Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DESA WISATA BRAJAN

KABUPATEN SLEMAN

T. Prasetyo Hadi Atmoko


Dosen Akademi Pariwisata Yogyakarta

ABSTRACT
The abundance of bamboo tree inventory in Indonesia it can be used as a new business
opportunity that is promising for Brajan tourist village. To be more recognized by the public,
both nationally and internationally, the need for the development of the potential in the
tourist village Brajan. The purpose of this study was to determine the potential development
strategies Brajan tourist village. This study used a qualitative descriptive method. Based on
the research results, development of rural tourism Brajan strategy can be formulated by using
SWOT and strategy alisis SO, ST, WO, WT. Strategy development potential tourist village
Brajan with participatory planning in the development of tourism in the tourist village Brajan
by implementing Community Based Tourism as an approach to tourism development.
Keywords: Strategy Development, Potential, Tourism Village.

PENDAHULUAN pariwisatayang telah dilakukan


hendaknya mampu berkelanjutan
1. Latar Belakang Masalah dan dipertahankan di masa depan.
Keberlanjutan pariwisata tidak mesti
Indonesia memiliki keanekaragaman
di wacanakan saja tanpa adanya
Wisata dan Budaya. Keanekaragaman
suatu komitmen dari berbagai pihak
wisata yang begitu indah merupakan
untuk mempertahankan keberlanjutan
ciri khas yang dimiliki masing
alam, sosial ekonomi maupun budaya
masing daerah. Pradigma Pariwisata
masyarakat sebagai modal dasar
Kerakyatan dalam berbagai bentuknya
pariwisata. Pitana (2002) menyatakan
telah menjadi paradigma alternatif
dalam pariwisata berkelanjutan,
untuk dapat memberi pemerataan
penekanan keberlanjutan tidak cukup
kesejahteraan masyarakat dan
hanya berkelanjutan ekologis dan
pemberdayaan masyarakat menuju
keberlanjutan pembangunan ekonomi,
pariwisatayang berkelanjutan.
tetapi yang tidak kalah pentingnya
Pembangunan pariwisata pedesaan
adalah keberlanjutan kebudayaan,
diharapkan menjadisuatu model
karena kebudayaan merupakan salah
pembangunan pariwisata berkelanjutan
satu sumber daya yang sangat penting
sesuai dengan kebijakan pemerintah
dalam pembangunan kepariwisataan.
di bidang pariwisata. Pembangunan
Implementasi dari konsep-konsep
berkelanjutan diformulasikan sebagai
ini diaplikasikan dalam program
pembangunan yang berusaha memenuhi
pengembangan pariwisata pedesaan,
kebutuhan hari ini tanpa mengurangi
sehingga pengembangan desa wisata
kemampuan generasi yang akan datang
tersebut harus tetap mampu menjaga
dalam memenuhi kebutuhan mereka.
kelestarian lingkungan.
Pembangunan dan pengembangan

146 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014


Melimpahnya persediaan pohon bambu di desa wisata Brajan.
di Indonesia ternyata bisa dijadikan
sebagai peluang usaha baru yang cukup 2. Rumusan Masalah
menjanjikan. Selama ini masyarakat Berdasarkan latar belakang di atas
luas hanya memanfaatkan batang dapat dirumuskan permasalahan
bambu sebagai bahan bangunan rumah, sebagai berikut: Bagaimana strategi
saat ini bambu bisa dimanfaatkan pengembangan potensi desa wisata
menjadi aneka kerajinan cantik dengan Brajan?
nilai ekonomi yang cukup tinggi seperti
aneka peralatan rumah tangga alat 3. Tujuan Penelitian
makan, tambir, tempat tisu, tempat Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
buah, lampu hias, pigura, serta beberapa mengetahui strategi pengembangan
hiasan ruangan lainnya. Meskipun potensi desa wisata Brajan.
awalnya kerajinan bambu hanya
diminati masyarakat di daerah pelosok, LANDASAN TEORI
namun seiring dengan maraknya
pandangan back to nature dan isu global 1. Desa Wisata
warming di lingkungan masyarakat
Desa Wisata adalah desayang
dunia, kini banyak orang yang tertarik
memiliki potensi keunikan dan daya
menggunakan produk-produk ramah
tarik wisata yang khas, baik berupa
lingkungan untuk kehidupan sehari-
NDUDNWHU ¿VLN OLQJNXQJDQ DODP
hari mereka.Sehingga tidak heran bila
pedesaan maupun kehidupan sosial
permintaan pasar kerajinan bambu kini
budaya kemasyarakatanyang dikelola
semakin melonjak bahkan tidak hanya
dan dikemas secara menarik dan
menjangkau kota-kota besar saja, tetapi
alami dengan pengembangan fasilitas
juga sampai tembus pasar mancanegara.
pendukung wisatanya, dalam suatu
Dusun Brajan yang berada di tata lingkungan yang harmonis dan
Kecamatan Minggir menjadi Desa pengelolaan yang baik dan terencana
Wisata Budaya dan Sentra Kerajinan sehingga siap untuk menerima dan
Bambu di Yogyakarta.Hingga saat ini menggerakkan kunjungan wisatawan
ada sekitar 110 jenis kerajinan bambu ke desa tersebut,serta mampu
yang dihasilkan dari pengrajin di PHQJJHUDNNDQ DNWL¿WDV HNRQRPL
Dusun Brajan.Tidak hanya dipasarkan pariwisata yang dapat meningkatkan
secara lokal, kerajinan bambu dari kesejahteraan dan pemberdayaan
Desa Wisata Brajan ini pun sudah masyarakat setempat(Muliawan, 2008).
merambah pasar internasional.Untuk Menurut Muliawan (2008) prinsip
memenuhi permintaan pasar luar negeri, pengembangan desa wisata adalah
para produsen kerajinan bambu harus sebagai salah satu produk wisata
memperhatikan syarat-syarat kualitas alternatif yang dapat memberikan
barang baik dari segi kandungan kadar dorongan bagi pembangunan pedesaan
air, konsistensi dan keawetan produk, yang berkelanjutan serta memiliki
serta ketepatan jadwal pengiriman prinsip-prinsip pengelolaan antara lain:
menjadi hal yang tidak boleh diabakaian
a. Memanfaatkan sarana dan
oleh para pengrajin. Selain itu, supaya
prasarana masyarakat setempat.
lebih dikenal oleh masyarakat luas, baik
nasional maupun internasional, perlu b,. Menguntungkan masyarakat
adanya pengembangan potensi yang ada setempat.

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 147


c. Berskala kecil untuk memudahkan yang merupakan daya tarik wisata.
terjalinnya hubungan timbal balik Atraksi ini memberikan ciri khas
dengan masyarakat setempat. daerah tersebut yang mendasari
minat wisatawan untuk berkunjung
d. Melibatkan masyarakat setempat.
ke tempat tersebut. Kegiatan
e. Menerapkan pengembangan wisata adalah apa yang dikerjakan
produk wisata pedesaan. wisatawan atau apa motivasi
wisatawan datang ke destinasi
2. Kriteria Desa Wisata yaitu keberadaan mereka disana
dalam waktu setengah hari sampai
Menurut Muliawan (2008) Kriteria dari
berminggu - minggu.
desa wisata adalah sebagai berikut :
a. Memiliki potensi keunikan dan b. Akomodasi, akomodasi pada desa
daya tarik wisata yang khas wisata yaitu sebagian dari tempat
(sebagai atraksi wisata), baik tinggal penduduk setempat dan atau
EHUXSD NDUDNWHU ¿VLN OLQJNXQJDQ unit - unit yang berkembang atas
alam pedesaan maupun kehidupan konsep tempat tinggal penduduk.
sosial budaya kemasyarakatan. c. Unsur institusi atau kelembagaan
b. Memiliki dukungan dan kesiapan dan SDM, dalam pengembangan
fasilitas pendukung kepariwisataan desa wisata lembaga yang mengelola
terkait dengan kegiatan wisata harus memiliki kemampuan yang
pedesaan, yang antara lain dapat handal.
berupa : akomodasi/penginapan, d. Fasilitas pendukung wisata
ruang interaksi masyarakat dengan lainnya, pengembangan desa
wisatawan/tamu, atau fasilitas wisata harus memiliki fasilitas-
pendukung lainnya. fasilitas pendukung seperti sarana
c. Memiliki interaksi dengan pasar komunikasi.
(wisatawan) yang tercermin dari e. Infrastruktur lainnya, insfrastruktur
kunjungan wisatawan ke lokasi lainnya juga sangat penting
desa tersebut. disiapkan dalam pengembangan
d. Adanya dukungan, inisiatif dan desa wisata seperti sitem drainase.
partisipasi masyarakat setempat f. Transportasi, transportasi sangat
terhadap pengembangan desa penting untuk memperlancar akses
tersebut terkait dengan kegiatan tamu.
kepariwisataan (sebagai desa
wisata). g. Sumber daya lingkungan alam dan
soasial budaya.
2. Komponen Pengembangan Desa h. Masyarakat, dukungan masyarakat
Wisata sangat besar peranannya seperti
Komponen–komponen dalam pengem- menjaga kebersihan lingkungan,
bangan desa wisata menurut (Karyono, keamanan, keramah tamahan.
1997) adalah: i. Pasar domestik dan Mancanegara,
a. Atraksi dan kegiatan wisata, atraksi pasar desa wisata dapat pasar wisata
wisata dapat berupa seni,budaya, domestik maupun mancanegara.
warisan sejarah, tradisi, kekayaan
alam, hiburan, jasa dan lain lain 3. Analisis SWOT

148 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014


Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori Walaupun Brajan hanya sebuah
yang digunakan untuk merencanakan desa kecil, namun masyarakatnya
sesuatu hal yang dilakukan dengan telah memiliki karya yang tidak
SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan hanya dikenal di Indonesia,
dari, S adalah Strengths atau Kekuatan, namun juga telah menembus pasar
W adalah Weakness atau Kelemahan, O internasional. Karya yang khas dari
adalah Opportunity atau Kesempatan, desa ini adalah kerajinan bambu.
dan T adalah Threat atau Ancaman.
Awalnya jenis kerajinan yang
SWOT ini biasa digunakan untuk
dihasilkan pengrajin di desa Brajan
menganalisis suatu kondisi dimana akan
tidak banyak jenisnya, hanya
dibuat sebuah rencana untuk melakukan
berupa besek dan ceting atau
sesuatu, sebagai contoh, program kerja
tempat nasi. Namun seiring dengan
(Rangkuti, 2003).
perkembangan jaman, kerajinan
Menurut Rangkuti (2003), SWOT bambu mengalami GLYHUVL¿NDVL
adalah identitas berbagai faktor secara hingga saat ini telah menghasilkan
sistematis untuk merumusakan strategi lebih dari 110 jenis kerajinan bambu
pelayanan. Analisis ini berdasarkan yang saat ini mengikuti trend
logika yang dapat memaksimalkan market eskport karena di desain
peluang namun secara bersamaan oleh desainer profesional. Proses
dapat meminimalkan kekurangan dan produksi UKM di Brajan didukung
ancaman. dengan ketersediaan lebih dari 100
METODE PENELITIAN perajin dan teknologi produksi,
pengawetan dan pengeringan
Penelitian kualitatif adalah suatu EDPEX \DQJ HIHNWLI H¿VLHQ GDQ
penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk ramah lingkungan yang siap
memahami suatu fenomena dalam konteks melayani berbagai pesanan dalam
sosial secara alamiah dengan mengedepankan jumlah besar baik secara langsung
proses interaksi komunikasi yang mendalam maupun secara online. Kerajinan
antara peneliti dengan fenomena yang diteliti bambu inilah yang membawa desa
(Herdiansyah, 2010). Brajan menjadi lebih berkembang
dan sampai saat ini diakui sebagai
HASIL PENELITIAN DAN desa wisata. Wisatawan dapat
PEMBAHASAN berkunjung untuk mempelajari
karya-karya kerajinan dari bambu,
1. Potensi wisata sekaligus dapat membeli oleh-oleh
Berdasarkan hasil penelitian bahwa hiasan dan kerajinan dari bahan
potensi yang dimiliki oleh desa Brajan dasar bambu khas desa Brajan.
memiliki potensi wisata yang dapat b. Kesenian yang menjadi potensi
dikembangkan menjadi daya tarik wisata, Kesenian yang dimiliki
wisata. Potensi yang dimiliki desa oleh desa Brajan adalah Kuntulan
Brajan adalah: (seni religius Islami), Campursari,
a. Kerajinan Bambu Kerawitan, Cokekan dan
Shalawatan.
UKM Kerajinan Bambu merupakan
icon Dusun Brajan sebagai c. Keindahan alam
Desa Wisata Budaya dan Sentra
Keindahan alampedesaan
Kerajinan Bambu di Yogyakarta.
yang masih alami dan

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 149


keramahanmasyarakatnya akan ancaman seperti kecopetan,
menjadi pengalaman tersendiri bagi pemerasan, penodongan,dan
para wisatawan.Wisatawan dapat penipuan dan lain sebagainya.
menikmati eksotisme keindahan
b. Terserang penyakit menular dan
panorama alam pedesaan yang
penyakit berbahaya lainnya.
masih alami dengan tinggal di
dusun Brajan selama beberapa hari. c. Kecelakaan yang disebabkan oleh
Aktivitas lain yang bisa dilakukan alat perlengkapan dan fasilitas
di dusun ini, adalah garap sawah; yang kurang baik.
mencangkul, tandur padi, matun
d. Gangguan oleh masyarakat antara
(menyiangi rumput), prosesi
lain berupa pemaksaan oleh
wiwitan, ani-ani (petik padi),
pedagang, tangan jahil, ucapan dan
mancing gurami, tangkap lele dan
tindakan serta prilakuyang tidak
lain-lain.
bersahabat dan lain sebagainya.
d. Penginapan, desa wisata Brajan
menyediakan penginapan atau inap Tertib
desa dengan kapasitas 10 sampai 15
Desa Wisata Brajan memberikan
orang.
kondisi yang mencerminkan suasana
tertib dan teratur serta disiplin dalam
2. Sapta Pesona
semua segi kehidupan masyarakat
Sapta Pesona merupakan kondisi baik dalam hal lalu lintas kendaraan,
yang harus diwujudkan dalam rangka penggunaan fasilitas maupun dalam
menarik minat wisatawan berkunjung berbagai perilaku masyarakat lainnya,
kesuatu daerah atau wilayah di negara misalnya :
kita. Kita harus menciptakan suasana a. Lalu lintas tertib, teratur dan lancar
indah mempesona dimana saja dan alat angkutan barang kerajinan
kapan saja. Khususnya ditempat-tempat datang dan berangkat tepat pada
yang banyak dikunjungi wisatawan waktunya.
dan pada waktu melayani wisatawan.
Dengan kondisi dan suasanan yang b. Bangunan untuk showroom
menarik dan nyaman, wisatawan akan kerajinan ditata teratur dan rapi.
betah tinggal lebih lama, merasa puas c. Informasi yang benar dan tidak
atas kunjungannya dan memberikan membingungkan.
kenangan yang indah dalam hidupnya.
Sapta Pesona terdiri dari tujuh unsur Bersih
yaitu :
Desa Wisata Brajan memberikan
Aman kondisi yang memperlihatkan sifat
bersih dan higienis baik keadaan
Desa Wisata Brajan memberikan rasa
lingkungan, sarana pariwisata, alat
aman, suatu kondisi dimana wisatawan
perlengkapan pelayanan maupun
dapat merasakan dan mengalami
manusia yang memberikan pelayanan
suasana yang aman, bebas dari ancaman,
tersebut. Wisatawan akan merasa betah
gangguan, serta tindak kekerasan dan
dan nyaman bila beradaditempat-
kejahatan, merasa terlindungi dan bebas
tempat yang bersih dan sehat seperti :
dari :
a. Lingkungan yang bersih baik
a. Tindak kejahatan, kekerasan,
dishowroom kerajinan bambu,

150 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014


tempat rekreasi, dan tempat buang tamunya dan dapat menjadi tuan rumah
air kecil / besar. yang baik. Sikap ramah tamah ini
merupakan salahsatu daya tarik bagi
b. Sajian makanan dan minuman
para wisatawan.
bersih dan sehat.
c. Penggunaan dan penyediaan alat Kenangan
perlengkapan yang bersih. Desa Wisata Brajan memberikan
d. Pakaian dan penampilan petugas kenangan, yaitu kesan yang
bersih, rapi dan tidak mengeluarkan menyenangkan dan akan selalu
bau tidak sedap. diingat. Kenangan dapat berupa yang
indah dan menyenangkan akan tetapi
Sejuk dapat pula yang tidak menyenangkan.
Kenangan yang ingin diwujudkan
Desa Wisata Brajan memberikan dalam ingatan dan perasaan wisatawan
suasana yang segar, sejuk serta nyaman dari pengalaman berwisata di Indonesia,
yang dikarenakan adanya penghijauan dengan sendirinya adalah yang
secara teratur dan indah baik dalam menyenangkan. Kenangan yang indah
bentuk taman maupun penghijauan ini dapat pula diciptakan dengan antara
disetiap lingkungan tempat tinggal. lain :
Indah a .Akomodasi yang nyaman, bersih
dan pelayanan yang cepat, tepatdan
Desa Wisata Brajan memberikan ramah.
keindahan,yaitu kondisi yang
mencerminkan penataan yang teratur, b. Atraksi-atraksi budaya khas yang
tertib dan serasi baik mengenai mempesona.
prasarana, sarana, penggunaan tata c. Jenis makanan khas daerah yang
warna yang serasi, selaras dengan lezat dengan penampilan dan
lingkungannya serta menunjukkan sifat- penyajian yang menarik dan
sifat kepribadian nasional. Indah yang higienis.
selalu sejalan dengan bersih dan tertib
dan tidak terpisahkan dari lingkungan d. Cendera mata yang merupakan ciri
hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang khas daerah dengan tampilan yang
Maha Esa maupun hasil karya manusia. indah dan harga yang murah.
Karena itu kita wajib memelihara
lingkungan hidup agar lestari dan dapat 3. Strategi Pengembangan Potensi Desa
dinikmati oleh umat manusia. Wisata Brajan
Sebagai perumusan strategi bersaing,
Ramah tamah
pemasaran kerajinan bambu di Dusun
Desa Wisata Brajan memberikan Brajan ini menggunakan Analisis
ramah tamah, yaitu sikap dan SWOT.
perilaku masyarakat yang ramah Peluang (opportunities) dusun Brajan
dan sopan dalam berkomunikasi, adalah:
memberikan pelayanan serta ringan a. Produk kerajinan merupakan
tangan untuk membantu tanpa andalan ekspor Daerah Istimewa
pamrih. Ramah tamah merupakan Yogyakarta. Sekitar 80% atau
watak dan budaya bangsa Indonesia 112juta dollar AS. Total nilai ekspor
pada umumnya, selalu menghormati propinsi DIY merupakan kontribusi

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 151


industri kerajinan. Sementara itu b. Lebih dari 150 jiwa di Dusun
ekspor DIY didominasi kabupaten Barajan berprofesi sebagai
Sleman untuk produksi Bambu pengrajin bambu
(Dekranasda DIY,2008). Kerajinan
c. Telah ditetapkan sebagai desa
Bambu merupakan salah satu
wisata Sentra kerajinan Bambu
industri kreatif di Yogyakarta yang
olehpemerintah Kabupaten Sleman.
memiliki nilai seni dan budaya yang
sangat tinggi serta digemari banyak d. Usaha kerajinan tangan tidak
wisatawan baik lokal maupun tergusur oleh industri modern.
mancanegara.
Ancaman (threats), produk yang
b. Sebagai Negara beriklim tropis, monoton akan membuat pembeli merasa
tanaman bambu menjadi salah bosan dan tidak tertarik.
satu kekayaan alam yang dimiliki Kelemahan (weakness), dusun
Indonesia. Masyarakat Indonesia Brajan juga menghadapi beberapa
telah memanfaatkan tanaman problematika dalam mengembangkan
bambu untuk berbagai keperluan. industri kerajinan bambunya yaitu :
Misalnya untuk membuat perabot a. Desain produk yang masih sangat
rumah tangga, pagar, kerangka, dan sederhana dan kurang inovatif.
dinding. Hingga saat ini, tanaman
bambu masih menjadi komoditas b. Kualitas keawetan produk yang
istimewa yang dapat dijadikan belum terjamin.
berbagai macam produk kerajinan. c. Manajemen pemasaran yang sangat
c. Keahlian para pengrajindapat konvensonal serta cenderung pasif.
membuat berbagai macam d. Etos wirausaha yang lemah
kerajinan dari bambu yang dapat sehingga dapat mengganggu proses
menarik wisatawan baik dalam produksi.
negeri maupun luar negeri. Selain
memanfaatkan kekayaan alam 'DUL LGHQWL¿NDVL IDNWRU Strengths,
berupa bambu, dengan kerajinan Weakness, Opportunity, dan Threat,
bambu ini juga dapat meningkatkan dapatdirumuskan strategi pengembangan
pendapatan warga dusun desa wisata Brajan, yaitu:
Brajan, serta dapat membantu
meningkatkan pendapatan nasional 1. Strategi S-O
melalui pelatihan membuat Sentra kerajinan bambu ini membangun
kerajinan kepada warga dari networking dengan PT JASA
beberapa propinsi agar dapat RAHARDJA dalam hal manajeman
memanfaatkan bambu untuk dapat dan pemasaran, Universitas Islam
ikut memasuki pasar internasional. Indonesia yang melakukan pelatihan IT
Kekuatan (strengths), dusun Brajan dan didukung oleh DIKTI RI dengan
adalah: pengembangan pada aspek desain,
a. Mempunyai usaha kecil menegah teknologi produksi dan pemasaran.
yang bergerak di bidang industri Berkat kerjasama tersebut, Kerajinan
kerajinan bambu dan sangat Bambu brajan merambah pasar di
berpotensi untuk menembus pasar berbagai daerah, diantaranya Semarang,
domestik dan mancanegara. Bali, Medan, Jakarta, Jawa timur.
Sementara untuk komoditas ekspor

152 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014


sudah merambah Belgia, Malaysia dan manajemen.
dan Singapura.Target pasar yang bisa
dibidik melalui kerajinan bambu ini 4. Strategi W-T
antara lain:
a. Merancang program promosi yang
a. Konsumen rumah tangga yang efektif.
biasanya didominasi oleh kaum
ibu-ibu yang mencari peralatan dan b. Memberikan pembekalankepada
perlengkapan rumah. masyarakat pengrajin tentang
product knowledge.
b. Masyarakat umum baik wisatawan
nusantara maupun wisatawan asing Dari analisis SWOT dan strategi S-O,
yang tertarik dengan hiasan unik S-T, W-O, W-T dapat disusun strategi
dari bambu (seperti lampu hias, pengembangan potensi desa wisata Brajan
souvenir, miniature dan lain lain). dengan perencanaan yang partisipatif dalam
pembangunan pariwisata di desa wisata
c. Hotel, restoran atau cafe-cafe Brajan dengan menerapkan Community
yang membutuhkan furniture Based Tourism(CBT) sebagai pendekatan
serba bambu untuk mempercantik pembangunan pariwisata, yaitu:
penampilan tempat usahanya.
1. Bentuk pariwisata yang memberikan
d. Pelajar maupun mahasiswa untuk kesempatan kepada masyarakat
penelitian dan pengembangan lokal untuk mengontrol dan terlibat
potensi sumberdaya alam berupa dalam manajemen dan pembangunan
bambu. pariwisata.
e. Pedagang yang membutuhkan 2. Masyarakat yang tidak terlibat langsung
hasil karya kerajinan bambu untuk juga mendapat keuntungan.
mengemas makanan, misalnya 3. Pemberdayaan secara politis dan
besek untuk membungkus gudeg, demokratisasi serta distribusi keuntung-
tempat pembungkus permen an kepada masyarakat di pedesaan.
ataupun jenang, dan lain lain. Aspek utama pengembangan
f. Anak anak yang tertarik dengan Community Based Tourism adalah :
peralatan sekolah dari bambu, 1. Dimensi ekonomi, dengan
misalnya tempat pensil dan pensil indikator berupa adanya dana untuk
hias dari bambu. pengembangan komunitas pengrajin,
terciptanya lapangan pekerjaan dan
2. Strategi S-T timbulnya pendapatan masyarakat lokal
Kreativitas yang dimiliki oleh pengrajin dari sektor pariwisata.
di desa wisata Brajan akanmembuat 2. Dimensi sosial dengan indikator
pembeli menjadi selalu tertarik, yaitu meningkatnya kualitas hidup,
dengan pengembangan produk dan peningkatan pembagian peran sebagai
desain dari kerajinan bambu ini. pengrajin yang adil antara laki–laki,
perempuan,generasi muda dan tua.
3. Strategi W-O
3. Dimensi budaya dengan indikator
a. Melakukan studi banding dengan berupa mendorong masyarakat untuk
desa wisata lain. menghormati budaya yang berbeda,
b. Mengadakan pelatihan berkaitan membantu berkembangnya pertukaran
dengan pemasaran produk, kualitas budaya dengan menerima pertukaran

Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014 153


wakil daerah lain untuk belajar membuat 2. Saran
kerajinan bambu,dan mengenalkan
a. Peran dari pelaku bisnis
kesenian Kuntulan (seni religius Islami),
(pemerintah, swasta, dan para
Campursari, Kerawitan, Cokekan dan
pengrajin) lebih dioptimalkan
Shalawatan.
lagi dengan membuat policy yang
4. Dimensi lingkungan, dengan indikator mampu meningkatkan produk
mempelajari carryng capacity area, kerajinan bambu mampu bersaing.
mengatur pembuangan sampah,
meningkatkan kepedulian akan perlunya b. Taraf hidup pengrajin diperhatikan
konservasi. agar kesejahteraan pengrajin
meningkat.
5. Dimesi politik, dengan indikator
meningkatkan partisipasi kreativitas dari
DAFTAR PUSTAKA
masyarakat, dan menjalin networking
dengan pihak pihak yang berkepentingan Dekranasda DIY. 2008. Hasil Karya
dalam hal IT, manajemen maupun dari Yogya di Departemen
pemasarannya. P e rd a g a n g a n . Yo g y a k a r t a
:Dekranasda.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hadinoto, Kusudianto. 1996.Perencanaan
1. Kesimpulan Pengembangan Destinasi
Pariwisata.Jakarta: Penerbit
Potensi yang dimiliki oleh Dusun Brajan Universitas Indonesia.
adalah
a. Kerajinan bambu dan Kesenian Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi
Kuntulan (seni religius Islami), Penelitian Kualitatif untuk
Campursari, Kerawitan, Cokekan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
dan Shalawatan. Salemba Humanika.

b. Keindahan alam garap sawah, I Gde Pitana., & Putu G, Gayatri. 2005.
mencangkul, tandur padi, matun Sosiologi Pariwisata.
(menyiangi rumput), prosesi Yogyakarta : CV Andi Offset
wiwitan, ani-ani (petik padi), Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan.
mancing gurami, tangkap lele dan Jakarta: Gramedia Widia
lain-lain. Sarana Indonesia.
c. Penginapan dan sapta pesona : Muliawan, H. 2008. Pengembangan
aman, tertib, bersih, sejuk, indah, Pariwisata Berbasis
ramah tamah dan kenangan Masyarakat Konsep dan
d. Analisis SWOT dan strategi S-O, Implementasi, tanpa kota:
S-T, W-O, W-T dapat disusun tanpa penerbit.
strategi pengembangan potensi Rangkuti, Freddy. 2003.Analisis SWOT,
desa wisata Brajan dengan Teknik Membedah Kasus
perencanaan yang partisipatif dalam Bisnis. Gramedia: Jakarta.
pembangunan pariwisata di desa
wisata Brajan dengan menerapkan Suansri, Potjana. 2003. Community Based
Community Based Tourism(CBT) Tourism Hand Book. Thailand:
sebagai pendekatan pembangunan. Rest Project.

154 Jurnal Media Wisata, Volume 12, Nomor 2, November 2014

Anda mungkin juga menyukai