Anda di halaman 1dari 4

COMMUNITY PROGRAM UNITED ( CPU ) : APLIKASI PENGEMBANG KOMUNITAS

DALAM OPTIMALISASI TRANSFORMASI DIGITALISASI PENDIDIKAN DI


MASYARAKAT
(Aneu Pebrianti - Bandung)
Mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul tak terlepas dari program
peningkatan angka melek teknologi di masyarakat. Sejak berkembangnya isu era industri 4.0
di Indonesia, yang mana teknologi terintegrasi kepada seluruh aspek kehidupan, pemerintah
maupun masyarakat harus berangsur-angsur mengubah desain kerja dalam berbagai bidang
untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Melalui hadirnya pandemi Covid-19 banyak pelajaran yang didapatkan tentang
pentingnya penguasaan teknologi untuk tetap terlaksananya kegiatan belajar mengajar.
Semua pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan dipaksa untuk keluar dari zona nyaman,
dan beradaptasi dengan teknologi yang terus mengalami modifikasi setiap waktu. Hal ini
merupakan modal untuk membangun mental siswa terlebih para guru untuk menghadapi era
tranformasi digital. Meskipun peraturan sekolah secara tatap muka sudah mulai diterapkan,
namun kebiasaan terhadap pemanfaatan teknologi tidak lantas ditinggalkan. Platform digital
yang dikembangkan oleh pemerintah maupun perorangan dalam rangka menciptakan cara
efektif untuk berlangsungnya proses pembelajaran secara daring dapat dielaborasi dalam
situasi sekolah tatap muka.
Sayangnya, pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan masih belum optimal di
banyak lembaga pendidikan di Indonesia, banyak daerah yang masih rendah dalam
penguasaan teknologi digital. Karena tidak dapat dipungkuri bahwa dengan luasnya wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, masih terdapat kesenjangan antara daerah yang dekat
dengan pusat pemerintahan dan daerah yang jauh dari pusat pemerintahan. Banyak faktor
yang menyebabkan adanya kesenjangan tersebut baik sikap mental masyarakat yang belum
siap dengan perubahan maupun sarana dan prasarana yang belum baik. Pemerintah sebagai
penanggungjawab hal tersebut pun tidak tinggal diam, dan senantiasa mencari alternatif
solusi, diantaranya yaitu digagasnya konsep merdeka belajar agar guru terlebih siswa
mendapatkan suasana bahagia ketika belajar, penggunaan Kartu Indonesia Pintar untuk
membiayai siswa yang kurang mampu, beasiswa-beasiswa yang diperuntukkan khusus putra-
putri di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), pemberian fasilitas gawai untuk sekolah-
sekolah di seluruh daerah, juga Bantuan Operasional Sekolah yang rencananya mulai tahun
ini tidak lagi diberikan melalui pemerintah daerah setempat, namun langsung kepada lembaga
terkait guna meminimalisir keterlambatan bantuan dana.
Faktor lain yang menyebabkan tidak berkembangnya secara masif perubahan di
masyarakat adalah adanya ketidakselarasan tujuan dari program pemerintah dengan persepsi
masyarakat. Sehingga masyarakat masih sulit untuk diajak bertransformasi. Dalam
memberikan preferensi solusi atas permasalahan-permasalahan di atas, pemerintah dapat
menggerakan para stakeholder untuk menjadi ujung tombak perubahan di daerah nya masing-
masing.
Stakeholder tersebut dibentuk melaui gerakan-gerakan komunitas. Dalam wadah
komunitas individu akan bersama-sama dalam menyalurkan ide, bakat maupun aspirasi
dengan menggelar dan mengikutksertakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan persuasif yang berkaitan dengan pendidikan.
Melalui pemberdayaan komunitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan literasi
di daerah, pemerintah akan lebih mudah untuk memberikan sosialisasi program-program
pendidikan. Individu maupun masyarakat yang sedang menjalankan pendidikan formal di
sekolah juga dapat didukung tumbuh kembang pendidikannya dengan hadirnya lingkungan
yang positif. Komunitas dapat bercengkrama dan turun langsung ke masyarakat, sehingga
dapat langsung memberikan contoh, ajakan dan aksi seperti mengajarkan anak-anak untuk
senang belajar ataupun mengenalkan pembelajaran melalui teknologi. Anggota komunitas
yang didominasi oleh pemuda memudahkan untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi
dan juga memiliki kemampuan dalam mentransferkan pemahaman anggota kepada
masyarakat luar, karena pemuda mempunyai peran sebagai agen sosialisasi, model atau
contoh berperilaku dan peran dalam membentuk karakter bagi teman sebayanya (Kurniawan,
2018). Di Kabupaten Bandung sendiri, kurang lebih terdapat 121 komunitas literasi dan
taman baca masyarakat yang telah terdata. Beberapa komunitas tersebut diundang untuk
diberikan pembinaan dengan tujuan mengkader penggerak literasi di Kabupaten Bandung dan
sosialiasi program pemerintah yaitu program literasi budaya yang dihadiri oleh 50 komunitas.
Akan tetapi, pada praktek di lapangan belum terlihat sinergitas antara pemerintah
dengan komunitas, maupun antar komunitas itu sendiri untuk merealisasikan tujuan yang
telah dirancang. Faktor utama yang mendasari hal ini adalah karena belum adanya wadah
yang dapat memonitoring kegiatan oleh pemerintah terhadap program komunitas, wadah
yang juga dapat digunakan sebagai sarana pertukaran informasi kegiatan antar komunitas.
Oleh karenanya, perlu dibuat sebuah forum diskusi berbasis teknologi digital yang dapat
dipakai kapan saja, yang tidak terbatas oleh kondisi dan jarak. Forum diskusi tersebut dibuat
dalam sebuah aplikasi android. Sebagai sarana perkumpulan komunitas dengan jejaring yang
luas dalam lintas kota, provinsi bahkan pulau. Sehingga memungkinkan kegiatan yang
dilakukan lebih terarah dalam mendukung program utama pemerintah dan terjalinnya
komunikasi yang baik sesama komunitas literasi. Baik komunitas kecil maupun komunitas
yang sudah ternama dapat bahu membahu dan mendukung program yang dapat memberikan
dampak positif terhadap masyarakat. Dukungan tersebut bisa dalam bentuk dana maupun
relasi, sehingga memungkinkan komunitas yang baru berdiri untuk berkembang lebih cepat.
Aplikasi berbasis android ini dinamakan dengan Community Program United (CPU).
Alasan mengapa aplikasi CPU dapat menjadi salah satu alternatif solusi sebab dalam aplikasi
ini terdapat berbagai fitur yang mendukung upaya pengembangan komunitas dan sinkronisasi
antara komunitas dengan pemerintah. Adapun aplikasi ini dilengkapi oleh 5 fitur besar yakni:
1) Fitur ruang diskusi. Fitur ini dapat dijadikan peluang bagi komunitas untuk saling
bertukar gagasan (sharing session), bahkan mendapatkan solusi atas kasus-kasus yang
terjadi di lapangan. Harapannya melalui fitur ini dapat tumbuh beragam ide dalam
pengembangan komunitas.
2) Fitur ruang kolaborasi. Dalam fitur ini setiap komunitas dapat berkolaborasi dengan
komunitas lain untuk mengadakan event sampai mencari bantuan dana ataupun jasa.
3) Fitur connect to Government. Ini adalah fitur khusus yang digunakan untuk
berhubungan dengan pihak pemerintah. Dalam fitur ini komunitas dapat mengajukan
aspirasi dan gagasannya kepada pemerintah dalam rangka bekerjasama membangun
program pemerintah, serta memberi tahu kegiatan yang akan dilaksanakan kepada
pemerintah dengan harapan pemerintah pun dapat membantu keberjalanan program
tersebut. Selain itu, fitur ini juga dapat digunakan untuk mengomunikasikan program
terbaru atau program prioritas dari pemerintah, sehingga komunitas dapat membantu
menggalakkannya dan memprioritaskan program-program tersebut.
4) Fitur ruang kegiatan. Fitur ini berfungsi untuk membagikan dan memberitahu event
yang akan diadakan oleh suatu komunitas. Sehingga antar komunitas dapat membantu
mempromosikan dan menyukseskan kegiatan tersebut.
5) Fitur dokumentasi. Fitur ini digunakan untuk membagikan bukti-bukti dokumentasi
bahwa kegiatan telah selesai dilaksanakan.
Saat ini untuk dapat mentransformasikan pendidikan di Indonesia menjadi berbasis
teknologi digital bukan hanya didukung oleh beberapa lembaga atau sebagian anggota
masyarakat. Peran-peran kelompok masyarakat atau komunitas juga sangat dapat mendorong
terciptanya perubahan di masyarakat. Sebab lingkungan yang positif akan membawa
pengaruh yang baik pada orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, diharapkan dengan
adanya pembinaan yang terfokus pada komunitas melalui aplikasi Community Program
United (CPU) dapat membantu pemerintah dalam menjalankan program tranformasi digital
dalam bidang pendidikan di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Y. 2018. Peran Teman Sebaya dalam Pembentukan Karakter Siswa Madrasah
Tsanawiyah. Vol 15 No.2 hal 149-163

#KampusMerdeka #KampusMengajar

Anda mungkin juga menyukai