keluarga siswa. Informasi tentang
status ekonomi keluarga, rincian pendapatan, dan faktor-faktor lain yang
digunakan untuk menilai kelayakan penerimaan KIP membantu dalam penentuan
siapa yang berhak menerima bantuan. Dokumen pendukung seperti surat
keterangan pendapatan dan status yatim piatu digunakan untuk memvalidasi data.
Selain itu, data mencakup status penerima KIP, pembaruan data berkala, catatan
riwayat penyaluran dana, koordinasi dengan pihak terkait, dan catatan audit untuk
memastikan pengelolaan program yang efisien dan sesuai dengan persyaratan.
Data yang sangat terperinci ini adalah alat penting dalam administrasi program
KIP, mendukung pelaporan dan evaluasi program yang efektif, dan harus dijaga
dengan cermat dalam hal keamanan dan kerahasiaan informasi pribadi.

3) Proses Konversi Kegiatan

Proses pendaftaran kembali oleh siswa yang bersangkutan untuk


memperbarui data penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) guna menjaga validitas
informasi adalah langkah krusial dalam administrasi program KIP. Langkah
pertama dalam proses ini adalah berkomunikasi dengan siswa atau orang tua yang
bertanggung jawab, memberikan pemahaman tentang pentingnya pembaruan data
dan memberikan informasi mengenai cara melaksanakannya.
Siswa atau orang tua kemudian perlu menyiapkan dokumen pendukung
yang diperlukan, seperti surat keterangan pendapatan terbaru atau dokumen lain
yang relevan. Mereka akan mengisi formulir pembaruan data yang disediakan dan
mengumpulkan dokumen pendukung tersebut. Proses selanjutnya melibatkan
petugas administrasi yang akan melakukan verifikasi dan validasi data dengan
cermat, memeriksa apakah siswa masih memenuhi kriteria kelayakan.
Jika diperlukan, petugas administrasi dapat meminta dokumen pendukung
tambahan untuk memvalidasi informasi. Data pembaruan yang telah diverifikasi
akan dimasukkan ke dalam sistem administrasi atau basis data yang digunakan
untuk mengelola penerima KIP. Proses ini juga akan diinformasikan kepada pihak
terkait dan diakhiri dengan memberikan konfirmasi kepada siswa atau orang tua
mengenai status pembaruan data dan kelanjutan penerimaan KIP.

4) Output Kegiatan

Dalam perspektif day to day administration, manajemen Kartu Indonesia


Pintar (KIP) yang telah tercetak dan penyaluran dana KIP yang terjadwal sesuai
dengan ketentuan adalah sebuah proses yang memerlukan kerja sama yang ketat
antara staf administrasi dan pihak terkait. Staf administrasi bertanggung jawab
untuk mengelola kartu KIP yang telah tercetak dengan cermat, memastikan bahwa
setiap kartu terkait dengan data penerima yang valid dalam sistem administrasi.
Selanjutnya, pembuatan jadwal penyaluran dana KIP harus dilakukan
secara teliti, dengan memperhitungkan periode penyaluran yang telah ditetapkan.
Staf administrasi harus berkomunikasi dengan penerima KIP dan keluarganya,
memberi tahu mereka mengenai jadwal penyaluran serta persyaratan yang perlu
dipenuhi.
Verifikasi data penerima menjadi tahap kritis dalam proses ini. Staf
administrasi harus memeriksa keakuratan dan kelayakan data dengan seksama,
bahkan melibatkan proses audit data yang cermat. Penyaluran dana KIP sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan, yang melibatkan proses penyerahan dana
kepada penerima atau lembaga keuangan yang ditunjuk.
Selama proses ini, pemantauan dan pengawasan yang teliti sangat
diperlukan untuk memastikan bahwa dana disalurkan tanpa kesalahan. Koordinasi
yang baik dengan pihak terkait, termasuk lembaga pemerintah setempat atau
lembaga pendidikan tinggi, adalah kunci dalam menjaga kelancaran proses.
Setelah penyaluran dana selesai, staf administrasi akan melibatkan diri
dalam pelaporan dan evaluasi program, yang merupakan langkah penting untuk
mengevaluasi efektivitas program dan mempersiapkan laporan berkala. Dalam
administrasi sehari-hari, kerja sama yang efisien, pengawasan yang ketat, dan
koordinasi yang baik adalah faktor penting dalam menjalankan program KIP
dengan sukses dan memastikan dana tersalurkan kepada yang berhak sesuai
ketentuan.

5) Feedback

Dalam konteks program Kartu Indonesia Pintar (KIP), minimnya siswa


yang putus sekolah adalah indikasi positif bahwa program ini telah berhasil
mencapai salah satu tujuannya. KIP dirancang untuk memberikan bantuan
keuangan kepada siswa yang memenuhi syarat dengan harapan dapat membantu
mereka melanjutkan pendidikan mereka dan mencegah putus sekolah. Jika
minimnya siswa yang putus sekolah adalah hasil dari efektivitas program KIP, ini
adalah pencapaian yang patut diapresiasi.
Hal ini menunjukkan bahwa bantuan finansial yang diberikan melalui KIP
telah memberikan dorongan yang signifikan bagi kelanjutan pendidikan siswa. Ini
juga bisa mencerminkan berbagai upaya yang dilakukan dalam hal pemantauan,
evaluasi, dan perbaikan program untuk memastikan bahwa dana KIP disalurkan
secara tepat dan efisien kepada yang membutuhkan.
Namun, tetap penting untuk terus memantau dan mengevaluasi program
KIP secara berkala untuk memastikan bahwa dampak positifnya berlanjut dan
untuk mengidentifikasi area yang dapat ditingkatkan. Program pendidikan yang
sukses adalah investasi yang sangat penting untuk masa depan generasi muda dan
kemajuan bangsa secara keseluruhan
.

D. Indikator Pengukuran Konsep

Indikator keberhasilan KIP dapat dilihat menggunakan Indikator pendidikan.


Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pasal 5 ayat
2, pendidikan merupakan salah satu ruang lingkup pelayanan publik. Berhasil atau
tidaknya tingkat keberhasilan suatu pemerintahan baik di negara berkembang maupun
negara maju dapat dilihat dari indikator pendidikan. KIP ditujukan untuk menggapai
kembali siswa yang putus sekolah serta siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan
non-formal. Dengan kehadiran KIP, diharapkan bisa membantu mengurangi angka
putus sekolah di Indonesia dan dalam jangka panjang menambah kualitas generasi
penerus bangsa.

E. Sumber Data Indikator

Indikator diambil dengan pertimbangan sumber data berdasarkan pada laman


web Kominfo.go.id dan Kemendikbud.go.id serta dari jurnal-jurnal penelitian
terdahulu.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memanfaatkan data yang diperoleh secara tidak langsung atau
data yang didapatkan melalui sumber lain yang sudah tersedia. Mengenai data yang
dimanfaatkan dalam penelitian ini, yaitu : definisi Program Indonesia Pintar (PIP) dan
Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari berbagai sumber, urgensi dan problematika
penerbitan KIP, serta target penyaluran KIP yang didapat dari laman website
www.kemdikbud.go.id. Data tersebut menggunakan tahun 2018-2019 pada jenjang
SD-SMU di seluruh Indonesia.

G. Instrumen Data

Instrumen data menggunakan instrumen dokumentasi dalam bentuk


pengumpulan data dari jurnal, laman web, dan penelitian sebelumnya yang dapat
mendukung kegiatan penelitian agar lebih efektif dan efisien. Data diperoleh dari
laman web resmi Kemendikbud RI dan laman Kominfo agar tidak ada kesalahan
dalam data yang di ambil untuk menyelesaikan penelitian.

H. Teknik Analisis Data


Teknik Analisis Data Kualitatif metode penelitian ini digunakan sebagai
pengambilan sumber data yang bersifat non numerik. Artinya, proses analisis data
berupa bahasan konseptual suatu penelitian. Berikut adalah beberapa teknik analisis
data kualitatif adalah Analisis konten yang artinya teknik analisis konten biasanya
bertujuan untuk memahami tema pada data kualitatif yang Anda miliki. Analisis
naratif yaitu teknik analisis naratif berfungsi sebagai teknik pembuatan interpretasi
pada suatu ide atau cerita.
I. Daftar Pustaka

Liputan 6, (2023), KIP adalah Kartu Indonesia Pintar, Berikut syarat dan cara
mendapatkannya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia,


(2015), SIPINTAR Enterprise Sistem Informasi Indonesia Pintar.

Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Republik Indonesia, (2023), Mengenal Program Indonesia Pintar, Salah satu program
Kemendikbudristek.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, (2016), Ayo belajar!


Segera daftarkan Kartu Indonesia Pintar

Wulandari S, (2020), Efisiensi Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dengan Metode
Data Envylopment Analysis (DEA)

Persepsi Masyarakat
https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/semdikjar/article/download/
2322/1355/7491

Sekolah Lancar Berkat Kartu Indonesia Pintar


https://m.kominfo.go.id/content/detail/5702/sekolah-lancar-berkat-kartu-indonesia-
pintar/0/infografis

Anda mungkin juga menyukai