Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUGAS AKHIR EKONOMI DAN SUMBER DAYA ALAM

Ekowisata Bukit Baros Panjalu

Disusun Oleh:
Nama : Susi Sulastri
NIM : 5009200081

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GALUH
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bukit adalah suatu bentuk wujud alam wilayah bentang alam yang memiliki
permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun
dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan gunung. Perbukitan
adalah rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang cukup luas
Salah satu peninggalan sejarah yang dapat dijadikan objek wisata dan situs
sejarah adalah Situ Lengkong yang berada di desa Panjalu, Kecamatan Panjalu,
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Situ Lengkong merupakan sebuah danau dengan
pulau di tengahnya yang bernama Nusa Gede. Nusa Gede awalnya adalah pusat
pemerintahan kerajaan Panjalu yang berfungsi sebagai benteng pertahanan. Di pulau
Nusa Gede terdapat makam penyebar agama Islam yang bernama Mbah Panjalu serta
terdapat hutan lindung beserta peninggalan purbakala. Seiring perkembangan zaman,
Situ Lengkong semakin dikenal oleh masyarakat sekitar Panjalu dan masyarakat di
luar Panjalu sehingga Situ Lengkong berkembang menjadi objek wisata sejarah yang
masih ada hingga saat ini.
Setiap situs sejarah dapat dikembangkan menjadi potensi wisata dengan
terlebih dahulu melengkapi tiap lokasi dengan fasilitas standar sesuai dengan tujuan
wisata sejarah. Apabila kebudayaan dan pariwisata diakomodasikan dalam satu
departemen dan dinas serta masyarakat luas, wisata sejarah ini tampak lebih potensial
untuk dikembangkan. Semua itu dapat dikelola sebagai wisata sejarah dan budaya di
Kabupaten Ciamis tepatnya di Kecamatan Panjalu.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Sejarah Panjalu dan Situ Lengkong?
2. Fasilitas dan Wahana Apa Saja yang Ada di Situ Lengkong Panjalu?
3. Bagaimana Valuasi Ekonomi Ekowisata Situ Lengkong Panjalu?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Panjalu dan Situ Lengkong
2. Untuk Mengetahui Fasilitas dan Wahana yang Ada di Situ Lengkong Panjalu
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Valuasi Ekonomi Pada Ekowisata Situ
Lengkong Panjalu.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Ekowisata

Ekowisata adalah wisata berbasis alam yang berkaitan dengan pendidikan dan
pemahaman lingkungan alam dan dikelola dengan prinsip berkelanjutan. Selain itu,
ekowisata bertanggungjawab menghormati dan melestarikan lingkungan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata
yang sangat erat dengan prinsip konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat
diberdaya gunakan dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di
lingkungan yang masih alami.

Adapun definisi ekowisata menurut para ahli, antara lain;


1. Lubis (2006), Pengembangan ekowisata sangatlah diperlukan dalam proses
pengertian pembangunan berkelanjutan yang berbasis pada masyarakat. Hal
karena dengan mengembangkan ekowisata maka akan tercipta suasana wisata
yang alami dan menyenangkan sekaligus secara tidak langsung ekowisata
akan memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya konservasi.
2. Qomariah (2009), Mendefinisikan bahwa ekowisata adalah bentuk struktur
pariwisata yang dilakukan masyarakat dengan menikmati keanekaragaman
hayati tanpa harus merusaknya.

2.2.Prinsip Ekowisata

Prinsip-prinsip ekowisata diantaranya sebagai berikut;

1. Membangun kesadaran untuk menghormati lingkungan, budaya, dan


meningkatkan rasa hormat kepada lingkungan masyarakat sekitar.
2. Memberikan manfaat ekonomi bagi kegiatan konservasi lingkungan.
3. Memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
4. Memberikan pengalaman positif kepada pengunjung dan tuan rumah.
5. Membangun dan mengoperasikan infrastruktur tanpa memberikan
dampak negatif kepada lingkungan.
6. Menghormati hak-hak, budaya, hukum adat dan kehidupan spiritual
dan sosial masyarakat sekitar wilayah ekowisata.

2.3.Manfaat Ekowisata

Sesuai dengan definisinya, manfaat ekowisata dapat dibagi dalam 3 poin utama,
yaitu:
1. Memberikan pendidikan lingkungan kepada masyarakat untuk menjaga
kelestarian alam, menghormati dan menjaga keberadaan alam, lengkap
dengan lingkungan sekelilingnya.
2. Sebagai kegiatan konservasi alam yang melibatkan partisipasi masyarakat
secara materi. Partisipasi masyarakat ini akan digunakan untuk memelihara
kelestarian hayati dan mengembangkan keberagaman hayati di wilayah
ekowisata.
3. Kegiatan ekowisata secara tidak langsung akan membutuhkan tenaga
masyarakat sekitar untuk menjaga dan mengembangkan potensi dan
keragaman hayati. Dengan begitu, kegiatan rekreasi ini sangat berperan dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.

2.4.Pengertian Agrowisata

Agrowisata berasal dari bahasa Inggris yaitu agrotourism, di mana agro


berarti pertanian dan tourism artinya wisata. Sehingga agrotourism perpaduan antara
pariwisata dan pertanian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, agrowisata diartikan
sebagai wisata yang sasarannya adalah pertanian (perkebunan, kehutanan, dan lain
sebagainya). Sebagai bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro
sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman
rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian.

2.5.Prinsip-prinsip agrowisata

Dilansir dari Kebijakan dan Strategi Pemerintah Daerah Bali dalam


Pembangunan Pariwisata (2002) oleh I Gede Pitana, ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam agrowisata, di antaranya:

1. Menekan dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak
daerah tujuan wisata.
2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu
pelestarian.
3. Menekan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerja sama
dengan unsur pemerintahan dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.
4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung dengan tujuan
pelestarian, manajemen sumber daya alam, dan kawasan dilindungi.
5. Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan
penataan serta pengelolaan tanaman untuk tujuan wisata di kawasan yang
ditetapkan untuk wisata.
6. Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan
masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah kawasan yang
dilindungi.

2.6.Manfaat agrowisata
Agrowisata memberikan beberapa manfaat, seperti:
Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam
Memberikan nilai rekreasi
Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan
Mendapatkan keuntungan ekonomi
Meningkatkan konservasi lingkungan

BAB III

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang digunakan pada laporan ini yaitu penelitian deskriptif.
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan yang sedang
dihadapi dengan mengumpulkan data, klasifikasi, analisis, kesimpulan, dan laporan.
Metode ini dilakukan dengan mendeskripsikan sejarah Situ Lengkong Panjalu hingga
valuasi ekonomi yang ada di Situ Lengkong Panjalu dan menggambarkan data yang
telah terkumpul.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Situ Lengkong Panjalu

Situ Lengkong Panjalu adalah sebuah danau seluas 57,95 hektar dengan pulau
di tengahnya seluas 9,25 hektar, bernama Nusa Gede. Di Pulau Nusa Gede terdapat
hutan lindung beserta peninggalan purbakala. Konon, Nusa Gede awalnya adalah
pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu, selain juga berfungsi sebagai benteng
pertahanan. Di sini juga terdapat makam penyebar agama Islam yang bernama Mbah
Panjalu. Di dalam hutan terdapat 307 pohon yang terdiri dari 30 jenis.

Menurut cerita sejarah Panjalu, Situ Lengkong merupakan hasil buatan para
leluhur Panjalu, yang hidup di jaman Kerajaan Hindu Panjalu. Konon pada awal abad
ke-7, seorang raja Panjalu menginginkan putra mahkotanya memiliki ilmu yang
paling ampuh dan paling sempurna. Maka berangkatlah sang putra mahkota yang
bernama Borosngora menuju ke suatu tempat dan berakhir di tanah suci Mekah. Di
sanalah tujuannya tercapai, yaitu mempelajari dan memperdalam Agama Islam dan
membaca dua kalimah Syahadat.
Setelah tinggal cukup lama maka pulanglah sang putra mahkota ke Panjalu
dengan dibekali air Zamzam, pakaian kesultanan, serta perlengkapan pedang dan cis.
Di Panjalu, tugas utamanya adalah menjadi raja Islam dan sekaligus mengislamkan
rakyatnya. Beliau kemudian menjadi Raja Panjalu menggantikan ayahnya dengan
Gelar Sang Hyang Borosngora. Mulai saat itulah kerajaan Panjalu berubah dari
kerajaan Hindu menjadi kerajaan Islam. Konon, air zamzam dari Mekah ditumpahkan
ke lembah bernama Lembah Pasir Jambu. Kemudian Lembah itu bertambah banyak
airnya dan terjadilah danau yang kini disebut Situ Lengkong.

4.2. Fasilitas yang Ada di Objek Wisata Situ Lengkong

Fasilitas yang terdapat di objek wisata Situ Lengkong Panjalu yaitu

 Penjual Makanan Yang ada di dalam objek wisata

Ketika pengunjung berada di dalam lokasi pengunjung dapat menikmati


suguhan makanan khas daerah Panjalu, ataupun makanan – makanan lainnya yang
ada pada setiap rumah makan yang ada di dalam lokasi objek wisata.

 Penjual Souvenir di situ lengkong panjalu

Pada lokasi daerah situ lengkong panjalu terdapat banyak masyarakat sekitar yang
menjajakan, berbagi macam jenis Souvenir yang dapat di beli oleh para pengunjung,
salah satunya Lukisan, kerajinan anyaman, pakaian dan lain - lainnya. Dan untuk
pengunjung yang tidak membawa bekal makanan, terdapat juga banyak rumah makan
yang berada di sekitar lokasi wisata.

 Tempat Parkir yang di sediakan di situ lengkong panjalu

Pada fasilitas khususnya kendaraan para wisatawan, dapat menyimpan kendaraannya


di tempat yang sudah di sediakan oleh pengelola kawasan wisata, dengan luas lahan
dan lokasi yang dekat dengan tempat penjualan souvenir, cukup memudahkan para
wisatawan yang baru tiba maupun yang hendak pulang setelah berwisata di situ
Lengkong Panjalu.

Anda mungkin juga menyukai