Mesak, Kabupaten Belu atau sekitar 17 kilometer arah utara dari kota Atambua, ibukota
Kabupaten Belu. Asal muasal nama Kolam Susuk berdasarkan legenda yang sudah dikenal
masyarakat setempat. Kolam Susuk sendiri berarti kolam nyamuk. Pemandangan di sini
terlihat indah. Tidak diketahui secara pasti kapan kolam susuk ditemukan, tetapi keberadaan
objek wisata ini sudah ada sejak dahulu kala dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
untuk kebutuhan hidupnya. Termasuk menangkap ikan, udang, kepiting, dan lain-lain.
1. Daya Tarik
Kolam Susuk memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki ciri khas pada tanahnya yang
berwarna putih. Jadi jika terkena pancaran cahaya sinar matahari, air yang ada di kolam akan
menjadi putih layaknya air susu. Di sekelilingnya terlihat tebing-tebing yang menjulang
tinggi melindungi keasrian Kolam Susuk. Di sana terdapat pohon kedondong hutan dan
bakau yang membuat Kolam Susuk terasa berangin sejuk meski matahari menyengat. Dan
dilembah bukit yang menghadap ke kolam terdapat rumah-rumah payung sebagai tempat
wisatawan berteduh dari teriknya matahari.
2. Aksesibilitas
Kolam Susuk dapat dicapai dalam waktu 40 menit perjalanan dengan kendaraan roda empat
dari Atambua.
3. Lokasi
Kolam Susuk berada di Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu atau
sekitar 17 kilometer arah utara dari kota Atambua, ibukota Kabupaten Belu. Di dekat Kolam
Susuk terdapat obyek wisata lain yaitu Teluk Gurita, salah satu dermaga penyeberangan di
Kabupaten Belu. Jarak antara Kolam Susuk dan Teluk Gurita tidak begitu jauh, hanya sekitar
3 kilometer.
4. Jaringan Transportasi
Transportasi menuju tempat tersebut tidak terlalu sulit karena kondisi jalan yang bagus dan
bisa dijangkau oleh kendaraan beroda dua maupun beroda empat.
Di tempat wisata tersebut sudah tersedia fasilitas toilet sehingga pengunjung bisa
menggunakan fasilitas tersebut.
6. Keamanan
Di Kolam Susuk tersebut terdapat pos pengelola atau pos penjagaan. Namun pos tersebut
tidak terawat dan kurang terdapat orang yang menjaga tempat tersebut.
7. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah terus mengembangkan Kolam Susuk sebagai obyek wisata serta memanfaatkan
Kolam Susuk sebagai pusat budidaya bandeng dan udang sehingga lingkungan di sekitar
Kolam Susuk bisa terus terawat dengan baik.
2. Kerusakan lingkungan
1. Pada tanahnya yang berwarna putih, jika terkena pancaran cahaya sinar matahari, air yang
ada di kolam akan menjadi putih layaknya air susu.
Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi atau keadaan sekarang ini dari pada
tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian
tujuan merupakan hal sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang
akan datang. Hanya setelah keadaan dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi-
terutama keuangan dan data statistik yang didapat melalui komunikasi.
Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, segala kekuatan dan kelemahan serta
kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan dalam
mencapai tujuan.
Upaya pengembangan agrowisata di kawasan wisata Kolam Susuk tersebut sebagai salah satu
upaya meningkatkan kegiatan pembangunan pertanian sehingga dapat mendorong
peningkatan konservasi sumber daya alam atau kultur budaya masyarakat, daya saing
komoditas dan kesejahteraan petani sebagai pelaku usaha tani demi terwujudnya pola
pembangunan berkelanjutan. Pola pembangunan yang berkelanjutan, pada intinya harus
didasarkan kepada pelaksanaan pemenuhan tiga aspek utama yaitu aspek keberlanjutan
ekologi, keberlanjutan sosial dan keberlanjutan ekonomi serta mempunyai empat kriteria
yakni sebagai environmental responsibility, local economic vitality, cultural sensitivity, dan
experiental richness untuk dapat dikategorikan sebagai kawasan agrowisata atau wisata
pertanian. Aspek pengelolaan juga perlu diperhatikan dalam pengelolaan agrowisata nantinya
dengan pertimbangan bahwa selama ini pengelolaan kawasan wisata Kolam Susuk telah
berhasil dilakukan.
Pengembangan agritourism merupakan kombinasi antara pertanian dan dunia wisata untuk
liburan di desa. Atraksi dari agritourism adalah pengalaman untuk memancing ikan, udang,
dan lainnya serta melihat pemandangan yang begitu indah yang terletak di sekelilin tempat
tersebut. Bagaimanapun, agritourism juga merupakan kesempatan untuk mendidik orang
banyak/masyarakat tentang pertanian dan ecosystems. Pemain Kunci didalam agritourism
adalah petani, pengunjung/wisatawan, dan pemerintah atau institusi. Peran mereka bersama
dengan interaksi mereka adalah penting untuk menuju sukses dalam pengembangan
agritourism.
1. Product
produk inti yang diberikan oleh perusahaan/tempat wisata baik barang maupun jasa (core
products) berikut juga produk jasa pelengkap (augmented product) yang dapat memberikan
keselarasan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Yang bisa dihasilkan dari Kolam Susuk tersebut adalah bandeng bakar atau sejenis cemilan
yang berasal dari ikan bandeng.
2. Price
Harga adalah nilai moneter yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh atau
memiliki produk dari suatu tempat wisata. Ini adalah komponen penghasil pendapatan yang
penting bagi pedagang/penjual di sekitar area wisata. Wisata yang di rancangkan harus
memikirkan harga dan keputusan harga yang diambil harus mempertimbangkan apakah
produk mencapai keuntungan yang maksimal dan tidak merugikan wisatawan yang
berkunjung. Dan harga yang diberikan pun tidak boleh yang terlalu mahal agar jika pembeli
membeli produk tersebut dan merasa enak maka dia akan membelinya lagi.
3. Promotion
Program pemasaran yang berhasil adalah program komunikasi yang memberikan promosi
dan pendidikan kepada pelanggan.
4. Place
Penentuan lokasi sangat penting untuk dapat menarik minat wisatawan. Penentuan lokasi
wisata beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, agar wisatawan
mudah menjangkau tempat tersebut. Seperti lokasi penjualan dekat dengan pintu masuk
utama sehingga ketika pengunjung tempat tersebut masuk ke dalam tempat wisata langsung
melihat bahwa ada orang yang sedang berjualan dan dengan begitu rasa ingin membeli pasti
ada.
Namun dari tempat wisata tersebut keterbatasan SDM yang cukup sulit membuat wisata
tersebut mengalami sedikit penurunan.
Perencanaan SDM untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia sebagai
pelaku kebijakan dalam bidang kepariwisataan melalui jenjang pendidikan yang bersifat
formal maupun non formal. Sehubungan dengan hal tersebut, maka system dan mekanisme
pendidikan dan latihan (diklat) perlu di desain secara baik, sehingga dapat menjawab
tantangan kebutuhan di masa yang akan datang, khususnya tuntutan menciptakan aparatur
yang memiliki keunggulan kompetitif, bersih dan berwibawa, handal serta efektif dan efisien.