Anda di halaman 1dari 12

ISSN No.

1978-3787
Open Journal Systems 491
……………………………………………………………………………………………………...
KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN
POTENSI WISATA BUDAYA DESA KARANG BAJO
KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

Oleh
Si Luh Putu Damayanti1,Hermanto2, I Ketut Bagiastra3
1,3Dosen LLDIKTI VIII dpk STP Mataram
2Mahasiswa STP Mataram

E-mail: 1sp.damayanti@gmail.com

Abstrak
Keterlibatan masyarakat merupakan salah satu bagian proses dari pembangunan desa. Adanya
keterlibatan pemerintah desa tentu saja bisa mendorong dan membangkitkan kesadaran
masyarakat untuk terlibat dalam pelaksanaan pengelolaan destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan potensi budaya dan untuk mengetahui bentuk keterlibatan masyarakat
dalam pengelolaan potensi wisata di Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok
Utara. Metode penulisan yang di gunakan dalam penelitian ini yakni memadukan hasil temuan
lapangan menggunakan tehnik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dokumentasi,
dengan hasil temuan di study pustaka seperti jurnal dan skripsi. Tehnik analisis data yang di
gunakan adalah diskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini di uraikan dalam beberapa jawaban
terhadap rumusan masalah yaitu potensi budaya dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
potensi wisata di desa karang bajo. Potensi wisata budaya di desa karang bajo yang dapat di
unggulkan adalah rumah adat, masjid kuno bayan beleq, tradisi maulid adat, lebaran adat, tradisi
sidekah turun ton, tarian gegerok tandak, gendang gerantung dan kerajinan tangan. Bentuk
keterlibatan masyarakat desa karang bajo dalam pengelolaan potensi wisata budaya masyarakat
ikut serta dalam melestarikan dan menjaga dari pengaruh budaya luar.
Kata Kunci: Keterlibatan Masyarakat, Pengelolaan ,Potensi Wisata Budaya.

PENDAHULUAN Menurut Raharjo Adisasmita (2006:80)


Keterlibatan masyarakat merupakan Keterlibatan masyarakat diartikan sebagai
salah satu bagian proses dari pembangunan prakarsa, peranserta dan keterlibatan para
desa. Dengan adanya keterlibatan pemerintah anggota dalam pengambilan keputusaan
desa tentu saja bisa mendorong dan perumusan rencana dan program pembangunan
membangkitkan kesadaran masyarakat untuk yang dibutuhkan masyarakat setempat,
terlibat dalam pelaksanaan pengelolaan implementasi dan pemantauan serta
destinasi wisata. Keterlibatan masyarakat pengawasannya, dengan tujuan untuk
dalam pengelolan destinasi wisata sangat di kesejahteraan masyarakat.
perlukan, sehingga masyarakat pun menjadi Keterlibatan yang dapat diberikan oleh
peduli terhadap pengelolaan destinasi wisata masyarakat itu beraneka ragam seperti
yang ada. Masyarakat akan berperan aktif keterlibatan dalam bentuk nyata dan tidak nyata
dalam kegiatan pengelolaan destinasi wisata Seperti yang diungkapkan oleh Abu Huraerah
tersebut, karena mereka merasa bertanggung (2008:102) bentuk-bentuk keterlibatan
jawab atas pengelolaan yang akan di masyarakat yaitu dalam bentuk Keterlibatan
laksanakan. buah pikiran, keterlibatan tenaga, Keterlibatan
harta benda, keterlibatan keterampilan dan

……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
492 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
kemahiran, dan keterlibatan sosial. Dalam besar terutama dalam hal pengelolaan potensi
pengembangan objek wisata partispasi semua wisata budaya. Pelibatan masyarakat secara
bentuk keterlibatan menunjang keberhasilan aktif tentu saja akan memberikan nilai yang
suatu objek wisata. baik dalam upaya pengelolaan kawasan wisata
Desa Karang Bajo merupakan desa yang rumah adat yang ada di Desa Karang Bajo.
berada di Kecamatan Bayan, Kabupaten Berdasarkan latar belakang diatas,
Lombok Utara. Lokasi desa ini cukup strategis yang menjadi permasalahan dalam penelitian
yaitu berdekatan dengan Kawasan Taman ini adalah, apa saja potensi budaya dan
Nasional Gunung Rinjani dengan akses jalan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
yang cukup baik menjadikan desa Karang Bajo potensi pariwisata budaya di Dusun Karang
mudah untuk dikunjungi oleh wisatawan. Desa Bajo Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan,
ini memiliki Potensi Budaya yang potensial serta tujuan penelitian ini adalah
untuk dikelola sebagai destinasi wisata budaya. mendeskripsikan potensi wisata budaya
Desa ini dikenal dengan pariwisata dannketerlibatan mayarakat dalam pengelolaan
budaya salah satunya Rumah Adat Desa Karang potensi wisara budaya di dusun karang bajo
Bajo dan Masjid Kuno Bayan, Rumah adat ini Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan
bukan hanya sekedar tempat hunian saja tetapi Kabupaten Lombok Utara
merupakan tempat acara ritual adat yang
dilakukan oleh masyarakat Bayan. Di Desa LANDASAN TEO
Karang Bajo tepatnya di Dusun Karang Bajo Partisispasi Masyarakat
rumah adat ini relatif masih banyak dan Teori yang digunakan dalam penelitian
terpelihara dengan tata letak yang berderet- ini adalah teori partisipasi untuk menjawab
deret serta hamparan suasana tradisional rumusan masalah di atas.. Keterlibatan berarti
masyarakat Bayan. Potensi Wisata yang di peran serta seseorang atau kelompok
miliki oleh Desa Karang Bajo dapat menarik masyarakat dalam proses pembangunan baik
minat wisatawan untuk berkunjung untuk dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk
mengetahui history budaya yang ada di Desa kegiatan dengan memberi masukan pikiran,
Karang Bajo. Ini menandakan bahwa minat tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi,
pengunjung untuk datang ke Desa Karang Bajo serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -
seperti Rumah Adat hasil pembangunan (Sumaryadi, 2010).
,Masjid Kuno Bayan Beleq dan rangkaian Adisasmita (2006) dalam Wahyuddin
acara ritual adat yang dapat dijadikan sebagai (2018) menyebutkan keterlibatan diartikan
daya tarik wisata yang bisa di nikmati oleh sebagai prakarsa, peran serta dan keterlibatan
wisatawan. seluruh anggota masyarakat dalam
Pengelolaan potensi wisata budaya di pengambilan keputusan, perumusan rencana
Desa Karang Bajo merupakan tanggung jawab dan program pembangunan yang dibutuhkan
seluruh stakeholder pengelolaan pariwisata masyrakat setempat, implementasi dan
baik itu pemerintah maupun masyarakat. Disini pemantauan serta pengawasannya. Hal ini
dalam pengelolaan pariwisata peran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
masyarakat masih kurang berketerlibatan Partsipasi anggota masyarakat adalah
dalam memanfaatkan banyaknya kunjungan keterlibatan anggota masyarakat dalam
wisatawan untuk menyediakan penginapan di pembangunan meliputi kegiatan dalam
sekitar rumah adat sehingga wisatawan bisa perencanaan dan pelaksanaan program
mengikuti kegiatan masyarakata lokal rumah pembangunan yang dikerjakan di dalam
adat desa karang bajo, masyarakat sekitar masyarakat lokal. Dalam hal ini adanya
destinasi wisata memiliki potensi yang sangat kesediaan masyarakat untuk berkorban dan
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 493
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
berkontribusi dalam pengelolaan kawasan berwujud bantuan keuangan, pemikiran dan
wisata di Desa Karang Bajo. material yang diperlukan.
Keterlibatan dapat dilaksanakan secara Menurut Dusseldorp dalam (Yuwono
reliable, acceptable, implementable dan 2016:12 ) membedakan keterlibatan
workable. Reliable disini dimaksudkan berdasarkan derajat kesukarelaannya, sebagai
memberikan kepercayaan kepada masyarakat berikut:
lokal atas keterlibatan mereka dalam program 1. Keterlibatan spontan, yaitu partsipasi yang
pembangunan oleh pihak-pihak kepentingan terbentuk secara spontan dan tumbuh karena
yng merupakan stakeholder. Acceptable adalah motivasi intrinsic
dapat diterima oleh masyarakat setempat atas 2. Keterlibatan terinduksi, yaitu keterlibatan
program pembangunan yang akan yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya
diimplementasikan itu disusun dan dirumuskan motivasi ekstrinsik (berupa bujukan,
oleh, dari dan untuk anggota masyrakat secara pengaruh, dorongan, penyuluhan) dari luar.
bersama sama melalui musyawarah. 3. Keterlibatan tertekan oleh kebiasaan, yaitu
Implementable yaitu program pembangunan keterlibatan yang tumbuh karena adanya
tersebut dapat diimplementasikan masyarakat tekanan yang dirasakan sebagaimana
setempat dianggap paling mengetahui tentang layaknya warga masyarakat pada umumnya.
keadaan dan permasalahan sehingga 4. Keterlibatan tertekan oleh alasan sosial
diharapkan dapat direaisasikan sesuai dengan ekonomi, yaitu keterlibatan yang dilakukan
kebutuhan masyrakat. Workable yaitu dapat karena takutakan kehilangan status sosial
dikerjakan masyarakat setempat dimana atau menderita kerugian/tidak memperoleh
apabila dihadapi suatu hambatan atau bagian manfaat dari kegiatanyang
kekurangan dalam implementasinya maka hal dilaksanakan.
tersebut dapat diatasi oleh keterlibatan 5. Keterlibatan tertekan oleh peraturan, yaitu
masyarakat setempat, baik secara materi keterlibatan yang dilakukan karena takut
maupun tenaga dan pemikiran. menerima hukuman dari
Menurut Sundariningrum dalam peraturan/ketentuan-ketentuan yang sudah
(Sugiyah, 2010) mengklasifikasikan diberlakukan.
keterlibatan menjadi dua berdasarkan cara Menurut Sumarto (2003: 71), bahwa
keterlibatannya, yaitu: partisispasi masyarakat adalah proses ketika
1. Keterlibatan langsung masyarakat sebagai individu maupun kelompok
Keterlibatan secara langsung berarti social dan organisasi, mengambil peran serta
anggota masyarakat ikut memberikan bantuan ikut mempengaruhi proses perencanaan,
tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan. pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan –
Keterlibatan yang terjadi apabila individu kebijakan yang klangsung mempengaruhi
menampilkan kegiatan tertentu dalam proses kehidupan masyarakat.
keterlibatan. Keterlibatan ini terjadi apabila Sedangkan menurut Dea Deviyanti
setiap orang dapat mengajukan pandangan, (2013: 1) mengidentifikasi beragam bentuk
membahas pokok permasalahan, mengajukan kegiatan keterlibatan yang dilakukan oleh
keberatan terhadap keinginan orang lain atau setiap warga masyarakat dapat
terhadap ucapannya. berupa:1.Menjadi anggota kelompok-
2. Keterlibatan tidak langsung kelompok masyarakat., 2.Melibatkan diri pada
Keterlibatan yang terjadi apabila individu kegiatan diskusi kelompok
mendelegasikan hak keterlibatannya pada masyarakat.3.Melibatkan diri pada kegiatan-
orang lain. keterlibatan tidak langsung kegiatan organisasi untuk menggerakan
patisipasi masyarakat yang lain,
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
494 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
4.Menggerakan sumber daya masyarakat, kegiatan kepariwisataan, sehingga kemanfaatan
5.Mengambil bagian dalam peroses kepariwisataan sebesar-besarnya
pengambilan keputusan, 6.Memanfaatkan diperuntukkan bagi masyarakat. Sasaran utama
hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan pengelolaan kepariwisataan haruslah
masyarakat. meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pariwisata Berkelanjutan setempat.
Menurut Janianton (2013 : 15). Pengelolaan sumber daya pariwisata di
Pariwisata berbasis masyarakat atau destinasi pariwisata dengan melibatkan
Community Based Tourism sebagai sebuah masyarakat setempat memiliki sejumlah alasan.
pendekatan pemberdayaan yang melibatkan Menurut Korten dalam (Masriana 2019) alasan
dan meletakkan masyarakat sebagai pelaku yang mendasarinya adalah:
penting dalam konteks paradigma baru 1. Variasi antar daerah (local variety), yakni
pembangunan yakni pembangunan yang setiap daerah tidak dapat diberikan
berkelanjutan (sustainable development perlakuan yang sama karena setiap daerah
paradigma) pariwisata berbasis masyarakat mempunyai karakteristik sendiri yang
merupakan peluang untuk menggerakkan membedakannya dengan daerah lain,
segenap potensi dan dinamika masyarakat, sehingga sistem pengelolaannya akan
guna mengimbangi peran pelaku usaha berbeda, selain masyarakat setempat sebagai
pariwisata skala besar. Pariwisata berbasis pemilik daerah, mereka adalah pihak yang
masyarakat tidak berarti merupakan upaya kecil paling mengenal dan paling mengetahui
dan lokal semata, tetapi perlu diletakkan dalam situasi daerahnya.
konteks kerjasama masyarakat secara global. 2. Adanya sumber daya lokal (local resources)
Community based tourism sebagai yang secara tradisional dikuasai oleh
pariwisata yang memperhitungkan dan masyarakat setempat, merekalah yang lebih
menempatkan keberlanjutan lingkungan, sosial mengetahui bagaimana cara mengelola
dan budaya, diatur dan dimiliki oleh komunitas, sumber daya lokal tersebut yang bersumber
untuk komunitas. Teori ini melihat community dari pengalaman generasi ke generasi.
based tourism bukan dari aspek ekonomi 3. Tanggung jawab lokal (local
terlebih dahulu melainkan aspek accountability), dalam hal ini pengelolaan
pengembangan kapasitas komunitas dan yang dilakukan oleh masyarakat lokal lebih
lingkungan, sementara aspek ekonomi menjadi bertanggung jawab karena kegiatan tersebut
induced impact dari aspek sosial, budaya dan secara langsung akan mempengaruhi hidup
lingkungan. mereka.
Menurut Pinel dalam Rorah (2012) Pengelolaan Pariwisata
Community based tourism merupakan model Menurut Sunaryo ( 2013:77),
pengembangan pariwisata yang berasumsi Perkembangan pariwisata di suatu daerah dan
bahwa pariwisata harus berangkat dari kemungkinan terjadinya dampak baik positif
kesadaran nilai-nilai kebutuhan masyarakat maupun negatif yang selalu menjadi bagian dari
sebagai upaya membangun pariwisata yang proses perubahan, pada dasarnya sangat
lebih bermanfaat bagi kebutuhan, insiatif dan bergantung pada manajemen dan tata
peluang masyarakat lokal. pengelolaan kepariwisataan yang diperankan
Sebagai kesimpulan dari beberapa oleh segenap pemangku kepentingan (stake
pengertian diatas prinsip dasar kepariwisataan holders) baik dari unsur pemerintah – industri –
berbasis masyarakat adalah menempatkan masyarakat yang ada di suatu destinasi.
masyarakat sebagai pelaku utama melalui Menurut Pitana (2009 : 81), pada
pemberdayaan masyarakat dalam berbagai prinsipnya pengelolaan pariwisata haruslah
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 495
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
menekankan pada nilai-nilai kelestarian potensi yang mengundang minat wisatawan
lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial untuk berkunjung. (Sujali, 1989) mengartikan
yang memungkinkan wisatawan menikmati potensi sebagai perubahan bentuk permukaan
kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi bumi sebagai akibat sebuah proses alam dengan
kesejahteraan komunitas lokal. Berdasarkan tenaga endogen sehingga membentuk
pemahaman tersebut, tata kelola pelaksanaan pegunungan, sungai, danau, dan bentuk
pembangunan pariwisata secara sederhana lainnya. Berkaitan dengan potensi daya tarik
dapat diartikan sebagai cara-cara atau upaya- wisata, maka juga dapat disebabkan oleh
upaya yang dilakukan untuk pengembangan adanya budaya atau kreativitas manusia.
parwisata, serta bertujuan untuk Terdapat faktor – faktor yang
kesinambungan yang muncul dari kepedulian berpengaruh terhadap potensi wisata suatu
terhadap pelestarain aset pariwisata dan tempat, yaitu:
kebermanfaatannya bagi masyarakat setempat a. Aspek fisik, meliputi kondisi yang
(pariwisata tidak dikuasai oleh pihak luar). berpengaruh terhadap perubahan iklim,
Menurut Cox (1985) dalam Pitana (2009) tanah, flora dan fauna, morfologi.
pengelolaan pariwisata harus memperhatikan b. Atraksi, merupakan segala sesuatu yang
prinsip-prinsip sebagai berikut: menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk
a).Pembangunan dan pengembangan pariwisata berkunjug di suatu daerah, missal terdapat
haruslah didasarkan pada kearifan local dan suatu festival tertentu seperti Dieng Culture
special local sense yang merefleksikan Festival, Festival Durian, upacara adat, dan
keunikan peninggalan budaya dan keunikan lainnya.
lingkungan. b) Preservasi, proteksi, dan c. Aksesbilitas, berkaitan dengan berbagai
peningkatan kualitas sumber daya yang upaya yang dilakukan untuk mencapai
menjadi basis pengembangan kawasan tempat wisata, dalam hal ini semakin mudah
pariwisata. c) Pengembangan atraksi wisata tempat wisata ditemukan maka akan
tambahan yang mengakar pada khasanah semakin tinggi pula minat wisatawan untuk
budaya lokal. d) Pelayanan kepada wisatawan berkunjung.
yang berbasis kepada keunikan budaya dan d. Pemilikan dan penggunaan lahan yang
lingkungan lokal. berpengaruh terhadap lokasi tempat wisata
Memberikan dukungan ddan legitimasi serta arah kebijakan pengembangannya.
pada pembangunan dan pengembangan Kepemilikan lahan seperti lahan pribadi atau
pariwisata jika terbukti memberikan manfaat dimiliki pemerintah.
positif, tetapi sebaliknya mengendalikan e. Sarana dan prasarana pendukung wisata.
dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata Sarana wisata meliputi transportasi, biro
tersebut jika melampui ambang batas perjalanan wisata, penginapan, restoran.
lingkungan alam atau akseptabilitas sosial Sedangkan prasarana wisata seperti
walaupun di sisi lain mampu meningkatkan komunikasi, listrik, persediaan air minum,
pendapatan masyarakat. sistem perbankan, pelayanan kesehatan.
Potensi Wisata Sarana dan prasarana yang lengkap akan
Pengertian potensi wisata menurut mendukung wisatawan untuk lebih lama
Sukardi (dalam M. R. Hastanto, 2016:15) berada di lokasi tersebut.
adalah segala yang dimiliki oleh suatu daya f. Masyarakat, peran masyarakat sangat
tarik wisata dan berguna untuk penting sebagai pemilik atraksi wisata, oleh
mengembangkan industri pariwisata di daerah karenanya pemerintah secara berkala
tersebut. Sesuatu tempat yang ditetapkan melakukan penyuluhan kepada masyarakat
sebagai Daya Tarik Wisata harus memiliki dalam bentuk bina masyarakat sadarwisata
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
496 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
(Suwantoro, 1997) Kepala Desa Karang Bajo, Penghulu Adat,
Yoeti dalam Rinita Y K. (2019:34) Ketua Pokdarwis dan Tokoh Masyarakat
mendefinisikan potensi wisata adalah modal setempat di Dusun Karang Bajo.
yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata, Analisa Data
aspek wisata yang dimanfaatkan untuk Metode analisis data adalah suatu cara
kepentingan ekonomi dengan tidak untuk mengolah data yang masih bersifat
mengesampingkan aspek sosial budaya. Daya mentah dengan jalan menginventarisasikan
tarik itu sengaja ditonjolkan dan mempunyai atau memilah-milahkan kemudian menafsirkan
sifat atraksi wisata. Potensi wisata secara umum data tersebut sehingga terdapat relevansi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu : dengan permasalahan penelitian. ( Gunartha,
1. Site Attraction Site attraction Yaitu suatu 2001 : 35 ).
tempat yang dijadikan objek wisata seperti Analisis data yang digunakan pada
tempat-tempat tertentu yang menarik dan penelitian ini dengan metode deskriptif
keadaan alam. kualitatif yang dimana dalam penjabarannya
2. Event Attraction Event attraction yaitu suatu digunakan menggunakan kata-kata. Teknik
kejadian yang menarik untuk dijadikan analisis data yang digunakan dalam analisis
moment kepariwisataan, seperti pameran, kualitatif memiliki empat tahap yaitu : 1.
pesta kesenian, upacara keagamaan dan Mengumpulkan data, 2. Reduksi data,
konvensi. 3.Display data, 4.Kesimpulan dan verifikasi

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian ini menggunakan 1. Profil Lokasi
pendekatan kualitatif , metode peneltian Desa Karang Bajo merupakan salah satu
kualitatif adalah metode penelitian yang Desa yang ada di Kecamatan Bayan, Kabupaten
menghasilkan data deskriptif berupa kata kata Lombok Utara. Desa Karang Bajo yang pada
tertulis ataupun lisan dari orang dan perilaku awalnya merupakan bagian dari Desa Bayan
yang yang dapat diamati. Untuk mendapatkan dan Desa Senaru dengan nomor urut terakhir
data yang akurat, dalam mengumpulkan data dari 9 Desa yang ada di Kecamatan Bayan
menggunakan, teknik Observasi, Wawancara , adapun urutannya mulai dari Desa Bayan,
Dokumentasi Anyar, Loloan, Sukadana, Akar-Akar, Senaru,
Penetuan Informan Mumbul Sari, Sambi Elen dan Karang Bajo.
Peneliti akan menggunakan teknik Setelah usulan pemekaran Desa Karang
purposive sampling dan snowball sampling Bajo disetujui yang dibuktikan dengan Surat
sehingga terdapat informan kunci dan informan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 9
pendukung. Menurut Sugiono (2011), Tahun 2004 tentang Pengesahan Pendirian
purposive sampling adalah teknik penentu Desa Persiapan Karang Bajo di Kecamatan
informan dengan pertimbangan pada Bayan Kabupaten Lombok Barat pada tanggal
kemampuan informan untuk memberikan 11 Oktober 2004. Untuk Menjalankan Roda
informasi selengkap mungkin kepada penulis. pemerintahan Desa tersebut Bupati Lombok
Sedangkan Snowball Sampling adalah teknik Barat mengeluarkan Surat Keputusan Bupati
penentuan informan dengan mula-mula Lombok Barat nomor 380/39/PEM/2004
menentukan informan dalam jumlah kecil, tentang Penunjukan Penjabat Kepala Desa
kemudian membesar jika informan yang telah sekalian Perangkat Desanya dan Surat
dipilih belum memberikan informasi atau data Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor
yang dibutuhkan oleh peneliti. Informan 386/40/PEM/2004 tentang Penunjukan
peneliti adalah pelaku usaha Pariwisata yaitu, Anggota BPD Desa Persiapan Karang Bajo.
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 497
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
Sejalan dengan perkembangan Desa b. Tradisi Maulid Adat
Karang Bajo sampai saat ini, Desa Karang Bajo Maulid Adat merupakan agenda tahunan
memiliki 9 Dusun diantaranya yaitu, Dusun masyarakat adat Desa Karang Bajo untuk tetap
Karang Bajo, Ancak Timur, Ancak Barat, melastarikan nilai budaya setempat. Maulid
Trantapan, Dasan Baro, Plabupati, Gol Munjid, Adat ini dilaksanakan dua hari. Hari pertama
Lokok Aur dan Dasan Baro. Pada saat disebut dengan kayu aiq adalah persiapan
terbentuknya Desa Karang Bajo sampai saat ini bahan-bahan makanan dan peralatan yang akan
baru hanya 2 pejabat Kepala Desa yang digunakan. Hari kedua disebut dengan gawe
menjabat yaitu Kertamalip ( Periode, 2007- adalah acara doa dan makan bersama serta
2013 dan 2013-2019) dan Hamdi, S.Pd. ( ditandai dengan arak- arakan praja Maulid.
Periode, 2019-sekarang ). Sebelum mengikuti perayaan Maulid Adat ini
2.Potensi Pariwisata Budaya Desa Karang masyarakat akan ditandai dengan mamaq atau
Bajo yang biasa disebut dalam ritual adat dengan
Pengelolaan potensi pariwisata yang istilah menyembek.
terdapat di Desa Karang Bajo didukung oleh Selain itu, dalam mengikuti perayaan
beragam potensi budaya seperti peninggalan tradisi Maulid adat diwajibkan menggunakan
bersejarah, tradisi dan adat istiadat yang tidak pakaian adat tanpa menggunakan baju untuk
ditemukan di tempat lain. Pembahasan ini peserta laki-laki dan tanpa menggunakan
memaparkan tentang potensi budaya Desa pakaian dalam. Untuk peserta perempuan
Karang Bajo. Dalam pengelolaan pariwisata menggunakan pakaian adat yang disebut
budaya, potensi budaya Desa Karang Bajo dengan kemben. Selain Masyarakat adat,
dapat diuraikan sebagai berikut : perayaan Maulid adat juga bisa diikuti oleh
a. Rumah Adat masyarakat atau wisatawan diluar masyarakat
Rumah adat Desa Karang Bajo adat, yang artinya perayaan tradisi Maulid adat
merupakan peninggalan bersejarah yang ini dapat dijadikan sebagai suatu atraksi wisata
dimanfaatkan sebagai pusat pelaksanaan budaya.
kegiatan-kegiatan budaya di Desa Karang Bajo. c. Lebaran Adat
Rumah Adat ini memiliki keunikan dari segi Mengenai Tradisi Lebaran Adat yang
arsitektur bangunannya yang berbahan dasar dilakukan oleh masyarakat adat Desa Karang
kayu, dinding bangunan dari pagar bambu dan Bajo. Tradisi Lebaran Adat merupakan tradisi
atapnya dari alang-alang. yang dilaksanakan setiap tahun oleh
masyarakat adat. Perayaan tradisi ini
dilaksanakan tiga hari setelah pelaksanaan
lebaran yang dilakukan oleh masyarakat pada
umumnya. Prosesi sholat Eid yang berpusat di
Masjid Kuno dilaksanakan oleh para kyai dan
kyai santri dengan menggunakan baju dan ikat
kepala berwarna putih.
d. Tradisi Sidekah Turun Ton
Tradisi Sidekah Turun Ton merupakan
tradisi yang dilakukan oleh semua masyarakat
Gambar. 1. Rumah Adat Desa Karang adat yang termasuk dalam wet bayan. Pada
Bajo 2021 Sumber : Dokumetasi pribadi perayaan tradisi ini semua peserta
menggunakan sapuk ( ikat kepala ) berwarna
putih yang bermakna untuk menjunjung tinggi
nilai kesucian. Dalam pelaksanaan tradisi ini
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
498 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
ada beberapa aturan yang harus diikuti oleh tradisional yang digunakan di dalam Kampu
para peserta seperti tidak menggunakan alas Adat untuk mengiringi perayaan- perayaan
kaki, tidak boleh mengayunkan tangan, tidak ritual ada seperti Maulid Adat, Selamat Desa,
boleh berbicara pada saat perjalanan, tidak Gawe Alif dan Gawe Beleq”.
boleh makan dan minum, tidak boleh saling g.Kerajinan Tangan
mendahului, tangan mendekap kebelakang, . Pembuatan kerajinan tangan oleh
tidak menggunakan baju dan barisan tidak masyarakat Desa Karang Bajo dilakukan secara
boleh putus. tradisional dengan jenis kain tenun yang
Urutan barisan pada perayaan tradisi ini diproduksi antara lain Londong Abang, Kereng
diatur berdasarkan dari wet kepembekelan. Pisak, Rejasa dan Sapuk. Kerajian tangan yang
Perayaan ini dilakukan selama dua hari. Hari dilakukan oleh masyarakat dimasing-masing
pertama semua masyarakat yang mengikuti rumah, mereka membuat sendiri kerajian
perayaan tradisi ini berjalan kaki menuju ke tangan seperti kain tenun dan sapuk (ikat
gedeng daya dimulai pada jam 15.00 Wita dan kepala).
pada hari kedua perjalanan dilakukan ke gedeng 3.Bentuk- Bentuk Keterlibatan Masyarakat
lauk. Kegiatan masyarakat secara langsung
Tradisi Sidekah Turun Ton merupakan seperti kegiatan acara adat, atraksi budaya, dan
tradisi rutin yang dilakukan per 3 tahun sekali, masyarakat ikut serta dalam menjaga
perayaan tradisi ini dapat disaksikan dan diikuti kebersihan rumah adat sehingga wisatawan
oleh masyarakat umum. Namun, pada saat nyaman untuk berkunjung sedangkan
acara puncak dari ritual tradisi ini hanya boleh keterlibatan masyarakat secara tidak langsung
di saksikan oleh orang yang ikut pada perayaan ketika terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan
tradisi ini saja. Tradisi Turun Ton ini hanya yang terjadi di desa karang bajo masyarkat
dilaksanakan di Kampu Adat Desa Karang langsung melaporkan ke pembekel dan
Bajo. penghulu adat, sehingga pembekel dan
e.Tarian Gegerok Tandak penghulu adatlah yang mengarahkan
Tarian Gegerok Tandak merupakan salah kekeliruan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat
satu bentuk kesenian yang ada di Desa Karang dari hasil wawancara dengan informan bernama
Bajo. Tarian Gegerok Tandak biasanya Bapak Hamdi S.Pd selaku kepala desa karang
dimainkan oleh sekelompok pemuda dan bajo menyatakan:
dipertunjukan pada saat acara khitanan. Namun “Tentunya mereka terlibat karena mereka
seiring dengan perkembangan zaman tarian ini sendiri yang ikut serta terlibat dalam kegiatan
digunakan untuk tarian penyambutan tamu budaya tersebut masyarakat sangat antusias
pada kegiatan-kegiatan tertentu. Tarian gegerok sekali dalam melaksanakan ritual-ritual adat
tandak dimainkan tanpa menggunakan alat karena itu bagian dari karakteristik budaya di
music sebagai pengiringnya, namun pengiring Desa Karang Bajo” ( 3 Desember 2021 ).
tarian ini berasal dari lantunan suara-suara dari Hal senada diungkapkan ketua pokdarwis
para penari. Cok Arya Sandi S.Hut yang menyatakan :
f.Gendang Gerantung “ Kami sebagai pemuda adat di desa
Gendang gerantung merupakan alat karang bajo berantusias sekali dalam
musik tradisional yang digunakan untuk memabantu tokoh-tokoh adat dalam
mengiringi perayaan ritual adat. Selain sebagai menjalankan prosesi acara adat dari awal
pengiring, gendang gerantung ini juga jalannya acara sampai selesainya acara” ( 4
digunakan sebagai sarana hiburan pada saat Desember 2021 ).
acara ritual Maulid Adat, Gawe Alif dan Gawe
Beleq. “Gendang Gerantung adalah alat musik
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 499
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
Hal senada di ungkapkan oleh Amaq hanya datang berkunjung untuk melihat rumah
Kendur Selaku Masyarakat adat Desa Karang adat saja tetapi bisa membeli kain tenun yang
Bajo yang menyatakan : kami buat dan bisa belajar membuat kain
“ Saya selaku masyarakat yang tinggal di tenun” ( 4 Desember 2021 ).
sekitar di sekitar rumah adat selalu ikut serta Senada dengan Bapak Hamdi, S.Pd
dalam menjalankan prosesi acara adat yang di selaku kepala desa karang bajo menyatakan :
lakukan di rumah adat Desa Karang Bajo” ( 4 “Masyarakat sangat setuju jadi itu yang
Desember 2021 ). kita harapkan disamping pelaksanaan ritual
Masyarakat di desa karang bajo sering adat itu juga ada feedback yang didapat oleh
melakukan gotong royong dalam masyarakat setempat sehingga adanya
menyelengarakan kegiatan budaya dan peningkatan ekonomi seperti penjualan kain
menjaga kebersihan kawasan rumah adat desa tenun” ( 3 Desember 2021 ).
karang bajo, dimana masyarakat ikut 4. Pengelolaan Pariwisata
melaksankan kegiatan budaya yang di Pengelolaan potensi budaya oleh
selenggarakan oleh penghulu adat maupun masyrakat dilakukan dengan cara
pemerintah desa, budaya yang di lestarikan oleh menyesuaikan kebijakan yang diberikan oleh
masyarakat sangat unik dan berbeda dari tempat pemerintah desa, sehingga masyarakat bisa
yang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil melestarikan budayanya yang bisa
wawancara dengan informan : mendatangkan banyak wisatawan. Wisatawan
Amaq Anom selaku penghulu adat yang berkunjung diberikan kebebasan
menyatakan bahwa : berwisata di rumah adat dengan mengikuti
“Masyarakat adat desa karang bajo aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh
memiliki karakteristik budaya yang berbeda penghulu adat. Selain wisatawan, masyarakat
dari tempat yang lain, yang dimana rumah adat setempat juga harus mentaati aturan yang sudah
karang bajo dijadikan sebagai induk oleh dibuat oleh pranata adat. Hal tersebut dapat
masyarakat bayan pada saat acara ritual adat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
seperti mauilid adat, lebaran adat, taek lauq- Bapak Hamdi S.Pd selaku kades Karang Bajo
taek daya dan kesenian berupa tarian gegerok” menyatakan :
( 4 Desember 2021 ). “Pemerintah menyerahkan sepenuhnya
Sumber daya masyarakat lokal yang kepada adat jadikan yang lebih tahu dan yang
dikelola dapat memeberikan timbal balik yang lebih paham tentang konsepsi adat itu mereka
menguntungkan bagi masyarakat yang terlibat selaku Pranata adat Kita cuman memberi
seperti pengerajin tenun, dan pengerajin tenun dukungan anggaran kemudian fasilitas-fasilitas
secara langsung membuatnya di rumah masing- yang mampu kita berikan” ( 3 Desember 2021
masing sehingga wisatawan yang berkunjung ).
ke rumah adat desa karang bajo tidak hanya Senada dengan Amaq Anom Selaku
membeli kain tenun yang sudah jadi, akan tetapi Penghulu Adat Menyatakan :
bisa menyaksikan atau melihat secara langsung “ Sesuai hukum adat yang di Bayan
proses pembuatan kain tenun tersebut. Hal khususnya di Desa Karang Bajo yang
tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara mengikuti kebijakan-kebijakan yang ada di
dengan informan bernama Ibu Santi selaku kebijakan adat yang sudah ditambahkan oleh
pengrajin tenun menyatakan : kebijakan pemerintah desa supaya masyarakat
“ Kami yang berada di kawasan rumah adat itu bisa mencapai tujuan positif” ( 4
adat desa karang bajo mempunyai masing- Desember 2021 ).
masing satu peralatan pembuatan kain tenun,
sehingga wisatawan yang berkunjung tidak
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
500 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
Pembahasan PENUTUP
1.Potensi Pariwisata Kesimpulan
Potensi budaya yang ada di Desa Karang Berdasarkan penyajian data dan analisis
Bajo memiliki tempat yang bersejarah dan data yang ditemukan di lapangan terkait dapat
memiliki atraksi budaya yang unik yang bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut :
untuk dikunjungi oleh wisatawan, bangunan 1. Ada beberapa potensi budaya yang ada di
yang bersejarah memiliki nilai arsistektur unik Rumah Adat Desa Karang Bajo yang sangat
seperti Rumah Adat dan Masjid Kuno Bayan potensial untuk dikembangkan sebagai daya
Beleq. Atraksi budaya yang biasanya tarik wisata yaitu ;a) Rumah Adat Dan
ditampilkan apabila ada acara adat seperti Masjid Kuno Bayan Beleq yang di jadikan
kesenian perisean, tarian gegerok dan gendang tempat ritual acara adat oleh masyarakat
beleq. Kegiatan budaya yang dilakukan oleh bayan, b) Tradisi Maulid Adat yaitu acara
masyarakat dan wisatawan juga bisa ikut serta adat yang di lakukan oleh masyarakat bayan
mengikuti acara budaya yang di selengarakan yang di lakukan setahun sekali, c) Lebaran
oleh masyarakat adat. Adat yaitu acara adat yang dilakukan oleh
Menurut Sukardi (dalam M. R. Hastanto, masyarakat bayan setahun sekali dan di
2016:15) adalah segala yang dimiliki oleh suatu lakukan tiga hari setelah hari raya idul fitri
daya tarik wisata dan berguna untuk nasional, d)Tradisi Sidekah Turun Ton, e)
mengembangkan industri pariwisata di daerah Tarian Gegerok Tandak, f).Gendang
tersebut. Sesuatu tempat yang ditetapkan Gerantung, g) Kerajinan Tangan ( kain
sebagai Daya Tarik Wisata harus memiliki Tenun, Sapuq )
potensi yang mengundang minat wisatawan 2. Bentuk- bentuk keterlibatan masyarakat
untuk berkunjung. dalam pengelolaan potensi wisata budaya di
2.Keterlibatan Masyarakat desa karang bajo. Masyarakat memegang
Keterlibatan masyarakat dalam kendali penuh terhadap pengelolaan potesi
pengelolaan potensi budaya sangatlah wisata budaya dalam menampilkan atraksi
berpengaruh, karena budaya itu keluarnya dari wisata, masyarakat ikut dalam melestarikan
masyarakat yang dilakukan secara turun dan menjaga dari pengaruh budaya luar.
temurun, warisan leluhur dilestarikan dengan Saran
berbagai cara yang tetap mengikuti ketentuan- Berdasarkan kesimpulan di atas maka
ketentuan adat dan kebijakan pemerintah desa. dikemukakan beberapa saran :
Masyarakat memegang kendali penuh terhadap 1. Mayarakat adat Desa Karang Bajo harus
pengelolaan potensi budaya yang dimiliki berperan aktif melestarikan aset budaya
sehingga masyarakat bisa menampilkan yang ada agar lebih di kenal oleh wisatawan.
atraksi-atraksi wisata, atraksi wisata tersebut 2. Penghulu adat perlu mempertahankan
menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan kebijakan yang sudah berlaku agar
Menurut Adisasmita (2006) dalam masyarakat dan pengunjung tidak semena-
Wahyuddin (2018) menyebutkan keterlibatan mena dalam mengikuti acara adat.
diartikan sebagai prakarsa, peran serta dan 3. Pemerintah dan pengelola objek daya tarik
keterlibatan seluruh anggota masyarakat dalam wisata diharapkan melakukan kolaborasi
pengambilan keputusan, Dalam hal ini adanya dengan pengembangan Kampu Adat sebagai
kesediaan masyarakat untuk berkorban dan daya tarik wisata budaya dan sekaligus
berkontribusi dalam pengelolaan kawasan dalam rangka melestarikan potensi-potensi
wisata di Desa Karang Bajo. yang ada di Rumah Adat Desa Karang Bajo.

……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 501
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA [11] Rorah, D. N. P. 2012. Pengelolaan
[1] Abu Huraerah. 2008. Pengorganisasian Pariwisata Berbasis Masyarakat
dan Pengembangan Masyarakat: Model (Community Based Tourism) di Desa
dan Strategi Pembangunan Berbasis Kebun Agung Kecamatan Imogiri.
Kerakyatan. Bandung: Humaniora Jurusan Ilmu Administrasi Negara.
[2] Dea Deviyanti. 2013. Studi tentang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Keterlibatan Masyarakat dalam Universitas Negeri Yogyakarta.
Pembangunan Di Kelurahan Karang Jati [12] Pitana, 2009. Pengantar ilmu pariwisata.
Kecamatan BalikpapanTengah.”jurnal Yogyakarta: Penerbit Andi Publisher
Administrasi Negara Vol. 1 No. 2 [13] Sumarto, 2003. Pembangunan
[3] Fauzi Ahmad 2020, “Pengaruh Masyarakat Berwawasan Keterlibatan.
Keberadaan Desa Wisata Terhadap Surakarta: Sebelas Maret University
Kondisi Sosial Dan Lingkungan Press.
Masyarakat (Study di Desa Gubugklakah [14] Sugyono, 2011 metode Penelitian
Kecamatan Poncokusumo Malang)” kuantitatif dan kualitatif dan
[4] Fedrina (2018)“Keterlibatan Masyarakat r&d,bandung:bandung alfabet.
Desa Malasari Dalam Pengembangan [15] Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan
Ekowisata Taman Nasional Gunung Pembangunan Destinasi Pariwisata.
Halimun Salak (TNGHS)” [16] Yogyakarta: Gava Media.
[5] Fika Megawati. (2016). Kesulitan [17] Pitana, I G. dan Diarta, S. 2009.
Mahasiswa Dalam Mencapai Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
Pembelajaran Bahasa Inggris Secara Penerbit Andi.
Efektif. Jurnal Pedagogia ISSN 2089- [18] Suansri, Potjana, Community Based
3833, 5(2), 170 9–1714. Tourism Handbook (Thailand: REST
https://doi.org/10.1007/s00381-016- Project, 2003).
3174-3 [19] Srianis, K., Suami, N. K., & Ujianti, P. R.
[6] Gunartha,eka.2011. Metodologo riset. (2014). Penerapan Metode Bermain
Mataram: universitas mataram. Puzzle Geometri Untuk Meningkatkan
[7] Hastanto, M. R., (2016) “Potensi Wisata Perkembangan Kognitif Anak Dalam
Budaya di Kampung Bandar sebagai Ikon Mengenal Bentuk. Jurnal Pendidikan
Wisata Kota Pekanbaru” Jurnal Online Anak Usia Dini, 2(1), 1–11.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php
Ilmu Politik Universitas Riau 3 (2), 1-15, /JJPAUD/article/view/3533
2016 [20] Subagyo, P.Joko. 2004. Metode
[8] Janianton 2013. Pariwisata Indonesia Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
(Antara Peluang Dan Tantangan), [21] Sukandarrumidi. 2004. Metodologi
Yogyakarta, Pustaka Pelajar Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada
[9] Nofri Resta Esa Putri, 2018 “Keterlibatan Univrsity Press
Masyarakat Terhadap Pengembangan [22] Sugiyono, 2011, Metode Penelitian:
Objek Wisata Kawasan Nagari Saribu Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
Rumah Gadang Di Kenagarian Koto R&D, Alfabeta, Bandung.
Baru”. [23] Sujali. (1989). Geografi Pariwisata dan
[10] Rinita Y K, (2019). “Pengembangan Kepariwisataan. Yogyakarta: Fakultas
Potensi Budaya Lokal menjadi Atraksi Geografi UGM.
Wisata”. Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
502 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
[24] Suwantoro, G. (1997). Dasar - Dasar
Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
[25] Sumaryadi, I Nyoman. (2010). Efektifitas
Implementasi Otonimi Daerah. Jakarta:
Citra Utama.
[26] Sugiyah. 2010. Keterlibatan Komite
Sekolah dalam penyelenggaraan Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional di Sekolah
Dasar Negeri IV Wates,. Tesis. PPs UNY.
Kabupaten Kulon Progo.
[27] Theresia A.dkk. (2014) Pembangunan
Berbasis Masyarakat. Bandung: Alfabeta
[28] Undang – undang Nomer 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan. Undang –
Undang Dasar Republic Indonesia Nomer
18 Tahun 2002
[29] Yuwono. 2016. Pengaruh Keterlibatan
Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial.
[30] Badan Penerbit Unversitas diponegoro.
Semarang.
[31] Wahyuddin. (2018). Analisis
Keterlibatan Masyarakat Dalam
Pembangunan Desa di Desa Tanah
Karaeng Kecamatan Manuju Kabupaten
Gowa. 1–102.

……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems

Anda mungkin juga menyukai