Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

KERJASAMA PEMBANGUNAN
“GAMBLOK PINE”
ECO-AGRO TOURISM

KOPERASI CURUG ARTHA


DESA CURUGSEWU, KECAMATAN PATEAN
KABUPATEN KENDAL
2020
I. PENDAHULUAN

Kegiatan pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk


sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain, dengan
meninggalkan tempat semula bukan maksud untuk mencari nafkah ditempat yang
dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan, rekreasi untuk
memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Dewasa ini, kegiatan pariwisata bukan saja
memonopoli masyarakat tertentu. Lebih jauh kegiatan pariwisata telah menjadi kebutuhan
banyak kalangan, mulai dari pelajar, pemuda, klub atau komunitas, mahasiswa, bahkan level
eksekutif.
Sebagaimana kita ketahui, era digital telah merubah segala aspek termasuk industry
pariwisata. Kini usaha wisata tidak lagi menjadi dominasi wilayah yang memiliki sumber
daya alam atau given resouces berupa bentang alam semata. Lebih jauh, obyek wisata kini
dapat berdiri di lahan persawahan milik warga masyarakat yang terletak di pedalaman.
Dengan kata lain, melalui perencanaan dan managemen yang unggul, suatu obyek wisata
nyaris dapat di dirikan dimanapun dan dalam bentuk serta format apapun, selama mampu
menawarkan dan memberikan apa yang konsumen inginkan serta butuhkan, sebentuk
revolusi di dalam industry pariwisata.
Meskipun bentang alam bukan lagi menjadi factor utama dalam mendirikan obyek
wisata, namun tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan bentang alam masih menjadi faktor
penting yang harus diperhitungkan. Bentang alam adalah ciri tersendiri positioning alamiah
yang sulit di duplikasi dan jika diintegrasikan dengan managemen yang prima, akan dapat
melahirkan objek wisata daya saing tinggi.
Perhutani sebagai BUMN yang memiliki otoritas atas sebagian besar hutan di pulau
jawa adalah pihak yang memiliki perbendaharaan bentang alam yang melimpah. Terdapat
banyak spot potensial di area kerja perhutani yang dapat diusahakan dan dioptimalkan
sebagai destinasi wisata yang produktif. Sebagai contoh adalah Kawasan Hutan Pinus
Gamblok (Wisata Gamblok Pine) yang masuk dalam otoritas RPH Kenjuran, BKPH
Magelang, KPH Kedu Utara, Divisi Regional Jawa Tengah.
II. DASAR PEMIKIRAN
Dari sebagai hasil pengamatan, brainstorming, studi banding dan studi literature yang
telah kami lakukan, Kawasan Hutan Pinus Dusun Gamblok, Desa Peron, Kecamatan
Sukorejo, Kabupaten Kendal memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai
obyek wisata. Adapun jenis wisata yang paling relevan untuk didirikan dan dikembangkan
di Kawasan Hutan Pinus Dusun Gamblok adalah wisata pohon pinus, warung kopi, rumah-
rumah pohon,

panggung even, sanggar seni budaya, camping ground atau area outbond atau dapat
diringkas sebagai eco-wisata.

Pemilihan wisata berbasis eco-wisata sebagai inti usaha (core of business) mengacu
pada perilaku calon konsumen potensial dimana kegiatan berwisata merupakan kegiatan
wisata yang lekat dengan masyarakat umum, sehingga kapanpun dan dimanapun, konsumen
atas produk jasa tersebut akan selalu ada dalam volume yang layak untuk diperhitungkan.

Berikut adalah beberapa faktor yang menjadi dasar pemikiran atas relevansi Kawasan
Hutan Pinus Dusun Gamblok sebagai wisata agro-edukasi berbasis alam (Agro-Edu
Tourism).

2.1 Lokasi

Kawasan Hutan Pinus Gamblok berlokasi di Dusun Gamblok, Desa Peron,


Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, secara sosial ekonomi termasuk simpul hidup yang
potensial untuk dikembangkan. Berbagai fasilitas juga telah tersedia di Kawasan ini seperti
jalan rabat beton untuk masuk sampai area dan air bersih.

Kawasan Hutan Pinus Gamblok (Wisata Gamblok Pine) berada di ketinggian sekitar
550 mdpl dengan vegetasi utama tanaman pinus. Secara ekologis Kawasan Hutan Pinus
Dusun Gamblok menyuguhkan pemandangan atau view tanaman pinus yang ditata apik
dengan jarak yang teratur. Suasana sejuk dan jauh dari kebisingan menjadikan tempat ini
menjadi tempat yang tenang untuk beristirahat dan penyegaran (refreshing).

2.2. Antusias Masyarakat


Masyarakat sekarang cenderung senang untuk berwisata. Setiap akhir pekan hampir
semua destinasi wisata dipenuhi masyarakat yang ingin melepas penat dari kesibukan sehari-
hari. Khususnya Wisata Alam, menjadi daya tarik tersendiri. Tempat dengan udara segar
bebas polusi, cuaca sejuk dibawah pohon, suara alam (hutan, air, burung-burung) yang
menenangkan. Hal tersebut dicari para wisatawan yang butuh lepas sejenak dari kesibukan
dan kepenatan pekerjaan.

Kawasan Hutan Pinus Gamblok menawarkan apa yang dicari para wisatawan yang
mencari ketenangan untuk melepas kepenatan.

2.3. Perlindungan Hutan

Hutan produksi dengan vegetasi tanaman pinus rawan terhadap kebakaran hutan.
Kegiatan berwisata yang berbasis edukasi dapat mendukung program perlindungan hutan
dengan berdirinya eko-wisata Wisata Gamblok Pine maka nantinya dapat dilakukan
kampanye terhadap masyarakat sekitar dan pembekalan yang cukup terhadap para
wisatawan agar dapat mengurangi atau bahkan meniadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
merugikan hutan seperti larangan untuk menebang pohon, berburu satwa, serta menyalakan
api sembarangan.

2.4. Penyerapan tenaga kerja

Mayoritas warga Gamblok berprofesi sebagai petani. Dengan berdirinya Wisata


Gamblok Pine, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja, baik dalam pengelolaan ( guiding,
keamanan, seni, logistic) maupun sebagai pendukung pariwisata seperti perniagaan umum,
usaha kuliner, industri kreatif, agri bisnis, jasa transportasi, pengelolaan lahan parkir serta
usaha-usaha lain yang lekat dengan industri pariwisata.

2.5 Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat

Dengan berdirinya eco-wisata Gamblok Pine, wilayah Gamblok akan menjadi ramai
dan dapat membuka perniagaan dalam segala bentuk dan level. Demikian juga dengan
keterlibatan langsung masyarakat dalam pengelolaan obyek wisata dimana secara otomatis
akan menambah pos pendapatan sehingga meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

2.6 Meningkatkan Kualitas SDM

Pengelolaan objek wisata yang professional selalu menuntut SDM yang handal.
Dengan berdirinya Wisata Gamblok Pine diharapkan dapat memacu tourism awareness baik
dari pihak managemen maupun masyarakat sekitar. Persingunggan budaya dan kebiasaan
atara pengunjung dan masyarakat juga menuntut adanya manajemen etika dan etiket.
Demikian halnya dari sisi estetika dan sanitasi lingkungan, masyarakat akan dituntut untuk
memegang teguh sapta pesona agar dapat selalu menghadirkan penampilan yang prima
dalam segala bidang. Khusus bagi pihak manajemen, persaingan dalam industry pariwisata
juga menuntut adanya pengayaan terjadwal demi kontinuitas usaha yang nantinya dapat
diperoleh dari studi banding dan kegiatan terjadwal sejenis dengan latar belakang tersebut
diatas kami mengambil kesimpulan;

1. Perlu adanya pembangunan serta pengelolaan yang professional terhadap Kawasan


Hutan Pinus Gamblok berbasis alam dan pendidikan.

2. Perlunya mencari sumber daya modal yang cukup, guna mendukung terdianya
sarana dan prasarana objek wisata yang diperlukan.

3. Mengusahakan kerjasama dan koordinasi penuh dengan stakeholder terkait,


seperti Perhutani, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta stakeholder yang lain.

III. VISI &MISI

3.1. Visi.

Menjadikan Wisata Gamblok Pine sebagai Kawasan wisata alam yang ramah anak
dan ramah lingkungan dengan pengelolaan modern dan terpadu berbasis pendidikan.

3.2. Misi.

1. Membangun pondasi usaha wisata (always on the track) serta


mengembangkannya sesuai dengan rencana pembangunan wisata berjangka.

2. Membangun dan mengembangkan SDM pengelola wisata dan masyarakat Wisata


Gamblok Pine secara terpadu dan berkelanjutan.

3. Menggali lebih jauh potensi baik itu, alam, budaya dan sosial ekonomi di sekitar
Kawasan Wisata yang dapat dikembangkan untuk masyarakat.

IV. TUJUAN DAN TARGET

4.1. Tujuan Umum


Mensukseskan program pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat
yang mandiri dan berkelanjutan melalui sektor pariwisata.

4.2. Tujuan khusus

1. Meningkatkan kesejahteraan anggota Koperasi Curug Artha dan masyarakat Dusun


Gamblok.

2. Konservasi lahan demi tercapainya ekosistem yang ideal.

4.3. Target

1. Penataan lahan parkir, area kuliner, toilet dan mushola (jangka pendek)

2. Berdirinya Wisata Gamblok Pine dimana di dalamnya memuat rumah-rumah pohon,


spot-spot foto, dan area kuliner

3. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat Gamblok

4. Terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat Dusun Gamblok

5. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat di Dusun Gamblok

V. NAMA DAN JENIS USAHA

Nama pengelola adalah “Koperasi Curug Artha”. Adapun usaha yang akan dilakukan
yaitu mendirikan obyek wisata Gamblok Pine.

Akta Terlampir.

VI. LOKASI DAN LUAS LAHAN

6.1. Lokasi anak petak 10E dan 10D, RPH Kenjuran, BKPH Candiroto, KPH Kedu
Utara, Divisi Regional Jawa tengah di Dusun Gamblok, Desa Peron, Kecamatan
Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

6.2. Luas lahan


Luas Lahan Petak TKH 10D 9,7 Ha

Luas Lahan Petak TKH 10E 2,2 Ha

VII. Jangka Waktu Pembangunan dan Bagi Hasil

7.1. Jangka Waktu

Pembangunan

Pembangunan mulai dilaksanakan pada bulan November 2020 sampai dengan Launching
tahap Pertama direncanakan pada bulan Maret 2021. Pembangunan Tahap Kedua dimulai
bulan April 2021 sampai dengan Desember 2021.

Tahap Mulai Selesai Proyek


1 November 2020 Maret 2021 1. Pembukaan Lahan Parkir
2. Penataan akses jalan masuk
4. Penataan pelataran area pinus
5. Permbangunan Gapura masuk
6. Kantor dan Loket
8. Mushola
9. Toilet
10. Pemasangan Instalasi Listrik
11. Pembangunan area foto
12. Pembangunan rumah pohon
13. Pembangunan jembatan gantung
2 April 2021 Desember 1. Penataan Lahan Outbound
2021 2. Penataan lahan Agrowisata
3. Pembuatan area kuliner
4. Pembangunan kolam
5. Penataan akses jalan

Setelah PKS terbit dengan disetujui berbagai pihak, maka kami membuat akan
memulai projek tahap pertama, menengah dan jangka panjang.
7.2 Skema Bagi Hasil

Koperasi Curug Artha akan memberikan uang jaminan kepada Pihak Perhutani
sebesar Rp 15.000.000,- sebagai tanda kesepakatan kerjasama antara Koperasi Curug
Artha dan Perhutani.

Untuk skema bagi hasil setelah launching wisata Wisata Gamblok Pine tersebut.
Maka sharing bagi hasil tiket masuk adalah sebagai berikut :
Sebelum Break Even Point (BEP):
1. Perhutani 10 %
2. Koperasi Curug Artha %

VIII. KETENTUAN LAIN

1. Perijinan yang menyangkut proses pembangunan dan berjalannya proses


pembangunan dan berjalannnya wisata sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Koperasi Curug Artha.
2. Asuransi tiket masuk dan tiket wahana lainnya menjadi tanggung jawab
Koperasi Curug Artha.

IX. PENUTUP

Demikian proposal kerjasama pembangunan objek wisata eco-wisata Wisata Gamblok


Pine ini kami sampaikan sebagai salah satu peran kecil kami dalam usaha membantu
meningkatkan kesejahteraan masyrakat Dusun Ngaliyan pada khususnya dan masyarakat
Desa Ngaliyan pada umumnya melalui jalur wisata. Semoga niat kami ini dapat diterima,
dapat dijadikan bahan prioritas dan besar harapan kami apabila project ini nantinya dapat
sampai tahap eksekusi di lapangan. Kami menyadari bahwa terdapat banyak sekali
kekurangan dalam penyusunan proposal ini, dan untuk itu kami sangat mengharapkan
masukan masukan yang konstruktif demi suksesnya kegiatan tersebut diatas. Terimakasih

Kendal, Oktober 2020

Sekretaris Direktur Koperasi Curug Artha


Cicilia B Narwasti Priyo Jatmiko
WISATA GAMBLOK PINE
Blueprint

KOPERASI CURUG ARTHA


DESA KEBLUKAN KECAMATAN KALORAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
2020

Wisata Gamblok Pine


Brand : Wisata Gamblok Pine
Pengelola : Koperasi Curug Artha
Alamat : Jl. Majapahit No.16 Curugsewu, Kecamatan Patean, Kabupaten
Kendal
Motto : wisata yang berbeda
Logo & icon :
- Gunungan melambangkan Kawasan Hutan Pinus Gamblok
- Gambar rumah sebagai kampung mataraman
- Pohon sumber kehidupan

Gambar 1. logo Wisata Gamblok Pine

I. GAMBARAN UMUM
Nama Lokasi : Kawasan Hutan Pinus Gamblok
Nama petak & luasan : Anak petak , RPH Kedu, BKPH Magelang, KPH Kedu
utara, Divisi I Jawa Tengah, ± 20 Ha.
Slope & Ketinggian : Variatif,23˚-30˚,±260 mdpl
Vegetasi & status Hutan : Jati dan Mahoni, HTI Perhutani
Gambar 2. Peta lokasi Kawasan Hutan Pinus Gamblok
II. ASPEK PERENCANAAN
II.1 Studi Kelayakan
II.1.1 Letak Geografis
Letak geografis Kawasan Hutan Pinus Gamblok sangat
strategis, yitu antara perbatasan kabupaten Temanggung dan
Kendal. Begitu juga dengan ketinggian tempatnya (±260 mdpl)
yang dapat memberikan View yang luas. Sehingga dengan mudah
dapat melihat laut utara Semarang dan gunung Ungaran meskipun
tanpa alat bantu binokuler. Infrastruktur yang relative lengkap dan
aksebilitas yang mudah, menjadikan Kawasan Hutan Pinus
Gamblok sebagi deerah perbatasan yang relative ramai, baik oleh
aktifitas warga sekitar maupun pelancong yang ingin sekedar
menikmati View dan suasana Kawasan Hutan Pinus Gamblok. Atas
dasar hal tersebut sangat relevan apabila nantinya berdiri suatu
objek eco-wisata Wisata Gamblok Pine.

Gambar 3. Salah satu view Kawasan Hutan Pinus Gamblok

2.1.2. Aksebilitas

Berikut adalah beberapa opsi akses ke lokasi Kawasan Hutan Pinus Gamblok.

a. Dari wilayah Kabupaten Temanggung:


1. Pusat Kota Temanggung – Kawasan Hutan Pinus Gamblok : 17 km, 80 menit
2. Kecamatan Bejen – Kawasan Hutan Pinus Gamblok : 6 km, 15 menit
3. Sukorejo – Kawasan Hutan Pinus Gamblok : 6 km, 15 menit
4. Boja – Kawasan Hutan Pinus Gamblok : 4 km, 10 menit
b. Dari wilayah pusat kabupaten terdekat:
1. Kota Kendal – Kawasan Hutan Pinus Gamblok : 14 km, 60 menit
2. Kota semarang – Kawasan Hutan Pinus Gamblok : 12 km, 45 menit
c. Kendaraan penumpang
1. Kendaraan pribadi sampai lokasi Kawasan Hutan Pinus Gamblok
2. Micro bus dan mini bus sampai lokasi Kawasan Hutan Pinus Gamblok.
3. Jumbo bus dan ¾ bus sampai lokasi Kawasan Hutan Pinus Gamblok.

2.1.3. Infrastruktur pendukung


Berikut ini adalah jenis dan volume infrastruktur pendukung proyek
eco-wisata Wisata Gamblok Pine yang sudah tersedia:
1. Jaringan jalan : rabat beton sampai ke lokasi wisata
2. Jaringan selluler : tersedia dengan baik di lokasi wisata
3. Area Parkir : kendaraan pribadi, bus jumbo,
bus ¾ minibus dan sepeda motor

2.1.4. Daya Dukung Lahan dan Tegakan


Kawasan Hutan Pinus Gamblok memiliki kontur berbukit dengan
puncaknya yang tersier dan dapat dikunjungi untuk melihat sekeliling bukit.
Tegakan utama di Kawasan Hutan Pinus Gamblok yang masih produktif
meski telah berumur tua. Tegakan berumur tua memang identic dengan
jumlah pohon yang relative jarang, namun demikian tetap dapat memberikan
nuansa yang asri.
2.1.5. Sumber Daya Energi
Sumber daya yang dimaksud adalah listrik PLN yang sudah tersedia
dimana tiang listrik berjarak 200 meter dari Kawasan Hutan Pinus Gamblok.
Kami akan melakukan penyambungan daya sesuai dengan kebutuhan dan
akan kamidistribusikan secara aman melalui kabel bawah tanah ketitik-titik
yang membutuhkan diseluruh area wisata.
2.1.6. Sumber Air Bersih
Sumber air bersih terletak 400 meter dari lokasi area wisata dengan
debit rata-rata 3 meter kubik per hari. Kami akan mengalirkan air tersebut
menggunakan jet pump ke penampungan berkapasitas 10.000 liter. Sumber air
kedua berjarak 50 meter dari lokasi wisata dan dapat dikelola sebagai sumber
air cadangan

Gambar 5. Sumber mata air

2.1.7. Sarana MCK & Sanitasi

Sarana MCK dan sanitasi manjadi prioritas kami sebagai pengelola objek
wisata Wisata Gamblok Pine. Kami telah menetapkan area yang sesuai untuk kegiatan
MCK, dimana area tersebut memiliki posisi datar dan mudah diakses dari seluruh
penjuru wahana.

Gambar 6. Recana lokasi fasilitas MCK

III. ASPEK MANAGEMEN


3.1. Managemen Pemasaran
3.1.1. Segmenting, Targeting, Positioning (STP)
Dalam pemasaran tiga hal utama yang harus
diperhatikan sebelum memasarkan produk adalah Segmenting,
Targeting, Positioning. Segmenting adalah membagi
konsumen menjadi berbagai kelompok berdasarkan demografi,
psikografi dan perilaku, Targeting adalah pemilahan
kelompok konsumen sasaran didasarkan pada hasil segmentasi
(pengerucutan), sementara positioning lebih mengarah pada
penempatan produk yang akan ditawarkan agar dipersepsikan
berbeda dari produk pesaing.
Segmentasi kampoeng mataram sebagai salah satu eco-
wisata berbasis edukasi adalah semua kalangan 12-45 tahun.
Dalah hal Targeting, dengan mengacu pada segmentasi,
Wisata Gamblok Pine lebih menargetkan konsumen menegah
atas berusia 15-35 tahun (milenial plus) dengan profesi
sebagai pelajar, mahasiswa dan atau karyawan yang
berdomisili di area urban. Selain karena factor produktif,
akomodatif dengan kegiatan outdoor, mengenal media dengan
lebih baik, memiliki waktu untuk travelling, memiliki pondasi
finasial yang cukup, sebesar 46% dari kelompok ini juga
termasuk kelompok yang paling royal dalam membelanjakan
uang untuk keperluan leisure dan gaya hidup (Nielsen, 2015).
Dalam aspek Positioning, Wisata Gamblok Pine
memposisikan diri sebagai eco-wisata yang menawarkan
etnik,astronomi, edukasi, kepedulian, lingkungan dan
pengalaman mencoba dalam satu kemasan yang natural, unik
dan tulus dari hati sehingga akan meningkalkan kesan positif
yang mendalam. Ringkasnya, wisata Wisata Gamblok Pine
memposisikan diri sebagai eco-wisata, bukan sekedar wahana
selfi dan pemandangan semata, sehingga menjadi jelas jika
sebesar 80% konsumen kampung mataraman di plotkan
sebagai konsumen wisata edukasi, sementara sebanyak 20%
sisanya adalah konsumen regular. Dari kegiatan positioning
juga akhirnya memunculkan motto/tagline wisata yang
berbeda, atau dengan kata lain, saat berkunjung ke kampoeng
matraman, konsumen akan merasakan pengalaman berwisata
yang menyenangkan sekaligus merasakan nilai-nilai yang
berbeda yang akan sulit dilupakan. Wisata Gamblok Pine
sebagai eco-wisata yang natural dan etnik harus dapat
menyuguhkan nuansa yang se natural dan se etnik (bernilai
budaya local) mungkin dalam segala bentuknya, termasuk
dalam hal penampilan fisik. Sebagai contoh; semua arsitektur
bangungan, penunjuk jalan, tanda, bangku meja dan lainnya
(baik yang berada didalam maupun diluar wahana wisata
Wisata Gamblok Pine) akan mendapatkan sentuhan seragam
yang khas tanpa terkecuali, yaitu dengan setandar: bertema
kayu dan bamboo beratap jerami atau ijok. Keunikan dan
konsep natural jugga akan dihadirkan dalam hal penyajian
kuliner dimana nantinya akan digunakan peralatan makan
yang etnik, seperti alas piring daun pisang, daun jati dan
sebagainya. Dari sisi staf juga nantinya akan diberlakukan
seragam outdoor bernuansa etnik tanpa harus mengurangi
kenyamanan berbusana.

3.1.2. Analisis SWOT


Analisis SWOT (Strengts, Weaknesses, Opportunities, dan
Threats) terhadap rencana pembangunan objek eco-wisata
Wisata Gamblok Pine adalah sebagai berikut:
1. Strengts
a. Letak dan bentang alam Kawasan Hutan Pinus
Gamblok uang ideal
b. Mengambil basis pendidikan, sehingga calon konsumen
potensial akan selalu tersedia
c. Etnisitas masyarakat Desa Ngaliyan terutama kesenian
dan kuliner yang sulit diduplikasi.
d. Kombinasi wahana yang sangat berbeda, menyajikan
perpaduan antara kesenangan, etnik, pengalaman dan
pendidikan yang disetting dinamias.
e. Personaltouch mengenal dan memahami konsumen
secara pribadi sedalam mungkin.
f. Dukungan masyarakat, perhutani dan PEMDA yang
kuat.
2. Weaknesses
a. Angin kencang saat musim penghujan
b. Luasan area datar yang berkurang
c. Kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap
sapta pesona
d. Penutupan vegetasi yang kurang
e. Membutuhkan permodalan yang besar
f. Isnfratuktur jalan yang kurang representative
3. Opportunities
a. Masih tersedianya kawasan dengan bentang alam yang
mendukung untuk pengembangan lanjutan, seperti;
Healty tourism maupun Sport Tourism
b. Terintegrasinya wisata berbasis even yang sudah kuat
dimasa mendatang, seperti pagelaran music, seni dan
budaya dapat menguatkan Poaittioning serta manambah
objek jual wisata.
4. Threats
a. Banyaknya tempat serupa yang manyajikan bentang
alam yang indah.
3.1.3. Bahuran Pemasaran
Bahuran pemasaran terdiri atas; product, Price, Place,
Promotion, People, Process serta pelayanan terhadap
pelanggan atau custumer service.
1. Product
Produk dasar yang akan kamitawarkan adalah jasa wisata
edukasi dan alam atau eco-wisata dan lebih spesifik, kami
menawarkan pengalaman alam yang berbeda, dimana
nantinya aka nada unsur pengalaman (mencoba sendiri
berbagai kegiatan), unsur natural dan etnik, unsur
pendidikan, unsur kepedulian lingkungan dan sesame serta
unsur kesenangan yang bertanggung jawab. Selain itu kami
juga akan menawarkan produk non jasa yang masih relevan
dengan usaha wisata seperti cindera mata hendicraf, T-shirt,
produk kuliner dalam kemasan natural dan lain-lain.
Berikut adalah produk yang nantinya dapat dinikmati
konsumen:
a. Menginap di cottage kampung mataraman
b. Berkemah/camping ground
c. Melihat dan melakukan sendiri proses pengolahan hasil
pertanian dengan alat tradisional
d. Melakukan panjat tebing dan tracking
e. Melakukan tubing
f. Menyaksikan kesenian tradisional
g. Melihat dan belajar bahasa jawa kuno atau kawi
h. Kuliner khas
Divisi kuliner dan UKM telah melakukan riset dan akan
terus mengembangkan variasi menu agar dapat
menyajikan sajian yang sehat, nikmat dan berbeda baik
dari segi bahan baku, resep maupun penyajian (tidak
mudak ditemukan diobjek wisata lain) yaitu:
 Nasi tiwul dengan variasi lauk: empis-empis, sambel
garang, jangan kluban, urab kebonan,sintrong, daun
panegong, sambel cokak, sambel gosyek dan tempe
bengok.
 Nasi jagung dengan variasi lauk: samba ampas,
godong gandul,buntil, sego jagung goreng,sego
jagung bakar.
 Aneka jajan khas berupa opak, gadung godok/goreng,
emping jagung, gethuk, timus, cethot, ondol-ondol,
lopes, kolak, jenang candil, tiwul ampas klopo,
gendar, ndok gluduk, bubur jagung, dll.
 Wedang dayak (jahe kencur bawang dayak
temulawak)
 Tuak dan lain-lain
 Wedang dail (akar alang-alang, kencur, gula merah
dll)
i. Cindera mata local
2. Price
Penentuan harga (pericing) diawali dengan riset pasar dan
didasarkan pada beberapa hal, diantaranya yaitu harga
pokok produksi, produk, segmen konsumen dan juga harga
jkompetitor yang menawarkan produk atau jasa yang sama
dan selevel.
3. Place
Place atau tempat dalam pemasaran jasa tempat mengacu
pada gabungan antara lokasi dan kepuasan atas saluran
distribusi. Untuk saluran distribusi jasa eco-wisata Wisata
Gamblok Pine rencananya nanti akan dilakukan kerjasama
dengan biro-biro perjalanan baik domestic maupun manca
Negara.
4. Promotion
Promosi meliputi program potongan harga dan periklanan.
Program potongan harga diantaranya adalah penetapan
harga tiket yang lebih murah atas dasar kuota konsumen,
seperti misalnya rombongan wisata denga jumlah diatas
100 orang akan mendapatkan potongan harga sebesar 50%.
Potongan harga juga berlaku pada konsumen yang
melakukan second buying atau konsumen yang melalukan
reoni berkemah atau kopdar. Selain itu, kami juga
melakukan promo untuk para pemenang lomba yang khusus
diadakan di wisata Wisata Gamblok Pine agar dapat
menikmati harga tiket yang lebih murah. Sementara itu
darin sisi periklanan, kamia akan menggunakan saluran
Below the line (BTL), meliputi media Advertising yang
bersifat wearable (mengikuti si pemakai) berupa gelang, T-
shirt serta gabungan kunci, kesemuanya membawa identitas
wisata Wisata Gamblok Pine. Begitu juga media periklanan
yang lain sifatnya non-wearable seperti baliho, bookleat,
leaviet, stiker, periklanan dimedia sosial serta situs resmi.
5. People
Dalam struktur manageman eco-wisata Wisata Gamblok
Pine, telah disiapkan tenaga-tenaga professional, sebagai
contoh; pada divisi dokumentasi, telah kami siapkan tenaga
yang kesehariannya berkutat dalam dunia editing video dan
foto. Begitu juga pada divisi ground, telah kami tempatkan
tenaga-tenaga yang memang biasa berkecimpung di dunia
outbond. Dari devisi seni, kami meiliki beberapa tenaga
yang berprofesi di dunia hiburan baik hiburan tradisional
maupun hiburan kontenporer seperti organ tunggal.
6. Process
Proses adalah bahuran pemasaran yang menitik beratkan
pada kejelasan content atau dalam hal ini adalah wahana
beserta prosedur standar yang perlu dilakukan konsumen
agar dapat menikmati wahana dengan baik. Kami akan
memeberikan kebebasan menjalankan program tersebut,
namun demikian kami juga akan menyiapkan beberapa
program kami tanpa harus menganggu program inti
konsumen.
7. Costumer service
Terdapat 5 hal penting yang perlu diperhatikan agar dapat
memebrikan pelayanan yang baik kepada konsumen
(Parasuraman et al, 1998 dan Hendarto, 2003). Kami akan
memastikan kelima hal tersebut dapat diterapkan dalam
pengelolaan eco-wisata Wisata Gamblok Pine, adapaun 5
hal tersebut yaitu;
1. Tangllibes (bukti fisik), yaitu kemampuan suatu
perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada
pihak elksternal yang meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan dan penampilan personil.
2. Reability (reabilitas), yaitu kemapuan melakukan
layanan jasa yang diharapkan secara meyakinkan secara
akurat dan konsisten.
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kemampuan
memberikan layanan yang cepat, membentu pelanggan
dengan tepat dan memberikan informasi yang jelas.
4. Assurane (jaminan), meliputi pengetahuan, sopan satun
dan kemampuan seseorang dalam menyampaikan
kepastian yang dapat menumbuhkan rasa percaya
pelanggan kepada penyedia jasa.
5. Empaty, yaitu memberikan perhatian tulus dan bersifat
individual kepada pelanggan, dengan berupaya
memahami pelanggan.
3.2. Managemen keuangan
Managemen kauangan pada dasarnya bertujuan untuk
memaksimalkan nilai perusahaan, dalan hal ini adalah nilai dari
unit usaha objek wisata Wisata Gamblok Pine. Adapun fungsi-
fungsi dari managemen keuangan yang akan kami aplikasikan
meliputi perencanaan, penganggaran, pengelolaan, pencarian,
penyimpanan, pengendalian, pemeriksaan serta pelaporan
keuangan.
3.3. Managemen SDM
Managemen SDM (sumber daya manusia) adalah upaya
merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta melakukan
evaluasi secara menyeluruh terhadap sumber daya manusia
yang dibutuhkan perusahaan dalam mencapai tujuan. Eco-
wisata Wisata Gamblok Pine akan menjalankan fungsi-fungsi
managemen SDM yang meliputi;
1. Staffing, adalah penyaringan tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dan bertujuan agar tidak terjadi
kekurangan atau kelebihan tenaga kerja.
2. Performance Evaluation, yaitu penilaian terhadap tenaga
kerja untuk memastikan bahwa para pekerja melakukan
tanggung jawab sesuai pekerjaannya.
3. Compentation, yaitu setruktur pengajian yang baik sehingga
tercapai kesesuaian antara manfaat yang diperoleh dengan
tenaga yang diberikan
4. Training and development, adalah pengarahan serta
pelatihan yang baik terhadap pekerja sehingga diperoleh
skill yang memenuhi standard an terus berkembang sesuai
permintaan perusahaan.
5. Personil research, adalah analisis terhadap permasalahan
pekerja sebagai individu, misalnya terkait keterlambatan
dan ketidakhadiran yang berulang serta permasalahan
lainnya yang bisa saja timbul karena ketidaknyamanan
pekerja terhadap sistim yang berlaku didalam perusahaan.
6. Eployeerelations, adalah hubungan baik yang perlu
dibangung dengan serikat pekerja untuk menghindari
hal0hal yang tidak diinginkan seperti pemogokan yang
nantinya dapat menganggu kinerja perusahaan.
7. Safety and health, adalah prioritas terhadap kesehatan serta
keselataman pekerja. Fungsi ini umumnya dituangkan
dalam program asuransi kerja dan juga standar oprasional
kegiatan yang baku.
3.4. Managemen SDA
Sumber daya alam Kawasan Hutan Pinus Gamblok adalah view
yang indah, ketinggian tempat yang cukup serta hutan yang
rindang dan sejuk. Kesemuanya itu adalah asset yang perlu
dijaga, dikelola dan dikembangkan melalui kampanye dan
tindakan konservasi lahan dan hutan serta reboisasi selektif
untuk meningkatkan daya jual Kawasan Hutan Pinus Gamblok
dipasar jasa wisata nasional.
3.5. Managemen resiko
Kawasan Hutan Pinus Gamblok adalah daerah rawan angin
kencang pada saat musim hujan curah tinggi. Nnamun
demikian Kawasan Hutan Pinus Gamblok masih aman pada
saat kemarau.
3.6. Managemen ground
3.6.1. Managemen ticketing
Di dalam eco-wisata Wisata Gamblok Pine dimulai sejak
adanya reservasi oleh calon konsumen wisata.
3.6.2. Managemen waktu operasional
Waktu operasional dibagi menjadi dua, yaitu waktu operasional
reguler dan waktu operasional berkemah. Waktu operasional
regular dari pukul 08.00 – 17.00 WIB. Sementara itu waktu
operasional berkemah dimulai dari kedatangan, yaitu pukul
08.30 dan maksimum pukul 11.30, untuk selanjutnya berkemah
sampai dengan pukul 16.00WIB, atau kurang lebih 31, 5 jam.
3.6.3. Managemen even
Managemen even dikhususkan untuk konsumen regular yang
meiliki kegiatan terjadwal, sementara bagi konsumen berkemah
kami akan menempatkan 4 atau 5 orang pemandu dilapangan.
3.6.4. Managemen kuliner
Managemen kuliner meliputi standarisasi dapur, menu dan rasa,
stok bahan pangan, standar penyajian serta beverages (aneka
minuman). Lokasi dapur akan dioptimalkan disalah satu Wisata
Gamblok Pine, dalam hal ini diurus kepala divisi kuliner,
sementara untuk lokasi dapur praktik konsumen wisata, berada
tidak jauh dari area gazebo besar.
Standarisasi dapur meliputi kebersihan dapur, kebersihan
pekerja dapur, kerapian, kualitas air, dan kebersihan alat
memasak. Dapur akan di cek setiap saat untuk menjamin
produk kuliner yang sehat dan higinis.
Standarisasi menu dan rasa adalah hal yang penting agar selalu
dapat dihasilkan produk kulibner yang stabil, tidak melenceng
dari standar menu, tidak berubah rasa antar pemprosesan
pertama dan pemprosesan berikutnya. Untuk itu standar menu
dan rasa akan diatur lebih jauh oleh divisi kuliner dalam sebuah
buku resep sehingga nantinya akan diperoleh produk makanan
khas yang memiliki standar baku serta memiliki rasa yang tetap
otentik.
Divisi kuliner akan selalu mengadakan Ceklist dalam gudang
penyimpanan bahan pangan dan memastikan bahwa stok bahan
pangan telah siap 2 hari sebelum kedatangan konsumen wisata.
Selain itu ceklist dilakukan dalam rangka untuk menjamin
bahwa bahan pangan dalam keadaan baru, layak untuk diolah
dikonsumsi serta tidak kadaluarsa.
Standar penyajian menu juga menjadi aspek penting mengingat
selain terletak pada jenis menu ditawarkan, differensiasi eco-
wisata Wisata Gamblok Pine juga terletak pada cara
penyajiannya. Menu akan disajikan dengan menggunakan
peralatan yang alami dan ramah lingkungan seperti daun pisang
dan daun jati. Begitu juga dengan makanan kecil, akan
disajikan dengan peralatan makanan yang etnik dan berasal dari
alam, seperti piring rotan atau lidi dan juga batok kelapa yang
di – finishing. Standar waktu penyajian juga menjadi perhatian
khusus divisi kuliner dimana seluruh menu yang disajikan
nantinya harus dalam keadaan fresh from the open dan dalam
keadaan hangat.
Beverages atau aneka minuman juga yang tiodak terlepas dari
unsur etnik divisi kuliner telah menyiapkan tenaga untuk
mengumpulkan bahan-bahan dari alam seperti; akar alang dan
temu lawak kemudian untuk dikeringkan dan dimasukan
kedalam gudang stok bahan minuman, sehingga natinya tidak
perlu mencari kehutan jika sewaktu-waktu diperlukan.
3.6.5. Managemen pertunjukan seni
Pertunjukan seni disini mengacu pada music pengiring dan
pengisi pentas seni serta pagelaran budaya, sebuah pagelaran
seni tradisional Desa Ngaliyan yang masih eksis. Music
pengiring yang nantinya disiapkan adalah tari gambyong, kebo
giro, lais, sandul, wayang kulit dimana kesenian tersebut
menumpahkan budaya nasional yang perlu dilestarikan sebagai
penguat positioning eco-wisata Wisata Gamblok Pine.
Dari sisi managemen seluruh instrument music dan budaya
beserta sound system akan disiapkan secara lengkap.
3.6.6. Managemen dokumentasi dan publikasi
Akan disediakan tenaga kusus untuk kegiatan dokumentasi
serta publikasi seperti note book, drone, DSLR, printer serta
koneksi internet. Semua kegiatan inti akan direkam dalam
bentuk video serta foto dan kemudian di “burn” kedalam
lempeng DVD untuk selanjutnya dibagikan kepada konsumen
sebagai dokumen kelompok dan juga dapat digunakan oleh
pihak managemen sebagai bahan advertising serta publishing.
Kegiatan publikasi dilakukan di 2 tempat atau saluran yang
pertama di tempatkan di area wisata berupa majalah dinding
yang nantinya berisi dokumentasi para konsumen wisata.
Kedua adalah melalui media internet seperti website resmi,
facebook, instalgram, tweeter.
3.6.7. Keamanan, kenyamanan dan ketertiban
Dari aspek keamanan konsumen, kami akan menyiapkan 4 pos
jaga (24 jam saat terdapat even) yang disebar di titik-tik vital.
Kami juga hanya akan menyediakan satu pintu masuk dan satu
pintu keluar dari dan kearea wisata, bik untuk konsumen
regular maupun konsumen berkemah. Sementara itu, dari sisi
keamanan hutan kami akan mengkampayekan aktivitas-
aktivitas yang dilarang terkait potensinya dalam hal merusak
hutan. Selain itu, kami juga akan menyediakan peralatan
penanggulangan bencana misalnya; alat pemadam kebakaran
portable untuk menaggulangi bencana kebakaran. Dari sisi
kenyamanan, akan ada pembagian jalan zona wisata bagi
konsumen regular maupun konsumen berkemah. Dari sisi staf,
kami juga akan membekali SDM pengelola eco-wisata Wisata
Gamblok Pine dengan pengetahuan etika dan etiket secara
berkala dan terjadwal demi tercapainya kenyamanan dan kesan
yang positif dimata konsumen. Sementara itu dari sisi
ketertiban, kami akan memasang rambu-rambu yang dikemas
unik serta edukatif di titik-titik tertentu.
3.6.8. Kebersihan dan keindahan
Kami akan menyediakan tong sampah secukupnya dan sampah
akan dipisahkan antara sampah organik dan non organic. Selain
itu, dari aspek keindahan, juga telah disiapkan tenaga dan
program perawatan taman secara berkala sehingga eco-wisata
Wisata Gamblok Pine dapat menghadirkan suasana yang indah
dan asri.
3.7. Managemen trasportasi, parker dan perniagaan
3.7.1. Trasnportasi dan parker
Dilokasi objek eco-wisata Wisata Gamblok Pine telah tersedia
tanah milik perhutani sebagai area parkir untuk menampung
kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Jeis tiket parker yang diperlakukan adalah jenis show it back
ticket yang berisi nomor informasi kendaraan, sehingga
pengunjung yang tidak dapat menunjukan tiket (atau surat-surat
kendaraan jika tiket hilang) tidak dapat mengambil kendaraan
yang diparkirnya.
Bagi konsumen luar daerah yang dating dengan bus jumbo,
dapat langsung masuk ke lokasi wisata.

Gambar 9. Area parkir


3.7.2.Area Perniagaan
Area seluruh area ekowisata kampong Mataraman akan disterilisasi
dari kegiatan peniagaan yang tidak masuk dalam program edukasi.
Kegiatan perniagaan hanya akan diplotkan diarea luar kampong
mataraman. Sebagai tambahan, seluruh invrastruktur perniagaan diluar
area kampong mataraman akan di tata sedemikian rupa agar selaras
dengan tema falsafah kampong mataraman.
Khusus untuk kegiatan MCK, akan disediakan tiga unit MCK kolektif
yang terdiri dari enam closed dan lima belas bilik mandi ( lima bilik
wanita dan lima bilik pria).

2.1.8.daya dukung masyarakat


Daya dukung masyarakat adalah kepedulian dari masyarakat terkait
dengan rencana pendirian ekowisata kampong mataraman. dukungan
tersebut dapat dilihat dari keterlibatan masyarakat dalam hal
pengelolaan.selain itu pemerintah desa dan LMDH juga sangat
antusias terkait rencana pembangunan ekowisata kampong mataraman.
2.1.9.amdal
Setiap pembangunan proyek pasti akan berdampak lingkungan. Namun
demikian, dampak ekologis ditimbulkan oleh pembangunan proyek
ekowisata kampong mataraman relative kecil, mengingat tidak terdapat
betonisasi dan konversi lahan. Lazimnya, ekowisata kampong
mataraman, akan memunculkan dua dampak negative, yaitu polusi
suara dan sampah. Polusi suara akan diminimalisir dengan pemilihan
instrument yang baik, serta pemilihan jenis kegiatan yang sesuai,
sedangkan sampah akan ditanggulangi secara serius agar tidak
berimbas terhadap lingkungan dengan cara menampungnya di TPA
diluar lokasi wisata.

2.2.Pemetaan (mapping)
Dari kegiatan pemetaan dengan menggunakan citra satelit, secara garis
besar wilayah kerja ekowisata kampong mataraman menjadi empat
zona, yaitu zona A konsumen regular atau tidak berkemah, zona B
zona camping area, area C kampong mataraman, area D wisata umum
adapun alas an dilakukan zonasi tersebut yaitu:
1.agar kedatangan pengunjung regular tidak terlalu mengganggu
konsumen yang berkemah atau memiliki acara yang terjadwal dan juga
sebaliknya.
2.Agar pengunjung camping atau berkemah dapat menikmati
kegiatannya.
3.Agar konsumen kampong mataraman bisa menikmati kegiatan atau
menginap dengan tenang dan nyaman.
4.Agar wisata umum bisa menikmati suguhan kuliner atau pasar tani
dan mnikmati view di area wisata.

Anda mungkin juga menyukai