Anda di halaman 1dari 13

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI

TANJUNG TABAKO DI DESA LAMPATA KECAMATAN RUMBIA TENGAH KABUPATEN


BOMBANA

Oleh:
Suci Rega Yasa1
Drs. Abdullah Igo B.D., M.Si2
Rizal, S.Pd., M.Hum3
1. Alumni Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP-UHO
Email: suciregay@gmail.com1
2. Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP-UHO
Email :Abdullah_igo@yahoo.co.id2
3. Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi FKIP-UHO
Email :rizalkeala72@gmail.com3

Suci Rega Yasa (A1A115216) judul “Partisipasi Masyrakat Dalam Pengembngan Objek Wisata
Pantai tanjung tabako di desa lampata kecamatan rumbia tengah kabupaten bombana”. Dibimbing oleh
bapak Drs. Abdullah Igo B.D., M.Si. dan bapak Rizal, S.Pd., M.Hum. Adapun permasalahan dalam
penelitian ini adalah Bagaimana partisipasi masayarakat dalam pengembangan objek wisata pantai
Tanjung Tabako di Desa Lampata Kecamatan Rumbia Tengah Kabuapten Bombana. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana partisipasi masyarakat dalam
pengembangan objek wisata pantai tanjung tabako.
Penelitian ini dilakukan di objek wisata pantai tanjung tabako di desa lampata kabupaten bombana
.Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Sedangkan tekhnik analisis data menggunakan model miles dan hiberman yakni pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan yang akan dilakukan secara bersamaan dan
berlangsung selama proses pengumpulan data.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata
pantai tanjung tabako yang didalamnya terdapat berbagai macam partisipasi, seperti Partisipasi dalam
bentuk uang ada dua sumber, yaitu dana dari masyarakat dan dana dari luar masyarakat, bentuk partisipasi
tenaga terbagi tiga, yaitu parisipasi dalam pembangunan, partisipasi dalam menjaga kebersihan
lingkungan, partisipasi dalam menjaga keamanan lingkungan. Dan Partisipasi dalambentuk pikiran. Daya
tarik objek wisata pantai tanjung tabako, yaitu pemandangan yang indah serta pasirnya yang putih.

Kata kunci : Parisipasi Masyarakat, Pengembangan Objek Wisata.


PENDAHULUAN dan pemandangannya sangat bagus apabila kita
LATAR BELAKANG melakukan swafoto serta pasirnya yang putih,
Wisata Pantai Tanjung Tabako terletak di Itulah yang membuat wisatawan setiap tahunnya
Desa Lampata Kecamatan Rumbia Tengah, meningkat.
jaraknya sekitar 23 kilometer dari Kasipute (Ibu Jumlah pengunjung yang datang ke
Kota Kabupaten Bombana). Akses jalan menuju kawasan wisata ini untuk hari – hari biasa relatif
Wisata Pantai Tabako ini cukup mudah. Dapat di sepi dan pada hari libur seperti hari weekend, hari
tempuh menggunakan kendaraan darat baik raya, natal dan tahun baru tingkat pengunjung
kendaraan pribadi maupun ojek motor atau bemo sangat ramai memadati kawasan objek wisata
(becak motor). Waktu tempuhnya sekitar 30 pantai tanjung tabako.
menit dari Kasipute. Objek wisata pantai tanjung tabako kini
Wisata Pantai tanjung tabako merupakan menjadi suatu objek wisata yang perlu
satu-satunya objek wisata yang ada dikecamatan diperhatikan dari berbagai sektor, mengingat
rumbia tengah, pengembangan objek wisata objek wisata ini menjadi salah satu objek wisata
pantai tanjung tabako harus didasarkan pada yang banyak diminati wisatawan. Objek wisata
pengelolaan yang baik dan melibatkan berbagai pantai tanjung tabako merupakan objek wisata
skhatloder yang ada, agar semua potensi yang yang punya daya tarik sendiri bagi wisatawan,
ada di objek wisata pantai tanjung tabako bisa di sehingga perlu di perhatikan lebih baik dari
berdayakan secara optimal. Untuk mendapatkan pemerintah maupun kalangan masyarakat.
hasil yang optimal, pengembangan dalam bidang Dalam pengembangan objek wisata
kepariwisataan tidak hanya didukung oleh satu pantai tanjung tabako sampai sekarang masih
pihak tetapi harus bekerja sama dengan berbagai belum mendapat perhatian secara optimal dari
pihak, baik kalangan usaha swasta,tokoh adat pemerintah daerah setempat, bahkan dalam
maupun pihak pejabat pemerintah sendiri. Lebih pengembangannya dan pembangunan objek
penting lagi adalah adanya keterlibatan wisata pantai tanjung tabako masyarakat
masyarakat sekitar objek wisata sebagai salah merupakan pihak utama yang berpartisipasi
satu factor keberhasilan pengembangan secara aktif dalam pengembangannya, sehingga
pariwisata. Tanpa melibatkan masyarakat, atas dasar itulah peneliti mengambil judul
pembangunan pariwisata dan pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengembangan
pariwisata hanya akan melahirkan produk wisata objek wisata pantai tanjung tabako, desa
yang kurang berarti bagi masyarakat dan tidak lampata, kecamatan rumbia tengah, kabupaten
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. bombana.
Pantai tanjung tabako memiliki daya
tarik yang mana ciri khasnya masih memiliki Rumusan Masalah
keindahan alam dan keunikan-keunikan yang Berdasarkan latar belakang permasalahan
masih terjaga kealamiannya dan memiliki di atas rumusan masalah penenlitian ini adalah
terumbu karang, berbagai jenis ikan, batu karang bagaimanakah partisipasi partisipasi masyarakat
desa tabako dalam mengembangkan pariwisata kelompok masyarakat dalam proses
objek wisata pantai tanjung Tabako di desa pembangunan baik dalam bentuk pernyataan
lampata kabupaten bombana? maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi
masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal
Tujuan Penelitian dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan
Penelitian ini bertujuan untuk menikmati hasil-hasil pembangunan.
mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana Menurut Abdulsyani (2006: 6) perkataan
partisipasi masyarakat dalam mengembangkan masyarakat berasal dari kata musyarak (arab),
pariwisata Objek Wisata pantai tanjung tabako yang artinya bersama-sama, kemudian berubah
didesa lampata kabupaten bombana. menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul
bersama, hidup bersama dengan saling
TINJAUAN PUSTAKA mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan
konsep partisipasi masyarakat kesepakatan menjadi masyarakat (Indonesia).
Partisipasi Masyarakat
Dalam konsep parisipasi masyarakat, ada Tujuan Partisipasi Masyarakat
beberapa pendapat para ahli yang menjelaskan Menurut Schiller dan Antlov yang
tentang paritisipasi masyarkat. Seperti yang dikutip oleh Hetifah (dalam Andrean, 2014)
dijelaskan oleh Veitzel Rivai (2000: 61) partisipasi masyarkat bertujuan untuk
partisipasi adalah keterlibatan mental, pikiran dan membangun rencana yaitu setelah melakukan
emosi (perasaan) seseorang di dalam situasi perumusan visi bersama dalam rangka
kelompok yang mendorongnya untuk menentukan tujuan spesifik yang ingin dicapai.
memberikan sumbangan kepada kelompok dalam
usaha mencapai tujuan serta turut serta Manfaat Partisipasi Masyarakat
bertanggung jawab terhadap usaha yang Manfaat yang diperoleh dari adanya
bersangkutan.Salah satu faktor yang mampu partisipasi masyarakat, sebagaimana pendapat
mendorong keterlibatan masyarakat yaitu ahli menurut Westra (2007 : 11) manfaat
terciptanya persepsi positif dari masyarakat, partisipasi, antara lain : (a)Lebih dimungkinkan
khususnya yang terkait dengan aspek nilai diperolehnya keputusan yang benar, (b)Dapat
tambah yang mampu diberikan pariwisata pada dipergunakannya kemampuan berfikir yang
perekonomian masyarakat. Maka upaya kreatif dari masyarakat, (c) Dapat
menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor mengembalikan nilai-nilai martabat manusia
unggulan perlu adanya peningkatan peran serta (human dignity), dorongan (motivasi) serta
masyarakat baik sebagai pelaku maupun membangun kepentingan bersama, (d) Lebih
penerima manfaat (Dinas Pariwisata Jawa mendorong orang untuk lebih bertanggung
Tengah, 2002: II: 16). jawab, (e) Memperbaiki semangat bekerjasama
Sumardi mengatakan (2014: 21) bahwa serta menimbulkan kesatuan kerja, (f) Lebih
partisipasi berarti peran serta seseorang atau memungkinkan mengikuti perubahan-perubahan.
Bentuk Partispasi Masyarakat masalah. Sehingga warga masyarakat tidak
Menurut Purnamasari (2008: 51-52), secara emosional terlibat dalam program, yang
menyatakan bahwa Perencanaan pembangunan berakibat kegagalan seringkali tidak dapat
tanpa memperhatikan partisipasi masyarakat akan dihindari. Keikutsertaan dan keterlibatan
menjadi perencanaan di atas kertas. Berdasarkan masyarakat mutlak harus dilakukan dalam
pandangannya, partisipasi atau keterlibatan partisipasi dan bukan hanya keterlibatan mental
masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat semata, tetapi harus disertai dengan keterlibatan
dari 2 hal, yaitu : mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan.
a. Partisipasi dalam perencanaan Satropoetro dalam Apriyani (2012: 34),
Segi positif dari partisipasi dalam mengemukakan ada tiga buah unsur penting yang
perencanaan adalah program-program harus diperhatikan dalam melaksanakan
pembangunan yang telah direncanakan bersama partisipasi, yaitu :
sedangkan segi negatifnya adalah adanya a.Bahwa partisipasi, keikutsertaan, keterlibatan
kemungkinan tidak dapat dihindari pertentangan atau peranserta, sesungguhnya merupakan suatu
antar kelompok dalam masyarakat yang dapat keterlibatan mental dan perasaan, lebih dari
menunda atau bahkan menghambat tercapainya semata-mata atau hanya keterlibatan secara
keputusan bersama. Disini dapat ditambahkan jasmaniah.
bahwa partisipasi secara langsung dalam b.Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu
perencanaan hanya dapat dilaksanakan dalam sumbangan kepada usaha untuk mencapai tujuan
masyarakat kecil, sedangkan untuk masyarakat kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa
yang besar sukar dilakukan. Namun dapat kesukarelaan untuk membantu kelompok.
dilakukan dengan sistem perwakilan. Masalah Seseorang menjadi anggota dengan segala
yang perlu dikaji adalah apakah yang duduk nilainya.
dalam perwakilan benar-benar mewakili c.Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab.
masyarakat. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol
dari rasa menjadi anggota. Diakui sebagai
b. Partisipasi dalam pelaksanaan anggota artinya ada rasa (sense of belongingnes).
Segi positif dari Partisipasi dalam
pelaksanaan adalah bahwa bagian terbesar dari Tingkatan Partisipasi Masyarakat
program (penilaian kebutuhan dan perencanaan Untuk pengembangan partisipasi masyarakat,
program) telah selesai dikerjakan. Tetapi segi perlu pemahaman dasar mengenai tingkatan
negatifnya adalah kecenderungan menjadikan partisipasi. Menurut Cohen dan Uphoff dikutip
warga negara sebagai obyek pembangunan, oleh Soetomo (2008:12) membagi partisipasi
dimana warga hanya dijadikan pelaksana masyarakat dalam pembangunan ke dalam 4
pembangunan tanpa didorong untuk mengerti dan tingkatan, yaitu :
menyadari permasalahan yang mereka hadapi dan a.Partisipasi dalam perencanaan yang diwujudkan
tanpa ditimbulkan keinginan untuk mengatasi dengan keikutsertaan masyarakat dalam rapat-
rapat. Sejauh mana masyarakat dilibatkan dalam (1) kemauan; (2) kemampuan; dan (3)
proses penyusunan dan penetapan program kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi,
pembangunan dan sejauh mana masyarakat Dorodjatin (dalam Slamet, 2003: 18).
memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk
saran untuk pembangunan. konsep Pengembangan objek wisata
b.Partisipasi dalam pelaksanaan dengan wujud Pengembangan Objek Wisata
nyata partisipasi berupa: partisipasi dalam bentuk Segala sesuatu yang menarik dan bernilai
tenaga, partisipasi dalam bentuk uang, partisipasi untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi” atau
dalam bentuk harta benda. lazim pula di katakan obyek wisata. Atraksi-
c.Partisipasi dalam pemanfaatan hasil, yang atraksi ini antara lain pan orama keindahan alam
diwujudkan keterlibatan seseorang pada tahap yang menakjubkan seperti gunung, lembah,
pemanfaatan suatu proyek setelah proyek ngarai, air terjun, danau, pantai, matahari terbit,
tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi dan matahari terbenam, cuaca, udara dan lain-
masyarakat pada tingkatan ini berupa tenaga dan lain. Di samping itu juga berupa budaya hasil
uang untuk mengoperasikan dan memelihara ciptaan manusia seperti monumen, candi,
proyek yang telah dibangun. bangunan klasik,peningalan purba kala, musium
d.Partisipasi dalam evaluasi, yang diwujudkan budaya, arsitektur kuno, seni tari, musik,
dalam bentuk keikutsertaan masyarakat dalam agama,adat-istiadat, upacara, pekan raya,
menilai serta mengawasi kegiatan pembangunan peringatan perayaan hari jadi, pertandingan, atau
serta hasil-hasilnya. Penilaian ini dilakukan kegiatan-kegiatan budaya, sosial dan
secara langsung, misalnya dengan ikut serta keolahragaan lainnya yang bersifat khusus,
dalam mengawasi dan menilai atau mengawasi menonjol dan meriah, (Pendit,2002: 20).
kegiatan pembangunan serta hasil-hasilnya. Dalam Undang-undang No.9 tahun 1990
Penilaian ini dilakukan secara langsung, misalnya disebutkan bahwa obyek wisata adalah segala
dengan ikut serta dalam mengawasi dan menilai sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Kegiatan
atau secara tidak langsung, misalnya memberikan wisata biasanya merupakan kegiatan yang bisa
saran-saran, kritikan atau protes. memberikan respon yang menyenangkan dan
dapat memberikan kepuasan. Oleh karena itu
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat suatu obyek wisata hendaknya dapat memberikan
Partisipasi Masyarakat daya tarik tersendiri bagi wisatawan, sehingga
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam. Sedangkan
mendukung dan menghambat partisipasi objek wisata Menurut Fandeli dalam (Widyasmi
masyarakat dalam suatu program, Timbulnya 2012: 17), objek wisata adalah perwujudan
partisipasi merupakan ekspresi perilaku manusia daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya
untuk melakukan suatu tindakan, dimana serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan
perwujudan dari perilaku tersebut didorong oleh alam yang mempunyai daya tarik untuk
adanya tiga faktor utama yang mendukung, yaitu dikunjungi wisatawan. Sedangkan objek wisata
alam adalah objek wisata yang daya tariknya Upaya untuk menampilkan produk
bersumber pada keindahan sumber daya alam dan wisata yang bervariasi dan mempunyai daya
tata lingkungannya. saing yang tinggi.
f. Sunber Daya Manusia
Strategi pengembangan pariwisata Merupakan salah satu modal dasar
Dalam pengembangan pariwisata di pengembangan pariwisata, sumber daya manusia
perlukan strategi pengembangan pariwisata, harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang di
adapun strategi pengembangan pariwisata perlukan untuk memberi jasa pelayanan
bertujuan untuk mengembangkan produk dan pariwisata.
pelayanan yang berkualitas, seimbang dan g. Kampanye Nasional Sadar Wisata
bertahap. Beberapa kebijakan pengembangan Untuk pengembangan kepariwisataan
pariwisata antara lain : daerah atau tingkat nasional di kenal dengan
a. Promosi “SAPTA PESONA”. Sapta pesona atau yang
Pelaksanaan upaya pemasaran dan dikenal dengan istilah K- 7 adalah merupakan
promosi pariwisata harus dilaksanakan secara tujuh hal yang harus di siapkan untuk menunjang
selaras dan terpadu, baik dalam negeri maupun kepariwisatan yakni: keindahan, kesejukan,
luar negeri. kebersihan, kenyamanan, keamanan,
b. Aksesibilitas keramahtamahan dan ketenangan.
Merupakan salah satu aspek penting yang
mendukung pengembangan pariwisata, karena Unsur-Unsur Pokok Pengembangan
menyangkut lintas sektoral, kemudahan dan Pariwisata.
keefektifan mencapai kawasan. Unsur pokok yang dapat menunjang
c. Kawasan Pariwisata pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata
Pengembangan kawasan pariwisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan
dimaksudkan untuk: pembangunan dan pengembangannya meliputi:
1) Meningkatkan peran serta daerah dan swasta a. Atraksi
dalam pengembangan pariwisata. Atraksi wisata yang baik harus dapat
2) Memperbesar dampak positif pembangunan. mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya,
3) Mempermudah pengendalian terhadap dampak menahan merka di tempat atraksi dalm waktu
lingkungan. yang cukup lama dan memberikan kepuasan
d. Wisata Bahari kepada wisatawan yang berkunjung (Soekadijo,
Merupakan salah satu jenis produk 2000: 70).
wisata yang sangat potensial untuk Atraksi wisata adalah salah satu factor
dikembangkan. Jenis wisata ini memiliki utama yang menarik wisatawan untuk datang ke
keunggulan komperatif yang tinggi terhadap suatu daerah wisata. Yang termasuk dalam
produk wisata sejenis di luar negeri. atraksi wisata yaitu.
e. Produk Wisata
1) Natural Attraction : terasering sawah, terumbu kecamatan mojolaban kabupaten sukoharjo).
karang, pantai, danau, sungai, pegunungan, Tujuan dari penelitiannya adalah untuk
cuaca/suhu dan kondisi geografis lainnya. mengetahui proses penyebaran informasi tentang
2) Cultural Attraction : sejarah dan warisan keputusan bupati sukoharjo tentang perencanaan
budaya, agama, seni kerajinan, desa wirun sebagai desa wisata dan harapan
pertunjukan/hiburan, museum, dan pola masyarakat desa wirun terhadap hal tersebut dan
pemukiman masyarakat. partisipasi masyarakat dalam mengembangkan
3) Social attraction : tingkah laku masyarakat desa wisata di desa wirun.
dalam bersosialisasi, bahasa, dan cara/gaya hidup Hasil penelitian menunjukan bahwa kemajuan
masyarakat. pada pengembangan desa wisata wirun tidak
4) Built Attraction : bangunan bersejarah, tercapai, karena pengaruh krisis ekonomi dan
arsitektur bangunan, lapangan, kebun, keadaan politik diindonesia , proses
monument, dan museum. (Yoeti, 2002 : 5) pengembangan dapat dikatakan mandeg dan
b. Sarana cenderung mengalami penurunan yang sangat
Sarana wisata merupakan kelengkapan signifikan. Dan hal tersebut menjadikan daerah
daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk tersebut semakin jarang dikunjungi wisatawan,
melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati dan secara langsung dapat menurunkan
perjalanan wisatanya. Suwantoro (2004: 22). pendapatan masyarakat wirun, sehingga
masyarakat lebih memilih pekerjaan lain dari
Faktor-Faktor Pendorong Pengembangan pada pekerjaan lamanya dalam program
Obyek Wisata pengembangan desa wisata. Selain itu masalah
Faktor pendorong adalah hal atau kondisi tersebut terungkap, masalah sosialisasi masih
yang dapat mendorong atau menumbuhkan suatu dirasa kurang, sehingga membuat warga tidak
kegiatan, usaha atau produksi (Kamus Besar begitu bersemangat dalam mengembangkan desa
Bahasa Indonesia Online). Modal kepariwisataan wirun sebagai desa wisata. Sedangkan
(torism assets) sering disebut sumber partisipasinya dirasa masih rendah, hal itu
kepariwisataan (tourism resources). Suatu daerah dikarenakan pihak yang mengusulkan
atau tempat hanya dapat menjadi tujuan wisata perencanaan desa wirun sebagai desa wisata
kalau kondisinya sedemikian rupa, sehingga ada adalah pihak birokrat yakni pihak propinsi jateng
yang dikembangkan menjadi atraksi wisata. Apa dan kabupaten sukoharjo,bukan dari masyarakat
yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata desa wirun sendiri.
itulah yang disebut modal atau sumber 2. sigit nurdiyanto (2015) melakukan penelitian
kepariwisataaan (Setianingsih, 2006 : 39). mengenai partisipasi masyarakat dalam
Penelitian Relevan pengembangan desa wisata (studi kasus wisata
1. Murniati (2008) melakukan penelitian bleberan,kecamatan playen kabupaten
mengenai partisipasi masyarakat dalam gunungkidul). Tujuan dari penelitiannya adalah
pengembangan desa wisata di desa wirun menjelaskan bagaimana partisipasi masyarakat
dalam pengembangan desa wisata bleberan evaluasi. Partisipasi masyarakat
playen gunungkidul dan mengetahui factor-faktor bermanfaat pada peningkatan taraf hidup
yang mendorong masyarakat untuk ikut masyarakat.
berpartisipasi dalam pengembangan desa wisata. 3. Factor pendorong partipasi masyarakat
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa adalah diberikannya kesempatan,
masyarakat terlibat dalam empat tahap partisipasi tuntutan lingkungan, untuk kemajuan
yaitu, tahap pengambilan keputusan, tahap daerah, sikap saling menghargai, manfaat
pelaksanaan, tahap pengambilan manfaat, dan yang dirasakan. Factor penghambat
tahap evaluasi. Terdapat dua bentuk partisipasi partipasi adalah latar belakang
masyarakat yaitu partisipasi yang berwujud pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin,
(nyata) yang meliputi partisipasi uang, partisipasi upaya untuk mengatasinya masyarakat
tenaga, dan partisipasi keterampilan, dan didorong ikut berpartisipasi dan
partisipasi yang tidak berwujud (abstrak) yaitu kerjasama instansi untuk penyuluhan dan
partisipasi ide, dan partisipasi pengambilan pelatihan.
keputusan. Keikutsertaan masyarakat dalam
pengembangan desa wisata didorong oleh Kerangka Berpikir
beberapa factor yaitu motivasi dan manfaat yang
diharapkan masyarakat. Pengembangan objek wisata
3. rina monaroh (2017) melakukan peneltian
mengenai partipasi masyarakat dalam
Partisipasi dalam bentuk tenaga
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat
ditaman nasional gunung merbabu suwanting,
Partisipasi dalam bentuk uang
magelang. Tujuan dari penelitiannya adalah
untuk mengetahui bentuk pengembangan Partisipasi dalam bentuk pikiran
pariwisata, partisipasi masyarakat, factor
Pengembangan objek wisata pantai tanjung
pendorong dan penghambat partipasi masyarakat tabako
dalam pengembangan pariwisata berbasis
masyarakat di taman nasional gunung merbabu Daya tarik Pembangunan
suwanting, magelang. infrastruktur
Hasil penelitannya yaitu:
1. bentuk pengembangan pariwisata Berdasarkan diagram diatas maka dapat
berbasis masyarakat, yakni peningkatan dijelaskan bahwa dalam penelitian ini partisipasi
pemasaran dan aksebilitas, peningkatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata
mutu dan pelayanan objek wisata pantai tanjung tabako yaitu: yang
2. partisipasi masyarakat berbentuk ide, pertama yaitu, partisipasi masyarakat dalam
dana, tenaga, keahlian. Tahapan partipasi bentuk tenaga. Yang ke dua partisipasi dalam
yakni perencanaan, pelaksanaan, dan bentuk uang. Yang ke tiga yaitu partisipasi dalam
bentuk pikiran. Sehingga dengan adanya tiga pengembangan pariwisata obyek wisata pantai
tahapan partisipasi yang ada pada diagram diatas tanjung tabako.
bisa melihat sejauh mana partisipasi masyarakat Wawancara
dalam pengembangan objek wisata pantai tabako Peneliti melakukan wawancara kepada
di desa lampata kabupaten bombana. informan-informan guna untuk mengetahui
partisipasi masyarakat dalam pengembangan
METODE PENELITIAN pariwisata obyek wisata pantai tanjung tabako.
Tempat/waktu Penelitian Dokumentasi
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Peneliti menggunakan metode ini dengan
tabako, Kecamatan rumbia tengah, Kabupaten mengambil gambar yang berada di Objek Wisata
Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pantai tanjung tabako desa lampata Kab.
Penelitian akan dilaksanakan selama tiga bulan Bombana sebagai bukti telah melakukan
yaitu mulai bulan January 2019 sampai dengan penelitian di tempat tersebut dan sebagai bahan
april 2019. penunjang dalam hasil penelitian ini.

Jenis Penelitian Teknik Analisis Data


jenis penelitian yang digunakan dalam Dalam penelitian kualitatif, analisis data
penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. dilakukan sejak awal penelitian dan selama
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini proses penelitian dilaksanakan. Data yang
adalah pendekatan etnografi. diperoleh dikumpulkan melalui berbagai sumber
yang layak dan sesuai (signifikan) kemudian
Informan Penelitian diiolah, mengklasifikasikan, menilai, mereduksi
Adapapun informan dalam penelitian ini dan selanjutnya menyajikan data serta
yaitu : menyimpulkan data. Teknik analisis data dalam
a. Kepala dinas pariwisata Bombana. penelitiann ini menggunakan model analisis
b. Masyarakat (8 orang) interaktis yang dikemukakan oleh miles dan
c. Kepala desa (1 orang) huberman.
d. Pengunjung (2 orang)
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Metode pengumpulan data yang Letak geografis penelitian peneliti
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai terletak di Objek Wisata Pantai Tanjung Tabako
berikut: di kawasan Pesisir Pantai Teluk Lora yang
Observasi mempunyai panjang pantai ±3080 m2. Yang
Peneliti melakukan observasi secara terdapat di Desa Lampata Kecamatan Rumbia
langsung untuk mengetahui bagaimana Tengah Kabupaten Bombana atau sekitar 23 km
dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dari pusat Partisipasi masyarakat dalam bentuk uang
kota Kabupaten Bombana (kasipute). a. Partisipasi dalam bentuk uang Bentuk
Partisipasi masyarakat dalam pengembangan keterlibtan masyarakat dalam
objek wisata pelaksanaann pengembangan objek wisatapantai
1.Partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga tanjung tabako bukan hanya keterlibatan secara
Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang emosional semata tetapi ketelibatan masyarakat
diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaa juga dalam memberikan kontribusi yang
usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan bebentuk uang guna menunjang pelaksanaan
sauatu program. pengembangan objek wisata pantai tanjung
a)Partisipasi masyarakat dalam membantu tabako. Dalam keterlibatan masyarakat dalam
Pembangunan bentuk uang, proses dalam pengembangan ojek
Pembangunan sangatlah memerlukan wisata pantai tanjung tabako ada yang didapat
partisipasi masyarakat, dikarenakan partisipaasi dana dari masayarakat dalam bentuk sumbangan,
masyarakat memiliki peranan penting sebuah dan dana dari luar masyarakat yaitu dana hibah
suksesnya sebuah pembangunan, baik itu dari PNPM
partisipasi secara fisik maupun non fisik. 1)Dana Dari Masyarakat.
b)Menjaga Kebersihan lingkungan Dalam hal pencarian anggaran Masyarakat
Kebersihan yang di maksud adalah ikut menyumbang dalam pembangunan dan
bagaimana partisipasi masyarakat menjaga pengembangan objek wisata pantai tanjung
kebersihan objek wisata permandian danau mata tabako. Sumbangan yang dimaksud yaitu
air wakante. Hasil observasi yang peneliti sumbangan dalam bentuk uang dengan tujuan
lakukan pada bulan april, peneliti melihat bahwa sebagai modal awal dalam pengembangan dan
setiap dalam 1 minggu pasti masyarakat pembangunan objek wisata pantai tanjung
melakukan kegiatan gotong royong Kegiatan tabako.
gotong royong yang mereka lakukakn misalnya, b) Dana Dari Luar Masyarakat
memungut kotoran yang mengurangi keindahan Hasil observasi yang dilakukan oleh
dari objek wisata pantai tanjung tabako. peneliti, dalam hal pembanguanann objek wisata
Hasil observasi peneliti, setiap pada hari pantai tanjung tabako, selain dana yang
libur masyarakat dan anak remaja laki-laki serta disumbangkan oleh masayarakat ada dana dari
pihak kepolisian bekerja sama, sehingga luar masayarakat yang dimana dana tersebut dana
keamanannya bisa terjaga dengan baik. yang di usulkan oleh masyarakat melalui
Keamanan yang ada di desa lampata masi lembaga swadaya masyarakat (LSM) kepada
terbilang aman, dan juga keamanan untuk objek PNPM. Anggaran ini yang kemudian dipake
wisata pantai tanjung tabako semenjak untuk pengembangan objek wisata pantai tanjung
dikembangkannya belum ada konflik ataupun tabako
kejadian-kejadian yang mengancam atau
mengganggu dari kenyamanan pengunjung. 3.Partisipasi dalam bentuk pikiran
a.Kegiatan musyawarah rencana pengembangan - partisipasi dalam perencanaan pengembngan
objek wisata/ penyerapan aspirasi/usulan objek wisata, dimana partisipasi dalam
masyarakat perencanaan terdapat 1 tahapan, yaitu: kegiatan
Berdasarkan hasil temuan peneliti,bahwa musyawarah rencana pengembangan objek
masyarakat desa lampata sangat berinisiatif untuk wisata.
terlibat dalam kegiatan musyawarah rencana - Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan,
pemgembangan objek wisata pantai tanjung partisipasi dalam pelaksanan terbagi atas diu
tabako. Hal itu terlihat dari kehadiran masyarakat partisipasi yaitu partisipasi dalam bentuk uang
yang di undang pada setiap rapat yang diadakan dan partisipasi dalam bentuk tenaga. Partisipasi
oleh kepala desa, kemudian orang-orang yang dalam bentuk uang ada dua sumber, yaitu dana
terlibat dalam langsung musyawarah rencana dari masyarakat dan dana dari luar masyarakat.
pengembangan objek wisata pantai tanjung Sementara partisipasi dalam bentuk tenaga
tabako ikut memberikan masukan-masukan terbagi tiga, yaitu parisipasi dalam pembangunan,
terhadap berbagai macam rumusan usulan partisipasi dalam menjaga kebersihan
pengembangunan berdasarkan skala prioritas lingkungan, dan partisipasi dalam menjaga
yang akan diajukan oleh LSM kepada keamanan lingkungan.
pemerintah. - Partisipasi dalam pemanfaatan hasil
pengembangan objek wisata.
Daya Tarik Objek Wisata Pantai tanjung - Daya tarik objek wisata pantai tanjung tabako,
tabako yaitu pasirnya yang putih, masih terjaga
Sesuai dengan observasi yang dilakukan kealamiannya serta pemandangan yang indah.
peneliti, Pantai tanjung tabako memiliki daya - ada faktor penghambat dan factor penunjang
tarik yang mana ciri khasnya masih memiliki dalam pengembangan objek wisata pantai tanjung
keindahan alam dan keunikan-keunikan yang tabako, diataranya adalah faktor internal dan
masih terjaga kealamiannya dan memiliki factor eksternal.
terumbu karang, berbagai jenis ikan, batu karang Saran
dan pemandangannya sangat bagus apabila kita Adapun yang menjadi saran dalam penelitian
melakukan swafoto. ini adalah :
1. Bagi pemerintah pusat atau pemerintah
PENUTUP daerah agar bekerjasama dengan
Kesimpulan masyarakat dalam menfasilitasi
Berdasarkan hasil penenlitian dan pengembangan objek wisata yang ada
pembahasan yang telah dikemukakan dikabupaten bombana yang terkhusus
sebelumnya, maka dapat dimpulkan bahwa objek wisata pantai tanjung tabako.
Partisipasi masyarakat yang terdapat dalam 2. Bagi masyarkat desa lampata, agar tetap
pengembangan objek wisata pantai tanjung menjaga dan meningkatkan
tabako, yaitu: pengembangan objek wisata pantai
tanjung tabako, untuk menjadi salah satu Seribu, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
aicon pariwisata kabupaten bombana. Program Pasca Sarjana, Institusi Pertanian
3. Bagi penulis diharapkan, setelah Bogor.
penulisan ini bisa bekerja sama dengan Isbandi Rukminto Adi. 2007. Perencanaan
masyarkat atau dengan pemerintah Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas:
daerah untuk bisa merekomendasikan dari Pemikiran Menuju Penerapan,
objek wisata-objek wisata yang ada Depok: FISIP IU Press.
dikabupaten bombana dan terkhusus Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu
pantai tanjung tabako, agar dikemudian Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta
hari bukan hanya masyarakat yang Mardijono. 2008. Persepsi dan Partisipasi
berperan aktif dalam pengembangann Nelayan terhadap Pengelolaan kawasan
objek wisata pantai tanjung tabako tetapi Konservasi Laut Kota Batam. Program
juga pemeritah daerah bisa ikut ambil Pasca sarjana Manajemen Sumberdaya
bagian dalam pengembangannya. Pantai Universitas Diponegoro, Semarang.
M, Manullang. 2006. Manajemen Personalia.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : PT. Ghalia Indonesia.
Mastur, Maslia. 2003. Partisipasi Masyarakat
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan dalam Proses Pengambilan Keputusan
Perdesaan dan Perkotaan. Graha Ilmu, Pembangunan Fisik Kelurahan Pisang
Yogyakarta. Candi Kecamatan Sukun Malang. Jurnal
Alaxander, abe. 2002. Perencanaan Daerah penelitian Universitas Merdeka Malang
Partisipatif, Solo: Pondok Vol. xv No.2 2003. ISSN : 1410-7295.
Apriyani, Rini. 2012. Partisipasi Masyarakat Ndraha, Taliziduhu. 2002. Pembangunan
Dalam pelestarian Hutan Mangrove Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.
Di Desa Eretan Kulon Kecamatan Purnamasari, Irma. 2008. Studi Partisipasi
Kandanghaur Kabupaten Indramayu. Masyarakat Dalam Perencanaan
Universitas Pendidikan Indonesia. Pembangunan Di Kecamatan Cibadak
Arsyadha, Gita Alfa. 2002. Kajian Prospek Dan Kabupaten Sukabumi. Program
Arahan Pengembangan Atraksi Wisata Pascasarjana Universitas Diponeoro,
Kepulauan Karimunjawa Dalam Semarang.
Perspektif Konservasi. Jurusan Pendit, S.Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata,
Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Sebuah Pengantar Perdana.
Teknik Universitas Diponegoro. Poerwadarminta, W.J.S. 2002. Kamus Umum
Aziz, Azril. 2003. Kajian Pengembangan Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Pariwisata Bahari Di Kelurahan Pulau Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar. 2000:
Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, 46-47. Pariwisata.
Kabupaten Administrasi Kepulauan
Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Soekadijo. 2000. Anatomi Pariwista. Jakarta :
Parametrik, Jakarta: PT. Elex Media Gramedia.
Komputindo, Kelompok Gramedia. Soetomo. 2008. Strategi-Strategi Pembangunan
Sari, Dewi Kusuma. 2011. Pengembangan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pariwisata Obyek Wisata Pantai Sigandu Widyasmi, Kartika. 2012. Strategi Pengelolaan
Kabupaten Batang. Fakultas Ekonomi Pariwisata Bahari Di Kecamatan
Universitas Diponegoro, Semarang. Bayah Kabupaten Lebak. Fakultas Ilmu
Siregar. I. 2001, Tesis Penanggulanagn Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan
kemiskinan melalui pemberdayaan Ageng Tirtayasa, Serang
masyarakat nelayan, Universitas Undang-Undang Republik Indonesia No. 10
Indonesia, Depok. Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan.
Sunarti, 2003. Partisipasi Masyarakat Dalam Jakarta. www.kemenpar.go.id
Pembangunan Perumahan Secara
Kelompok. Jurnal Tata Loka, Semarang:
Planologi UNDIP.
Suryono. 2004. Penatalaksanaan Diabetes
Melitus. Penerbit Fakultas Kedokteran
Indonesia, Jakarta. Suryono, 2004.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus.
Penerbit Fakultas Kedokteran
Indonesia, Jakarta.
Suwantoro, G. 2004. Dasar-Dasar
Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
ANDI Offset.
Sembodo, Heru. 2006. Partisipasi
Masyarakat Dalam Pembangunan
Desa. Universitas Barawijaya. Malang.
Slamet. 2003. Pembangunan Masyarakat
Berwawasan Partisipasi, Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Setianingsih,Wahyu.2005.Pengembangan Obyek
Wisata Serulingmas Sebagai Salah Satu
Sumber Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Banjarnegara. Skripsi
Universitas Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai