berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit serius, seperti MERS dan SARS.
Pandemi COVID-19 telah menyebar di seluruh dunia yang mana banyak negara terserang
penyakit ini sampai menghadapi tingkat kematian dan kerugian ekonomi yang cukup tinggi.
Pandemi Covid-19 menyebabkan peningkatan angka pengangguran. Pandemi Covid-19
memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Banyak
masyarakat yang mengeluh dan terhenti aktivitasnya karena pandemi Covid-19. Penelitian
ini bertujuan mengetahui dampak pandemi Covid 19 pada perekonomian masyarakat desa.
Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan nursing proses atau
proses keperawatan dilakukan pada 7 partisipan di Desa Triharjo, Kabupaten Kendal, Jawa
Tengah. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian
menggunakan pedoman wawancara, lembar observasi, dan alat perekaman yang digunakan
saat wawancara, buku, dan alat tulis. Data hasil wawancara dianalisis sesuai tema yang
ditemukan. Hasil penelitian didapatkan 4 tema, yaitu dampak pandemi Covid-19 pada
kehidupan sehari-hari, tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah, perasaan yang
dialami selama pandemi Covid-19, serta bantuan pemerintah selama pandemi Covid-19.
Virus Corona (Covid-19) merupakan virus baru yang merebak pada tahun 2020, virus ini
merupakan virus jenis baru (SARS-CoV-2) penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019
(COVID-19). Penyebaran virus ini yang begitu cepat mengakibatkan terjadinya masalah
sosial dan ekonomi yang terjadi hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia
hampir seluruh wilayah terdampak pada perubahan sosial dan ekonominya, seperti pada
Kabupaten Klaten dan Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana dampak Covid-19 terhadap kondisi sosial dan ekonomi pada
wilayah Klaten dan Wonogiri. Pada penelitian ini digunakan metode kuantitatif dalam
pengambilan data yaitu dengan menyebar kuisioner pada 3 pasar yang ada di Klaten dan
Wonogiri. Pengolahan data dari hasil penyebaran kuisioner diolah dengan metode statistik
deskriptif yang kemudian hasil kuisioner diolah menjadi data berupa grafik dan penjelasan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan adanya pandemi virus Covid-19 ini
perekonomian mengalami penurunan terutama pada pedagang pasar yang mengalami
penurunan omzet dan penghasilan sebesar 50%.
Sektor pertanian merupakan salah satu yang terdampak dari pandemi Covid-19 ini.
Penyebaran penyakit ini sangat cepat dan belum diketahui kapan berakhir. Tujuan penelitian
adalah mengetahui dampak pandemic Covid-19 terhadap tingkat pendapatan petani
sayuran sebelum dan saat pandemi di Kota Ternate. Metode pengambilan sampel untuk
petani dilakukan dengan metode purposive sampling. Sampel yang diambil sebanyak 30
petani, 20 sampel untuk petani kangkung, bayam dan sawi dan 10 sampel untuk petani cabe
dan terong. Pengumpulan data meliputi data sekunder dan data primer. Metode analisis
yang digunakan adalah analisis pendapatan Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata
pendapatan petani sayuran yang diperoleh pada bulan maret sampai juni (saat Pandemi)
selama satu musim tanam adalah sebesar Rp 3.220.000 untuk kangkung, Rp. 3.450.000
(sawi), Rp 4.140.000 (bayam), Rp. 1.820.000 (cabai) dan 4.687.500 (terong), namun
berbanding terbalik pada periode Juli-september, dimana terjadi penurunan pendapatan
untuk sayuran kangkung sebesar Rp 1.206.000, sawi Rp 1.337.000, bayam Rp 2.465.500,
cabai mengalami peningkatan Rp 7.785.000 dan terong tetap dengan harga stabi yaitu Rp.
4.687.500
Sektor pertanian harus menjadi kebutuhan prioritas dalam menghadapi penyebaran Covid-
19 di Indonesia. Sektor ini tidak bisa dianggap remeh, karena berkaitan langsung dengan
kebutuhan dasar umat manusia. Selanjutnya yang paling penting dalam situasi seperti ini
adalah adanya jaminan akses pangan yang mudah didapat dengan harga yang wajar atau
normal bagi seluruh masyarakat. Penyebaran Covid-19 sangat berbahaya dan berdampak
luas ke berbagai sektor. Salah satu imbasnya adalah terganggunya produksi petani di
seluruh daerah (Komisi IV DPR RI-Siaran Pers 23/3/2020).
Sektor pertanian memiliki nilai ekonomi yang dapat membuat Indonesia bertahan dari
ancaman krisis global, termasuk krisis yang diakibatkan wabah corona saat ini. Hal tersebut
karena sektor pertanian selalu menjadi kebutuhan sehari-hari, dan pengerjaannya tidak
terlalu sulit yaitu hanya memakan waktu tanam selama 3 bulan. Kondisi saat ini sebagai
momentum untuk menggenjot produksi pertanian seperti buah dan sayur-sayuran serta
komoditas perkebunan untuk meredam impor.
Selain hal tersebut, berbagai perguruan tinggi ternama dan berpengaruh di Indonesia bisa
dilibatkan, misalnya untuk studi kelayakan tanah untuk tanaman. Dimungkinkan untuk
mendorong stabilitas produksi dengan bantuan kredit usaha tani, bibit/benih, dan pupuk,
alat-alat pertanian. Dengan dorongan program Kementerian Pertanian untuk membuka
layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 50 triliun untuk mengenjot peningkatan
produksi pertanian. Dalam program tersebut dilengkapi pula dengan layanan pembagian
benih, bibit, subsidi pupuk, serta peningkatan akselerasi ekspor pertanian. Jika produksi
pertanian mampu meningkat tajam selama 3 kuartal, maka bukan tidak mungkin Indonesia
menjadi negara pengekspor bahan pangan terbesar dan hal ini sekaligus memacu volume
ekspor, jika Indonesia mampu dan berhasil melewati krisis ini selama 3 kuartal.