NIM : 1813020013
KELAS: A
NUSA CENDANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Prinsip Keseimbangan
Pengelolaan pariwisata harus didasarkan pada komitmen pola
keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial budaya dan
konservasi.
2. Prinsip Partisipasi
Masyarakat Melibatkan masyarakat dalam pengelolaan usaha
pariwisata.
3. Prinsip Konservasi
Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap
pelestarian lingkungan (alam dan budaya). Pengembangan ha- rus
diselenggarakan secara bertanggung jawab dan mengikuti kaidah-
kaidah ekologi serta peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya
dan tradisi keagamaan masyarakat setempat.
4. Prinsip Keterpaduan
Pengelolaan memperhatikan kondisi ekosistem dan disinerjikan dengan
pembangunan berbagai sektor.
5. Prinsip Penegakan Hukum
Pengelolaan pariwisata harus dikembangkan sesuai dengan aturan-
aturan yang ada,serta dilaksanakan dengan penegakan hukum maupun
peraturan yang berlaku untuk menjamin kepas- tian hukum dalam
pengelolaan pariwisata.
2.2 INDIKATOR PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR BERKE-
LANJUTAN
INDIKATOR KETERANGAN
(SUSTAINABLE COASTAL
TOURISM (SCT)
1. Konservasi kawasan yang • Mengelola sumber daya
mampu melindungi dan memeliha- ra perikanan dan kelautan tanpa
ekosistem wisata pesisir merusak atau mem- bahayakan
ekosistem
• Melestarikan hutan man-
grove sebagai sabuk hijau
untuk mencegah abrasi
• Mengelola kualitas dan
kuantitas air yang baik yang
kawasan pesisir dapat
mempertahankan jumlah dan
jenis biota perairan
• Keterlibatan pemerintah,
swasta dan masyarakat da- lam
pengelolaan sumber
daya kawasan pesisir
2. Pemberdayaan masyarakat ter- • Mengembangkan dan men-
hadap kontribusi ekonomi ciptakan lapangan peker- jaan
masyarakat pesisir melalui pem- sesuai potensi pesisir yang
anfaatan potensi wisata pesisir mampu memberikan
penghasilan yang kontinyu
(tidak musiman)
• Mendorong berkem- bangnya
usaha perdagangan dan jasa
pen-
dukung aktivitas wisata
pesisir lainnya
• Membantu peningkatan
pengetahuan dan ketrampi- lan
masyarakat seperti pelatihan
untuk mem- berdayakan
masyarakat da- lam
pemanfaatan wisata pesisir
• Menanamkan kesadaran
masyarakat dalam menjaga
kelestarian lingkungan pesisir
• Mengembangkan atraksi
budaya setempat sebagai
daya tarik wisata
• Melestarikan nilai-nilai
adat/tradisi masyarakat
pesisir
1. Atraksi
2. Wisatawan
5. Pelayanan
NIM ; 1813020013
KELAS : A
MANAJEMEN SUMBERDAYA
NUSA CENDANA
2021
BAB I
PENDAHULUA
N
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam
dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan
program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset
yang dapat dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa
alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual
untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja
yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut
sebagai objek dan daya tarik wisata.
PEMBAHASA
N
Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah tujuan
wisata, dan merupajan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke
tempat tersebut (Mariotti dalam Yoeti 1996:160-162). Sedangkan pengertian
potensi wisata menurut Sukardi (1998:67), potensi wisata adalah segala sesuatu
yang dimiliki oleh suatu daerah untuk daya tarik wisata dan berguna untuk
mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut.
Yang dimaksud dengan potensi wisata kebudayaan adalah semua hasil cipta,
rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenia,
peninggalan sejarah berupa bangunan (Contoh monumen).
Potensi wisata manusia juga sebagai daya tarik wisata berupa, pementasan
tarian, pementasan atau pertunjukan seni budaya suatu daerah.
a. Atraksi wisata / data tarik Adalah sesuatu yang menjadi daya tarik dan
dapat membuat wisatawan terkesan yang berupa rasa puas, rasa
nyaman, dan rasa nikmat pada wisatawan yang melihatnya atau
melaksanakannya. Dalam hal ini dapat berupa daya tarik alam, budaya, dan
daya tarik buatan manusia.
Pariwisata bukan saja sebagai sumber devisa, tetapi juga merupakan faktor
dalam menentukan lokasi industri dalam perkembangan daerah-daerah yang
miskin sumber-sumber alam sehingga perkembangan pariwisata adalah salah satu
cara untuk memajukan ekonomi di daerah-daerah yang kurang berkembang
tersebut sebagai akibat kurangnya sumber-sumber alam (Yoeti,
1997). Gunn (1988), mendefinisikan pariwisata sebagai aktivitas ekonomi yang
harus dilihat dari dua sisi yakni sisi permintaan (demand side) dan sisi pasokan
(supply side). Lebih lanjut dia mengemukakan bahwa keberhasilan dalam
pengembangan pariwisata di suatu daerah sangat tergantung kepada
kemampuan perencana dalam mengintegrasikan kedua sisi tersebut secara
berimbang ke dalam sebuah rencana pengembangan pariwisata.
KESEMPULA
Triyono, J., Damiasih, D., & Sudiro, S. (2018). Pengaruh Daya Tarik dan
Promosi Wisata terhadap Kepuasaan Pengunjung Kampoeng Wisata di Desa
Melikan Kabupatean Klaten. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 12(01), 29-40.