1978-3787
Open Journal Systems 491
……………………………………………………………………………………………………...
KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN
POTENSI WISATA BUDAYA DESA KARANG BAJO
KECAMATAN BAYAN KABUPATEN LOMBOK UTARA
Oleh
Si Luh Putu Damayanti1,Hermanto2, I Ketut Bagiastra3
1,3Dosen LLDIKTI VIII dpk STP Mataram
2Mahasiswa STP Mataram
E-mail: 1sp.damayanti@gmail.com
Abstrak
Keterlibatan masyarakat merupakan salah satu bagian proses dari pembangunan desa. Adanya
keterlibatan pemerintah desa tentu saja bisa mendorong dan membangkitkan kesadaran
masyarakat untuk terlibat dalam pelaksanaan pengelolaan destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan potensi budaya dan untuk mengetahui bentuk keterlibatan masyarakat
dalam pengelolaan potensi wisata di Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok
Utara. Metode penulisan yang di gunakan dalam penelitian ini yakni memadukan hasil temuan
lapangan menggunakan tehnik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dokumentasi,
dengan hasil temuan di study pustaka seperti jurnal dan skripsi. Tehnik analisis data yang di
gunakan adalah diskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini di uraikan dalam beberapa jawaban
terhadap rumusan masalah yaitu potensi budaya dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
potensi wisata di desa karang bajo. Potensi wisata budaya di desa karang bajo yang dapat di
unggulkan adalah rumah adat, masjid kuno bayan beleq, tradisi maulid adat, lebaran adat, tradisi
sidekah turun ton, tarian gegerok tandak, gendang gerantung dan kerajinan tangan. Bentuk
keterlibatan masyarakat desa karang bajo dalam pengelolaan potensi wisata budaya masyarakat
ikut serta dalam melestarikan dan menjaga dari pengaruh budaya luar.
Kata Kunci: Keterlibatan Masyarakat, Pengelolaan ,Potensi Wisata Budaya.
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
492 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
kemahiran, dan keterlibatan sosial. Dalam besar terutama dalam hal pengelolaan potensi
pengembangan objek wisata partispasi semua wisata budaya. Pelibatan masyarakat secara
bentuk keterlibatan menunjang keberhasilan aktif tentu saja akan memberikan nilai yang
suatu objek wisata. baik dalam upaya pengelolaan kawasan wisata
Desa Karang Bajo merupakan desa yang rumah adat yang ada di Desa Karang Bajo.
berada di Kecamatan Bayan, Kabupaten Berdasarkan latar belakang diatas,
Lombok Utara. Lokasi desa ini cukup strategis yang menjadi permasalahan dalam penelitian
yaitu berdekatan dengan Kawasan Taman ini adalah, apa saja potensi budaya dan
Nasional Gunung Rinjani dengan akses jalan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
yang cukup baik menjadikan desa Karang Bajo potensi pariwisata budaya di Dusun Karang
mudah untuk dikunjungi oleh wisatawan. Desa Bajo Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan,
ini memiliki Potensi Budaya yang potensial serta tujuan penelitian ini adalah
untuk dikelola sebagai destinasi wisata budaya. mendeskripsikan potensi wisata budaya
Desa ini dikenal dengan pariwisata dannketerlibatan mayarakat dalam pengelolaan
budaya salah satunya Rumah Adat Desa Karang potensi wisara budaya di dusun karang bajo
Bajo dan Masjid Kuno Bayan, Rumah adat ini Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan
bukan hanya sekedar tempat hunian saja tetapi Kabupaten Lombok Utara
merupakan tempat acara ritual adat yang
dilakukan oleh masyarakat Bayan. Di Desa LANDASAN TEO
Karang Bajo tepatnya di Dusun Karang Bajo Partisispasi Masyarakat
rumah adat ini relatif masih banyak dan Teori yang digunakan dalam penelitian
terpelihara dengan tata letak yang berderet- ini adalah teori partisipasi untuk menjawab
deret serta hamparan suasana tradisional rumusan masalah di atas.. Keterlibatan berarti
masyarakat Bayan. Potensi Wisata yang di peran serta seseorang atau kelompok
miliki oleh Desa Karang Bajo dapat menarik masyarakat dalam proses pembangunan baik
minat wisatawan untuk berkunjung untuk dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk
mengetahui history budaya yang ada di Desa kegiatan dengan memberi masukan pikiran,
Karang Bajo. Ini menandakan bahwa minat tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi,
pengunjung untuk datang ke Desa Karang Bajo serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -
seperti Rumah Adat hasil pembangunan (Sumaryadi, 2010).
,Masjid Kuno Bayan Beleq dan rangkaian Adisasmita (2006) dalam Wahyuddin
acara ritual adat yang dapat dijadikan sebagai (2018) menyebutkan keterlibatan diartikan
daya tarik wisata yang bisa di nikmati oleh sebagai prakarsa, peran serta dan keterlibatan
wisatawan. seluruh anggota masyarakat dalam
Pengelolaan potensi wisata budaya di pengambilan keputusan, perumusan rencana
Desa Karang Bajo merupakan tanggung jawab dan program pembangunan yang dibutuhkan
seluruh stakeholder pengelolaan pariwisata masyrakat setempat, implementasi dan
baik itu pemerintah maupun masyarakat. Disini pemantauan serta pengawasannya. Hal ini
dalam pengelolaan pariwisata peran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
masyarakat masih kurang berketerlibatan Partsipasi anggota masyarakat adalah
dalam memanfaatkan banyaknya kunjungan keterlibatan anggota masyarakat dalam
wisatawan untuk menyediakan penginapan di pembangunan meliputi kegiatan dalam
sekitar rumah adat sehingga wisatawan bisa perencanaan dan pelaksanaan program
mengikuti kegiatan masyarakata lokal rumah pembangunan yang dikerjakan di dalam
adat desa karang bajo, masyarakat sekitar masyarakat lokal. Dalam hal ini adanya
destinasi wisata memiliki potensi yang sangat kesediaan masyarakat untuk berkorban dan
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 493
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
berkontribusi dalam pengelolaan kawasan berwujud bantuan keuangan, pemikiran dan
wisata di Desa Karang Bajo. material yang diperlukan.
Keterlibatan dapat dilaksanakan secara Menurut Dusseldorp dalam (Yuwono
reliable, acceptable, implementable dan 2016:12 ) membedakan keterlibatan
workable. Reliable disini dimaksudkan berdasarkan derajat kesukarelaannya, sebagai
memberikan kepercayaan kepada masyarakat berikut:
lokal atas keterlibatan mereka dalam program 1. Keterlibatan spontan, yaitu partsipasi yang
pembangunan oleh pihak-pihak kepentingan terbentuk secara spontan dan tumbuh karena
yng merupakan stakeholder. Acceptable adalah motivasi intrinsic
dapat diterima oleh masyarakat setempat atas 2. Keterlibatan terinduksi, yaitu keterlibatan
program pembangunan yang akan yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya
diimplementasikan itu disusun dan dirumuskan motivasi ekstrinsik (berupa bujukan,
oleh, dari dan untuk anggota masyrakat secara pengaruh, dorongan, penyuluhan) dari luar.
bersama sama melalui musyawarah. 3. Keterlibatan tertekan oleh kebiasaan, yaitu
Implementable yaitu program pembangunan keterlibatan yang tumbuh karena adanya
tersebut dapat diimplementasikan masyarakat tekanan yang dirasakan sebagaimana
setempat dianggap paling mengetahui tentang layaknya warga masyarakat pada umumnya.
keadaan dan permasalahan sehingga 4. Keterlibatan tertekan oleh alasan sosial
diharapkan dapat direaisasikan sesuai dengan ekonomi, yaitu keterlibatan yang dilakukan
kebutuhan masyrakat. Workable yaitu dapat karena takutakan kehilangan status sosial
dikerjakan masyarakat setempat dimana atau menderita kerugian/tidak memperoleh
apabila dihadapi suatu hambatan atau bagian manfaat dari kegiatanyang
kekurangan dalam implementasinya maka hal dilaksanakan.
tersebut dapat diatasi oleh keterlibatan 5. Keterlibatan tertekan oleh peraturan, yaitu
masyarakat setempat, baik secara materi keterlibatan yang dilakukan karena takut
maupun tenaga dan pemikiran. menerima hukuman dari
Menurut Sundariningrum dalam peraturan/ketentuan-ketentuan yang sudah
(Sugiyah, 2010) mengklasifikasikan diberlakukan.
keterlibatan menjadi dua berdasarkan cara Menurut Sumarto (2003: 71), bahwa
keterlibatannya, yaitu: partisispasi masyarakat adalah proses ketika
1. Keterlibatan langsung masyarakat sebagai individu maupun kelompok
Keterlibatan secara langsung berarti social dan organisasi, mengambil peran serta
anggota masyarakat ikut memberikan bantuan ikut mempengaruhi proses perencanaan,
tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan. pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan –
Keterlibatan yang terjadi apabila individu kebijakan yang klangsung mempengaruhi
menampilkan kegiatan tertentu dalam proses kehidupan masyarakat.
keterlibatan. Keterlibatan ini terjadi apabila Sedangkan menurut Dea Deviyanti
setiap orang dapat mengajukan pandangan, (2013: 1) mengidentifikasi beragam bentuk
membahas pokok permasalahan, mengajukan kegiatan keterlibatan yang dilakukan oleh
keberatan terhadap keinginan orang lain atau setiap warga masyarakat dapat
terhadap ucapannya. berupa:1.Menjadi anggota kelompok-
2. Keterlibatan tidak langsung kelompok masyarakat., 2.Melibatkan diri pada
Keterlibatan yang terjadi apabila individu kegiatan diskusi kelompok
mendelegasikan hak keterlibatannya pada masyarakat.3.Melibatkan diri pada kegiatan-
orang lain. keterlibatan tidak langsung kegiatan organisasi untuk menggerakan
patisipasi masyarakat yang lain,
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
494 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
4.Menggerakan sumber daya masyarakat, kegiatan kepariwisataan, sehingga kemanfaatan
5.Mengambil bagian dalam peroses kepariwisataan sebesar-besarnya
pengambilan keputusan, 6.Memanfaatkan diperuntukkan bagi masyarakat. Sasaran utama
hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan pengelolaan kepariwisataan haruslah
masyarakat. meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pariwisata Berkelanjutan setempat.
Menurut Janianton (2013 : 15). Pengelolaan sumber daya pariwisata di
Pariwisata berbasis masyarakat atau destinasi pariwisata dengan melibatkan
Community Based Tourism sebagai sebuah masyarakat setempat memiliki sejumlah alasan.
pendekatan pemberdayaan yang melibatkan Menurut Korten dalam (Masriana 2019) alasan
dan meletakkan masyarakat sebagai pelaku yang mendasarinya adalah:
penting dalam konteks paradigma baru 1. Variasi antar daerah (local variety), yakni
pembangunan yakni pembangunan yang setiap daerah tidak dapat diberikan
berkelanjutan (sustainable development perlakuan yang sama karena setiap daerah
paradigma) pariwisata berbasis masyarakat mempunyai karakteristik sendiri yang
merupakan peluang untuk menggerakkan membedakannya dengan daerah lain,
segenap potensi dan dinamika masyarakat, sehingga sistem pengelolaannya akan
guna mengimbangi peran pelaku usaha berbeda, selain masyarakat setempat sebagai
pariwisata skala besar. Pariwisata berbasis pemilik daerah, mereka adalah pihak yang
masyarakat tidak berarti merupakan upaya kecil paling mengenal dan paling mengetahui
dan lokal semata, tetapi perlu diletakkan dalam situasi daerahnya.
konteks kerjasama masyarakat secara global. 2. Adanya sumber daya lokal (local resources)
Community based tourism sebagai yang secara tradisional dikuasai oleh
pariwisata yang memperhitungkan dan masyarakat setempat, merekalah yang lebih
menempatkan keberlanjutan lingkungan, sosial mengetahui bagaimana cara mengelola
dan budaya, diatur dan dimiliki oleh komunitas, sumber daya lokal tersebut yang bersumber
untuk komunitas. Teori ini melihat community dari pengalaman generasi ke generasi.
based tourism bukan dari aspek ekonomi 3. Tanggung jawab lokal (local
terlebih dahulu melainkan aspek accountability), dalam hal ini pengelolaan
pengembangan kapasitas komunitas dan yang dilakukan oleh masyarakat lokal lebih
lingkungan, sementara aspek ekonomi menjadi bertanggung jawab karena kegiatan tersebut
induced impact dari aspek sosial, budaya dan secara langsung akan mempengaruhi hidup
lingkungan. mereka.
Menurut Pinel dalam Rorah (2012) Pengelolaan Pariwisata
Community based tourism merupakan model Menurut Sunaryo ( 2013:77),
pengembangan pariwisata yang berasumsi Perkembangan pariwisata di suatu daerah dan
bahwa pariwisata harus berangkat dari kemungkinan terjadinya dampak baik positif
kesadaran nilai-nilai kebutuhan masyarakat maupun negatif yang selalu menjadi bagian dari
sebagai upaya membangun pariwisata yang proses perubahan, pada dasarnya sangat
lebih bermanfaat bagi kebutuhan, insiatif dan bergantung pada manajemen dan tata
peluang masyarakat lokal. pengelolaan kepariwisataan yang diperankan
Sebagai kesimpulan dari beberapa oleh segenap pemangku kepentingan (stake
pengertian diatas prinsip dasar kepariwisataan holders) baik dari unsur pemerintah – industri –
berbasis masyarakat adalah menempatkan masyarakat yang ada di suatu destinasi.
masyarakat sebagai pelaku utama melalui Menurut Pitana (2009 : 81), pada
pemberdayaan masyarakat dalam berbagai prinsipnya pengelolaan pariwisata haruslah
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 495
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
menekankan pada nilai-nilai kelestarian potensi yang mengundang minat wisatawan
lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial untuk berkunjung. (Sujali, 1989) mengartikan
yang memungkinkan wisatawan menikmati potensi sebagai perubahan bentuk permukaan
kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi bumi sebagai akibat sebuah proses alam dengan
kesejahteraan komunitas lokal. Berdasarkan tenaga endogen sehingga membentuk
pemahaman tersebut, tata kelola pelaksanaan pegunungan, sungai, danau, dan bentuk
pembangunan pariwisata secara sederhana lainnya. Berkaitan dengan potensi daya tarik
dapat diartikan sebagai cara-cara atau upaya- wisata, maka juga dapat disebabkan oleh
upaya yang dilakukan untuk pengembangan adanya budaya atau kreativitas manusia.
parwisata, serta bertujuan untuk Terdapat faktor – faktor yang
kesinambungan yang muncul dari kepedulian berpengaruh terhadap potensi wisata suatu
terhadap pelestarain aset pariwisata dan tempat, yaitu:
kebermanfaatannya bagi masyarakat setempat a. Aspek fisik, meliputi kondisi yang
(pariwisata tidak dikuasai oleh pihak luar). berpengaruh terhadap perubahan iklim,
Menurut Cox (1985) dalam Pitana (2009) tanah, flora dan fauna, morfologi.
pengelolaan pariwisata harus memperhatikan b. Atraksi, merupakan segala sesuatu yang
prinsip-prinsip sebagai berikut: menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk
a).Pembangunan dan pengembangan pariwisata berkunjug di suatu daerah, missal terdapat
haruslah didasarkan pada kearifan local dan suatu festival tertentu seperti Dieng Culture
special local sense yang merefleksikan Festival, Festival Durian, upacara adat, dan
keunikan peninggalan budaya dan keunikan lainnya.
lingkungan. b) Preservasi, proteksi, dan c. Aksesbilitas, berkaitan dengan berbagai
peningkatan kualitas sumber daya yang upaya yang dilakukan untuk mencapai
menjadi basis pengembangan kawasan tempat wisata, dalam hal ini semakin mudah
pariwisata. c) Pengembangan atraksi wisata tempat wisata ditemukan maka akan
tambahan yang mengakar pada khasanah semakin tinggi pula minat wisatawan untuk
budaya lokal. d) Pelayanan kepada wisatawan berkunjung.
yang berbasis kepada keunikan budaya dan d. Pemilikan dan penggunaan lahan yang
lingkungan lokal. berpengaruh terhadap lokasi tempat wisata
Memberikan dukungan ddan legitimasi serta arah kebijakan pengembangannya.
pada pembangunan dan pengembangan Kepemilikan lahan seperti lahan pribadi atau
pariwisata jika terbukti memberikan manfaat dimiliki pemerintah.
positif, tetapi sebaliknya mengendalikan e. Sarana dan prasarana pendukung wisata.
dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata Sarana wisata meliputi transportasi, biro
tersebut jika melampui ambang batas perjalanan wisata, penginapan, restoran.
lingkungan alam atau akseptabilitas sosial Sedangkan prasarana wisata seperti
walaupun di sisi lain mampu meningkatkan komunikasi, listrik, persediaan air minum,
pendapatan masyarakat. sistem perbankan, pelayanan kesehatan.
Potensi Wisata Sarana dan prasarana yang lengkap akan
Pengertian potensi wisata menurut mendukung wisatawan untuk lebih lama
Sukardi (dalam M. R. Hastanto, 2016:15) berada di lokasi tersebut.
adalah segala yang dimiliki oleh suatu daya f. Masyarakat, peran masyarakat sangat
tarik wisata dan berguna untuk penting sebagai pemilik atraksi wisata, oleh
mengembangkan industri pariwisata di daerah karenanya pemerintah secara berkala
tersebut. Sesuatu tempat yang ditetapkan melakukan penyuluhan kepada masyarakat
sebagai Daya Tarik Wisata harus memiliki dalam bentuk bina masyarakat sadarwisata
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
496 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
(Suwantoro, 1997) Kepala Desa Karang Bajo, Penghulu Adat,
Yoeti dalam Rinita Y K. (2019:34) Ketua Pokdarwis dan Tokoh Masyarakat
mendefinisikan potensi wisata adalah modal setempat di Dusun Karang Bajo.
yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata, Analisa Data
aspek wisata yang dimanfaatkan untuk Metode analisis data adalah suatu cara
kepentingan ekonomi dengan tidak untuk mengolah data yang masih bersifat
mengesampingkan aspek sosial budaya. Daya mentah dengan jalan menginventarisasikan
tarik itu sengaja ditonjolkan dan mempunyai atau memilah-milahkan kemudian menafsirkan
sifat atraksi wisata. Potensi wisata secara umum data tersebut sehingga terdapat relevansi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu : dengan permasalahan penelitian. ( Gunartha,
1. Site Attraction Site attraction Yaitu suatu 2001 : 35 ).
tempat yang dijadikan objek wisata seperti Analisis data yang digunakan pada
tempat-tempat tertentu yang menarik dan penelitian ini dengan metode deskriptif
keadaan alam. kualitatif yang dimana dalam penjabarannya
2. Event Attraction Event attraction yaitu suatu digunakan menggunakan kata-kata. Teknik
kejadian yang menarik untuk dijadikan analisis data yang digunakan dalam analisis
moment kepariwisataan, seperti pameran, kualitatif memiliki empat tahap yaitu : 1.
pesta kesenian, upacara keagamaan dan Mengumpulkan data, 2. Reduksi data,
konvensi. 3.Display data, 4.Kesimpulan dan verifikasi
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN No. 1978-3787 501
Open Journal Systems
………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA [11] Rorah, D. N. P. 2012. Pengelolaan
[1] Abu Huraerah. 2008. Pengorganisasian Pariwisata Berbasis Masyarakat
dan Pengembangan Masyarakat: Model (Community Based Tourism) di Desa
dan Strategi Pembangunan Berbasis Kebun Agung Kecamatan Imogiri.
Kerakyatan. Bandung: Humaniora Jurusan Ilmu Administrasi Negara.
[2] Dea Deviyanti. 2013. Studi tentang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Keterlibatan Masyarakat dalam Universitas Negeri Yogyakarta.
Pembangunan Di Kelurahan Karang Jati [12] Pitana, 2009. Pengantar ilmu pariwisata.
Kecamatan BalikpapanTengah.”jurnal Yogyakarta: Penerbit Andi Publisher
Administrasi Negara Vol. 1 No. 2 [13] Sumarto, 2003. Pembangunan
[3] Fauzi Ahmad 2020, “Pengaruh Masyarakat Berwawasan Keterlibatan.
Keberadaan Desa Wisata Terhadap Surakarta: Sebelas Maret University
Kondisi Sosial Dan Lingkungan Press.
Masyarakat (Study di Desa Gubugklakah [14] Sugyono, 2011 metode Penelitian
Kecamatan Poncokusumo Malang)” kuantitatif dan kualitatif dan
[4] Fedrina (2018)“Keterlibatan Masyarakat r&d,bandung:bandung alfabet.
Desa Malasari Dalam Pengembangan [15] Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan
Ekowisata Taman Nasional Gunung Pembangunan Destinasi Pariwisata.
Halimun Salak (TNGHS)” [16] Yogyakarta: Gava Media.
[5] Fika Megawati. (2016). Kesulitan [17] Pitana, I G. dan Diarta, S. 2009.
Mahasiswa Dalam Mencapai Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
Pembelajaran Bahasa Inggris Secara Penerbit Andi.
Efektif. Jurnal Pedagogia ISSN 2089- [18] Suansri, Potjana, Community Based
3833, 5(2), 170 9–1714. Tourism Handbook (Thailand: REST
https://doi.org/10.1007/s00381-016- Project, 2003).
3174-3 [19] Srianis, K., Suami, N. K., & Ujianti, P. R.
[6] Gunartha,eka.2011. Metodologo riset. (2014). Penerapan Metode Bermain
Mataram: universitas mataram. Puzzle Geometri Untuk Meningkatkan
[7] Hastanto, M. R., (2016) “Potensi Wisata Perkembangan Kognitif Anak Dalam
Budaya di Kampung Bandar sebagai Ikon Mengenal Bentuk. Jurnal Pendidikan
Wisata Kota Pekanbaru” Jurnal Online Anak Usia Dini, 2(1), 1–11.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php
Ilmu Politik Universitas Riau 3 (2), 1-15, /JJPAUD/article/view/3533
2016 [20] Subagyo, P.Joko. 2004. Metode
[8] Janianton 2013. Pariwisata Indonesia Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
(Antara Peluang Dan Tantangan), [21] Sukandarrumidi. 2004. Metodologi
Yogyakarta, Pustaka Pelajar Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada
[9] Nofri Resta Esa Putri, 2018 “Keterlibatan Univrsity Press
Masyarakat Terhadap Pengembangan [22] Sugiyono, 2011, Metode Penelitian:
Objek Wisata Kawasan Nagari Saribu Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
Rumah Gadang Di Kenagarian Koto R&D, Alfabeta, Bandung.
Baru”. [23] Sujali. (1989). Geografi Pariwisata dan
[10] Rinita Y K, (2019). “Pengembangan Kepariwisataan. Yogyakarta: Fakultas
Potensi Budaya Lokal menjadi Atraksi Geografi UGM.
Wisata”. Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
……………………………………………………………………………………………………...
https://binapatria.id/index.php/MBI Vol.17 No.3 Oktober 2022
Open Journal Systems
502 ISSN No. 1978-3787
Open Journal Systems
……………………………………………………………………………………………………....
[24] Suwantoro, G. (1997). Dasar - Dasar
Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
[25] Sumaryadi, I Nyoman. (2010). Efektifitas
Implementasi Otonimi Daerah. Jakarta:
Citra Utama.
[26] Sugiyah. 2010. Keterlibatan Komite
Sekolah dalam penyelenggaraan Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional di Sekolah
Dasar Negeri IV Wates,. Tesis. PPs UNY.
Kabupaten Kulon Progo.
[27] Theresia A.dkk. (2014) Pembangunan
Berbasis Masyarakat. Bandung: Alfabeta
[28] Undang – undang Nomer 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan. Undang –
Undang Dasar Republic Indonesia Nomer
18 Tahun 2002
[29] Yuwono. 2016. Pengaruh Keterlibatan
Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial.
[30] Badan Penerbit Unversitas diponegoro.
Semarang.
[31] Wahyuddin. (2018). Analisis
Keterlibatan Masyarakat Dalam
Pembangunan Desa di Desa Tanah
Karaeng Kecamatan Manuju Kabupaten
Gowa. 1–102.
……………………………………………………………………………………………………...
Vol.17 No.3 Oktober 2022 https://binapatria.id/index.php/MBI
Open Journal Systems