Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGABDIAN

KEMITRAAN MASYARAKAT MONO TAHUN REGULER

PENGEMBANGAN DESA ECO-WISATA KUTA PENGKIH


MELALUI PEMBUKAAN JALUR PENDAKIAN ALTERNATIF TAMAN NASIONAL GUNUNG
LEUSER UNTUK MELESTARIKAN SATWA ORANGUTAN DI KABUPATEN KARO

Nicholas Marpaung S.AB, MSI Ketua (NIDN: 0020059102)


Onan Marakali Siregar S.Sos, MSI Anggota (NIDN: 0016017407)

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
RIN G KASAN
Taman Nasional Gunung Leuser (biasa disingkat TNGL) adalah salah satu Selain itu, desa ini juga memiliki akses jalan yang aman menuju TNGL namun

Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia seluas 1.094.692 hektare yang secara justru jarang dikunjungi oleh pendaki yang lebih memilih melalui jalur

administrasi pemerintahan terletak di Provinsi Aceh dan Sumatra Utara. Provinsi pendakian di Kabupaten Langkat. Para pengunjung juga tidak leluasa

Aceh yang terdeliniasi TNGL meliputi wilayah Subulussalam, Aceh Selatan, mendapat informasi yang jelas tentang desa Kuta Pengkih dikarenakan

Aceh Singkil, Aceh Tengah, Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh Tamiang, terbatasnya jiwa melayani masyarakat Desa. Tidak ada yang istimewa dari

sedangkan Provinsi Sumatra Utara yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten desa ini selain potensi wisata yang menjanjikan sehingga diperlukan upaya

Dairi, Karo, dan Langkat. Desa Kuta Pengkih adalah desa perbatasan TNGL berkelanjutan dari berbagai pihak untuk bersama-sama dapat mengembangkan

dengan Kabupaten Karo. Desa ini memiliki potensi wisata yang sangat besar dan potensi ekowisata yang dimiliki Desa Kuta Pengkih sebagai Destinasi Wisata

bernilai ekonomis namun Desa ini justru tidak pernah di dengar oleh wisatawan terbaru di Kabupaten Karo yang akan berdampak pada perbaikan

mancanegara maupun domestic. Di Desa ini terdapat salah satu air terjun yang perekonomian masyarakat Desa serta perbaikan hubungan manusia dengan

bernama Air Terjun Namo. Namun air terjun ini masih termasuk sepi satwa dilindungi yang sering terjadi konflik. Maka dari itu, melalui program

pengunjung karena promosi dan kurangnya ekspose dari pemerintah. Keunikan pengabdian yang dilakukan oleh Tim Pengabdian dari Universitas Sumatera

Air Terjun Namo Cengkeh tampak dari pemandangannya yang nyaris Utara ini, Langkah awal dalam mengembangkan ekowisata desa Kuta Pengkih

menyerupai tirai dan terdiri dari 5 tingkat serta ketinggiannya disebut mencapai dapat menjadi cikal bakal lahirnya Destinasi Wisata terbaru di Kabupaten

angka 25 meter. Karo.


ANALISIS SITUASI
Taman Nasional Gunung Leuser (biasa disingkat TNGL) adalah salah satu Kawasan

Pelestarian Alam di Indonesia seluas 1.094.692 hektare yang secara administrasi

pemerintahan terletak di Provinsi Aceh dan Sumatra Utara. Provinsi Aceh yang

terdeliniasi TNGL meliputi wilayah Subulussalam, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh

Tengah, Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh Tamiang, sedangkan Provinsi Sumatra Utara

yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Dairi, Karo, dan Langkat. Diterimanya
Gambar 1. Air Terjun 5 Tingkat / Namo Cengkeh
Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra ke daftar Situs Warisan Dunia pada tahun 2004,

membuat Taman Nasional Gunung Leuser juga masuk dalam daftar Situs Warisan
Desa Kuta Pengkih Kabupaten Karo merupakan salah satu desa yang berbatasan
Dunia oleh UNESCO, bersama dengan Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman langsung dengan TNGL. Desa ini merupakan wilayah pemukiman penduduk yang

Nasional Bukit Barisan Selatan. Salah satu Objek dan Daya Tarik Wisata Alam memiliki akses jalan yang cukup menuju TNGL. Selain itu, Kawasan desa ini juga
memiliki potensi alam yang sangat menarik dan potensial diantaranya adalah Air
(ODTWA) yang terkenal di dalam kawasan TNGL adalah Pusat Pengamatan
Terjun namo yang pemandangannya nyaris menyerupai tirai dengan 5 tingkatan terjun.
Orangutan Sumatra - Bukit Lawang di Kawasan Wisata Alam Bukit Lawang - Sebagian besar kawasan TNGL berada di wilayah desa Kuta Pengkih dan di taman

Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. nasional ini terdapat 130 jenis mamalia.
SOLUSI YANG DITAWARKAN

01 02 03
Program Pelatihan dan Edukasi Bimbingan dan Konsultasi Masyarakat Kolaborasi dengan Institusi Pendidikan

Kegiatan Pengabdian ini akan dimulai dengan Menyediakan bimbingan teknis terkait pentingnya Mengadakan kolaborasi dengan Universitas Sumatera

melakukan workshop terlebih dahulu untuk internet dan sosial media dalam membanguna image Utara melalui program pendidikan dan pelatihan yang
memberikan edukasi awal terkait potensi Desa desa Kuta Pengkih. Akan dilakukan pelatihan
berkelanjutan. Institusi pendidikan dapat menyediakan
Kuta Pengkih yang sangat ekonomis dan penggunaan sosial media dan internet untuk
dimanfaatkan dalam memasarkan wisata desa kuta dosen atau mahasiswa yang berkualifikasi untuk
berharga serta perencanaan pengelolaan yang
pengkih. Ahli pemasaran akan dilibatkan dalam memberikan pelatihan kepada masyarakat desa kuta
tepat. Selain potensi desa, pelatihan terkait
memberikan panduan dan saran yang spesifik sesuai
service wisatawan juga akan dilakukan serta Pengkih.
dengan kebutuhan pengembangan desa wisata.
edukasi perlindungan satwa yang dilindungi.
Menciptakan Image Desa yang positif melalui media sosial : TARGET LUARAN
Desa Kuta Pengkih harus memiliki website resmi atau laman sosial media
yang informatif guna menarik mina wisatawan berkunjung ke Desa Kuta
Pengkih. Selain itu, media tersebut menjadi sumber informasi yang paling Perekonomian yang lebih baik:
dapat dipercaya dalam memberikan gambaran dan destinasi wisata di Desa. Ekowisata yang tumbuh dengan baik akan memberikan manfaat ekonomi
yang lebih baik juga terhadap masyarakat Kuta Pengkih. Sehingga,
pengelolaan pendapatan desa nantinya akan dikelola dan di manage dengan
Pembukaan Jalur Pendakian Baru yang Aman: tepat guna.
Desa Kuta Pengkih akan memiliki jalur pendakian yang aman dan legal
menuju TNGL melalui mapping jalur yang dilakukan oleh para ahli,
pemerintah daerah dan masyarakat Desa agar menghindari konflik dengan Minimalisasi Konflik Manusia dengan Satwa Dilindungi:
alam dan masyarakat pemilik tanah. Konflik manusia dengan satwa akan dapat dicegah dikarenakan Satwa seperti
Orang Utan merupakan Tujuan wisatawan mengunjungi Desa Kuta Pengkih
sehingga masyarakat akan menganggap orang utan adalah asset berharga bagi
Pelayanan Yang Ramah: masyarakat desa.
Kunjungan wisatawan yang akan berkunjung ke Desa Kuta Pengkih harus
disertai dengan perilaku yang menyenangkan dan ramah dari masyarakat
desa. Masyarakat akan memiliki memiliki sikap ramah dan siap dalam
melayani pengunjung.
TARGET
ADMINISTRATIVE
Dalam pelaksanaan kegiatan ini diperlukan metode yang dapat

mempermudah prosesnya. Metode yang digunakan dalam

melaksanakan pengabdian masyarakat ini yaitu mencakup; Penyuluhan

atau Sosialisasi Strategi Pengembangan Ekowisata Kuta Pengkih,

Penyuluhan dan Sosialisasi Digital Marketing Pariwisata serta

manajemen pelayanan masyarakat desa, Penyuluhan atau Sosialisasi

Perlindungan Satwa Yang dilindungi serta Pembukaan Jalur pendakian

menuju TNGL yang aman dan legal. Selain itu, kegiatan ini selain

praktikum juga akan menyediakan sesi Tanya jawab kepada masyarakat

METODE PELAKSANAAN
desa agar lebih membuat mereka paham dengan tujuan kegiatan ini.
RENCANA KEGIATAN
Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan kepada masyarakat desa Kuta Pengkih khususnya petani, pemuda dan tokoh

01 adat. Materi sosialisasi adalah tentang background terselenggaranya pengabdian, pentingnya


mengembangkan desa ekowisata kuta pengkih, pentingnya membuka jalur pendakian yang resmi Kontribusi Partisipasi
serta pentingnya menjaga hubungan dengan satwa yang dilindungi.

Mitra Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta


terhadap materi dan metode yang digunakan
Diskusi
maka evaluasi yang digunakan mencakup:
Setelah kegiatan penyuluhan, kegiatan selanjutnya adalah diskusi masyarakat desa terkait kebutuhan
1) Respon peserta terhadap materi yang
02 dan kendala yang mereka hadapi dalam mengembangkan wisata desa. Diskusi dilakukan bersama
disampaikan oleh pemateri.
pihak-pihak yang nantinya akan dilibatkan sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang
2) Keaktifan peserta dalam diskusi.
dimiliki seperti praktisi digital marketing dan pemerhati lingkungan yang berpengalaman.
3) Kemampuan peserta menerima dan
menyimak materi.
Evaluasi 4) Kemampuan peserta untuk mempraktekan
Evaluasi dilakukan selama kegiatan pengabdian di laksanakan meliputi pengamatan terhadap peserta pengetahuan secara akurat.
03 pengabdian dalam keaktifannya selama kegiatan pengabdian masyarakat berlangsung meliputi aktif
dalam merespon setiap materi yang disampaikan, aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
yang diajukan.
HASIL ANALISIS SITUASI
Desa Kuta Pengkih merupakan sebuah desa yang masuk dalam wilayah kecamatan
Mardingding di Kabupaten Karo. Desa ini adalah desa terakhir dari wilayah kabupaten karo
yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Sebagai desa
yang berbatasan dengan TNGL, desa ini dihuni sekitar 90 Kepala Keluarga dengan
mayoritas mata pencaharian mereka adalah Bertani.

Desa Kuta Pengkih dan desa lainnya di kecamatan mardinding juga sempat menjadi viral
dengan meunculnya Satwa Orang Utan yang memasuki kebun warga di dusun kuta kendit
desa Kuta Pengkih. Kehadiran orang utan tersebut ternyata berakhir tidak baik karena akibat
pengetahuan masyarakat desa yang rendah tentang satwa dilindungi, akhirnya orang utan
tersebut dibunuh warga karena mereka menganggap orang Utan adalah hama.

Hasil analisis situasi dilapangan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara
menemukan bahwa Tindakan illegal tersebut dilakukan bukan hanya karena faktor
ketidaktahuan masyarakat, melainkan juga karena desakan ekonomiKegiatan pengabdian di
desa Kuta Pengkih dalam rangka mengembangkan Desa Ecowisata melalui pembukaan jalur
alternatif pendakian baru menuju Taman Nasional Gunung Leuser yang resmi dilakukan Gambar 4.1 Dokumentasi bersama Kepala Desa Pola Tebuh,
dengan beragam tantangan yang kompleks. Pegiat Wisata dan Dinas Pariwisata Kabupaten Karo
HASIL ANALISIS SITUASI
Kegiatan pengabdian ini dilakukan beberapa tahap dengan tahap pertama telah dilakukan pada
5 september 2023. Kegiatan pada tahap pertama dilaksanakan di dua desa yaitu desa Kuta
Pengkih dan Desa Pola Tebuh Kabupaten Karo yaitu dari mulai pukul 09:00 hingga pukul
17:00 bertempat di balai desa (jambur) pola tebuh dan di warung milik masyarakat desa kuta
pengkih agar memudahkan proses sosialisasi rencana dan tujuan kegiatan. Kegiatan
pengabdian diawali dengan sosialisasi dan diskusi di Balai Desa (jambur) Pola Tebuh dengan
dibuka secara langsung oleh Kepala Desa Pola Tebuh dan disaksikan oleh jajaran dinas
pariwisata kabupaten karo.

Kegiatan pengabdian di Pola Tebuh tersebut dimulai dengan sambutan oleh kepala desa,
kemudian dilanjutkan paparan latar belakang dan tujuan kegiatan pengabdian oleh tim
pengabdian Universitas Sumatera Utara beserta mahasiswa. Tim peneliti memaparkan manfaat
dari pentingnya desa memiliki usaha dalam mengelola dan mengembangkan potensi desa
selain potensi pertanian.

Tim Pengabdian Universitas Sumatera Utara dan Dinas Pariwisata akan berkolaborasi dengan
masyarakat desa Kuta Pengkih dan Desa Pola tebuh untuk mengembangkan ecowisata di
masing-masing desa tersebut di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan dan
Gambar 4.2 Sosialisasi di Desa Kuta Pengkih
meminimalisir konflik kepentingan dan gesekan antar desa. Tim Pengabdian Universitas
Sumatera Utara dan Dinas Pariwisata akan berkolaborasi dengan masyarakat desa Kuta
Pengkih dan Desa Pola tebuh untuk mengembangkan ecowisata di masing-masing desa
tersebut di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan dan meminimalisir konflik
kepentingan dan gesekan antar desa.
HASIL ANALISIS SITUASI
Kegiatan Sosialisasi selanjutnya dilakukan di desa tujuan utama yaitu desa Kuta Pengkih
dusun Kuta Kendit. Dengan didampingi oleh Kepala desa dan karang taruna desa pola
tebuh, Tim pengabdian USU melakukan kunjungan menuju desa Kuta Pengkih. Pada
akhirnya sosialisasi berjalan lancar dan sesuai rencana karena pengabdian ini juga
melibatkan tokoh-tokoh adat kecamatan mardinding dan dinas pariwisata kabupaten karo
untuk meyakinkan rencana pengembangan desa ecowisata tersebut. Kegiatan sosialisasi
akhrinya berakhir dengan kesepakatan dan komitmen pemerintah desa Kuta Pengkih untuk
turut serta dan terlibat dalam pembukaan jalur pendakian resmi menuju Taman Nasional
Gunung Leuser. Upaya utama dalam rencana pengembangan tersebut adalah komitmen
masayarakat desa yang disaksikan bersama tim pengabdian USU dan Dinas Pariwisata
Kabupaten Karo serta Pegiat Wisata adalah penghentian perburuan illegal di Kawasan
Taman Nasional Gunung Leuser.
Tim Pengabdi menjelaskan bahwa satwa yang ada di Taman Nasional Gunung Leuser
adalah satwa yang dilindungi Negara dan akan ditindak secara hukum jika melakukan
perburuan illegal. Dengan tercapainya hasil sosialisasi yang diharapkan yaitu komitmen
bersama antar desa Kuta Pengkih dan Pola Tebuh dalam rencana pengembangan ecowisata
melalui pembukaan jalur pendakian alternatif resmi menuju TNGL, makan kegiatan
pengabdian ini telah mayoritas tercapai di tahap awal ini. Namun, program pengabdian ini Gambar 4.3
belum berakhir karena Langkah selanjutnya adalah tahapan membuka jalur pendakian Sosialisasi dan Komitmen Masyarakat Desa Kuta Pengkih
yang resmi dan merancang strategi pelayanan turis dan strategi pemasaran lanjutan di desa
Kuta Pengkih dan Desa Pola Tebuh.
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Tahapan selanjutnya adalah pembuatan sosial media resmi Desa Kuta Pengkih

02 dan Desa Pola Tebuh khusus objek ecowisata dalam rangka mempromosikan
jalur pendakian resmi tersebut dan objek wisata lainnya yang memiliki
potensi untuk dikembangkan. Selain itu, sosial media tersebut juga menjadi
Setelah tercapainya komitmen antara Pemerintah dan Masyarakat Desa Kuta

01
layanan satu atap yang menjadi pusat informasi resmi dari pemerintah desa
Pengkih dan Desa Pola Tebuh, Tim Pengabdian Pada Masyarakat dari dan pihak yang terlibat dalam pengelolaan objek ecowisata tersebut.
Universitas Sumatera Utara, Dinas Pariwisata Kabupaten Karo dan Pegiat
Wisata Kabupaten Karo, maka rencana selanjutnya adalah pembukaan jalur

03
Pelatihan pelayanan wisatawan mutlak sangat diperlukan dalam menyambut
pendakian resmi yang akan dilakukan pada bulan Oktober hingga November.
turis yang akan berkunjung ke desa pola tebuh dan kuta pengkih. Maka dari
Pembukaan ini akan dilakukan dengan cara melakukan pendakian bersama
itu, pelatihan pelayanan dan komunikasi kepada masyarakat khususnya
antara pihak yang terlibat, dan mengkonversi jalur pendakian konvensional
pengelola akan dilakukan secara bertahap agar memastikan kunjungan dapat
tersebut ke dalam General Positioning System yang terintegrasi pada google
berjalan dengan baik dan menciptakan symbiosis mutualisme antara pihak-
map. Upaya tersebut sangat penting dilakukan agar turis/pendaki yang akan
pihak yang terlibat dengan alam dan pengunjung.
melakukan pendakian mengetahui jalur pendakian yang harus diikuti dan
dihindari oleh pendaki. Konflik dengan satwa di taman nasional kerap terjadi
Tahapan terakhir adalah melakukan monitoring dan evaluasi ke desa tersebut

04
dikarenakan pendaki tidak mengetahui jalur yang resmi.
secara rutin untuk mengindetifikasi masalah-masalah yang terjadi dan
membuat formulasinya. Selain itu, persiapan laporan akhir dari kegiatan ini
akan dipersiapkan oleh tim pengabdian dan akan mempublikasikannya sesuai
dengan kewajiban yang dibebankan oleh universitas sumatera utara kepada
tim pengabdian.
KESIMPULAN
1. Masyarakat Desa Kuta Pengkih dan Pola Tebuh telah bersedia secara resmi untuk
mengembangkan desa ecowisata di masing-masing desa yaitu jalur pembukaan pendakian
alternatif resmi menuju Taman Nasional Gunung Leuser.

2. Masyarakat Desa Kuta Pengkih dan Pola Tebuh telah memiliki pengetahuan tentang satwa
endemic TNGL yang dilindungi dan tidak akan melakukan perburuan illegal di Taman
Nasional khususnya satwa Orang Utan dan satwa liar lainnya.

SARAN
Ada masalah yang sangat klasik dan mendasar dalam rencana
pengembangan ecowisata disetiap wilayah di Indonesia yaitu
Komitmen. Untuk dapat merealisasikan desa ecowisata
berkelanjutan khususnya pada rencana pembukaan jalur pendakian
alternatif resmi menuju TNGL guna menghindari konflik dengan
satwa asli TNGL yaitu orang utan adalah komitmen dari pemerintah
desa dan pemerintah kabupaten Karo. Diharapkan dalam
mengimplementasikan program ini, komitmen pemerintah
kabupaten karo dapat terjadi dan terlibat hingga tahap akhir.
Daftar Pustaka
Mudjiarto,Wahidaliaras. 2006. ”Membangun Karakter dan Kepribadian Kewirausahaan”.Yogyakarta: Graha Ilmu.PO

Abas Sunarya, Sudaryono dan Asep Saefullah, 2011. Judul :KEWIRAUSAHAAN. Penerbit CV Andi Offset : Yogyakarta.

Suryana. 2006. “Kewirausahaan-Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses”.Bandung : Salemba Empat.

Ketaren Nurlela. 2015. “Analisis Kewirausahaan dan Kelayakan Finansial Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus di Sekitar

Universitas Sumatera Utara , Jalan Jamin Ginting, Jalan Dr Mansyur, dan Setia Budi, Medan
DOKUMENTASI
Bukti Video dan Bukti Media
Online

https://jurnalpost.com/dosen-fisip-usu-dan-masyarakat-desa-perbata
san-taman-nasional-gunung-leuser-sepakat-untuk-mengembangkan-
desa-ecowisata-baru-di-kabupaten-karo/60262/

https://drive.google.com/drive/folders/11GutsXcRvRiWoryFFagbvj
A4OJ-uvItK?usp=share_link
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai