Anda di halaman 1dari 6

Nama : M.

Fajar Novriansyah
NPM : 1926021003
Mata Kuliah : Manajemen Pemerintahan

ANALISIS FUNGSI PELAYANAN DENGAN POAC (Planning, Organizing, Actualing,


Controling)

Pemerintah merupakan suatu bentuk organisasi yang bekerja dan menjalankan tugas untuk
mengelola sistem pemerintah dan menetapkan kebijakan dalam mencapai tujuan negara.
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Fungsi pemerintahan terdiri dari :
1. Fungsi Pengaturan
2. Fungsi Pelayanan
3. Fungsi Pemberdayaan
4. Fungsi Pembangunan

Perbedaan pelaksanaan fungsi pelayanan yang dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah terletak pada kewenangan masing-masing. Kewenangan pemerintah pusat mencakup
urusan Pertahanan Keamanan, Agama, Hubungan luar negeri, Moneter dan Peradilan. Secara
umum pelayanan pemerintah mencakup pelayanan publik (Public service) dan pelayanan
sipil (Civil service) yang menghargai kesetaraan. Dari beberapa fungsi diatas tugas ini
menggunakan fungsi pelayanan yang kemudian akan dianalisis dengan menggunakan POAC
(Planning, Organizing, Actualing, Controling).

1. Planning

Pengertian Planning adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu dan mengembangkan rencana aktivitas kerja dalam sebuah
organisasi. Perencanaan merupakan proses yang penting dari segala bentuk fungsi
manajemen, karena tanpa adanya perencanaan semua fungsi-fungsi lainnya tidak akan dapat
berjalan. Dalam perencanaan, terdapat beberapa faktor dalam Planning yang patut untuk
dipertimbangkan yaitu :
 Specific, yaitu berarti sebuah perencanaan harus jelas apa maksut dan tujuanya
beserta ruang lingkupnya.
 Measurable, yaitu suatu tingkat keberhasilan yang harus dapat diukur dari program
kerja dan rencana yang dibuat.
 Achievable, yaitu sesuatu tersebut bisa tercapai dan diwujudkan, bukan hanya sekedar
fiktif dan khayalan belaka.
 Realistic, yaitu sesuatu yang sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada,
harus seimbang tetapi tetap ada tantangan didalamnya.
 Time, yaitu ada batas waktu yang jelas, sehingga bisa dinilai dan dievaluasi.

Planning merupakan dasar dari segala bentuk kegiatan yang akan dilakukan,
planning/perencanaan merupakan hal vital yang pada dasarnya seluruh aspek yang berjalan
didalamnya ditentukan dari susunan perencanaan yang terorganisir dengan baik.

2. Organizing

Pengorganisasian ( Organizing ) adalah fungsi kedua dalam Manajemen. Organizing adalah


proses kegiatan dalam menyusun struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-
sumber dan lingkungannya. Dengan demikian, hasil dari pengorganisasian itu berupa struktur
organisasi. Setiap tujuan yang dibuat pasti ingin memperoleh sesuai dengan tujuan, dan untuk
meraih hal tersebut pengorganisasian sangat berperan penting. Dalam sebuah pemerintahan,
pengorganisasian biasanya disusun dalam bentuk badan pemerintahan atau struktur
pemerintahan, setelah itu baru dipecah menjadi beberapa jabatan. Disinilah letak salah satu
prinsip manajemen yang membagi setiap tugas dan tanggung jawab dalam sebuah
pemerintahan, yang dibebankan pada semua brirokrasi menurut skill dan kemampuan
masing-masing individu. Dengan begitu, penyusunan organisasi yang terstruktur akan
berdampak baik dalam menjalani setiap rutinitas dan aktivitas, demi mencapai tujuan
pemerintahan secara maksimal.

3. Actuating

Actuating ( Pelaksanaan ) adalah suatu tindakan yang mengusahakan agar semua


perencanaan dan tujuan perusahaan bisa terwujud dengan baik dan seperti yang diharapkan.
Jadi, pelaksanaan merupakan suatu upaya yang menggerakkan orang-orang untuk mau
bekerja dengan sendirinya dan dengan kesadaran yang besar demi mengabulkan seluruh cita-
cita dengan dan secara efektif. Perencanaan dan pengorganisasian akan berjalan kurang baik
jika tidak disertai dengan pelaksanaan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan sekali bentuk
nyata dari kerja keras, kerjasama dan kerja nyata didalamnya. Pengoptimalan seluruh sumber
daya manusia yang ada juga sangat penting, terutama ditujukan untuk mencapai visi, misi
dan Planning yang telah diterapkan. Dalam poin ini, semua sumber daya manusia yang ada
harus bekerja sesuai dengan tugas yang telah dibebankan, fungsi serta peran dan kompetensi
dari masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan tersebut.

4. Controlling

Pengawasan ( Controlling ) adalah proses pengamatan, penentuan standar yang akan


diwujudkan, menilai kinerja pelaksanaan, dan jika diperlukan mengambil tindakan korektif,
sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan semaksimal mngkin dalam mencapai tujuan
perusahaan. Agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka akan
dibutuhkan pengontrolan yang optimal, baik itu dalam bentuk supervisi, pengawasan,
inspeksi dan audit. Tujuan utama dari kegiatan pengawasan adalah menciptakan kegiatan-
kegiatan manajemen yang dinamis dan terwujud secara efektif dan efisien. Sesuai dengan
perannya dalam sebuah organisasi. Pengawasan juga merupakan sebuah peran yang dapat
menyempurnakan sebuah organisasi menjadi lebih baik lagi, karena tujuan pengawasan akan
mengawasi jalannya pekerjaan apa yang menjadi kelebihan maupun yang menjadi
kekurangan dari sebuah program yang dijalankan. Controlling memiliki beberapa fungsi
utama yaitu :
 Mencegah terjadinya penyimpangan
 Memperbaiki kelemahan dan kesalahan, serta menindak penyalahgunaan dan
penyelewengan
 Mendinamisasikan organisasi serta kegiatan dalam manajemen
 Memperkuat rasa akan tanggung jawab tiap individu
 Mengambil tindakan korektif jika pelaksanaan menyimpang dari Perencanaan atau
standar yang telah ditetapkan.

CONTOH PELAYANAN PENDIDIKAN

Pelayanan pendidikan gratis untuk masyarakat yang kurang mampu, diberikan melalui
kebijakan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Masyarakat kurang mampu yang mendapatkan
Program Keluarga Harapan (PKH) yang memiliki anak umur 6-21 tahun berhak
mendapatkan KIP dalam mewujudkan Indonesia pintar. Besaran dana KIP yang diterima
murid kurang mampu per tahun untuk Paket A/SD sebesar Rp 450.000, Paket B/SMP sebesar
Rp 750.000, dan Paket C/SMA sebesar 1 juta rupiah. Sampai pada bulan desember 2018
jumlah masyarakat kurang mampu yang mendapatkan KIP sebanyak 936.776 orang. Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS) pada maret 2018 jumlah masyarakat miskin yang
pengeluarannya dibawah garis kemiskinan berjumlah 25,95 juta. Jadi pelayanan pendidikan
gratis untuk masyarakat kurang mampu ini tidak efisien atau dalam kata lain belum optimal.
Jika pelayanan pendidikan gratis dilihat dari sisi POAC (Planning, Organizing, Actualing,
Controling) sebagai berikut, yaitu :

1. Planning

Deskripsi : Kartu Indonesia Pintar


Penyelenggara : Kerja sama tiga kementerian yaitu Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Sosial
(Kemensos), dan Kementerian Agama (Kemenag)
Tujuan : Membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga
miskin/rentan miskin/prioritas tetap mendapatkan layanan
pendidikan sampai tamat pendidikan menengah, baik melalui
jalur pendidikan formal (mulai SD/MI hingga anak Lulus
SMA/SMK/MA) maupun pendidikan non formal (Paket A
hingga Paket C serta kursus terstandar).
Melalui program ini pemerintah berupaya mencegah peserta
didik dari kemungkinan putus sekolah, dan diharapkan dapat
menarik siswa putus sekolah agar kembali melanjutkan
pendidikannya, dan juga diharapkan dapat meringankan biaya
personal pendidikan peserta didik, baik biaya langsung
maupun tidak langsung
Besaran dana : 1. Peserta didik SD/MI/Paket A mendapatkan Rp450.000,-
/tahun;
2. Peserta didik SMP/MTs/Paket B mendapatkan Rp750.000,-
/tahun;
3. Peserta didik SMA/SMK/MA/Paket C mendapatkan
Rp1.000.000,-/tahun.
Sasaran : Menyasar 24 juta siswa kurang mampu yang sebelumnya
terdaftar sebagai penerima Bantuan Siswa Miskin. Pada tahap
pertama, KIP akan diterapkan di 18 kabupaten/kota dengan
sasaran 152.434 siswa di jenjang SD, SMP, SMA/SMK.
Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan, KIP direncanakan menyasar
20,3 % siswa kurang mampu.1

2. Organizing

Didalam menjalankan Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 tentang


Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar,
dan Program Indonesia Sehat. Program Indonesia Pintar yang membagikan Kartu
Indonesia Pintar diselenggarakan melalui Kerja sama tiga kementerian yaitu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Sosial
(Kemensos), dan Kementerian Agama (Kemenag). Kemendikbud dan kemenag
sebagai bagian yang bertanggung jawab terhadap pendataan sekolah seperti
SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA kemudian kemensos sebagai pendataan untuk
masyarakat yang kurang mampu.

3. Actualing

Pada tahap pelaksanaan Distribusi KIP memiliki masalah karena pemutakhiran


data yang belum selesai; data yang menjadi acuan pemerintah sekarang masih
menggunakan data pemutakhiran penduduk 2011. Pada 7 Oktober 2015, Joko
Widodo meminta agar distribusi KIS, KIP, dan KKS dipercepat karena
pelambatan ekonomi global dan nasional. Program Indonesia Pintar (PIP) di
tahun 2018, dari target 17,9 juta siswa dapat disalurkan menjadi 18,7 juta siswa.
Sejak tahun 2015 hingga Agustus 2018, pemerintah telah membagikan dana
keseluruhannya sebesar Rp35,7 triliun untuk 27,9 juta siswa penerima Kartu
Indonesia Pintar (KIP) di seluruh tanah air.2

4. Controling

Pada sisi controlling/pengawasan, pengawasan untuk Kartu Indonesia Pintar


dibagi menjadi dua tipe yaitu pengawasan bersifat internal dan bersifat eksternal.
Pengawasan internal yaitu sekolah/lembaga pendidikan yang memberikan KIP
kemudian untuk pengawasan eksternal dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Inspektorat Jenderal (Itjen), Kementerian Pendidikan dan

1
https://indonesiapintar.kemdikbud.go.id/
2
https://setkab.go.id/4-tahun-pemerintahan-jokowi-jk-mendikbud-rp357-triliun-telah-dibagikan-untuk-279-
juta-penerima-kip/
Kebudayan, Kementerian Sosial dan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). Masyarakat juga dapat membantu pengawasan KIP
dengan melaporkan hal yang dianggap tidak sesuai ke kontak pengaduan. Menteri
Sosial Khofifah Indar Parawansa menemukan penyalahgunaan KIP yaitu
digunakan untuk membeli helm, pulsa, dan keperluan lainnya. Kurangnya
pengawasan terkait penggunaan KIP itulah yang menjadi masalah selama ini,
kesadaran diri sendiri lah yang dapat membuat KIP ini efektif.

Anda mungkin juga menyukai