Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No.

3 November 2015 ISSN 2337-7771


E-ISSN 2337-7992

PERTUMBUHAN KLON JATI ASAL CEPU DAN MADIUN


UMUR 10 TAHUN PADA LAHAN BERBATU DI GUNUNG KIDUL
Growth of teak clones taken from Cepu and Madiun at 10 years old
at rocky soils in Gunung Kidul

Hamdan Adma Adinugraha & Mohammad Anis Fauzi


Balai Besar Penelitian dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta

ABSTRACT. Teak is one of the most popular species for timber production that has a high economic value.
The development of it’s plantation has been carried out both on industrial forest plantation and small holder
forest. This study was conducted to determine the growth performance of several teak clones planted on
rocky soils in Gunung Kidul with different plant spacing. The study was conducted using a nested design with
two planting spacing (2 x 6 m and 3 x 3 m) as a major treatment. The second treatment was 12 teak clones
taken from Cepu and Madiun. The treatment was repeated 5 times and each consists of 5 ramets. The result
showed that at the age of 10 years survival rates were 77.76 % , the average tree height 12,33 m , dbh 13,67
cm , height of bole 4.40 m, stem form 3.05 and the estimated individual tree volume of 0.15 m3. Plant spacing
and clones showed significantly affects on all growth characters of plants.

Key words: growth, plantation trial, teak clones

ABSTRAK. Jati merupakan salah satu jenis andalan penghasil kayu pertukangan yang bernilai ekonomi
tinggi. Pengembangan jenis ini telah dilakukan baik pada hutan tanaman maupun hutan rakyat. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui kinerja pertumbuhan tanaman jati pada lahan berbatu di Gunung Kidul dengan
jarak tanam berbeda. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan tersarangt dengan perlakuan
2 jarak tanam (3 x 3 m dan 2 x 6 m) sebagai perlakuan utama. Perlakuan kedua adalah 12 klon jati asal
Cepu dan Madiun.setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali dan masing-masing terdiri atas 5 ramet. Hasil
pengamatan pada umur 10 tahun diperoleh persen hidup tanaman 77,67%, rerata tinggi pohon 12,32 m,
dbh 13,67cm, tinggi bebas cabang 4,40 m, bentuk batang 3,05 dan taksiran volume pohon 0,15 m3. Jarak
tanam dan klon berpengaruh nyata terhadap semua karakter pertumbuhan yang diamati.

Kata kunci; jati, pertumbuhan, uji pertanaman

Penulis untuk korespondensi, surel: e-mail: hamdan_adma@yahoo.co.id

PENDAHULUAN teknik silvikulturnya dengan baik. Oleh karena itu


tidak mengherankan apabila pada dasawarsa terakhir
Jati (Tectona grandis) merupakan salah satu
ini masyarakat sangat tertarik untuk menanam jati
spesies andalan peghasil kayu pertukangan. Jenis ini
terutama dengan beredarnya maraknya bibit–bibit
telah dikembangkan dalam hutan tanaman maupun
jati hasil kultur jaringan yang dipropagandakan
hutan rakyat karena kualitas kayunya yang bagus dan
sebagai bibit unggul. Saat ini, penyebaran tanaman
mempunyai nilai ekonomi tinggi serta telah dikuasai

253
Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 3, Edisi November 2015

jati di Indonesia sudah sangat luas yang meliputi BAHAN DAN METODE
Jawa, Bali,Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku dan Papua. Tempat dan Waktu Penelitian
Selama ini jati lebih dikenal dengan jenis yang Pertanaman klon jati dilakukan di Kawasan
berdaur panjang yaitu pemanenan jati baru akan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Watusipat
dilakukan setelah tanaman berumur 60 tahun. Bagi yang terletak di Petak 22A, RPH Banaran, BKPH
masyarakat daur ini dirasakan terlalu lama sejalan Bunder, Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta. Plot ini
dengan adanya tuntutan kebutuhan yang mendesak ditanam pada awal tahun 2004 dan secara periodik
dari petani jati. Oleh karena itu kebanyakan dilakukan pengamatan pertumbuhan, pengukuran
masyarakat lebih menginginkan menaman jati dan pemeliharaan tanaman. Disamping itu dilakukan
dengan daur yang lebih pendek yaitu 20-25 tahun pengumpulan data kondisi iklim lokasi penelitian
dengan produktivitas yang tinggi. Menurut Kaosa-ard sebagaimana disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.
(1999) umumnya riap tanaman jati rata-rata mencapai
Tabel 1. Kondisi iklim lokasi penelitian
8 m3/ha/tahun dengan daur tanaman 30-40 tahun.
Table 1. Climate conditions of the research location
Untuk mendapatkan kualitas tegakan jati yang
No Lokasi Tipe Suhu Curah hujan Kelembaban
produktif terus dilakukan riset melalui penggunaan iklim (oC) udara (%)
(mm/tahun)
materi genetik berkualitas (bibit unggul), pengelolaan 1 Gunung C 27,7 1954,43 80 – 85
Kidul, DIY
lingkungan tumbuh yang tepat dan upaya-upaya
2 Madiun, C 27,1 2000 56 – 95
pengendalian hama/ penyakit. Pengelolaan Jawa Timur
lingkungan tumbuh diawali dengan pemilihan 3 Cepu, Jawa C / D 31,0 1636 79 – 83
Tengah
lokasi, penentuan sistem penanaman, persiapan,
jarak tanam, pemupukan awal dan lanjutan, harus Bahan Penelitian
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Penggunaan bibit Bahan penelitian ini adalah berupa data hasil
unggul menjadi tidak optimal ekpresinya apabila kegiatan pengamatan pertumbuhan tanaman uji
ditanam pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai. jarak tanam jati pada umur 10 tahun di Gunung Kidul.
Target produktivitas hutan tanaman untuk kayu Adapun pembangunan plot tersebut dilakukanpada
pertukangan daur panjang adalah 15 m3/ha/tahun tahun 2004 dengan menggunakan bahan tanaman
(Badan Litbang Kehutanan, 2009). jati hasil perbanyakan vegetatif dengan teknik okulasi
Penggunaan bibit unggul terus meningkat sejalan (budding). Terdapat 12 klon jati yang ditanam dan
dengan berkembangnya kegiatan riset-riset dalam merupakan hasil perbanyakan 12 pohon induk yang
bidang pemuliaan tanaman dan iptek perbanyakan diseleksi di 2 populasi yaitu Cepu, Jawa Tengah
tanaman. Pengembangan klon pada tanaman jati sebanyak 5 pohon induk dan dari Madiun, Jawa
akhir-akhir ini terus meningkat, ditandai dengan Timur sebanyak 7 pohon induk. Pertanaman ini
banyaknya bibit jati hasil perbanyakan vegetatif dibangun sebagai plot uji klon untuk membandingkan
terutama stek pucuk dan kultur jaringan, yang beredar kinerja pertumbuhan masing-masing klon dan
di pasaran, bahkan ada yang menggunakan materi pengaruh jarak tanam yang digunakan. Evaluasi dan
genetik dari luar negeri seperti Myanmark, Thailand pengukuran tanaman dilakukan secara periodik setiap
dan Kepulauan Solomon. Namun demikian dengan tahun. Pengukuran tinggi pohon dilakukan dengan
melakukan seleksi klon-klon lokal maka dapat menggunakan galah ukur (15 m), sedangkan diameter
diperoleh materi genetik yang dapat dikembangkan batang diukur dengan menggunakan pita diameter
secara massal kedepan. Penelitian ini dilakukan pada ketinggian setinggi dada (1,3 m). Data hasil
untuk menguji kinerja pertumbuhan beberapa klon pengamatan yang meliputi data tinggi dan diameter di
jati asal Cepu dan Madiun yang ditanam pada dua catat pada tally sheet yang telah dibuat berdasarkan
jarak tanam berbeda. rancangan penanaman yang ditetapkan.

254
Hamdan Adma Adinugraha & Mohammad Anis Fauzi: Pertumbuhan Klon Jati ………..(3): 253-259

Rancangan Penelitian mencapai 77,67% sehingga termasuk kategori


Rancangan penelitian yang digunakan adalah pertumbuhan yang baik sebagaimana disampaikan
Rancangan Tersarang (Nested Design) yang terdiri oleh Nirawati et al.,(2013) bahwa tingkat keberhasilan
atas 2 faktor. Faktor utama adalh jarak tanam yang tumbuh tanaman dikatakan baik apabila persentase
terdiri atas 2 taraf yaitu 2 x 6 m dan 3 x 3 m. Faktor hidupnya lebih dari 65%. Hasil pengamatan secara
kedua yaitu klon jati yang terdiri atas 12 klon yaitu keseluruhan diperoleh nilai rerata 12,32 m untuk
klon 1 s/d 5 berasal dari Cepu dan klon 6 s/d 12 tinggi pohon, 13,76 cm untuk dbh, 4,40 m untuk tinggi
berasal dari Madiun. Setiap perlakuan diulang bebas cabang, nilai 3,05 untuk bentuk batang dan
5 kali dan dalam setiap ualngan terdiri atas 5 0,147 m3 untuk volume pohon. Hasil pengukuran
tanaman. Dengan demikian jumlah unit pengamatan karakter pertumbuhan selengkapnya disajikan pada
seluruhnya sebanyak 600 tanaman. Kegiatan Tabel 2 dibawah ini. Penampilan tegakan secara
pengukuran dilakukan secara periodik setiap tahun umum disajikan pada Gambar 1 di bawah ini.
terhadap parameter pertumbuhan yaitu tinggi dan Tabel 2. Hasil pengukuran tanaman jati umur 10
diameter batang (dbh), tinggi bebas cabang dan tahun di Gunung Kidul
bentuk batang. Dari data tinggi dan diameter (dbh) Table 2. The measurement result of teak growth at
selanjutnya dijadikan bahan untuk melakukan 10 years in Gunung Kidul
estimasi volume pohon dengan menggunakan rumus Jarak tanam 2 x 6 m Jarak tanam 3 x 3 m
Karakter
Rerata Terjelek Terbaik Rerata Terjelek Terbaik
umum yaitu V = ¼π x ( D/100 )² x H x f; di mana,
Tinggi 10,16 15,19 12,75
12,66 11,98 11,06 (2)
Keterangan: V = volume pohon (m³); pohon (m) (2) (1) (3)
Diameter/ 10,91 18,59
D = diameter batang setinggi dada/ dbh (cm)
14,32
(2) (1)
13,19 11,82 (2) 14,81 (6)

dbh (cm); Tinggi


bebas 5,44
4,64 3,84 (2) 4,16 3,23 (5) 4,84 (8)
H = tinggi pohon (m); dan cabang (1)
(m)
f=a
 ngka bentuk untuk tanaman jati
Bentuk 3,61
3,16 2,39 (7) 2,95 2,72 (5) 3,09 (3)
sebesar 0,64 (Arsa, 2008). batang (9)
Volume
0,096 0,299
pohon 0,164 0,130 0,098 (2) 0,152 (3)
Analisis Data (m3)
(2) (1)

Data hasil pengamatan disusun dalam tabel Keterangan : angka dalam kurung menunjukkan
kemudian dianalisis secara deskripsi dan analisis nomor klon
sidik ragam (anova) untuk mengetahui variasi antar
perlakuan. Apabila terdapat pengaruh perlakuan
yang berbeda nyata maka pengujian dilanjutkan
dengan uji jarak Duncan atau Duncan Multiple
Range Tes /DMRT (Gasversz, 1991).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Jarak Tanam Terhadap


Pertumbuhan Jati
Hasil pengamatan dilapangan diperoleh tingkat
`
Gambar 1. Plot uji jarak tanam jati di Gunung Kidul
pertumbuhan tanaman yang relatif baik meskipun
umur 10 tahun
kondisi lahan yang digunakan merupakan lahan
berbatu dengan solum tanah yang relatif dangkal. Figure 1. The plant space trials of teak at 10 years
Persaentase hidup tanaman sampai umur 10 tahun old in Gunung Kidul

255
Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 3, Edisi November 2015

Selanjutnya dari hasil análisis pada Tabel 3 tinggi dan diameter tanaman. Respon jarak tanam
diketahui bahwa perlakuan jarak memberikan efek terhadap tinggi dan diameter masing-masing jenis
nyata terhadap semua parameter yang diukur. tanaman berbeda-beda namun secara umum
Sedangkan penggunaan klon hanya berpengaruh menunjukkan bahwa semakin lebar jarak tanam
terhadap tinggi dan diameter pohon. Jarak tanam maka semakin besar pertumbuhan diameternya.
menjadi faktor penting bagi pertumbuhan dan Hasil penelitian Marjenah (2003) dan Zahabu
perkembangan tanaman selanjutnya. Pemilihan (2015) diperoleh hasil yang menunjukkan trend
jarak tanam yang salah dapat menyebabkan yang sama. Jarak tanam semakin lebar akan
kegagalan dalam sebuah penanaman tanaman. menghasilkan pertumbuhan diameter batang lebih
Jarak tanam yang tepat (ideal) akan memberikan tinggi namun tidak berbeda nyata terhadap volume/
ruang tumbuh yang optimal bagi perkembangan ha yang dihasilkan

Tabel 3. Hasil análisis sidik ragam pertumbuhan tanaman jati umur 10 tahun
Table 3. The variance analysis of teak growth at 10 years
Nilai kuadrat tengah
Derajat
Sumber variasi Tinggi Tinggi bebas Bentuk Volume
bebas dbh
pohon cabang batang pohon
Replikasi 4 35,545 ** 74,312** 20,607** 4,466** 0,046**
Jarak 1 18,973 * 57,941* 13,909** 1,892* 0,061*
Klon (Jarak) 22 15,070** 34,211** 3,720** 0,523ns 0,025**
Replikasi x Klon (Jarak) 91 14,040** 30,292** 3,353** 0,621** 0,018**
Galat perlakuan 347 6,105 14,132 1,863 0,364 0,011
Total 465
Keterangan : ns = tidak berbeda nyata,* = berbeda nyata pada taraf uji 0,05 dan **= berbeda nyata pada
taraf uji 0,01

Jarak tanam yang optimal juga mengurangi karakter dari pada jarak tanam 3 x 3 m (Tabel 4).
terjadinya dominasi kanopi tajuk terhadap tanaman Akan tetapi penanaman jati dengan jarak
satu dengan yang lainnya. Jarak tanam yang lebar tanam 3 x 3 m banyak dipilih sebagai jarak tanam
memberikan ruang yang lebih luas kepada akar ideal yang dilakukan secara tumpang sari (Kaosa-
untuk berkembang dan menyerap unsur hara dari ard, 1999; Jumani, 2009; Anonim, 2011) karena
dalam tanah. Akan tetapi jarak tanam optimal tidak hasil akhir tebangan yang akan diperoleh lebih baik.
sama untuk semua jenis tanaman. Pada pohon Dari hasil penelitian ini potensi volume tegakan jati
Manglid (Manglietia glauca) menunjukkan bahwa dengan dengan jarak tanam 2 x 6 m dapat mencapai
jarak 2 x 2 m memberikan pertumbuhan yang lebih 136,61 m3/ha sedangkan dengan menggunakan
baik dibandingkan dengan jarak tanam 2 x 3 m dan 3 jarak tanam 3 x 3 m potensinya lebih besar yaitu
x 3 m (Sudomo dan Mindawati, 2011). Adapun untuk dapat mencapai 144,43 m3/ha. Penanaman jati
tanaman jati menurut Marjenah (2003) penanaman menggunakan klon-klon terplih dengan jarak tanam
dengan jarak tanam rapat menyebabkan 3 x 3 m antara lain telah dilakukan pada penanaman
pertumbuhan tinggi lebih cepat sedangkan jarak klon Jati Plus Perhutani (Wiyono, 2012) dan
tanam lebar menghasilkan pertumbuhan diameter pertanaman jati JUN (Lukito dan Rohmatiah, 2013).
yang lebih besar. Pada penelitian ini diperoleh Jarak tanam yang teratur mengurangi dominasi tajuk
bahwa jarak tanam 2 x 6 menghasilkan tingkat pohon satu dengan yang lainnya sehingga tajuk
pertumbuhan tanaman lebih baik pada semua setiap pohon dapat berkembang optimal. Tajuk yang

256
Hamdan Adma Adinugraha & Mohammad Anis Fauzi: Pertumbuhan Klon Jati ………..(3): 253-259

sehat dan berkembang memberikan efek positif Pengaruh Klon dan Asal Bahan Tanaman
terhadap pertumbuhan diameter pohon (Sadono, Dari hasil pengamatan diketahui bahwa
(2015). Tajuk jati yang besar akan menyebabkan klon berpengaruh terhadap variasi pertumbuhan
semakin luas pula area tajuk yang terkena sinar tanaman, bahkan pengaruhnya lebih kuat
matahari, dimana hal ini akan meningkatkan dibandingkan dengan jarak tanam (Tabel 3).
fotosintesis dan proses metabolisme tanaman. Dari Tabel 5 di bawah ini nampak bahwa tingkat
Tabel 4. Rerata hasil pengamatan pada dua jarak pertumbuhan klon-klon asal Madiun menunjukkan
tanam kemampuan tumbuh lebih baik pada lokasi uji. Hal
Table 4. The average of measurement result in 2 serupa dilaporkan oleh (Chaix et al.,2011) bahwa
planting space asal provenan dapat mempengaruhi pertumbuhan
Rata-rata hasil pengamatan tanaman jati disuatu lokasi. Hal tersebut diduga
Jarak Tinggi Volume karena adanya kesamaan kondisi iklim di Madiun
Tinggi bebas Bentuk
tanam pohon Dbh (cm) pohon
cabang (m) batang dengan lokasi uji di Gunung Kidul (Tabel 1).
(m) (m3)
2 x 6 m 12,66 a 14,32 a 4,64 a 3,16 a 0,164 a
3 x 3 m 11,98 b 13,19 b 4,16 b 2,95 b 0,130 b
Keterangan : angka yang diikuti huruf berbeda
menunjukkan berbeda nyata

Tabel 5. Rerata pertumbuhan berdasarkan lokasi asal bahan tanaman


Table 5. The average of growth based on location and the origin of plant materials
Jarak Persen Tinggi Diameter/ Tinggi bebas Bentuk Volume
Lokasi asal
tanam hidup (%) pohon (m) Dbh (cm) cabang (m) batang pohon (m3)
2x6m 75,20 12,56 14,34 4,75 3,22 0,172
Cepu
3x3m 72,80 11,69 12,79 3,84 2,93 0,119
2x6m 78,29 12,68 14,25 4,59 3,13 0,157
Madiun
3x3m 79,43 12,23 13,55 4,27 2,96 0,138

Tabel 6. Peringkat klon pada jarak tanam 2 x 6 m


Table 6. Ranking of the best clones at planting space 2 x 6 m
Nomor Tinggi Diameter/ Tinggi bebas Bentuk Volume Persen Total
Klon pohon Dbh cabang batang pohon hidup peringkat
1 1 1 1 2 1 2 8
2 12 12 12 8 12 10 66
3 11 11 8 3 11 5 49
4 7 7 4 9 7 6 40
5 2 2 5 4 3 7 23
6 4 3 7 10 2 11 37
7 10 10 6 12 9 3 50
8 3 5 10 5 5 1 29
9 6 6 2 1 6 8 29
10 8 9 11 7 10 9 54
11 5 4 3 11 4 4 31
12 9 8 9 6 8 12 52

257
Jurnal Hutan Tropis Volume 3 No. 3, Edisi November 2015

Tabel 7. Peringkat klon pada jarak tanam 3 x 3 meter


Table 7.Ranking of the best clones at planting space 3 x 3 m
Nomor Tinggi Diameter/ Tinggi bebas Bentuk Volume Persen Total
Klon pohon Dbh cabang batang pohon hidup peringkat
1 8 9 5 5 9 9 45
2 12 12 6 11 12 12 65
3 1 5 9 1 1 1 18
4 10 10 10 3 10 10 53
5 11 11 12 12 11 11 68
6 2 1 8 10 6 6 33
7 9 8 2 6 7 7 39
8 5 3 1 4 3 3 19
9 3 4 4 7 5 5 28
10 7 7 11 8 8 8 49
11 4 2 3 9 4 4 26
12 6 6 7 2 2 2 25

Selanjutnya dari Tabel 6 dan 7 diketahui dan volume pohon yang lebih baik dibandingkan
peringkat masing-masing klon pada setiapkarakter jarak tanam 3 x 3 m meskipun pengaruhnya tidak
yang diamati, yang menunjukkan semakin kecil nilai terlalu kuat. Pertumbuhan klon-klon jati asal Madiun
total peringkatnya berarti kualitas pertumbuhan klon menunjukkan kemampuan adaptasi yang lebih baik
tersebut semakin baik. Pada Tabel 6 nampak bahwa pada kondisi lahan berbatu di Gunung Kidul.
5 klon terbaik yaitu klon 1 dan 5 dari Cepu dan klon
8, 9 dan 11 dari Madiun. Adapun pada Tabel 7, 5 klon UCAPAN TERIMA KASIH
yang menunjukkan pertumbuhan yang terbaik yaitu
Penulis menyampaikan terima kasih yang
klon 3 yang berasal dari Cepu, kemudian diikuti 4
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
klon lainnya yang berasal dari Madiun yaitu klon 8, 9,
telah membantu pelaksanaan kegiatan penelitian
11 dan klon 12. Terdapat interaksi yang kuat antara
ini. Khususnya kepada Sdr. Bagyo dan Sdr.
klon dengan replikasi yang menyebabkan rangking
Henri Supriyanto yang banyak berperan ketika
klon pada setiap karakter berbeda-beda. Dari kedua
pembangunan plot uji ini serta Sdr Suwandi,
Tabel di atas Nampak bahwa klon-klon 8, 9 dan 11
Sdr. Susanto dan Sdr. Windu Asmara Jati yang
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang relatif stabil
telah membantu dalam kegiatan pengukuran dan
di plot uji baik pada jarak tanam 2 x 6 m maupun 3
pengambilan data di lapangan.
x 3 m. Penggunaan bahan tanam yang berasal dari
klon biasanya lebih peka terhadap perubahan kondisi
DAFTAR PUSTAKA
lingkungan tempat tumbuhnya (Matheson and
Raymond, 1984) sehingga tanaman dapat tumbuh Anonim. 2011. Pengembangan Jati Plus Perhutani
tidak optimal di lingkungan baru yang berbeda. (JPP) di KPH Kendal. Monitoring dan
Evaluasi. Perum Perhutani KPH Kendal.
Tidak dipublikasikan.
SIMPULAN
Arsa, R.D. 2008. Pendugaan Volume Batang
Pengaturan jarak tanam pada jati menjadi salah
Bebas Cabang Pohon Jati Menggunakan
satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan
Persamaan Taper di KPH Kendal Perum
tanaman. Sampai dengan umur tanaman 10 tahun,
Perhutani Unit I Jawa Tengah. Skripsi S-1.
jarak tanam 2 x 6 m menghasilkan pertumbuhan Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.
tinggi, diameter, tinggi bebas cabang, bentuk batang Tidak dipublikasikan.

258
Hamdan Adma Adinugraha & Mohammad Anis Fauzi: Pertumbuhan Klon Jati ………..(3): 253-259

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nirawati, Baharudin, N. dan B. Putarnto. 2013.
RI. 2009. Road Map Penelitian dan Evaluasi Keberhasilan Pertumbuhan
Pengembangan Kehutanan 2010 – 2025. Tanaman Pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan
Jakarta. dan Lahan (GNRHL) di Taman Nasional
Bantimurung Bulusaraung (Studi Kegiatan
Chaix, G., Monteuuis, O., Garcia, C., Alloysius,D.,
GNRHL Tahun 2003-2007). J. Sains &
Gidiman, J., Bacilieri, R., and Goh,DKS.
Teknologi Vol.13 No.2 : 175 – 183
2011. Genetic Variation in Major Phenotypic
traits among diverse genetic origins of teak Sadono, Ronggo, 2015. Crown model for Perhutani’s
(Tectona grandis L.f.) planted in Taliwas, Teak Plus from Clonal Seed Garden aged
Sabah, East Malaysia. Annals of Forest 6-11 years In Madiun Forest District, East
Science (2011) 68: 1015-1026. Java, Australia Journal of Basic and Applied
Sciences, Vol 9 (5) March 2015, Pages 151-
Finkeldey, R. 2005. Pengantar Genetika Hutan
160.
Tropis. Terjemahan. Kerjasama antara
Institute of Forest Genetic and Forest Tree Sudomo, A. dan N. Mindawati. Pertumbuhan
Breeding Gottingen, Jerman dengan Institut Manglid (Manglietia glauca BI.) Pada Tiga
Pertanian Bogor, Indonesia. Jarak Tanam dan Tiga Jenis Pupuk. Tekno
Hutan Tanaman Vol.4 No.3, halaman 111 -
Gasversz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan
118
untuk Ilmu-ilmu Biologi, Pertanian. Armico.
Bandung Van Wick, G. 1985. Tree Breeding in Support of
Vegetative Propagation of Eucalyptus
Jumani. 2009. Kelas Bonita Tanaman Jati di
grandis (Hill). Maiden Suid-Afrikaanse
Lokasi Hutan Rakyat Kelompok Tani Ngudi
Bosbouttydskrift : 33-39.
Santoso, Desa Bangun Rejo, Kecamatan
Tenggarong. Jurnal Agrifor Vol. VIII No. 1, Zahabu, Eliakimu et al, 2015. Effect of spacing
halaman 21 – 25. regimes on growth, yield and wood
properties of Tectona grandis at Longzua
Kaosa-ard, A. 1999. Teak (Tectona grandis Linn.f)
Forest Plantation, Tanzania, International
Domestication and Breeding. Teaknet Asia-
of Journal Forestry, Volume 2015, Article
Pacific Region. Myanmark.
ID 469760, 6 pages, Hindawi Publishing
Lukito, M. dan Rohmatiah, A. 2013. Estimasi Company, Tanzania.
Biomassa dan Karbon Tanaman Jati Umur
Zobel, B.1993. Clonal Forestry in the Eucalypts.
5 Tahun (Kasus Kawasan Hutan Tanaman
In : Clonal Forestry II. Conservation and
Jati Unggul Nusantara Desa Krowe,Kec.
Application. Springer-Verlag. Berlin : Hal
Lembeyan Kab. Magetan). Agritek Volume
139-148.
14 No. 1, Maret 2013.
Wiyono. 2012. Optimalisasi Pengelolaan
Marjenah. 2003. Hubungan antara jarak tanam
Management Regime III untuk
dengan tinggi dan diameter tanaman jati
Meningkatkan Hasil Kayu, Pangan, Herbal
(Tectona grandis L.f.) di Kalimantan Timur.
dan Energi Terbarukan. Seminar Nasional
Rimba Kalimantan. Fakultas Kehutanan
Agroforestri III, 29 Mei 2012 halaman 542-
Unmul, halaman 21-26.
546.
Matheson, A.C. and Raymond, C.A.1984. The Impact
of enotype x Environment Interactions on
Australian Pinus radiate Breeding Program.
Australian Forest Research, vol. 14, pp. 11-
25.

259

Anda mungkin juga menyukai