Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS POTENSI WILAYAH PARIWISATA DI KOTA BANDA

ACEH
Graha Setyatama
32.0014, Semester 5, Analisis Potensi Wilayah, Absen 07, Administrasi Pemerintahan
Daerah / D2

Abstrak
Kota Madya Banda Aceh yang merupakan salah satu wilayah yang
mempunyai potensi sumberdaya pesisir yang sangat besar. Kawasan pesisir di Kota
Madya Banda Aceh memiliki potensi sumberdaya pesisir yang banyak yaitu didaerah
Ulele. Potensi sumberdaya pesisir Kota Banda Aceh adalah hasil produksi perikanan.
Sumberdaya lain yang berpotensi dapat dikembangkan yaitu pengembangan
pariwisata. Berdasarkan potensi yang ada, maka diperlukan adanya upaya
pengembangkan kawasan pesisir dengan cara mengelola dengan baik. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis sklogram dimana untuk melihat kondisi
sumberdaya pesisir. Hasil penelitian diperoleh bahwa wilayah pesisir di Ulele memiliki
tingkat perkembangan potensi sumberdaya pesisir yang baik dan tinggi yang potensi
pengembangannya adalah pariwisata dan jenis ikan lain. Pengembangan dan
Pengelolaan sumberdaya pesisir yang benar dilakukan secara berkelanjutan, guna
menumbuhkan perekonomian masyarakat di wilayah sekitar dan masyarakat
umumnya dan sumberdaya pesisir juga tidak terekpolitasi secara massal sehingga
tidak mengakibatkan dampak buruk dikemudian hari.

Kata kunci : Kota Banda Aceh, sumberdaya pesisir

PENDAHULUAN

pengembangan pariwisata di Kota Banda Aceh melibatkan sejumlah faktor


yang penting untuk dipertimbangkan. Aset alam yang berharga dan memiliki potensi
besar untuk mendukung sektor pariwisata dalam menghasilkan pendapatan,
menciptakan lapangan kerja, serta mempromosikan budaya dan keindahan alam
setempat. Kota Banda Aceh, sebagai ibu kota Provinsi Aceh, memiliki sejarah dan
budaya yang kaya, serta lokasi geografis yang strategis di pantai barat Pulau
Sumatera.
Beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata pesisir
pantai di Kota Banda Aceh meliputi:

1. Keberlanjutan Lingkungan: Pengembangan pariwisata harus dilakukan


dengan menjaga keberlanjutan lingkungan. Konservasi alam, pengelolaan
limbah, dan perlindungan terhadap ekosistem pantai harus menjadi prioritas
dalam setiap tahap pengembangan.

2. Keanekaragaman Budaya: Banda Aceh memiliki warisan budaya yang kaya


dan unik. Pengembangan pariwisata harus memperhatikan penghargaan
terhadap budaya lokal dan melibatkan masyarakat setempat dalam proses
pengembangan. Ini dapat mencakup promosi seni, kerajinan tangan, tarian
tradisional, dan masakan lokal.

3. Infrastruktur dan Aksesibilitas: Infrastruktur yang baik sangat penting untuk


menarik wisatawan dan menciptakan pengalaman yang nyaman. Ini meliputi
aksesibilitas menuju pantai, transportasi internal, akomodasi, fasilitas umum,
dan lain-lain.

4. Aktivitas dan Rekreasi: Pengembangan pantai sebagai destinasi pariwisata


harus mencakup beragam aktivitas dan rekreasi. Ini bisa termasuk olahraga
air, penjelajahan alam, rekreasi keluarga, dan lain-lain. Keanekaragaman
aktivitas akan menarik berbagai jenis wisatawan.

5. Promosi dan Pemasaran: Upaya promosi yang efektif diperlukan untuk


menarik perhatian wisatawan potensial. Pemasaran online, kampanye media
sosial, partisipasi dalam pameran pariwisata, dan kolaborasi dengan agen
perjalanan dapat membantu memperluas jangkauan promosi.

6. Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan kompetensi masyarakat lokal dalam


bidang pariwisata adalah langkah penting. Pelatihan untuk pemandu wisata,
pekerja di sektor perhotelan, dan pelayanan pelanggan dapat meningkatkan
pengalaman wisatawan.

7. Pengembangan Berkelanjutan: Pengembangan pariwisata tidak boleh hanya


berfokus pada keuntungan jangka pendek. Strategi pengembangan
berkelanjutan harus diadopsi, mempertimbangkan dampak jangka panjang
terhadap lingkungan, budaya, dan masyarakat setempat.

8. Kemitraan dan Kolaborasi: Kerja sama dengan pihak-pihak terkait, termasuk


pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat
lokal, sangat penting untuk mencapai hasil yang sukses dalam
pengembangan pariwisata pesisir pantai.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini dan dengan pendekatan yang hati-hati


dan terkoordinasi, pengembangan pariwisata pesisir pantai di Kota Banda Aceh
dapat menjadi sumber kebanggaan bagi masyarakat setempat sambil memberikan
manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan.

GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

Kota Banda Aceh merupakan ibu kota dari Provinsi Aceh, Indonesia. Kota ini
memiliki beragam potensi wilayah yang mencakup aspek alam, budaya, sejarah, dan
ekonomi. Berikut adalah gambaran umum potensi wilayah Kota Banda Aceh:

1. Keindahan Alam:

 Pesisir Pantai: Banda Aceh terletak di pantai barat Pulau Sumatera,


memiliki pantai-pantai yang indah dengan pasir putih dan air laut biru.
Pantai Ulee Lheue, Lampuuk, dan Lhoknga adalah beberapa destinasi
pantai populer.

 Ekosistem Mangrove: Kota ini memiliki hutan mangrove yang penting


untuk keseimbangan ekosistem pesisir, menawarkan potensi ekowisata
dan edukasi lingkungan.

 Gunung: Di bagian selatan Banda Aceh terdapat Pegunungan


Seulawah Agam yang menawarkan potensi trekking dan wisata alam.

2. Warisan Budaya dan Sejarah:

 Mesjid Raya Baiturrahman: Mesjid ini adalah salah satu ikon Banda
Aceh. Mesjid yang memiliki sejarah panjang ini merupakan contoh
arsitektur Islam yang megah.

 Taman Sari: Istana yang dahulu menjadi pusat pemerintahan


Kesultanan Aceh dan kini menjadi museum.

 Monumen Tsunami: Monumen yang mengenang korban dan peristiwa


Tsunami tahun 2004, menjadi simbol kepungan manusia terhadap
bencana alam.

3. Kehidupan Laut dan Budaya Pesisir:

 Kehidupan Laut: Banda Aceh memiliki potensi menarik bagi pecinta


selam dan snorkeling dengan terumbu karang yang memukau.

 Makanan Tradisional: Kuliner Aceh yang kaya rasa dan rempah-rempah


adalah daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

4. Pendidikan dan Universitas:

 Universitas Syiah Kuala: Merupakan universitas terbesar di Aceh,


berkontribusi dalam pendidikan dan penelitian di daerah ini.
5. Pengembangan Ekonomi:

 Pelabuhan: Pelabuhan Malahayati merupakan salah satu pelabuhan


penting di kawasan ini, mendukung perdagangan dan konektivitas.

 Pertanian: Pertanian termasuk komoditas seperti karet, kelapa sawit,


dan kopi memiliki peran dalam ekonomi lokal.

6. Pengembangan Pariwisata:

 Pusat Perbelanjaan dan Kuliner: Kehadiran pusat perbelanjaan modern


dan beragam restoran dan kafe memperkaya pengalaman wisatawan.

 Acara Budaya dan Festival: Kota ini juga menggelar berbagai acara
budaya dan festival lokal yang menarik wisatawan.

7. Transportasi dan Infrastruktur:

 Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda: Bandara ini memberikan


akses internasional ke kota dan Provinsi Aceh secara keseluruhan.

 Jalan Tol Banda Aceh-Sigli: Memperbaiki konektivitas darat antara


Banda Aceh dengan Sigli.

Potensi wilayah Kota Banda Aceh mencakup kombinasi antara kekayaan alam,
warisan budaya, dan peluang ekonomi yang dapat digarap dengan baik melalui
pengembangan yang berkelanjutan dan pemanfaatan yang bijaksana.

ISU – ISU STRATEGIS POTENSI WILAYAH

Potensi wilayah di Kota Banda Aceh mencakup berbagai aspek yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam, budaya,
serta infrastruktur. Beberapa isu utama yang perlu diatasi meliputi:

1. Konservasi Lingkungan:

 Pengelolaan Limbah: Pertumbuhan pariwisata dapat meningkatkan


jumlah limbah, termasuk limbah plastik, yang dapat merusak
lingkungan pesisir. Diperlukan strategi pengelolaan limbah yang efektif.

 Konservasi Mangrove: Hutan mangrove yang penting bagi ekosistem


pesisir perlu dilindungi dari aktivitas merusak seperti perambahan
lahan dan penangkapan ikan yang merusak.

 Kebijakan Lingkungan: Pentingnya penerapan regulasi dan kebijakan


lingkungan yang ketat untuk memastikan pengembangan
berkelanjutan.
2. Pengembangan Infrastruktur:

 Aksesibilitas: Pengembangan infrastruktur jalan, jembatan, dan


transportasi umum diperlukan untuk meningkatkan aksesibilitas ke
destinasi wisata dan fasilitas umum.

 Pengelolaan Fasilitas: Peningkatan jumlah wisatawan memerlukan


manajemen yang baik terhadap fasilitas seperti akomodasi, restoran,
dan tempat rekreasi.

3. Pengelolaan Pariwisata:

 Kapasitas Penerimaan: Pengembangan pariwisata harus


memperhitungkan kapasitas penerimaan lingkungan dan infrastruktur,
agar tidak merusak lingkungan dan kenyamanan wisatawan.

 Diversifikasi Pariwisata: Penting untuk mengembangkan beragam jenis


pariwisata (alam, budaya, petualangan) guna mengurangi tekanan
pada satu jenis pariwisata tertentu.

4. Pemberdayaan Masyarakat Lokal:

 Partisipasi Masyarakat: Melibatkan masyarakat setempat dalam


pengembangan pariwisata penting untuk memastikan adanya manfaat
ekonomi yang merata dan perlindungan budaya lokal.

 Pendidikan dan Pelatihan: Peningkatan kualifikasi dan keterampilan


masyarakat dalam sektor pariwisata akan meningkatkan kualitas
pelayanan dan daya saing.

5. Ketahanan Bencana:

 Risiko Tsunami dan Gempa: Banda Aceh berada di zona gempa dan
pernah mengalami bencana besar akibat tsunami pada tahun 2004.
Pengembangan infrastruktur dan perencanaan tata kota harus
mempertimbangkan mitigasi risiko bencana.

6. Keberlanjutan Ekonomi:

 Ketergantungan pada Pariwisata: Tergantung terlalu banyak pada


sektor pariwisata dapat menjadikan ekonomi rentan terhadap fluktuasi
pasar atau perubahan tren wisatawan.

 Diversifikasi Ekonomi: Pentingnya mengembangkan sektor ekonomi


lain selain pariwisata untuk menjaga kestabilan ekonomi lokal.
7. Pengelolaan Warisan Budaya:

 Penghargaan terhadap Budaya: Perlunya menjaga dan


mempromosikan warisan budaya lokal tanpa mengabaikan dampak
negatif seperti komersialisasi berlebihan atau perubahan budaya.

8. Kesejahteraan Sosial:

 Distribusi Pendapatan: Perlu diperhatikan agar pendapatan dari sektor


pariwisata mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.

9. Perubahan Iklim: Efek perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan air laut,
dapat berdampak pada pesisir dan pariwisata. Perlu adaptasi untuk
mengurangi dampaknya.

10.Pengelolaan Sumber Daya Alam:

 Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya: Keharmonisan antara pengembangan


ekonomi dan perlindungan alam memerlukan kebijakan yang bijaksana dalam
pemanfaatan sumber daya alam.

Menangani isu-isu tersebut dengan bijaksana dan berkelanjutan akan membantu


Kota Banda Aceh memaksimalkan potensi wilayahnya sambil menjaga keseimbangan
lingkungan, sosial, dan ekonomi.

TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dan sasaran pengembangan pariwisata di Kota Banda Aceh dapat


mencakup berbagai aspek, termasuk keberlanjutan lingkungan, pemberdayaan
masyarakat lokal, promosi budaya, dan pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah
beberapa contoh tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan pedoman:

Tujuan Pengembangan Pariwisata:

1. Keberlanjutan Lingkungan: Memastikan pengembangan pariwisata dilakukan


dengan menjaga keberlanjutan lingkungan, konservasi alam, dan pengelolaan
yang bijaksana terhadap sumber daya alam.

2. Pemberdayaan Masyarakat: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal


melalui pelibatan mereka dalam industri pariwisata, baik sebagai pengusaha
maupun sebagai pekerja di sektor pariwisata.
3. Promosi Budaya dan Sejarah: Memperkenalkan budaya, sejarah, dan warisan
lokal kepada wisatawan, sambil memastikan penghargaan terhadap budaya
masyarakat setempat.

4. Peningkatan Infrastruktur dan Layanan: Meningkatkan infrastruktur dan


layanan yang mendukung wisatawan, termasuk akomodasi, transportasi, dan
fasilitas umum.

5. Diversifikasi Pariwisata: Mengembangkan beragam jenis pariwisata untuk


menarik berbagai segmen wisatawan, seperti pariwisata alam, budaya,
petualangan, dan kuliner.

Sasaran Pengembangan Pariwisata:

1. Meningkatkan Kunjungan Wisatawan: Meningkatkan jumlah wisatawan yang


berkunjung ke Kota Banda Aceh dengan strategi promosi yang efektif.

2. Peningkatan Pengeluaran Wisatawan: Meningkatkan pengeluaran rata-rata


wisatawan selama kunjungan mereka, yang akan memberikan dampak
ekonomi yang lebih besar.

3. Pengembangan Atraksi Wisata: Meningkatkan dan memperluas atraksi wisata


di berbagai segmen, seperti destinasi alam, tempat bersejarah, dan aktivitas
rekreasi.

4. Pengembangan Infrastruktur Pariwisata: Meningkatkan kualitas infrastruktur


pariwisata seperti akomodasi, transportasi, dan fasilitas umum.

5. Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Meningkatkan pelibatan masyarakat lokal


dalam sektor pariwisata melalui pelatihan dan peluang usaha.

6. Pengembangan Agenda Budaya: Mengadakan acara budaya, festival, dan


kegiatan lain yang mempromosikan kekayaan budaya dan seni lokal.

7. Pengelolaan Lingkungan: Menerapkan praktik pengelolaan lingkungan yang


berkelanjutan untuk menjaga keindahan alam dan ekosistem pesisir.

8. Penyediaan Informasi Wisata: Menyediakan informasi wisata yang akurat dan


mudah diakses untuk membantu wisatawan merencanakan perjalanan
mereka.

9. Diversifikasi Ekonomi: Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor


pariwisata, serta diversifikasi ekonomi agar tidak terlalu tergantung pada satu
sektor.

10.Pengembangan Ekowisata: Memperkenalkan ekowisata dan edukasi


lingkungan sebagai alternatif pariwisata yang berkelanjutan.
11.Pengembangan Wisata Ramah Disabilitas: Memastikan aksesibilitas bagi
wisatawan dengan disabilitas dan menyediakan fasilitas yang sesuai.

12.Peningkatan Kualitas Pelayanan: Meningkatkan kualitas layanan kepada


wisatawan melalui pelatihan dan pemahaman terhadap kebutuhan wisatawan.

Tujuan dan sasaran ini harus didukung oleh strategi pelaksanaan yang konkret dan
terkoordinasi, melibatkan pemerintah daerah, sektor swasta, masyarakat lokal, dan
berbagai pemangku kepentingan lainnya.

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Rekomendasi kebijakan pariwisata yang dapat dipertimbangkan untuk Kota


Banda Aceh guna mengoptimalkan potensi wilayah dan memastikan pengembangan
yang berkelanjutan:

1. Kebijakan Keberlanjutan Lingkungan:

 Menerapkan peraturan ketat terkait limbah plastik dan pengelolaan


sampah, serta mendorong penggunaan produk ramah lingkungan di
sektor pariwisata.

 Memastikan zona-zona perlindungan lingkungan seperti hutan


mangrove dan terumbu karang dijaga dan dikelola dengan baik.

2. Pemberdayaan Masyarakat Lokal:

 Mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam kepemilikan dan


pengelolaan usaha pariwisata, termasuk pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan mereka.

 Mendukung inisiatif ekowisata yang melibatkan komunitas lokal dan


memberikan mereka manfaat ekonomi dari pelestarian lingkungan.

3. Promosi Budaya dan Warisan:

 Mengembangkan program promosi budaya yang berfokus pada seni,


kerajinan tangan, musik, dan tarian tradisional.

 Mengadakan festival budaya dan acara kebudayaan reguler untuk


menarik minat wisatawan dalam mengenal keunikan budaya lokal.

4. Infrastruktur dan Aksesibilitas:

 Mengembangkan dan mempertahankan infrastruktur jalan dan


jembatan untuk mempermudah akses ke tempat-tempat wisata.
 Mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi untuk memberikan
informasi dan pemesanan online yang mudah kepada wisatawan.

5. Pengembangan Ekowisata:

 Mendukung pengembangan destinasi ekowisata yang menjaga


kelestarian alam dan memberikan edukasi lingkungan kepada
wisatawan.

 Memastikan bahwa kegiatan ekowisata tidak merusak ekosistem dan


memperhatikan prinsip-prinsip etika lingkungan.

6. Kualitas Layanan dan Pendidikan:

 Memberikan pelatihan kepada pelaku industri pariwisata mengenai


pelayanan pelanggan yang ramah dan profesional.

 Mengembangkan program pendidikan pariwisata untuk memperkuat


pengetahuan masyarakat lokal tentang wisata dan budaya mereka.

7. Keamanan dan Kebersihan:

 Meningkatkan keamanan dan perlindungan bagi wisatawan dengan


memperkuat patroli keamanan dan informasi keamanan yang mudah
diakses.

 Menjaga kebersihan dan keindahan tempat-tempat wisata melalui


program kebersihan lingkungan.

8. Kolaborasi dengan Pihak Terkait:

 Membangun kemitraan dengan pihak swasta, organisasi non-


pemerintah, dan lembaga pendidikan untuk mendukung
pengembangan pariwisata.

 Melibatkan komunitas lokal dalam perencanaan dan pengambilan


keputusan terkait pengembangan pariwisata.

9. Pengembangan Pariwisata Ramah Disabilitas:

 Menerapkan standar aksesibilitas yang tinggi bagi wisatawan dengan


disabilitas, termasuk fasilitas dan informasi yang sesuai.

10.Pengawasan dan Regulasi:

 Mengawasi dan mengontrol jumlah wisatawan agar tidak melebihi


kapasitas penerimaan wilayah.

 Menetapkan regulasi yang jelas terkait izin pembangunan, penggunaan


lahan, dan operasional usaha pariwisata.
Kebijakan-kebijakan ini harus disesuaikan dengan kondisi lokal, melibatkan berbagai
pemangku kepentingan, dan diterapkan secara berkelanjutan untuk mencapai
pengembangan pariwisata yang memberikan manfaat jangka panjang bagi
masyarakat dan lingkungan di Kota Banda Aceh.

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

Dalam pengembangan Kawasan wisata di Kota Banda Aceh, beberapa saran untuk
pengembangan pariwisata di Kota Banda Aceh:

1. Pengembangan Pariwisata Ekowisata: Manfaatkan kekayaan alam dan


lingkungan yang dimiliki Banda Aceh dengan mengembangkan program
pariwisata ekowisata yang berfokus pada pelestarian alam, hutan mangrove,
dan konservasi laut.

2. Pengembangan Destinasi Religius: Banda Aceh memiliki nilai religius yang


kuat, terutama terkait dengan Mesjid Raya Baiturrahman. Kembangkan paket
wisata religi yang mencakup kunjungan ke mesjid ini serta tempat-tempat
bersejarah dan keagamaan lainnya.

3. Pengembangan Wisata Sejarah dan Budaya: Banda Aceh memiliki warisan


sejarah dan budaya yang kaya terkait dengan sejarah Kesultanan Aceh.
Kembangkan tur sejarah dan budaya yang membawa wisatawan menjelajahi
situs-situs bersejarah dan mengetahui lebih dalam tentang budaya lokal.

4. Promosi Melalui Media Sosial: Manfaatkan kekuatan media sosial untuk


mempromosikan destinasi pariwisata Banda Aceh. Bagikan konten menarik
tentang atraksi, kebudayaan, kuliner, dan aktivitas di kota ini.

5. Kemitraan dengan Universitas: Kerja sama dengan Universitas Syiah Kuala


dapat mendukung riset, pengembangan produk wisata, dan program
pelatihan bagi pelaku industri pariwisata.

6. Aksesibilitas: Tingkatkan aksesibilitas ke destinasi wisata dengan memperbaiki


infrastruktur jalan dan transportasi umum.

7. Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Melibatkan masyarakat lokal dalam


pengembangan pariwisata dengan mendorong mereka untuk membuka
homestay, toko kerajinan, atau usaha lain yang mendukung industri
pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai