Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK MODAL SOSIAL DAN PARTISIPASI MASYARAKAT BUKAN PELAKU WISATA

DESA WISATA PUJON KIDUL


Rahmawati, Gunawan Prayitno, Dian Dinanti
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: rarahma2560@student.ub.ac.id

ABSTRAK

Pengembangan pariwisata membutuhkan dukungan dari masyarakat lokal, dimana masyarakat sebagai
bukan pelaku wisata dan masyarakat sebagai pelaku wisata. Masyarakat bukan pelaku wisata merupakan
masyarakat lokal yang sama sekali tidak terlibat dalam pariwisata dan belum tentu mendapatkan manfaat dari
pariwisata. Sedangkan pelaku pariwisata adalah masyarakat lokal yang terlibat langsung dalam pariwisata dan
dipastikan mendapatkan manfaat dari pariwisata. Keberhasilan dari pengembangan desa wisata tergantung pada
penerimaan dan dukungan dari masyarakat lokal yang termasuk didalamnya masyarakat bukan pelaku wisata.
Desa wisata yang dikembangkan berdasarkan potensi lokal tentu memiliki manfaat yang cukup besar bagi
masyarakat sekitarnya. Salah satu desa yang berhasil mengembangkan daya tarik desa menjadi objek desa wisata
yaitu Desa Wisata Pujon Kidul. Keberhasilan desa wisata ini mendapatkan prestasi penghargaan dari Kementrian
Pariwisata, namun meski demikian kurang dari 10% masyarakat Desa Wisata Pujon Kidul yang terlibat sebagai
pelaku wisata. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik modal sosial dan partisipasi
masyarakat bukan pelaku wisata di Desa Wisata Pujon Kidul. Dalam mendiskripsikan gambaran umum desa
wisata dan karakteristik responden bukan pelaku wisata dalam penelitian ini dilakukan menggunakan analisis
statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 96% masyarakat bukan pelaku wisata
memiliki usia produktif, sebesar 76% memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sebesar 68% memiliki pekerjaan
buruh tani dan petani, dan sebesar 77% memiliki penghasilan dibawah UMK Kabupaten Malang.

Kata Kunci : Karakteristik-Responden, Modal-Sosial, Partisipasi, Bukan-Pelaku-Wisata

ABSTRACT

Tourism development requires support from the local community, where the community is not a tourism actor
and the community is a tourism actor. Non-tourism actors are local people who are not involved in tourism at all
and do not necessarily benefit from tourism. Meanwhile, tourism actors are local people who are directly involved
in tourism and are certain to benefit from tourism. The success of the development of a tourist village depends
on the acceptance and support of the local community, which includes the non-tourist community. Tourism
villages that are developed based on local potential certainly have considerable benefits for the surrounding
community. One of the villages that has succeeded in developing the attractiveness of the village into a tourist
village object is Pujon Kidul Tourism Village. The success of this tourist village has received an award from the
Ministry of Tourism, but even so, less than 10% of the people of Pujon Kidul Tourism Village are involved as tourism
actors. Therefore, this study aims to examine the characteristics of social capital and community participation of
non-tourists in Pujon Kidul Tourism Village. In describing the general description of tourist villages and the
characteristics of respondents who are not tourism actors, this study uses descriptive statistical analysis. The
results of this study indicate that 96% of non-tourism actors are of productive age, 76% have a low level of
education, 68% have farm laborers and farmers, and 77% have income below the UMK Malang Regency.

Keywords: Characteristics-Respondent, Social-Capital, Participation, Non-Tourist

budaya, adat istiadat sehari-hari, atau memiliki


PENDAHULUAN struktur arsitektur dan tata ruang desa yang unik,
Menurut Westlake (1991), desa wisata atau ekonomi yang unik dan menarik
merupakan bentuk pariwisata di mana wisatawan (Hadiwijoyo, 2012). Desa wisata sering dianggap
dekat dengan lingkungan hidup tradisional sebagai pilihan yang baik untuk pembangunan
masyarakat lokal desa. Desa wisata mengacu pedesaan dan pengentasan kemiskinan (Ruiz-
pada kawasan pedesaan dengan suasana Real et al., 2020).
keseluruhan yang mencerminkan keaslian desa Dalam pengembangan pariwisata terdapat
dari perspektif kehidupan sosial ekonomi, sosial dua peran masyarakat lokal, dimana masyarakat

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022 209
KARAKTERISTIK MODAL SOSIAL DAN PARTISIPASI MASYARAKAT BUKAN PELAKU WISATA DESA WISATA PUJON KIDUL

sebagai bukan pelaku wisata dan masyarakat yang dirasakan oleh masyarakat biasanya karena
sebagai pelaku wisata. Masyarakat bukan pelaku masyarakat tersebut terlibat langsung dalam
wisata merupakan masyarakat lokal sama sekali pariwisata, seperti pemilik usaha yang berada di
tidak terlibat dalam pariwisata dan belum tentu dalam pariwisata dan masyarakat yang tergabung
mendapatkan manfaat dari adanya pariwisata. dalam kelompok sadar wisata (Fitari & Ma’rif,
Sedangkan pelaku pariwisata adalah masyarakat 2017).
lokal yang terlibat langsung dalam pariwisata dan Distribusi manfaat yang tidak merata
dipastikan mendapatkan manfaat dari kegiatan dapat dikurangi dengan meningkatkan partisipasi
pariwisata (Astuti et al., 2017). masyarakat lokal. Dalam hal ini, Modal sosial akan
Keberhasilan dari pengembangan desa memberikan kekuatan masyarakat dalam
wisata tergantung pada penerimaan dan menghadapi permasalahan yang ada. Hal ini
dukungan dari masyarakat lokal. Masyarakat dikarenakan jika rasa saling percaya, toleransi,
lokal yang sebagai pelaku wisata dapat dan kerjasama antar masyarakat terjalin dengan
mendukung pengembangan desa wisata dengan baik, maka permasalahan yang ada akan
bekerja atau menjadi pengelola pariwisata. terselesaikan lebih mudah. Melalui modal sosial
Sedangkan masyarakat lokal yang bukan pelaku akan membantu dalam mengatasi tantangan
wisata dapat mendukung pengembangan desa pariwisata yang ada di suatu daerah dan dapat
wisata dengan tidak berperilaku buruk, mendorong masyarakat untuk ikut serta
memelihara maupun melestarikan budaya desa, berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata
menjaga lingkungan desa, menjaga keamanan (Hwang & Stewart, 2017).
dan kenyamanan desa untuk mempertahankan Modal sosial akan membuat anggota
minat wisatawan agar berkunjung (Wahyuni, masyarakat lebih tertarik, sadar, dan peduli,
2019). membuat tindakan yang diambil lebih bersatu
Desa wisata yang dikembangkan dan saling terlibat dan menimbulkan interaksi
berdasarkan potensi lokal tentu memiliki manfaat sosial umum yang lebih baik menuju berbagai
yang cukup besar bagi masyarakat sekitarnya. arah kolaborasi yang lebih baik. Selain itu, dengan
Manfaat itu sendiri berarti suatu kegiatan yang modal sosial dapat mempengaruhi pembagian
berguna atau keuntungan bagi sekitarnya, tidak manfaat yang lebih adil di masyarakat.
hanya pada aspek ekonomi tetapi juga meliputi Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan,
seluruh aspek kehidupan lainnya (Fitari & Ma’rif, penelitian ini akan mengkaji karakteristik modal
2017). Salah satu desa yang berhasil sosial dan partisipasi masyarakat bukan pelaku
mengembangkan daya tarik desa menjadi objek wisata di Desa Wisata Pujon Kidul sehingga
desa wisata yaitu Desa Wisata Pujon Kidul. Desa hasilnya dapat diketahui bagaimana arahan
ini terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten dalam mengarahkan masyarakat untuk
Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa Wisata Pujon mendukung keberlanjutan pengembangan Desa
Kidul berhasil mendapat sertifikasi desa wisata Wisata Pujon Kidul berdasarkan karakteristik
berkelanjutan pada tahun 2020. Keberhasilan yang dimiliki masyarakat bukan pelaku wisata
desa wisata ini mendapatkan prestasi seperti usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan
penghargaan dari Kementerian Pariwisata. penghasilan.
Namun, meski Desa Wisata Pujon Kidul
sudah berhasil dalam mengembangkan daya tarik METODE PENELITIAN
desa menjadi objek desa wisata, pengelolaan Metode Pengambilan Sampel
desa wisata bukan dari masyarakat sendiri,
melainkan pengelolaan dari BUMDes dan tidak Penelitian ini melakukan pengambilan
semua masyarakat terlibat dalam desa wisata sampel dari populasi jumlah KK (Kepala Keluarga)
hanya 10% masyarakat sebagai pelaku wisata. Hal yang tinggal di Desa Pujon Kidul. Hal ini
ini menjadikan adanya perbedaan manfaat dan dikarenakan modal sosial sendiri dibangun dan
kecemburuan yang dirasakan oleh masyarakat. dibentuk berawal dari dalam suatu keluarga, yang
Seringkali adanya manfaat dari desa wisata tidak nantinya akan berkembang pada terhadap
banyak dirasakan oleh masyarakat di lokasi lingkungan sekitar (Vipriyanti, 2011). Metode
pariwisata itu sendiri. Hal ini biasanya terjadi pengambilan sampel menggunakan Probability
dikarenakan masyarakat hanya bekerja dan Sampling dengan jenis proportionate stratified
sebagai pengamat tanpa ikut menjadi pengelola random sampling. Pembagian sampel pada
dalam pariwisata. Manfaat adanya pariwisata penelitian ini berdasarkan jumlah dusun yang ada

210 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022
Rahmawati, Gunawan Prayitno, Dian Dinanti

di Desa Pujon Kidul, meliputi Dusun Krajan, pengahasilan (Palimbunga, 2018). Pengumpulan
Dusung Tulungrejo, dan Dusun Maroon. Populasi data dengan metode survei primer pada
dalam penelitian ini yaitu penduduk Desa Pujon penelitian ini dilakukan peneliti dengan secara
Kidul dengan jumlah 4.341 jiwa atau 1250 KK. langsung datang berkunjung ke Desa Wisata
Pujon Kidul untuk melakukan pengambilan data
dengan kuesioner, dan observasi. Pada penelitian
ini melakukan pengambilan data dengan
observasi bertujuan untuk mengambil
dokumentasi berupa foto-foto terkait kondisi fisik
Desa Wisata Pujon Kidul.
Pada penelitian ini melakukan
pengambilan data dengan kuesioner bertujuan
untuk mendapatkan data terkait karakteristik
responden. Pengumpulan data dengan metode
survei sekunder pada penelitian ini dilakukan
peneliti dengan mengumpulkan untuk
melengkapi data yang tidak bisa di dapatkan pada
saat survei primer yang diperoleh dari instansi
yaitu Profil Desa Wisata Pujon Kidul, Profil
BUMDes Desa Wisata Pujon Kidul.
Metode Analisis
Analisis Statistik deskriptif adalah statistik
yang digunakan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan tentang distribusi frekuensi
variabel-variabel dalam suatu penelitian dengan
membuat tabel, diagram, dan sebagainya agar
informasi lebih mudah dipahami. Analisis ini
Gambar 1. Tabel Isaac dan Michael (1981)
memungkinkan peneliti dengan cepat
Penelitian ini menggunakan derajat
mengidentifikasi data yang dimasukkan untuk
kesalahan sebesar 5% dengan keakuratan 95%.
analisis lebih lanjut (Hasan & Iqbal, 2001). Analisis
Berdasarkan penentuan sampel didasarkan pada
Statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan
penggunaan Tabel Isaac dan Michael (1981).
untuk mendiskripsikan gambaran umum desa
Sehingga diperoleh sampel dari jumlah populasi
wisata dan karakteristik responden bukan pelaku
1250 KK di dapatkan sampel sebanyak 270 KK.
wisata Desa Wisata Pujon Kidul. Katakteristik
Tabel 1. Jumlah Sampel Tiap Dusun responden meliputi, karakteristik responden
Dusun Jumlah Perhitungan Sampel berdasarkan usia, tingkat pendidikan, jenis
Krajan 865 865 187 pekerjaan, dan tingkat penghasilan.
𝑥270
1250
Maroon 283 283 61 HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑥270
1250
Tulungrejo 102 102 22 Gambaran Umum Desa Wisata Pujon Kidul
𝑥270
1250
Total 1250 KK 270 KK Desa Wisata Pujon Kidul merupakan salah
Sampel dalam penelitian ini merupakan satu desa yang ada di Kecamatan Pujon,
masyarakat yang bukan pelaku wisata Desa Kabupaten Malang. Luas wilayah Desa Wisata
Wisata Pujon Kidul. Pembagian sampel terbagi Pujon Kidul sebesar 330 Ha. Desa Wisata Pujon
dalam tiga dusun, meliputi Dusun Krajan, Dusun Kidul memiliki 3 Dusun, meliputi Dusun Krajan,
Maron, dan Dusun Tulungrejo. Pembagian Dusun Tulungrejo, dan Dusun Maron.
sampel pada tiap dusun agar sampel terdistribusi Berdasarkan letak geografinya Desa Wisata Pujon
secara merata. Kidul berada pada 7°21' LU - 7°31' LS dan 110°10'
BT - 111°40' BT. Berikut Gambar 4.1 batas
Metode Pengumpulan Data administratif Desa Wisata Pujon Kidul (Profil
Variabel pada penelitian ini yaitu usia, BUMDes, 2019):
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022 211
KARAKTERISTIK MODAL SOSIAL DAN PARTISIPASI MASYARAKAT BUKAN PELAKU WISATA DESA WISATA PUJON KIDUL

Sebelah Utara : Desa Ngroto mengelola potensi desa, menciptakan lapangan


Sebelah Selatan: Hutan Perhutani kerja dan mengurangi kemiskinan di masyarakat
Sebelah Barat : Desa Sukomulyo pedesaan.
Sebelah Timur : Desa Pujon Lor Awal pembentukan BUMDes memiliki
nama BUM Desa Sumber Sejahtera. Adanya
BUMDes dapat sebagai wadah dan mengajak
masyarakat untuk saling bersama-sama menggali
potensi yang ada di desa, sehingga dengan itu
dapat dimanfaatkan dan dikelola agar dapat
meningkatkan perekonomian, baik
perekonomian masyarakat desa juga
perekonomian desa. Tidak hanya BUMDes, peran
Pokdarwis dalam desa juga selain melibatkan
masyarakat dalam pembangunan
kepariwisataan, juga mengarahkan masyarakat
untuk terbentuknya sikap dan dukungan positif
masyarakat sebagai tuan rumah melalui
perwujudan nilai-nilai Sapta Pesona, serta
melestarikan dan memanfaatkan potensi daya
tarik wisata yang ada.
Gambar 2. Peta Desa Wisata Pujon Kidul
Perekonomian masyarakat Desa Wisata
Pujon Kidul saat ini tidak hanya bergerak pada
sektor pertanian saja, melainkan juga pada sektor
pariwisata. Adanya potensi yang besar pada
sektor pertanian dapat dimanfaatkan untuk
dipadukan dengan kegiatan pariwisata kegiatan
pariwisata desa sangat berdampak pada
peningkatan PADes. Perekonomian penduduk
Desa Wisata Pujon Kidul sebagian besar berada
pada sektor pertanian. Subsektor pertanian
meliputi tanaman pangan, tanaman hortikultura, Gambar 3. Pintu Masuk Desa Wisata Pujon Kidul
dan perternakan. Kemudian untuk sektor Objek pertama yang didirikan dan sampai
peternakan, sebagian besar peternak memiliki saat ini menjadi ikon dari Desa Wisata Pujon Kidul
peliharaan ternak sapi perah untuk mendukung yaitu objek Café Sawah. Cafe sawah berlokasi di
perekonomiannya dan untuk pusat peternakan Dusun Krajan. Konsep dari Café Sawah
berada di Dusun Maron. menyajikan panorama alam yang alami dan indah
Gambaran Umum Pariwisata Desa Wisata Pujon bagi wisatawan.
Kidul
Pengelolaan Desa Wisata Pujon Kidul
dikelola oleh BUMDes. Terbentuknya Desa
Wisata Pujon Kidul berawal dari kegiatan yang
dilakukan oleh Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) pada tahun 2012, kemudian
munculah ide untuk mendirikan Desa Wisata
Gambar 4. Pemandangan Desa Wisata Pujon
Pujon Kidul yang diresmikan pada tahun 2014.
Kidul
Kemudian pada tahun 2014 Desa Wisata
Pemandangan dari bentangan panorama
Pujonkidul semakin diuntungkan dengan adanya
yang ada pada objek wisata Desa Wisata Pujon
UU No. 6 Tahun 2014, setiap desa akan menerima
Kidul. Pemandangan yang dikelilingi dengan bukit
distribusi tahunan sebesar 1,4 miliar dana tingkat
hamparan sawah yang luas serta tegal atau
desa. Hal tersebut dimanfaatkan oleh pengelola
ladang. Hal ini membuat wisatawan merasakan
Desa Wisata Pujon Kidul untuk mendirikan Badan
ketenangan dengan menikmati semilir angin yang
Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes hadir untuk

212 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022
Rahmawati, Gunawan Prayitno, Dian Dinanti

menyejukkan sehingga menjadi pesona sendiri


bagi wisatawan. Presentase Jumlah Responden
Berdasarkan Usia
3; 1% 5; 2% 3; 1% 21; 8% 20-24
19; 7% 25-29
30-34
27; 10% 33; 35-39
12% 40-44
45-49
33; 12% 32; 12% 50-54
55-59
60-64
65-69
23; 9% 41; 15% 30; 11% 70-74
75-80

Gambar 6. Presentase Responden Bukan Pelaku


Wisata Berdasarkan usia
Pada Gambar 3. dapat diketahui
presentase dan jumlah responden berdasarkan
Gambar 5. Atraksi Desa Wisata Pujon Kidul usia, tujuan untuk mengetahui karakteristik
Selain objek wisata café sawah terdapat responden berdasarkan usia pada penelitian ini
juga berbagai macam atraksi wisata di Desa didasarkan pada tujuan untuk mengetahui usia
wisata Pujon Kidul. Berbagai macam atraksi ini responden, apakah responden tersebut memiliki
disajikan sesuai dengan minat kunjungan usia produktif dengan rentang 15 hingga 64 tahun
wisatawan. Seperti minat wisatawan untuk atau responden memiliki usia tidak produktif
berkebun, berpetualang, berenang, dan lain diatas 64 tahun. Dapat disimpulkan sebagian
sebagainya. besar responden memiliki usia produktif dengan
Karakteristik Responden rentang usia 15-64 tahun sebesar 259 responden
dengan presentase 96%, hal ini menandakan
Karakteristik responden berdasarkan usia apabila hampir seluruh responden berada pada
Berdasarkan 270 responden pada usia produktif.
penelitian ini, karakteristik responden Kemudian apabila berdasarkan rentang
berdasarkan usia terbagi menjadi 12 kategori. usia lima tahun, responden sebagian besar
Pembagian kategori ini terbagi berdasarkan memiliki usia 40-44 tahun sebesar 41 responden
rentang usia lima tahun yang didasarkan pada dengan presentase 15%. Sedangkan untuk
pembagian usia menurut Badan Pusat Statistik responden yang memiliki usia dalam kategori
(BPS). Berikut merupakan jumlah dan presentase tidak produktif dengan rentang usia diatas 64
karakteristik responden berdasarkan usia di Desa tahun sebesar 11 responden dengan presentase
Wisata Pujon Kidul. 4 %. Hal ini berarti masyarakat bukan pelaku
Tabel 2. Jumlah Responden Bukan Pelaku Wisata wisata memiliki usia produktif, sehingga memiliki
Berdasarkan Usia kemampuan untuk bekerjasama dan terlibat
Usia Jumlah Presentase dalam mendukung keberlanjutan Desa Wisata
20-24 21 8% Pujon Kidul.
25-29 33 12%
30-34 32 12% Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat
35-39 30 11% Pendidikan
40-44 41 15%
45-49 23 9% Berdasarkan 270 responden pada
50-54 33 12% penelitian ini, karakteristik responden
55-59 27 10% berdasarkan usia terbagi menjadi lima kategori.
60-64 19 7% Pembagian kategori ini terbagi menjadi tingkat
65-69 3 1% pendidikan responden terbagi menjadi tingkat
70-74 5 2%
pendidikan yang ada di Indonesia, yaitu tingkat
75-80 3 1%
Total 270 100% pendidikan repsonden yang tidak sekolah, SD/MI,
Sumber : Hasil Survei Primer, 2022 SMP/MTS, SMA/SMK/MA, dan Diploma/Sarjana.

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022 213
KARAKTERISTIK MODAL SOSIAL DAN PARTISIPASI MASYARAKAT BUKAN PELAKU WISATA DESA WISATA PUJON KIDUL

Berikut merupakan jumlah dan presentase dengan Program Wajib Belajar 9 tahun sebesar 47
karakteristik responden berdasarkan tingkat dengan presentase 17%. Selain itu, responden
pendidikan di Desa Wisata Pujon Kidul. yang memiliki tingkat pendidikan diatas Program
Wajib Belajar 9 Tahun terdapat total 17
Tabel 3. Jumlah Responden Bukan Pelaku Wisata
responden dengan presentase 6%, dengan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan Jumlah Presentase
rincian responden yang memiliki tingkat
Tidak sekolah 4 1% pendidikan SMA sebesar 11 responden dengan
SD 202 75% presentase 4% dan responden yang memiliki
SMP 47 17% tingkat pendidikan Diploma/Sarjana sebesar 6
SMA 11 4% responden dengan presentase 2%. Hal ini berarti
Diploma/Sarjana 6 2%
masyarakat bukan pelaku wisata memiliki tingkat
Total 270 100%
Sumber : Hasil Survei Primer, 2022 pendidikan yang rendah, sehingga membutuhkan
arahan dalam memunculkan inovasi dan mencari
Presentase Jumlah Responden solusi dalam permasalahan serta cara untuk
Berdasarkan Tingkat Pendidikan keterlibatan dalam mendukung keberlanjutan
Desa Wisata Pujon Kidul.
6; 2% 4; 2%
11; 4% Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tidak sekolah Berdasarkan 270 responden pada
47; 17%
SD penelitian ini, karakteristik responden
SMP berdasarkan jenis pekerjaan terbagi menjadi
202; 75% enam kategori, pembagian kategori ini terbagi
SMA
menjadi buruh tani, petani, pegawai negeri,
Diploma/Sarjana pegawai swasta, wirausaha, dan wiraswasta.
Berikut merupakan jumlah dan presentase
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
yang dimiliki di Desa Wisata Pujon Kidul.
Gambar 7. Presentase Responden Bukan Pelaku
Wisata Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4. Jumlah Responden Bukan Pelaku Wisata
Berdasarkan Pekerjaan
Pada Gambar 4. dapat diketahui Pekerjaan Jumlah Presentase
presentase dan jumlah responden berdasarkan Buruh Tani 52 19%
tingkat pendidikan, tujuan untuk mengetahui Petani 132 49%
karakteristik responden berdasarkan tingkat Pegawai Negeri 2 1%
Pegawai Swasta 4 1%
pendidikan pada penelitian ini bertujuan untuk
Wirausaha 47 17%
mengetahui tingkat pendidikan responden, Wiraswasta 33 12%
apabila pendidikan yang ditempuh semakin Total 270 100%
tinggi, maka semakin tinggi juga kemampuan Sumber : Hasil Survei Primer, 2022
untuk menerima informasi, menerapkan inovasi
dan mecari solusi dari permasalahan yang Presentase Jumlah Responden
dihadapi. Berdasarkan Pekerjaan
Dapat disimpulkan sebagian besar
responden memiliki tingkat pendidikan
pendidikan yang belum sesuai sesuai Program 33;
Buruh Tani
Wajib Belajar 9 Tahun tercantum dalam 12% 52; 19% Petani
peraturan pemerintah No.47 tahun 2008 yaitu Pegawai Negeri
Program Wajib Belajar 9 tahun, dengan jumlah 47; 17%
Pegawai Swasta
total responden sebesar 206 dengan presentase 4; 132; 49%
76% dengan rincian responden yang tidak sekolah 2 Wirausaha
sebesar 4 responden dengan presentase 1% dan %
Wiraswasta
responden yang memiliki tingkat pendidikan SD
2; 1%
sebesar 202 responden dengan presentase 75%.
Kemudian hanya terdapat sebagian kecil
responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP Gambar 8. Presentase Responden Bukan Pelaku
atau tingkat pendidikan yang sudah sesuai Wisata Berdasarkan Pekerjaan

214 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022
Rahmawati, Gunawan Prayitno, Dian Dinanti

Pada Gambar 5. dapat diketahui Tabel 5. Jumlah Responden Bukan Pelaku Wisata
presentase dan jumlah karakteristik responden Berdasarkan Penghasilan
berdasarkan pekerjaan, tujuan untuk mengetahui Pendapatan Jumlah Presentase
karakteristik responden berdasarkan jenis < Rp 3.068.275 209 77%
Rp 3.068.275 45 17%
pekerjaan yang dimiliki responden untuk
> Rp 3.068.275 16 6%
mengetahui apa saja pekerjaan responden dan Total 270 100%
pekerjaan paling banyak yang dimiliki oleh Sumber : Hasil Survei Primer, 2022
responden. Dapat disimpulkan sebagian besar
responden memiliki jenis pekerjaan sebagai Presentase Jumlah Responden
petani dan sebagai buruh tani, dengan rincian Berdasarkan Penghasilan
responden yang memiliki jenis pekerjaan sebagai
petani sebesar 132 responden dengan presentase 16; 6%
49% dan responden yang memiliki jenis pekerjaan
sebagai buruh tani sebesar 52 responden dengan
presentase 19%.
45; 17% < Rp 3.068.275
Selain itu, responden yang memiliki jenis
pekerjaan sebagai pegawai negeri sebesar 2 Rp 3.068.275
responden dengan presentase 1%, lalu untuk 209; 77% > Rp 3.068.275
responden yang memiliki jenis pekerjaan sebagai
pegawai swasta sebesar 4 responden dengan
presentase 1%. Kemudian untuk responden yang
memiliki jenis pekerjaan sebagai wiraswasta
sebesar 33 responden dengan presentase 12%,
lalu untuk responden yang memiliki jenis Gambar 9. Presentase Responden Bukan Pelaku
pekerjaan sebagai wirausaha 47 responden Wisata Berdasarkan Penghasilan
dengan presentase 17%. Hal ini berarti
Pada Gambar 6, dapat diketahui
masyarakat bukan pelaku wisata merupakan
presentase dan jumlah responden berdasarkan
masyarakat yang tidak terlibat sama sekali dalam
penghasilan, tujuan untuk mengetahui
kegiatan pariwisata, karena pekerjaan yang
karakteristik responden berdasarkan penghasilan
dimiliki juga tidak terkait dengan pariwisata.
pada penelitian ini untuk mengetahui apakah
Sehingga dibutuhkan arahan dalam melibatkan
penghasilan yang dimiliki oleh responden sudah
masyarakat bukan pelaku wisata untuk
sesuai dengan penghasilan yang ditetapkan
mendukung keberlanjutan Desa Wisata Pujon
dalam UMK Kabupaten Malang yaitu sebesar Rp
Kidul meskipun masyarakat tersebut bukan
3.068.275,. Dapat disimpulkan sebagian besar
pelaku wisata.
responden memiliki penghasilan yang masih
Karakteristik Responden berdasarkan dibawah UMK atau < Rp 3.068.275 Kabupaten
Penghasilan Malang dan hanya sebagian kecil responden yang
memiliki penghasilan yang sesuai dengan UMK
Berdasarkan 270 responden pada
dan diatas UMK Kabupaten Malang.
penelitian ini, karakteristik responden
Sebagian besar responden yang memiliki
berdasarkan penghasilan terbagi menjadi tiga
penghasilan dibawah UMK atau < Rp 3.068.275
kategori. Pembagian kategori ini bertujuan untuk
sebesar 209 responden dengan presentase 77%.
mengetahui apakah responden bukan pelaku
Kemudian sebagian kecil responden yang
wisata memiliki penghasilan yang sesuai dengan
memiliki penghasilan sesuai dengan UMK atau Rp
UMK Kabupaten Malang. Sehingga pembagian
3.068.275 sebesar 45 responden dengan
kategori ini terbagi menjadi penghasilan yang
presentase 17%, juga hanya sebagian kecil
dibawah UMK, penghasilan yang sama dengan
responden yang memiliki penghasilan diatas UMK
UMK, dan penghasilan yang diatas UMK
atau > Rp 3.068.275 sebesar 16 responden
Kabupaten Malang atau kategori penghasilan
dengan presentase 6%. Hal ini berarti masyarakat
responden yang terbagi menjadi < Rp 3.068.275,
bukan pelaku wisata merupakan masyarakat yang
Rp 3.068.275, dan > Rp 3.068.275. Berikut
belum memiliki penghasilan sesuai dengan UMK.
merupakan jumlah dan presentase karakteristik
Sehingga dibutuhkan arahan dalam melibatkan
responden berdasarkan penghasilan di Desa
masyarakat bukan pelaku wisata untuk
Wisata Pujon Kidul.

Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022 215
KARAKTERISTIK MODAL SOSIAL DAN PARTISIPASI MASYARAKAT BUKAN PELAKU WISATA DESA WISATA PUJON KIDUL

mendukung keberlanjutan Desa Wisata Pujon tersebut bukan pelaku wisata agar
Kidul meskipun masyarakat tersebut bukan mendapatkan penghasilan tambahan dalam
pelaku wisata agar mendapatkan penghasilan memenuhi kebutuhan hidup.
tambahan dalam memenuhi kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Westlake, J. N. 1991. Tourism planning: An
1. Sebagian besar responden memiliki usia integrated and sustainable
dengan rentang usia 15-64 tahun sebesar development approach. Tourism
96%. Hal ini menandakan apabila hampir Management.31(4):70-71.
seluruh responden berada pada usia Astuti, P., Asteriani, F., Sofwan, M., & Sardiyanto,
produktif, yang berarti masyarakat bukan E. 2017. Kajian Pengembangan
pelaku wisata memiliki usia produktif. Wisata Budaya Kawasan Istana
Sehingga menjadi potensi untuk dilibatkan Gunung Sahilan Berdasarkan Persepsi
dalam bekerjasama dan terlibat dalam Masyarakat dan Pelaku Wisata.
mendukung keberlanjutan Desa Wisata Pujon Seminar Nasional SPACE #3
Kidul. Membingkai Multikultur Dalam
2. Sebagian besar responden memiliki tingkat Kearifan Lokal Melalui Perencanaan
pendidikan pendidikan yang belum sesuai Wilayah Dan Kota. V(3):409-419.
sesuai Program Wajib Belajar 9 Tahun Wahyuni, D. 2019. Pengembangan Desa Wisata
tercantum dalam peraturan pemerintah Pentingsari, Kabupaten Sleman dalam
No.47 tahun 2008 yaitu Program Wajib Perspektif Partisipasi Masyarakat.
Belajar 9 tahun sebesar 76%. Hal ini berarti Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah
masyarakat bukan pelaku wisata memiliki Sosial.10(2):91-106.
tingkat pendidikan yang rendah. Sehingga Hwang, D., & Stewart, W. P. 2017. Social capital
membutuhkan arahan dalam memunculkan and collective action in rural tourism.
inovasi dan mencari solusi dalam Journal of travel research.56(1):81-93.
permasalahan serta cara untuk keterlibatan Vipriyanti, N. U. 2011. Modal Sosial dan
dalam mendukung keberlanjutan Desa Pembangunan Wilayah. Malang. UB
Wisata Pujon Kidul. Press.
3. Sebagian besar responden memiliki jenis Palimbunga, I. P. 2018. Keterlibatan Masyarakat
pekerjaan sebagai petani dan jenis Dalam Pengembangan Pariwisata Di
pekerjaaan sebagai buruh tani, dengan total Desa Wisata Tabalansu, Papua.
sebesar 68%. Hal ini menandakan bahwa Jumpa.V(1):193-210.
masyarakat bukan pelaku wisata merupakan Hasan, & Iqbal, M. 2001. Pokok-pokok Materi
masyarakat yang tidak terlibat sama sekali Statistik I (Statistik Deskriptif). Jakarta.
dalam kegiatan pariwisata, karena pekerjaan Bumi Aksara.
yang dimiliki juga tidak terkait dengan Hadiwijoyo, S. S. 2012. Perencanaan pariwisata
pariwisata. Sehingga dibutuhkan arahan perdesaan berbasis masyarakat
dalam melibatkan masyarakat bukan pelaku (Sebuah Pendekatan Konsep).
wisata untuk mendukung keberlanjutan Desa Yogyakarta. Graha Ilmu.
Wisata Pujon Kidul meskipun masyarakat Fitari, Y., & Ma’rif, S. 2017. Manfaat
tersebut bukan pelaku wisata. Pengembangan Desa Wisata
4. Sebagian besar responden memiliki Wonolopo terhadap Kondisi Sosial,
penghasilan yang masih dibawah UMK atau < Ekonomi dan Lingkungan Masyarakat
Rp 3.068.275 Kabupaten Malang sebesar Lokal. Jurnal Wilayah dan
77%. Hal ini berarti masyarakat bukan pelaku Lingkungan.5(1):29-44.
wisata merupakan masyarakat yang belum Ruiz-Real, J. L., Uribe-Toril, J., de Pablo
memiliki penghasilan yang sesuai dengan Valenciano, J., & Gázquez-Abad, J. C.
UMK. Sehingga dibutuhkan arahan dalam 2020. Rural tourism and development:
melibatkan masyarakat bukan pelaku wisata Evolution in scientific literature and
untuk mendukung keberlanjutan Desa trends. Journal of Hospitality &
Wisata Pujon Kidul meskipun masyarakat Tourism Research.20(10):1-25.

216 Planning for Urban Region and Environment Volume 11, Nomor 3, Juli 2022

Anda mungkin juga menyukai