Anda di halaman 1dari 17

BAB I.

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh
devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional,
disamping sebagai sumber perolehan devisa juga banyak memberikan sumbangan terhadap
bidang-bidang lainnya. Diantaranya menciptakan dan memperluas lapangan usaha,
meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian lingkungan
hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan lain sebagainya
(Karyono, 1997). Menurut Kementriaan Kebudayaan dan Pariwisata 2010, pariwisata di
Indonesia mengalami peningkatan, baik dari wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara. Contohnya saja pada tahun 2004 sampai tahun 2009, peningkatan kunjungan
mencapai 19,12%, yaitu dari 5.321.165 kunjungan menjadi 6.452.259 kunjungan. Hal ini
menunjukkan sektor pariwisata merupakan sektor pilihan yang harus terus dikembangkan. Saat
ini Indonesia sedang berupaya dalam proses pengembangan sektor pariwisata.

Agrowisata merupakan salah satu alternatif pariwisata berkelanjutan yang merupakan


bagian dari wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata yang
bertujuan memperluas pengetahuan, pengalam rekreasi dan hubungan usaha di bidang
pertanian. Hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat dunia akan atraksi wisata khususnya
kepariwisataan berbasis konservasi terus meningkat. Agrowisata nantinya diperkirakan dapat
memberikan manfaat melalui penciptaan lapangan kerja baru, nilai tambah serta pembangunan
pertanian demi mewujudkan pertanian sebagai pembangunan berkelanjutan.

Salah satu lokasi wisata agrowisata adalah Agrowisata Taman Simalem Resort. Taman
Simalem Resort merupakan salah satu objek wisata terbaru dan termegah di Sumatera Utara.
Lokasi nya terletak di kawasan Bukit Merek, Sidikalang yang menghadirkan pemandangan
Danau Toba dari sudut pandang yang luas. Luas areal kawasan wisata ini mencapai 206ha
dengan lebih dari 25 ha ditanami berbagai produk pertanian seperti, buah jeruk, biwa, markisa,
terong belanda, alpukat, dll. Taman Simalem ini dikembangkan oleh PT Merek Indah Lestari
dan Nexus Investment Pte Ltd. Dengan dilengkapi berbagai fasilitas modern seperti
Agrowisata, lounge cafe serta resort/villa yang sedang dalam rencana pembangunan, agrowisata
ini dinilai berprospek tinggi karenan memadukan fasilitas modern dan objek alam yang
spektakuler yaitu Danau Toba. Menurut beberapa sumber di website terkait, pengunjung yang
datang ke Agrowisata Taman Simalem ini meningkat dari tahun ke tahun. Kenaikan ini
merupakan potensi yang harus dikembangkan namun tetap memperhatikan keberlanjutan
lingkungan.

1
Kajian mengenai agrowisata dan kebijakan pengelolaanya memerlukan unsur nilai baik
nilai ekologi maupun nilai ekonomi dari agrowisata itu sendiri. Dalam rangka meningkatkan
jumlah pengunjung Agrowisata Taman Simalem, pengelola dituntut untuk menawarkan atraksi
wisata yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Sehingga diperlukannya suatu pendekatan
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan wisata di Agrowisata
Taman Simalem. Selain itu, diperlukannya perhitungan nilai dan analisis untuk mengarahkan
kebijakan pengelolaan Agrowisata Taman Simalem kedepannya demi mewujudkan sistem
agrowisata berkelanjutan. Perhitungan nilai ekonomi dari suatu sumberdaya alam dikenal
dengan istilah valuasi ekonomi. Valuasi ekonomi ini digunakan untuk memantau keadaan alam
atau suatu ekosistem. Permintaan wisata pada wisatawan yang berkunjung dan nilai ekonomi
pada agrowisata ini menggunakan Travel Cost Method. Metode ini memperhitungkan
perjalanan yang dikeluarkan konsumen untuk mencapai tempat wisata, selain itu mengenai
seberapa besar konsumen menggunakan uangnya untuk menuju lokasi wisata sehingga
menghasilkan analisis permintaan. Nantinya akan didapatkan surplus konsumen pengunjung
agrowisata Taman Simalem. Surplus konsumen ini menunjukkan bahwa pengunjung masih
menerima surplus manfaat dari harga tiket wisata yang ditetapkan. Nantinya valuasi ekonomi
ini dapat menjadi acuan dalam menentukan nilai pajak lingkungan, subsidi bagi masyarakat
sekitar, dan jasa berupa harga tiket masuk wisata. Dari segi ekologi, permasalahan yang sering
muncul adalah kerusakan sumber daya alam pada Agrowisata ini juga akan berpengaruh
terhadap kemauan wisatawan untuk membayar, untuk itulah diperlukannya metode Willingness
to Pay.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diteliti di Agrowisata Taman
Simalem adalah :

 Apa saja faktor yang mempengaruhi nilai ekonomi sumberdaya Agrowisata Taman
Simalem ?
 Berapa nilai ekonomi dilihat dari surplus konsumen yang diperolah Agrowisata Taman
Simalem jika ditinjau dari biaya perjalanan (Travel Cost) ?

1.3. Tujuan

 Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai ekonomi


sumberdaya Agrowisata Taman Simalem.
 Untuk mengestimasi nilai ekonomi Agrowisata Taman Simalem dengan menggunakan
Travel Cost.

1.4 Manfaat Penelitian

 Bagi Diri Sendiri

2
Diharapkan penelitian ini menjadi saran pembelajaran dan penambahan pengetahuan
mengenai penilaian biaya perjalanan dan kesediaan membayar para wisatawan di
Agrowisata Taman Simalem serta untuk memahami permasalahan lingkungan sumber
daya alam.

 Bagi Universitas Udayana


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan rujukan atau
pertimbangan untuk melakukan kajian yang lebih mendalam mengenai permasalahan
yang ada dalam wilayah penelitian apabila diperlukan.

 Bagi Pemerintah dan Instansi pengelola agrowisata

Sebagai bahan acuan untuk menentukan kebijakan dalam pengelolaan Agrowisata


Taman Simalem dan dapat digunakan untuk menerapkan rencana prospek kedepan
dalam mengelola Agrowisata Taman Simalem yang berkelanjutan.

3
BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFENISI AGROWISATA

Agrowisata dengan pemanfaatan potensi pertanian sebagai obyek wisata baik potensial
berupa pemandangan alam kawasan pertaniaannya maupun kekhasan dan keanekaragaman
aktivitas produksi dan teknologi pertanian. Kegiatan agrowisata bertujuan untuk memperluas
wawasan pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian yang
meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan dan peternakan.

Menurut Pusat Data dan Informasi (2005), agrowisata dapat dikelompokan ke dalam
wisata ekologi (ecoutourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau
mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau
tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Rima Windasari, 2006).

Pengembangan agrowisata dituntut untuk mengarah pada terwujudnya tahap


pengembangan pariwisata berkelanjutan (Sustainable of Tourism Development), yaitu prinsip
pengembangan yang berpijak pada keseimbangan aspek dan orientasi ke depan atau jangka
panjang. Dimana aset yang paling penting dalam suatu agrowisata adalah keaslian, keunikan,
kenyamanan, keindahan alam yang disajikan agrowisata tersebut. Untuk itulah kualitas
lingkungan menjadi modal penting dalam suatu kawasan agrowisata. Menurut Tirtawinata dan
Fachruddin (1996) agrowisata dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Meningkatkan konservasi lingkungan.

b. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam

c. Memberikan nilai rekreasi.

d. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan.

e. Mendapatkan keuntungan ekonomi

2.2 Agrowisata Taman Simalem

Taman Simalem Resort yang Simalem dalam bahasa Batak Karo sendiri memiliki artian
“nyaman dan sejuk”, adalah sebuah tempat wisata yang letaknya diperbukitan barat laut Danau
Toba (1.500m dpl), salah satu danau vulkanik terdalam yang ada di dunia. Taman Simalem ini
terkenal sebagai salah satu tempat wisata termegah atau mewah karena letaknya yang berada di
kawasan Bukit Merek Sidikalang, Sumatera Utara. Selain megah, taman wisata ini juga

4
mempunyai tempat wisata pegunungan serta pemandangan Danau Toba dengan sudut pandang
sangat luas. Kawasan ini memiliki luas areal sekitar 206 hektare, dimana sebelumnya lahan ini
merupakan lahan hutan dengan luas 140 hektar dan 60 lahan hektar tanah kosong. Taman
Simalem ini merupakan taman yang dikembangkan oleh perusahaan swasta yakni, PT. Merek
Indah Lestari yang sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan Nexus Investment dari
Singapura. Kawasan wisata ini dikembangkan sebagai destinasi tujuan wisata didaerah
Sumatera Utara yang memadukan konsep pertanian dengan aktivitas ekowisata dalam satu
kawasan wisata terpadu. Untuk bisa menuju ke Taman Simalem Resort ini, pengunjung harus
menempuh waktu perjalanan sekitar 2,5 – 3 jam melalui perjalanan darat dari Medan atau bisa
dicapai dengan waktu kurang lebih 45 menit perjalanan jika dari kota Berastagi.

Selain itu, Taman Simalem Resort di Sumatera Utara ini juga sudah didukung fasilitas
modern dan beragam pilihan rekreasi, seperti wisata alam yang begitu modern dengan obyek
alam yang sangat spektakuler, seperti Danau Toba yang merupakan dana terbesar se-Asia
Tenggara dan terdalam di dunia, dan juga ada air terjun kembar serta hutan alami hingga
agrowisata, lounge cafe dan resort (villa) yang memang masih dalam rencana pembangunan.

Taman Simalem Resort memiliki potensi pariwisata yang layak dan produktif, yang
artinya setiap kegiatan pembangunan pariwisata memberikan tempat menurut kebutuhan fungsi
masing-masing sehingga terwujud suatu lingkungan yang harmonis dimana memadukan antara
pertanian dan pariwisata. Selain itu Taman Simalem Resort juga dinilai mampu meningkatkan
kesempatan kerja, kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa, dan
memperkenalkan alam dan kebudayaan Indonesia dengan memanfaatkan objek wisata yang
ada. Fasilitas-fasilitas Taman Simalem yang telah tersedia :

 Pangambatan Valley (pusat pembibitan bunga dan gazebo tepi sungai untuk
berpiknik).
 Biwa,Marquisa & Orange Farm (Kebun buah2 an yang ditanam secara alami).
 Kodon-kodon Cafe (Gazebo dengan pemandangan Danau Toba yg indah).
 Toba Cafe {layanan cepat saji dengan pemandangan lapangan golf).
 Karo Agrotourism Farm (pusat penelitian & pengembangan sayuran, buah dan
bunga).
 Tongging Cafe (sajian makanan ringan).
 Jungle Track & Camping Ground (hutan belantara, air terjun kembar, tempat
perkemahan).
 Lapangan Golf Gorat Ni Padang (lapangan golf nine-hole ditengah kebun teh &
kopi).
 Merek Funland (area rekreasi dan hiburan keluarga).
 Waterfall Lodge (hunian eksklusif tepi sungai di dalam hutan alami).
 Tongging Lodge & Convention and Spa (hotel & kos2an dgn fasilitas konvensi).

5
 Cable car (transportasi penghubung Taman Simalem ke tepian Danau Toba).

Sekitar 205 hektar dari Taman Simalem Resort ini berupa fasilitas agrowisata yang
ditanami tanaman dan buah-buahan khas Berastagi. Selain itu tersedia juga fasilitas Agrowisata
di Taman Simalem Resort ini seperti coffee shop, souvenir shop, juice bar, business area dan
pabrik pengolahan buah biwa dan gazebo biwa. Adapun tanaman dan buahan yang ada di
agrowisata Taman Simalem ini seperti:
 Kebun Jeruk
 Kebun marquisa
 Kebun biwa
 Kebun avocado
 Kebun paprika
 Kebun kopi dan teh
 Kebun wortel dan sayur-sayuran lainnya

Kunjungan wisatawan yang datang ke Taman Simalem Resort mengalami kenaikan


persentasi sebanyak 40% tiap tahunnya. Diperkirakan hingga tahun 2015, kunjungan wisatawan
yang datang ke Taman Simalem Resort mencapai 940.986 orang atau diperkirakan sekitar
2.578 pengunjung per hari. Diasumsikan juga sebanyak 60% pengunjung yang datang ke
Taman Simalem Resort ingin menikmati kawasan agrowisata di kawasan Taman Simalem
Resort ini atau sekitar 1546 orang. Tabel pengunjung yang datang ke Taman Simalem Resort
ini dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Jumlah Pengunjung Taman Simalem Resort

2.3 Permintaan Agrowisata

Permintaan pasar suatu agrowisata yang disediakan sumber daya alam merupakan
penjumlahan seluruh permintaan atas berbagai penggunaan sumber daya tersebut. Menurut

6
Medlik (1980) dalam Triana (2010) faktor-faktor utama dan faktor lain yang mempengaruhi
permintaan pariwisata adalah sebagai berikut :

a. Harga

Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbal
balik pada wisatawan yang bepergian sehingga permintaan wisata akan berkurang.

b. Pendapatan

Pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerah tujuan wisata
sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi.

c. Sosial Budaya

Sosial budaya yang unik dan berbeda dari apa yang ada di negara sendiri makan
peningkatan terhadap wisata lain akan tinggi. Hal ini akan menimbulkan keingintahuan dan
penggalian pengetahuan dan budaya wisatawan.

2.3 Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam Lokasi Agrowisata

Sumberdaya alam dan lingkungan selain menghasilkan barang dan jasa yang market
based, ada juga yang non market based. Market based yang dimaksud disini adalah suatu
barang dan jasa yang dapat dinilai secara moneter dalam satuan nilai mata uang, seperti kayu,
ikan, air. Adapun non market based adalah, suatu bentuk manfaat yang dihasilkan oleh
sumberdaya alam berupa jasa jasa lingkungan seperti keindahan, ketenangan, kesegaran udara
dan sebagainya. Manfaat seperti ini yang sering kali terabaikan dan dianggap tidak mempunyai
nilai yang tinggi dan disadari ketika barang dan jasa tersebut sudah langka atau hilang, padahal
manfaat seperti ini sering lebih terasa dalam jangka panjang, seperti manfaat hutan bakau
sebagai daerah pencegah banjir, pelindung terhadap angin dan sebagainya (Fauzi, 2004).

Suatu barang publik memiliki manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat
langsung ini biasanya diukur melalui harga pasar dari barang tersebut, sedangkan manfaat tidak
langsung sukar untuk diketahui mengingat tidak adanya harga pasar, untuk itulah diperlukan
pendekatan melalui metode-metode tertentu supaya dapat diketahui nilainya.

Valuasi ekonomi merupakan salah satu cara untuk mengukur nilai dari suatu barang.
Secara umum valuasi ekonomi dapat didefenisikan sebagai suatu upaya untuk memberikan nilai
kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan.
Valuasi ekonomi ini biasanya diperlukan untuk mempertimbangkan seseorang dalam memilih
suatu pilihan. Pilihan ini biasanya dibuat atas pertimbangan untung rugi seseorang dengan
membandingkan biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang diperoleh. Biasanya nilai
ekonomi menghitung biaya yang sanggup dikeluarkan oleh seseorang (konsumen) untuk

7
mendapatkan sesuatu barang dengan mengorbankan pilihan pilihan konsumen atas barang lain.
Konsep ini biasanya disebut willingness to pay (WTP) atau kesediaan seseorang untuk
membayar terhadap barang atau jasa. Biasanya konsumen hanya bersedia membayar jika nilai
WTP sama atau lebih besar daripada harga pasar. Selisih antara kesediaan dari konsumen untuk
membayar pada tingkat harga tertentu dengan harga pasar disebut surplus konsumen (net
economic benefit). Economic benefit yang diterima sesorang, atau surplus konsumen akan
berubah jika harga pasar atau kualitas dari barang tersebut berubah jika harga pasar atau
kualitas dari barang tersebut berubah. Contohnya jika harga barang naik tetapi WTP seseorang
tetap, maka benefit yang diterima (maksimum WTP dikurangi harga) akan berkurang dari
sebelurnnya. Sedangkan jika kualitas dari suatu barang meningkat tapi harganya tetap maka
WTP seseorang akan meningkat sehingga benefit yang diterima juga akan meningkat.
Penjelasan mengenai surplus konsumen dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Kurva Permintaan dan Surplus Konsumen

Selain dengan penggunakan pengukuran WTP, pengukuran nilai ekonomi dapat juga
dilakukan melalui pengukuran Willingness To Accept / WTA, yang tidak lain adalah jumlah
minimum pendapatan seseorang untuk mau menerima penurunan sesuatu. Dalam prakteknya
pengukuran nilai ekonomi WTP lebih sering dilakukan daripada WTA, dikarenakan WTA
cenderung kepada dampak pemilikian, sehingga kurang tepat digunakan dalam studi yang
berbasis perilaku manusia. Meskipun begitu ada beberapa kelemahan dalam pengukuran WTP,
misalnya meskipun sebagian barang dan jasa yang dihasilkan terutama sumber daya alam dapat
diukur nilainya karena dapat diperdagangkan, sebagian lagi tidak karena masyarakat tidak
membayamya secara langsung seperti keindahan alam, kebersihan dan keaslian alam. Selain itu
juga dikarenakan masyarakat tidak terbiasa dengan cara pembayaran jasa seperti ini, keinginan
membayar mereka sulit diketahui. Walaupun demikian dalam pengukuran nilai sumber daya
alam, nilai tersebut tidak selalu diperdagangkan untuk mengukur nilai monetemya. Yang
diperlukan disini adalah pengukuran seberapa besar kemampuan membayar (purchasing
power) masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa dari sumber daya. Dapat juga diukur
dari sisi lain, yakni seberapa besar masyarakat harus diberi kompensasi atas hilangnya barang
dan jasa dari sumber daya alam dan lingkungan.

Penilaian atau valuasi ekonomi sumber daya alam merupakan suatu peralatan ekonomi
yang menggunakan teknik atau metoda penilaian sumber daya alam untuk mengestimasi nilai

8
uang dari barang dan jasa yang dihasilkan sumber daya alam. Pemahaman tentang konsep ini
memungkinkan para pengambil kebijakan untuk menentukan penggunaan yang efektif dan
efisien terhadap sumber daya alam tersebut. Tiga hal penting yang perlu disadari mengenai
permasalahan sumber daya alam yaitu:

1. Tidak dapat diperbaharuinya sumberdaya alam apabila sudah mengalami kepunahan.


Bila sumber daya alam sebagai suatu aset tidak dapat dilestarikan terdapat kecenderungan akan
musnah dengan atau tanpa adanya regenerasi.

2. Akibat diabaikannya ekosistem, maka akan memunculkan masa depan dengan


ketidakpastian sehingga timbul biaya potensial apabila aset tersebut hilang.

3. Keunikan, beberapa studi empiris mencoba menghitung nilai keberadaan dengan


mengaitkan flora dan fauna jenis langka atau suatu kawasan yang memiliki pemandangan yang
indah.

Sumber daya alam dan lingkungan tidak hanya memiliki nilai ekonomi tetapi juga
mempunyai nilai ekologis dan nilai sosial. Tujuan valuasi ekonomi ini sebenarnya untuk
menentukan besarnya Total Economi Value (TEV) pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan, dimana TEV merupakan penjumlahan dari nilai ekonomi berbasis pemanfaatan
atau penggunaan (use value) dan nilai ekonomi berbasis bukan pemanfaatan atau penggunaan
(non use value). Penjelasan mengenai komponen-komponen dari nilai total ekonomi ini adalah
sebagai berikut :

1. Nilai Guna (Use Value). Nilai Guna (UV) ini merupakan nilai yang diperoleh atas
pemanfaatan dari sumberdaya alam. Use Value ini juga terbagi 2 nilai , yaitu
 Nilai guna langsung (Direct Use Value / DUV) merupakan suatu nilai yang
diperoleh dari pemanfaatan langsung sumberdaya alam oleh manusia, dimana
pemanfaatan ini berhubungan langsung dengan sumberdaya alam dan
lingkungan.
 Nilai guna tidak langsung (Indirect Use Value / IUV) merupakan nilai yang
didapat dan dirasakan secara tidak langsung dari barang dan jasa yang dihasilkan
oleh sumberdaya alam dan lingkungan.
 Nilai pilihan (Option Value) yaitu nilai pemeliharaan sumberdaya alam dan
lingkungan untuk dimanfaatkan pada masa yang akan datang.
2. Nilai Kegunaan Non Guna (Non Use Value). Nilai ini merupakan nilai sumberdaya
alam dan lingkungan yang muncul karena keberdaannya tidak dikonsumsi secara
langsung. Biasanya nilai nilai ini tidak ada kaitan langsung dengan kemungkinan
pemakaian sumber daya alam dan lingkungan itu. Nilai ini biasanya berupa :
 Nilai keberadaan merupakan nilai yang didasarkan pada terpeliharanya
sumberdaya alam dan lingkungan tanpa menghiraukan manfaat dari keberdaan

9
sumberdaya alam dan lingkungan tersebut. Nilai keberadaan muncul karena
adanya kepuasan atas keberadaan sumberdaya, meskipun secara individu tidak
berkeinginan memanfaatkannya.
 Nilai warisan, nilai ini dilihat dari manfaanya untuk kehidupan di masa yang
akan datang. Nilai ini berhubungan dengan kesediaan membayar yang diberikan
oleh masyarakat saat ini untuk melindungi manfaat lingkungan untuk generasi
mendatang. Penjelasan Total Nilai ekonomi ini dijelaskan seperti pada Gambar
1.

Nilai Ekonomi Total


Sumberdaya
(Total Economic Value)

Nilai Guna Nilai Bukan Guna


(Use Value) (Non Use Value)

Nilai Guna Nilai Guna Tak


Nilai Pilihan Nilai Pilihan Nilai Pilihan
Langsung Langsung
(Option Value) (Option Value) (Option Value)
(Direct Used (Indirect Use Value)
Value)

 Pemasok air tanah  Biodiversity  Habitat


 Pengendali banjir  Konservasi habitat  Spesies Langka
 Kayu  Pencegah erosi &
 Hasil hutan longsor
lainnya  Tempat rekreasi
 Bahan Organik

Gambar 2.2 Nilai Ekonomi Total Sumber Daya

Secara umum teknik atau metode valuasi ekonomi sumber daya yang tidak dapat
dipasarkan (non market valuation) dapat digolongkan ke dalam dua kelompok. Pertama adalah
metode valuasi yang menggunakan harga secara implisit dimana menggunakan teknik
perhitungan WTP. Salah satu metode yang termasuk kelompok pertama ini adalah travel cost
method atau metode biaya perjalanan. Kedua adalah metode valuasi yang didasarkan pada
survei dimana keinginan membayar atau WTP diperoleh secara langsung dari reponden baik itu
secara lisan ataupun tertulis. Salah satu metode yang cukup populer pada kelompok kedua

10
adalah metode valuasi kontingensi dan metode discrete choise. Secara skematis teknik valuasi
non market tersebut dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Klasifikasi Valuasi Non-Market

2.4 Surplus Konsumen

Surplus konsumen merupakan perbedaan antara jumlah yang dibayarkan oleh pembeli
untuk suatu produk dan kesediaan untuk membayar. Surplus konsumen mencerminkan manfaat
yang diperoleh karena dapat membeli semua unit barang pada tingkat harga rendah yang sama
(Salma dan Indah, 2004).

2.5 Biaya Perjalanan atau Travel Cost Method (TCM)

Pendekatan Biaya Perjalanan atau Travel Cost Method ini merupakan waktu dan
pengeluaran biaya perjalanan yang harus dibayarkan oleh para pengunjung untuk mengunjungi
tempat wisata tersebut yang merupakan harga untuk akses ke tempat wisata. Untuk
memperoleh nilai ini, diperlukan beberapa data seperti jumlah pengunjung, biaya perjalanan
yang dikeluarkan, serta faktor-faktor lain seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
kebudaan dan lain sebagainya.

11
BAB III . KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN
HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian objek Agrowisata Taman Simalem ini menggunakan metode biaya
perjalanan dan metode valuasi kontingensi, dimana peneliti menghubungkan beberapa faktor
yang terdiri dari biaya perjalanan, tingkat pendidikan, pendapatan, jarak, usia pengunjung serta
fasilitas yang ada dalam Objek Agrowisata Taman Simalem. Berikut ini skema kerangka
berpikir dalam mengetahui potensi wisata di Agrowisata Taman Simalem.

Sumberdaya Lahan Hutan

Agrowisata Taman Simalem

Valuasi Ekonomi

Travel Cost Method (TCM) Contingent Valuation Method (CVM)

Permintaan Wisata WTP Pengunjung

Surplus Konsumen

Menganalisis Faktor-faktor :
 Biaya Perjalanan
 Tingkat Pendidikan
 Pendapatan
 Jarak
 Usia
 Fasilitas

Perhitungan Nilai Ekonomi Agrowisata Taman Simalem

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Valuasi Ekonomi Agrowisata Taman Simalem

12
3.2 Kerangka Konsep

Konsep dari penelitian ini adalah menghitung nilai lingkungan yang setara dengan
manfaat wisata yang disediakan oleh suatu kawasan wisata. Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pendekatan WTP dengan menggunakan metode Biaya Perjalanan (Travel
Cost Method). Dimana diperlukannya informasi mengenai jumlah uang yang dikeluarkan dan
waktu yang digunakan untuk mencapai kawasan wisata, serta untuk mengestimasi besarnya
nilai manfaat dari perubahan kualitas lingkungan dari kawasan wisata yang dikunjungi.

3.3 Hipotesis

Berdasarkan pemaparan dari tinjauan pustaka, peneliti membuat suatu hipotesis


sementara bahwa adanya pengaruh biaya perjalanan, pendidikan, pendapatan, jarak, usia dan
fasilitas terhadap variabel tingkat kunjungan ke daerah penelitian.

13
BAB IV.

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Analisis Data

Simpulan dan Rekomendasi

Selesai

Rancangan penelitian dimulai dengan merumuskan konsep serta masalah dan topik apa
yang ingin diteliti. Disamping itu, pentingnya juga mempertimbangkan mengapa penelitian
tersebut harus dilakukan serta manfaat dan tujuan ke depannya dari penelitian tersebut.
Selanjutnya menentukan lokasi yang layak untuk dilakukan nya penelitian terkait dengan topik
yang ingin diteliti, sehingga memperoleh data yang mendukung tercapainya tujuan penelitian.
Data yang diperoleh nantinya diolah dengan menggunakan metode dan analisis yang terkait
dengan topik penelitian. Sehingga hasilnya nanti, ada suatu kesimpulan, rekomendasi dan saran
ke depannya baik bagi penulis, pemerintah, ataupun kepada peneliti selanjutnya.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini akan dilakukan di kawasan perbukitan Taman Simalem, Berastagi.
Dengan objek penelitian adalah pengunjung yang datang ke Agrowisata Taman Simalem.
Pemilihan lokasi ini dikarenakan, Agrowisata Taman Simalem merupakan kawasan Agrowisata
yang sering dikunjungi dan salah satu terbesar di Sumatera Utara.

14
4.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil penyebaran
kuesioner dan wawancara langsung dengan responden, yaitu pengunjung yang berkunjung ke
Agrowisata Taman Simalem.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari pihak pengelola Agrowisata Taman
Simalem, Pemerintah setempat, internet dan literatur lainnya seperti buku dan jurnal peneliti
sebelumnya.

4.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu :
a. Observasi
Metode ini dilakukan dengan meneliti biaya perjalanan dan faktor faktor yang
mempengaruhi nilai ekonomi Sumber daya dan ketersediaan untuk membayar di Agrowisata
Taman Simalem.
b. Dokumentasi
Bertujuan untuk mendapatkan data sebagai bukti penelitian, berupa foto Agrowisata
Taman Simalem.
c. Wawancara
Bertujuan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian melalui tanya jawab
yang telah diuraikan dalam kuesioner.
d. Studi Pustaka
Mencari dan mengumpulkan data yang sudah ada, baik yang ada di buku, jurnal,
internet, brosur Agrowisata Taman Simalem.

4.5 Analisis Data


Metode analisis valuasi ekonomi sumber daya yang digunakan pada penelitian ini
adalah dengan pendekatan Travel Cost Methoda (TCM). Pada analisis ini memerlukan
beberapa tahapan, yaitu :

4.5.1 Analisis Deskriptif


Analisis ini lebih mendeskripsikan data karakteristik wisatawan dan persepsi
pengunjung Agrowisata Taman Simalem. Data karakteristik ini mengenai profil responden
menurut gender, umur, asal, pendapatan, pendidikan, situs pekerjaan, jarak tempuh, waktu
tempuh, dan biaya perjalanan. Sedangkan persepesi merujuk kepada profil tentang daya tarik
utama obyek wisata, penilaian pengunjung atas pelayanan dan ketersediaan fasilitas penunjang

15
di kawasan agrowisata Taman Simalem yang merupakan faktor faktor nilai ekonomi sumber
daya agrowisata Taman Simalem.

4.5.2 Analisis Permintaan Agrowisata Taman Simalem dengan Travel Cost Method
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode biaya perjalanan atau Travel Cost
Method. Analisis ini menjelaskan hubungan antara jumlah kunjungan responden di suatu
tempat wisata dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya. Secara umum model fungsi
permintaannya dapat ditulis sebagai berikut :

Vij = f(Cij,Tij,Qij,Sij,M;)

Dalam bentuk linier, fungsi permintaan ditulis sebagai berikut :


V =a0 +a1C +a2S +a3M + a 4T +a5Q+  ᶓ
Dimana :
 Vij adalah jumlah kunjungan individu ke tempat wisataa.
 Cij adalah biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi
tempat wisata.
 Tij adalah biaya waktu yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi
tempat wisata },
 Qij adalah persepsi responden terhadap kualitas lingkungan dari tempat wisata
yang dikunjungi,
 Sij adalah karakter substusi yang mungkin ada di tempat lain,
 Mi adalah pendapatan (income) dari individu i,
 E i adalah error term dari model.
4.5.3 Analisis Surplus Konsumen melalui Variabel Willingness to Pay (WTP)

Setelah mengukur fungsi permintaan di atas, selanjutnya diperlukan nya suatu


perhitungan surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi wisata.
WTP adalah jumlah maksimal seseorang yang mau membayar untuk menghindari terjadinya
penurunan terhadap sesuatu (Fauzi, 2010). WTP ini digunakan untuk memperbaiki fasilitas
yang rusak, penambahan wahana baru, dan pengembangan objek baru, atau untuk konservasi
sumber daya alam yang mengalami alih fungsi lahan sehingga terwujudnya agrowisata yang
berkelanjutan. Surplus komen ini dapat diukur melalui formula :

Dimana:
WTP = willingness to pay
CS = konsumen surplus
N = jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i
a = koefisien regres

16
DAFTAR PUSTAKA

Hendraswati, Raden Rara E. 2009. Valuasi Ekonomi Obyek Wisata Cikoromoy Di


Kabupaten Pandeglang Dengan Menggunakan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method).
Fakultas Ekonomi Pascasarjana Universitas Indonesia.

Ermayanti, Ferra. 2012.Valuasi Ekonomi Agrowisata Taman Simalem Dengan Metode


Biaya Perjalan Dan Metode Valuasi Kontingensi : Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Gaib, Arwis Umar, Mahyudin dan Emmy Sri Mahreda. 2017. Valuasi Ekonomi
Pariwisata Bahari Di Pesisir Pantai Desa Angsana Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah
Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan: Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat.

Wahyuni, Yuyun, Eka Intan dan Sahat MH Simanjuntak. 2014. Valuasi Total Ekonom
Hutan Mangrove di Kawasan Delta Mahakam Kabupaten Kutai Kertanegara Kalimantan Timur
: Jurnal Program Studi Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor (IPB).

Pieter, Jandry, Fredrik Benu dan Michael Riwu Kaho. 2015. Valuasi Ekonomi
Ekowisata Terhadap Pengembangan Objek Wisata Kawasan Pesisir Pantai (Studi Kasus: Pantai
Lasiana, Kupang). Jurnal Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Undip.

Mulyana, Eka. 2012. Studi Pengembangan Wisata Agro Berkelanjutan (Studi Kasus :
Agrowisata Bina Dharma di Kabupaten Ogan Ilir). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Thesis.

http://repository.usu.ac.id, diakses pada tanggal 20 Mei 2018

https://www.tamansimalem.com, diakses pada tanggal 20 Mei 2018

17

Anda mungkin juga menyukai