1.1 PENDAHULUAN
Ekowisata identik dengan wisata alam, pemandangan, laut, budaya, satwa dan pepohonan. Secara
umum ekowisata dapat diartikan sebagai wisata yang berbasis pelestarian lingkungan dengan
melibatkan peran serta dari masyakat yang ada disekitarnya, sehingga ekowisata merupakan
perpaduan konsep wisata dari aspek budaya dan kehidupan alam bebas. Saat ini pengembangan
ekowisata di Indonesia sudah cukup berjalan, banyak orang aware dengan kehidupan alam bebas dan
masyakat sekitarnya, sering kali kegiatan ekowisata dijadikan salahsatu unsur religi. Ada lima point
utama dalam kegiatan ekowisata, pertama, adanya unsur pendidikan dan pengalaman yang dirasakan
oleh wisatawan, kedua, wisatawan harus sadar untuk tidak menimbulkan dampak negative kepada
lingkungan dan karakteristik budaya di lokasi wisata, ketiga, melibatkan masyarakat dalam
perencanaan, pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan wisata, keempat, perlu ada rencana bisnis yang
rill sehingga bisa bermanfaat secara langsung bagi masyakat lokal dan pelestarian kualitas jasa
lingkungan (ecosystem services), terakhir kelima, ekowisata harus bersifat berkelanjutan dan tetap
mempertahankan kondisi alam dan budaya. Ekowisata merupakan sumber pendapatan untuk
pengelolaan jangka panjang dan melestarikan lebih dari 33.000 kawasan lindung di seluruh dunia. Ini
tidak sekedar membawa wisatawan datang ke obyek wisata, melainkan tentang tentang 700 juta
wisatawan di dunia setiap tahunnya (UNEP 2012). Dan mereka menghasilkan sekitar $ 2.4 milliar dollar
sehari (UNEP 2012).
Konsep pengembangan potensi ini akan menjadi salahsatu kegiatan yang dilakukan pada lansekap
pengelolaan koridor RIMBA. RIMBA koridor merupakan implementasi perpres tata ruang sumatera
(Peraturan Presiden No. 13 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera) meliputi tiga
provinsi; Riau, Sumatera Barat dan Jambi. Berdasarkan pada ketetapan tersebut, WWF Indonesia
melalui program RIMBA berupaya membangun koridor yang meng-konektivitas-kan kawasan lindung
– konservasi, areal produksi dan pengelolaan hak ulayat adat untuk melindungin dan melestarikan
flora dan fauna serta berupaya meningkatkan kualitas ekosistem pada habitat.
Adapun untuk intervensi dan pengelolaan kawasan berbasis pemanfaatan jasa wisata alam ditujukan
untuk kawasan kelola KPHL Kuantan Sengingi (kuansing) di Riau. Berdasarkan pada hal tersebut maka
diperlukan penggalian potensi dan pemanfaatan keberlanjutan terkait dengan obyek wisata yang ada
dikawasan kelola KPHL Kuansing. Dengan keluaran dokumen desain tapak pengelolaan ekowisata
berbasis masyarakat yang dapat dijadikan acuan rencana bisnis dan rencana pengelolaan KPHL dalam
jangka panjang dan jangka pendek.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:
Menyusun management plan pengelolaan ekowisata berdasarkan potensi yang tersedia.
Menyusun data dan informasi terpadu untuk mengembangkan ekowisata.
Menyusun input untuk membangun rencana pengelolaan ekowisata yang terintergrasi
dengan core business lain yang potensial
1|Page
Menyusun rencana pengelolaan secara partisipatif dengan berbagai pihak (pemerintah,
masyarakat, swasta dan CSO/NGO) untuk mengembangkan kawasan ekowisata di KPHL
Kuantan Sengingi, Riau.
1.3 LOKASI
a. Kuantan Singingi, Cluster 1
Main Activity 1: To do scoping of potentencies of ecosystem services and NTFP product in
target forest management unit area which is used to develop a business plan
b. Kerinci, Cluster 3
Main Activity 1: To do scoping of potentiality of ecosystem services product and capacity
building in the target forest management unit area as a basis to develop business plan.
Output :
1. Business Plan of FMU developed which includes aspect of environmental services
and Non Forest Timber Product for the benefit of surrounding communities.
2. Business Plan on Ecosystem Services and Non Timber Forest Product produced for
KPHP Kerinci and coffee bussiness improved in Kerinci and Merangin.
1.6 METODOLOGI
Kajian dilakukan berdasarkan pada:
1. Scooping study
2. Analisis data berdasarkan pada referensi desktop study/studi pustaka
3. Verifikasi lapangan – Ground check
4. focus discussion group(FGD)
1.7 WAKTU
Kegiatan akan dilakukan sampai dengan Mei 2017.
2|Page
1.8 KOMPETENSI TENAGA AHLI
1.8.1 Pendidikan dan Pengalaman
Tenaga ahli yang akan di-hire harus memiliki pendidikan minimal Diploma (D3) dengan
bidang pariwisata, Ekonomi, Biologi, Kehutanan atau Sosial
Pengetahuan yang mumpuni terkait dengan isu ekonomi kreatif – pariwisata,
kehutanan dan marketing.
Memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidangnya minimal tiga tahun
Memiliki kemampuan berkomunikasi dan berorganisasi dalam memfasilitasi sebuah
proses hingga penyusunan hasil (dokumen)
Kemampuan dan pengalaman dalam membangun konsep hospitality pada remote
area
1.8.2 Tugas dan Tanggung Jawab
Mematuhi dan menyetujui semua isi kontrak kerja yang tertera
Menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan
Melakukan studi pustaka – menyusun draft konsep outline
Melakukan proses rapid - main assessment ditingkat tapak
Melakukan verifikasi kepada para pihak
Menyusun laporan – dokumen
3|Page