Dosen Pengampu
Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE, MP
Penulis
(17) I Made Gilang Mahendra (2280611045)
(18) I Nyoman Arta Yasa (2280611046)
(19) Siwi Manganti (2280611047)
(21) Karvina Widyo Palupi (2280611049)
Ada Solusi?
KONSEP PARIWISATA
“Destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang
di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat
yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan”
● Dengan demikian masyarakat merupakan bagian tidak terpisahkan dari suatu destinasi pariwisata.
Masyarakat lokal mempunyai potensi berupa beragam aktivitas yang dapat dikreasikan menjadi
produk pariwisata. Gupta (2012)
Dampak sosial
Dampak ekonomi
Dampak lingkungan
Spontaneous community 3
participation.
Passive community 2
participation
Pseudo community 1
participation.
KARAKTERISTIK PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT
Secara fisik terpisah dari komunitas lokal, memiliki Secara fisik menyatu dengan struktur ruang/
citra kuat dalam rangka promosi. kehidupan masyarakat lokal.
Pengembangan melalui perencanaan profesional. Perkembangan wisata bersifat spontan/ tumbuh atas
inisiatif masyarakat lokal.
Pelaku utama adalah investor dan jaringan Partisipasi aktif masyarakat lokal dalam
internasional. pembangunan pariwisata.
Interaksi terbatas antara masyarakat lokal dan Interaksi terbuka dan intensif antara wisatawan dan
wisatawan. masyarakat lokal.
COMMUNITY-BASED TOURISM
AS SUISTAINABLE
DEVELOPMENT
Pariwisata
berbasis
masyarakat
partisipasi
hasil
Partisipasi dengan dua Kegiatan Pembagian Manfaat
Masyarakat cara Pariwisatan (Pembangunan Keberlanjutan)
Development bisa diartikan sebagai suatu proses perubahan mendasar dalam masyarakat dari suatu
keadaan tertentu menjadi keadaan yang lebih baik.
CBT Development adalah proses perubahan yang akan dilakukan secara terencana terhadap kondisi
pariwisata yang dilakukan oleh suatu komunitas, dengan arah yang jelas dengan harapan menjadikan
pariwisata tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dalam mengembangkan Community based tourim ada empat aturan yang selalu menjadi model dan
strategi yang mendasari rencana pengembangan pariwisata yaitu:
Fase pengembangan CBT
Ada enam fase pengembangan pariwisata secara teoritis yang memberikan impliasi dan dampak yang
berbeda, adapun ke enam fase tersebut adalah sebagai berikut
CBT DEVELOPMENT IN GOREME
Komunitas pariwisata di goreme sangat berbeda dengan
pariwata konvensional, yang dimana partisipasi lokal sangat
terbatas dan hanya menempati pekerjaan tidak terampil
bergaji rendah, sementara manajemen dan pekerjaan yang
memiliki gaji lebih tinggi dipegang oleh orang dari luar
daerah. Partisipasi pariwisata di goreme juga berbeda
dengan pola pengembangan pariwisata di kota cappadocia
terdekat lainnya seperti, di kota lain sekitar goreme jaringan
hotel nasional dan internasional mengembangkan fasilitas
berskala besar, perkembangan ini merupakan pertumbuhan
pesat pariwisata konevensional di wilayah tersebut.
di kota gerome penduduk mengembangkan akomodasi kecil dan bisnis terkait
pariwisata lainnya yang sebagain besar melayani pasar wisatawan independen.
Pada saat awal pengembangan pariwisata, penduduk setempat menawarkan
akomodasi di beberapa kamar rumah gua mereka, dan seacara bertahap
berubah menjadi ‘pansiyon’. Pada tahun 1984 ada tiga pansiyon rumah goa
milik masyarakat lokal di gerome, kemudian sepanjang tahun 1990-an semakin
banyak orang di gerome yang menyadari nilai estetika dan nilai ekonomi dari
rumah gua mereka dan memutuskan untuk mengubah rumah mereka menjadi
akomodasi wisata. Selain itu, banyak rumah gua yang lebih tua dan sudah
runtuh yang sebelumnya sudah ditinggalkan direnovasi oleh masyawarakat
disana. Pada pertengahan 1990-an sudah terdapat 50 pansiyon di goreme dan
jumlah ini terus meningkat hingga sekarang. Hampir semua pansiyon ini
dikembangkan dan dimiliki oleh oreang-orang di goreme
Selain akomodasi pansiyon, masyarakat gerome juga membuka usaha pariwisata kecil lainnya, termasuk
restoran, agen tur, toko karpet, toko souvenir, dan beberapa aktivitas penunjang pariwisata lainnya. Organisasi
masyarakat utama goreme yang terlibat dalam pengembangan pariwisata dan dalam mempromosikan goreme
sebagai tujuan wisata adalah ‘Goreme tourism development Co-Operative’. Organisasi ini didirikan pada
pertengahan 1980-an dimana mayoritas masyarakat Goreme menjadi anggotanya, organisasi ini
memungkinkan mereka yang belum menjadi pengusaha untuk terlibat dan mendapatkan manfaat dari
pengembangan pariwisata di Goreme. Dengan pengambilan keputusan pariwisata yang sebagian besar berada
di tangan dewan yang dipilih secara lokal, dan kepemilikan bisnis pariwisata dan pekerjaan sebagian besar
merupakan masyarakat Goreme, pariwisata alternatif ini berjalan semakin baik dan seiring dengan masyarakat
lokal. Secara bertahap selama 30 tahun terakhir pasar wisata yang ada di goreme telah berkembang semakin
matang dan semakin baik yang sudah memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat setempat.
Goreme
VS
Kota lain di
cappadocia
(Nevyehir)
COMMUNITY-BASED TOURISM
AS ALTERNATIVE TOURISM
Siwi Manganti
Wisata Berbasis Masyarakat sebagai Wisata Alternatif
Layanan dan kegiatan wisata Göreme itu terdiri dari restoran atau aktivitas
petualangan. Kegiatan lain di pariwisata Göreme's melakukan perjalanan
sehari ke Cappadocia, serta perjalanan menunggang kuda dan menyewa ATV
/ motor untuk bepergian mandiri ke desa, kota dan situs bersejarah.
Example: Community Based Tourism Potential in Göreme
Pasar wisata di Göreme telah matang ke tingkat yang lebih tinggi dan
sudah menjadi tingkat pasar wisata independen, yang pada gilirannya
membawa keuntungan ekonomi yang lebih tinggi bagi Komunitas lokal
Example: Community Based Tourism Potential in Göreme
1
Memiliki dan Mencari
Potensi Komunitas
COMMUNITY-BASED TOURISM
CONCLUSION & IMPLICATION
1. FEMALE EMPOWERMENT
2. SUPPORTING THE AQUATIC ECOSYSTEM AND
LOCAL LIVELIHOODS
3. ENCOURAGING SUSTAINABLE WILDLIFE
INTERACTIONS & CONSERVATION
IMPLICATIONS
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Pariwisata berbasis masyarakat dapat memberikan peluang untuk mendukung perempuan di daerah-
daerah di mana pengangguran tinggi atau di mana ketidaksetaraan sebelumnya telah membuat mereka
tidak masuk ke dalam angkatan kerja. Contoh kisah sukses adalah di Nepal, di mana sekelompok
anggota komunitas wanita memasak, memelihara rumah mereka, dan
membimbing wisatawan di sekitar wilayah tersebut.
Ketika pengunjung mulai memasuki komunitas, perempuan di komunitas memanfaatkan peluang kerja
yang meningkat. Mereka mulai menagih turis untuk makanan dan layanan perhotelan mereka,
mendapatkan upah yang adil dari keramahan mereka. Para wanita ini juga menemukan bahwa mereka
dapat menggunakan pengetahuan mereka tentang tanah untuk mencari nafkah dengan menciptakan
peluang trekking baru bagi wisatawan dalam peran mereka sebagai pemandu gunung. Sebelum
mendirikan pariwisata berbasis masyarakat, melakukan pekerjaan semacam ini akan sulit dan tidak
menguntungkan, tetapi prospek dari CBT mengubahnya dengan menciptakan peluang kerja yang adil
dan menguntungkan.
IMPLICATIONS
MENDUKUNG EKOSISTEM PERAIRAN DAN
MATA PENCAHARIAN LOKAL
Instruktur lokal dan profesional pariwisata mengetahui lingkungan laut di sekitarnya lebih baik
daripada siapa pun. Jika ada spesies yang terancam punah di daerah tersebut atau terumbu
karang, penduduk setempat akan tahu cara menavigasi dengan cara untuk menghindari bahaya,
mengajari pengunjung tentang keanekaragaman hayati laut pada saat yang sama dan
mempromosikan konservasi.
Industri pariwisata bahari merupakan pendorong besar pertumbuhan ekonomi lokal tidak hanya
bagi mereka yang bekerja langsung di industri ini, tetapi juga bagi hotel, restoran, dan bisnis
pariwisata di sekitarnya.
Oleh karena itu, dengan memilih tempat-tempat lokal, bentuk pariwisata berbasis masyarakat ini
memastikan bahwa pariwisata tidak menyebabkan kerusakan pada spesies laut, sambil
memungkinkan penduduk setempat untuk menuai manfaat dari industri pariwisata bahari
IMPLICATIONS
Keuntungan dari bentuk pariwisata berbasis masyarakat ini juga dapat digunakan untuk
konservasi spesies dan pekerjaan dalam konservasi, yang memberi kembali dengan cara yang
membuat jenis pengalaman pariwisata ini tetap berlangsung
IMPLICATIONS
Penting untuk memperkuat kapasitas lembaga-lembaga untuk mendukung pengembangan
pariwisata berbasis masyarakat dengan proyek dan program khusus di mana pentingnya
partisipasi perwakilan masyarakat, lembaga pemerintah dan organisasi non-pemerintah,
serta asosiasi ditingkatkan oleh penyedia layanan di sektor swasta pariwisata.
Selain itu, harus jelas bahwa pariwisata berbasis masyarakat memerlukan pendekatan
yang lebih partisipatif terhadap pariwisata dan memiliki kemampuan untuk menjadi produk
pariwisata yang layak; Agar potensi ini dapat terwujud harus ada hubungan yang erat
antara rencana sektor publik dan sektor swasta beserta aspirasi masyarakat untuk
pengembangan pariwisata di wilayah tersebut.
Ada sejumlah manfaat dalam masyarakat yang berpartisipasi dalam pengembangan
pariwisata seperti pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu,
pendekatan ini mendesentralisasikan industri pariwisata melalui transfer pengambilan
keputusan kepada masyarakat, berkontribusi pada pengembangan produk pariwisata
daerah dan mengarah pada penguatan masyarakat lokal sementara juga bertindak sebagai
stimulus bagi produksi produk lokal.
IMPLICATIONS
Upaya besar telah dilakukan untuk mendefinisikan bentuk-bentuk pariwisata yang menanggapi
dampak negatif pada ekonomi nasional dan sumber daya alam. Pariwisata berbasis masyarakat
adalah salah satu ceruk pariwisata tersebut, yang memberikan manfaat untuk meminimalkan dampak
negatif dan berkontribusi kepada anggota masyarakat yang terlibat untuk melindungi warisan budaya
dan alam mereka dan juga mendapat manfaat langsung dari kegiatan Pariwisata yang dihasilkan.
Dengan tujuan mendukung semua inisiatif yang ada, Asosiasi Negara-negara Karibia (ACS) dengan
mandat CELAC (Komunitas Negara-negara Amerika Latin dan Karibia) menjadi tuan rumah
Pertemuan Organisasi Pariwisata Regional, dengan topik utama dalam agenda, Pariwisata Berbasis
Masyarakat sebagai sarana untuk pengembangan komunitas etnis, adat dan pedesaan di negara-
negara di wilayah tersebut. Di antara hasil pertemuan ini, pembentukan Jaringan Regional Inisiatif
Pariwisata Berbasis Masyarakat di Amerika Latin dan Karibia diusulkan, yang akan berbagi informasi
tentang berbagai proyek di wilayah tersebut dan mempromosikannya sebagai pilihan perjalanan. Hadir
dalam pertemuan tersebut perwakilan dari World Tourism Organization (WTO), Central American
Tourism Integration Secretariat (SITCA) yang menyatakan komitmennya untuk mendukung ACS dalam
memajukan inisiatif ini.
IMPLICATIONS
Hasil penelitian Neli Aida , Agus Suman, Rachmad Kresna Sakti dan Susilo
tahun 2020, dalam pengembangan wisata Pantai Teluk Kiluan, Provinsi
Lampung menerapkan prinsip ekonomi dan prinsip non ekonomi adalah
sosial, budaya, politik, dan kelembagaan. Implikasi CBT terhadap
kesejahteraan masyarakat di sekitar pantai Teluk ditandai oleh: penyerapan
tenaga kerja lokal, pengembangan unit bisnis, penggandaan pendapatan
masyarakat, dan pertumbuhan dan perkembangan investor baru.
Peningkatan pendidikan, kualitas hidup, perubahan nilai-nilai sosial,
kebebasan bertindak, kelestarian lingkungan dan keterlibatan kekuatan
kelembagaan merupakan implikasi dari penerapan CBT terhadap
kesejahteraan masyarakat non-ekonomi.
CONCLUSION
Pengembangan dan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menarik dan perlu
dikembangkan. Berdasarkan data kualitatif informan kunci dan pendukung di lapangan, diketahui
bahwa prinsip pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat di lokus tertentu akan berbeda dengan
lokus lainnya.
Pada Tahun 2020 melalui dana desa, pemerintah desa kesiman kertalangu
menciptakan suatu inovasi dalam bentuk pusat edukasi pertanian untuk anak-
anak dalam upaya menjaga lahan terbuka hijau desa yang dikenal dengan nama
Wisata Edukasi Subak TeBA Majalangu.
Desa Budaya Kertalangu
Atraksi Wisata
Jogging Track 04
01 Agriculture Education
02 Outbound
03 Organic Farming
Sasaran dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah para siswa mulai dari
jenjang PAUD/TK, SD, dan SMP. Dalam pelaksanaan kegiatannya
siswa akan diajarkan terkait dengan system jaringan irigasi, tata cara
pertanian bali mulai dari proses pembibitan, pengolahan
lahan ,menanam padi, merawat padi, sampai dengan proses panen.
Desa Budaya Kertalangu memiliki areal jogging track sepanjang 4 km yang berupa jalur semen sepanjang 2 m yang terletak di jalan By Pass
Ngurah Rai Padanggalak, Denpasar Timur. Tempat ini menyungguhkan pemandangan sawah yang asri di sepanjang jogiging tracknya. Selain
berolah raga kita dapat menikmati destinasi lain di tempat ini. Ada banyak pilihan mulai dari wisata kuliner hingga tempat memancing.Ini
adalah salah satu tempat yang patut dipilih untuk menghilangkan penat akibat aktifitas sehari - hari.
Untuk para pecinta kuliner bisa mencicipi laklak bali yang tersedia di warung tegik poh yang ada di tengah kawasan Teba Majalangu.
Potensi Desa Wisata Kertalangu
Dari segi operasionalnya, Desa Budaya Kertalangu sebagai salah satu usaha daya tarik di
Kota Denpasar secara keseluruhan berada dalam pengawasan tiga komponen utama,
yaitu
*Saat ini sedang dibangun arena golf mini dimana penanam modalnya adalah PT Urban
Company Bali.
Penetapan Peraturan Desa Budaya Kertalangu
2. DUKUNGAN SDM
● Pendidikan dan pelatihan tentang desa wisata khususnya kepada warga di sekitar objek wisata.
● Pembinaan intensif kepada petani dan UMKM lokal
● Pelatihan kewirausahaan berbasis pariwisata kepada penduduk usia produktif dan putus sekolah agar dapat
mengembangkan UMKM
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA KERTALANGU