Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

POTENSI PENGEMBANGAN
DESA WISATA HISTORICAL LAKKANG KECAMATAN TALLO

Oleh

1. Faizal Rahman L011191079


2. Muhammad Rafi Dewayuda L011191011
3. Sri Amelia Arfayani L011191134
4. Adi Wahyudi L011181368
5. Abraham Bonifasius Budimansyah L011181309
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ekowisata merupakan suatu bentuk perjalanan yang bertanggung jawab ke


wilayah-wilayah yang masih alami dengan tujuan konservasi atau melestarikan
lingkungan dan memberi penghidupan pada penduduk lokal serta melibatkan unsur
pendidikan. Pengelolaan ekowisata yang berkelanjutan harus mempertimbangkan aspek
ekologi yang menjadi objek bagi suatu kegiatan, dengan melibatkan unsur sosial
sebagai pelaku wisata dalam pengelolaan, sehingga dapat memberikan manfaat secara
ekonomi. Perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup dapat tercapai dengan adanya
keterlibatan dari berbagai stakeholder diantaranya ialah melibatkan orang-orang yang
tinggal dan menggantungkan hidupnya pada daerah yang akan dikembangkan menjadi
suatu kawasan wisata dan menjadikan partner dalam upaya pengembangan wisata
tersebut.
Wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengandalkan daya tarik alami
lingkungan pasir dan lautan yang berupa kegiatan berenang, snorkeling, menyelam,
berlayar, berselancar, memancing, berjemur, rekreasi pantai, fisiografi bawah air dan
lain-lain, yang memanfaatkan area sekitar laut sebagai wahana utamanya.
Aktivis komunitas/masyarakat berjuang untuk mendapatkan setidaknya beberapa
kendali atas proses pembaruan pada sistem perkotaan, dan seiring waktu pemerintah
dipaksa untuk memasukkan warga dalam proses perencanaan sebuah kawasan
(Peterman, 2000). Masyarakat di dalam destinasi pariwisata yang kemudian disebut
dengan masyarakat lokal mempunyai potensi berupa beragam aktivitas yang dapat
dikreasikan menjadi produk pariwisata. Budaya lokal, tinggalan masyarakat, serta
festival menyediakan keunikan dan sesuatu yang baru dari perspektif wisatawan.
Masyarakat dengan pengetahuan dan kebijakan lokal akan lebih memahami produk
pariwisata yang dikembangkan serta dampak yang ditimbulkan, dibandingkan dengan
masyarakat dari luar destinasi pariwisata. Masyarakat lokal juga mempunyai kontribusi
dalam upaya perencanaan kawasan, tidak hanya dalam mempromosikan produk
destinasi pariwisata namun juga dalam keseluruhan proses penataan wisata, karena
masyarakat lokal adalah komponen utama pembentuk citra atau image destinasi
pariwisata (Adikampana, 2017).
Kelurahan Lakkang merupakan suatu kampung yang sejuk ditengah Kota
Makassar yang memiliki beberapa bunker peninggalan Jepang, dan dikelilingi beberapa
mangrove, serta terdapat rumah-rumah tradisional. Daerah ini juga biasanya digunakan
pengunjung untuk melakukan beberapa kegiatan. Lakkang juga memiliki nilai keunikan
budaya dengan pola hidup tradisional yang perlu dilestarikan dan fungsi daya dukung
lingkungan hidup di Kota Makassar. Delta Lakkang masuk dalam daftar Kawasan
Strategis Pariwisata Daerah IV (KSPD IV), program pelaksanaan strategi yang akan
dilakukan berupa Historical dan Ekowisata Creativity Centre (RIPPDA Kota Makassar
2015- 2035).
Kawasan wisata Lakkang merupakan salah satu lokasi atau spot wisata di Kota
Makassar, namun belum ditangani dengan baik. Karakteristik ekologi kawasan wisata
yang mengalami degradasi seperti masalah lingkungan delta dan kurangnya penataan
kawasan wisata serta penataan sarana dan prasarana wisata. Selain itu, peran
masyarakat dalam partisipasi perencanaan masih minim dilakukan. Untuk itulah
penataan kawasan wisata di Kelurahan Lakkang dilakukan sebagai salah satu bentuk
kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan diatas kita dapat melihat potensi
wisata yang di Desa Lakkang sehingga kita bisa menjadikan kawasan Desa Lakkang ini
sebagai desa wisata.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah desa Lakkang sesuai dijadikan sebagai objek wisata?
2. Apa yang dibutuhkan untuk menjadikan desa Lakkang sebagai kawasan objek
wisata?
3. Apa potensi yang ditawarkan desa Lakkang sebagai objek wisata?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana potensi wisata
yang ada di Desa Lakkang serta fasilitas apa yang dibutuhkan Desa Lakkang jika
dijadikan objek wisata.
D. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan wisata ini dilakukan pada :
Hari/Tanggal : Minggu/ 21 November 2021
Jam : 15:00 – 17:00
Tempat : Kec. Tallo Kel. Lakkang, Makassar
II. ISI

A. Pemilihan Lokasi

Hasil pemantauan lokasi potensi ekowisata di desa Lakkang kel. Lakkang kec. Tallo kota
Makassar provinsi Sulawesi selatan di dapatkan bahwa strategi pengelolaan ekowisata
mangrove yang diprioritaskan dikawasan delta sungai Lakkang yang melibatkan para
pemangku kepentingan dalam perlindungan ekosistem mangrove; pemerintah setempat dan
masyarakat untuk membangun komitmen dan kesadaran semua pihak dalam pengendalian
pencemaran lingkungan, meningkatkan usaha pengelolaan ekosistem mangrove melalui
kegiatan ekowisata.

Desa Lakkang sendiri dipillih karena berada di kawasan delta sungai Tallo dan hutan
mangrove Nypah dimana memiliki potensi besar secara ekosistem alamnya, selain itu
Kelurahan Lakkang memiliki hal menonjol seperti bunker peninggalan Jepang dimana pulaunya
dikelilingi hutan mangrove, rumah-rumah tradisional yang bisa dijadikan Homestaymembawa
suasana pedesaan. Hal ini saja sudah memberi alasan untuk memilih Kelurahan Lakkang
sebagai destinasi desa wisata historical.

B. Atraksi

Tentang strategi pengembangan ekowisata mengambil pendekatan berbasis kesesuain


kawasan ekowisata karena banyaknya objek lahan yang dapat dimanfaatkan di desa Lakkang
seperti hutan mangrove, delta sungai, tambak dan ladang padi sehingga perlunya perencanaan
wilayah yang menyeluruh agar penggunaan kawasan lahan ini dapat dimanfaatkan secara
maksimal.

Objek atraksi daya tarik khusus sebagai hiburan bagi pengunjung seperti kawasan hutan
mangrove sepanjang delta sungai Tallo, hamparan ladang padi, dan tambak ikan bandeng.
Objek atraksi lainnya adalah keberadaan bunker peninggalan Jepang yang dapat menjadi objek
utama dalam segi historical, bagi yang akan belajar dan menikmati rasa kembali ke zaman
Jepang. Dari segi keanekaragaman biota di desa Lakkang yang dapat dijadikan objek daya tarik
khusus adalah keberadaan bangau putih yang menggunakan ekosistem mangrove di
sepanjang delta sungai sebagai tempat mencari makan.

FOTO-FOTO PEMANDANGAN (hutan mangrove, sawah, tambak)


Gambar 1. Landskap hutan Mangrove

Gambar 2. Landskap hamparan sawah


Gambar 3. Landskap tambak

Objek atraksi berupa fasilitas yang dapat ditambahkan sebagai penunjang untuk dapat
melakukan aktivitas seperti bersepeda, memancing, tour katinting di sepanjang sungai tallo,
pengamatan burung, penyusuran hutan mangrove (Tracking), pendidikan dan penelitian.

FOTO-FOTO DOKUMENTASI YANG BERPOTENSI SEBAGAI OBJEK AKTIVITAS


(Tambak, sungai, Hutan Mangrove, Burung, dsb)

Gambar 4. Landskap hutan mangrove


Gambar 5. Landskap persawahan

Gambar 6. BIota yang hidup disekitar lakosi

Adapun fasilitas penunjang berupa tempat berbelanja yang berpotensi sebagai tempat
buah tangan (Souvenir) khas Desa Lakkang dapat memanfaatkan kerajinan tangan plastik daur
ulang yang dijadikan aksesoris, terpal, lampion dsb. Tempat-tempat makanan khas desa
lakkang juga dapat dibuat sebagai tambahan nilai daya tarik.

Pengembangan kawasan ekowisata merupakan salah satu alternatif yang diharapkan


mampu mendorong potensi ekonomi dan upaya pelestarian dapat dilakukan dengan cara
mengembangkan potensi ekowisata yang berbasis ekologi dimana potensi keanekaragaman
hayati dan objek wisata dapat dijalankan secara bersama dan saling mendukung, selain itu
perlu adanya pengelolaan sumberdaya manusia bagi masyarakat sekitar dengan adanya
tenaga teknis bidang wisata alam, pemandu wisata lokal, sarana prasarana penunjang seperti
adanya jasa penyewaan perahu mesin, tempat penginapan dan gedung visitor center yang
dapat digunakan untuk memberikan informasi awal kepada para wisatawan.

C. Sarana dan Prasarana Penunjang


Sarana dan prasarana penunjang kegiatan yang terdapat di Desa Lakkang berupa; kapal,
dermaga, masjid, WC umum, rumah makan, penginapan (Homestay), lapangan bola, jalanan,
tambak, ladang padi.

FOTO-FOTO SARANA DAN PRASARANA

Gambar 7. Landksap pelabuhan penyebrangan kera-Kera

Gambar 8. Landskap pelabuhan dipulau Lakkang


Gambar 9. Landskap pelabuhan di pulau lakkang

Adapun sarana dan prasarana yang dapat ditambahkan berupa penyewaan sepeda ontel
yang dapat digunakan sebagai alat transportasi dalam berkeliling Desa Lakkang, WC umum
yang dapat diperbaiki dan ditambahkan lagi jumlahnya, platform jembatan dan jalan layang
sepanjang hutan mangrove sebagai objek atraksi tambahan.

Sedangkan sarana dan pra sarana yang sudah ada seperti tambak dan kapal katinting
dapat dialih fungsikan seperti :

1. tambak ikan bandeng dapat dibuka sebagai tempat pemancingan bagi wisatawan
dengan tarif yang dapat diatur pemilik tambak sesuai harga pasar.
2. Kapal katinting para nelayan dapat diberikan kegunaan tambahan seperti tour
sepanjang delta sungai Tallo, sehingga masyarakat yang hanya memiliki profesi
sebagai nelayan dapat mempunyai pemasukan tambahan sebagai guide.

D. Kolaborasi

Pemerintah (Government) pada umumnya merupakan birokrasi dipandang sebagai agen


administrasi yang paling bertanggungjawab dalam implementasi kebijakan baik di Negara maju
maupun Negara berkembang (NSB). Media Massa (Media), merupakan penghubung penting
antara negara dan masyarakat , perpaduan reporter pasif dan analis aktif memiliki tempat
tersendiri dalam proses kebijakan publik untuk memberikan ruang bagi pemerintah dan
masyarakat dalam memahami masalah sosial sekaligus untuk memecahkan permasalahan
sosial tersebut. Komunitas (Community) merupakan aktor lainnya yang berperan dalam
implementasi adalah kelompok atau komunitas. Dalam implementasinya banyak dilakukan oleh
birokrasi,maka banyak kelompok-kelompok yang ada di masyarakat untuk mempengaruhi
berbagai peraturan implementasi seperti pedoman atau regulasi. adanya implementasi program
tertentu menciptakan peluang tindakan kelompokkelompok dimaksudkan agar mereka
memperoleh keuntungan. Sedangkan akademisi (Research Organization), merupakan
Lembaga lain yang sering terlibat dalam implementasi kebijakan. Banyak program-program
yang dirancang untuk melaksanakan kebijakankebijakan politik yang berlabel pro pembangunan
masyarakat. Bisnis (entrepreneur) seharusnya dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis
dalam mencapai tujuan bisnis seperti: profit, people, planet, sustainability dan tumbuh
berkembag dari skala mikro, kecil, menengah, hingga besar. Seharusnya sudah saatnya
entrepreneur memanfaatkan konsep yang dihasilkan oleh para akademisi melalui seminar dan
diskusi.

Berdasarkan hasil survey lapangan, dapat diketahui bahwa aktor yang dapat ikut ambil
andil dalam pengembangan pariwisata kota pekanbaru terdiri dari 5 (lima) yaitu: Pertama
adalah pemerintah (Government) meliputi: Disbudpar Kota Makassar (Dinas Budaya dan
Pariwisata). Kedua adalah akademisi yang tergabung pada LPPM Universitas Hasanuddin.
Ketiga business adalah, meliputi Wonderin.id . Keempat komunitas terdiri dari pecinta alam
makassar. Kelima adalah media karena Peran media massa sangat penting dalam
membangkitkan perhatian, menggerakkan kesadaran, menunjukkan kekuatan komitmen dan
dukungan seperti FAJAR dan TVRI Makassar.

Berdasarkan hasil survey pada bagian pembahasan kolaboras menjelaskan bahwa sektor
wisata ketika dikelola dengan baik, dapat meningkatkan perekonomian nasional, yakni dengan
berkunjungnya turis ke kota makassar melalui penggunaan jasa transportasi, akomodasi,
pembayaran tiket, oleh - oleh, memakai fasilitas restoran, hotel dan lain-lain. Dan dengan
adanya kebijakan pengembangan SDM kepariwisataan diarahkan oleh akademisi ketika
melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan
profesionalisme sumber daya manusia berbasis kompetensi.

Akademisi dapat berperan memberikan pandangan dan analisis berdasarkan objektifitas


data di lapangan mengenai tingkat perkembangan dan juga formula yang tepat guna
memajukan kepariwisataan melalui berbagai penelitian, analisis, serta pengembangan SDM.
Adanya sumber daya manusia di industri pariwisata berperan selaku motor penggerak
kelangsungan industri, serta penentu daya saing industri pariwisata. Dan yang paling utama
(urgent) adalah perlunya kolaborasi pemerintah daerah dengan masyarakat sekitar dalam
memberantas pemungutan liar atau preman-preman yang dapat meresahkan dan membuat
wisatawan merasa tidak nyaman.

Pengembangan pariwisata di Kota Makassar seharusnya tidak hanya dikelola oleh


pemerintah provinsi Sulawesi selatan dan Kota Makassar saja, namun juga dibutuhkan peran
pihak swasta dan pihak lain yag mendukung melalui ide-ide dan inovasi kreatif yang bersinergi
dan meliputi seluruh stakeholder di industri pariwisata, dan hal ini dapat meningkatkan
kemajuan pada pariwisata Kota makassar. Sektor pariwisata yang dikelola dengan benar dapat
membuka peluang bisnis bagi warga sekitar maupun investor asing yang ingin menanamkan
modal dalam pengembangan kepariwisataan di Kota makassar, selain itu industri pariwisata
juga dapat berpengaruh terhadap sub sektor. industri lain seperti bisnis valuta asing,
akomodasi, restoran, transportasi, dan lainlain. Terkait dengan kolaborasi model pentahelix,
disinilah peran pelaku bisnis yang paling utama yaitu perlunya kolaborasi pemerintah Kota
makassar dalam memaksimalkan upaya agar wisatawan yang datang merasa nyaman.

Peran pemerintah dalam mengembangkan potensi pariwisata di diharapkan mampu


memberikan kemudahan-kemudahan dalam pengembangan pariwisata di Desa Lakkang
melalui kebijakan yang dapat dilaksanakan serta mampu mendukung semua stakeholder di
sektor pariwisata. Dalam mengelola dan mengembangkan potensi pariwisata, diperlukan suatu
kordinasi dan kolaborasi antara pihak pemerintah, pihak bisnis/privat, komunitas, akademisi,
serta media dalam mengembangkan potensi wisata, dimana kerjasama tersebut disebut
dengan kolaborasi Pentahelix.

E. Analisis Swot

Berdasarkan hasil survey dilapangan, maka hasil diatas akan di bahas lebih lanjut dalam
bentuk uraian analisis SWOT.

Pertama, kekuatan (Strengths) yang dimiliki kawasan wisata keindahan alam Delta sungai
Tallo seperti pemohonan Mangrove nypah yang mengelilingi sepanjang sungai. Keindahan
sawah dan tambak yang membentang hijau yang dapat kita lihat. Bunker peninggalan jepang
saat perang dunia ke 2 menambah keindahan objek wisata sejarah bisa menjadi ajang
pengaplikasian pendidikan, menggenalkan kepada generasi muda, bukti-bukti sejarah bangsa
Indonesia. Bagi anak-anak sekolah berguna untuk pendidikan, istansi- istansi tertentu seperti
museum.

Kedua, Kelemahan (Weakness) dari kawasan objek wisata yang ada ini kurangnya
pemeliharaan dari pengelolah sepeti yang terlihat tidak ada fasilitas mendukung untuk suatu
objek wisata, dalam keindahan objek wisata ini tingkat aksesibilitas yang kurang mendukung
seperti telah rusak nya jembatan dan jalan yang berbatu jika pengunjung tidak hati-hati dalam
membawa kendaraan maka akan terjatuh di tambah lokasi wisata yang jauh dari keramaian.
Kawasan wisata ini masih kurang promosi sehingga kawasan ini tidak begitu banyak di minati
pengunjug dan investor yang memiliki modal untuk menunjang pengembangannya. Oleh karena
itu dibutuhkan banyak perombakan fasilitas dan aksesbilitsa.

Ketiga, Peluang (Opportunities) dapat di ciptakan dengan adanya kawasan wisata objek
wisata dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat seperti berjualan
berupa makanan ataupun menawarkan jasa untuk lebih mengenal kawasan objek wisata selain
itu juga bisa melakukan aktivitas wiraswasta bagi masyarakat yang berminat di kawasan objek
wisata.

Keempat, Ancaman (Threats) untuk kawasan objek wisata adalah Peristiwa alam yang
menjadi ancaman bagi kawasan objek yaitu musim hujan yang membuat ketinggian air pada
delta sungai Tallo meningkat dan keruh sehingga membahayakan saat berenang. Peristiwa
yang tidak kita ketahui yang bisa merugikan bagi masyrakat, pemerintah dan pihak lainya hal ini
yang berpengaruh besar yang membuat kekwatiran pengunjung ataupun masyarakat setempat.
PENUTUP

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota makassar seharusnya melakukan perencanaan


yang optimal dalam mengelola dan mengembangkan objek wisata dengan membuat suatu
program yang bekerlanjutan, membuat target jangka pendek, menengah dan jangka panjang
sebagai pedoman atau tolak ukur target yang akan dicapai. Dalam proses pengorganisasian
Disbudpar Kota Makasssar perlu membuat standar operasional prosedur (SOP) dalam kegiatan
pengembangan objek wisata hingga ke desa – desa yang berpotensi dan fokus melaksanakan
Tupoksi sesuai bidang pengembangan pariwisata yang dilakukan dengan tujuan dapat dinilai
kemajuan prestasinya sesuai standar yang telah ditetapkan. Pada proses pengawasan yang
dilakukan seharusnya lebih meningkatkan konsistensi dan pembuatan jadwal berkala sebagai
bentuk pengawasan dan pengendaliannya karena selalu cenderung pada pengawasan
kepentingan-kepentingan tertentu seperti adanya event-event wisata khusus yang sifatnya
hanya sementara. Fungsi penggerakan yang dilakukan Disbudpar Kota makassar tidak hanya
membentuk kegiatan koordinasi dibidang pemantauan potensi objek wisata, sarana dan
prasarana yang tersedia saja melainkan juga dominan fokus dalam melakukan pemberdayaan
SDM yang ada di Desa/daerah berpotensi di Makassar dengan memberikan berbagai
pembinaan dan pelatihan, mendatang tenaga ahli untuk memberikan pengetahuan khusus pada
masyarakat. Pemerintah Kota Makassar melalui Disbudpar harus lebih kreatif dalam
mendapatkan dukungan, harus lebih mampu membuat mereka tertarik dan harus lebih
meningkatkan kerjasama dengan ke 5 stakeholder berdasarkan model pentahelix demi
terwujudnya Pekanbaru Smart City Makassar.

Anda mungkin juga menyukai