Penulis
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Lampung
BandarLampung
25 September 2022
PEMBAHASAN
Menurut Reiner & Davidoff, Perancangan sebagai process for determining future
through a sequence of choices. Dengan definisi tersebut, Reiner & Davidoff
menjelaskan adanya lima komponen penting dalam perencanaan, yaitu pencapaian
tujuan, pilihan alternatif, berorientasi masa depan, tindakan, dan bersifat komprehensif
(H. Hermantoro, 2015).
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui uruta pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia (UU No.
25 tahun 2004 tentang system Perencanaan Pembangunan Nasional).
Dari definisi tersebut, dapat dipahami bahwa perencanaan adalah sebuah proses untuk
mencapai tujuan melalui upaya memecahkan masalah saat ini dan kemungkinan
masalah yang akan datang dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada.
Hasilnya adalah sebuah dokumen rencana yang berisi rencana tindak untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Rencana adalah dokumen akhir hasil perencanaan dengan
pengertian sebagai sebuah rancangan, keputusan untuk mengerjakan suatu hal pada
masa depan, atau metode untuk mencapai satu tujuan.
- Pendefinisian persoalan
- Perumusan tujuan dan sasaran
- Pengumpulan data dan informasi
- Analisis
2
- Identifikasi dan evaluasi alternative
- Implementasi
- Pemantauan
- Evaluasi
Karakteristik pariwisata dalam multi dimesional (dimensi banyak) secara detail adalah
sebagai berikut:
Menurut Cooper dkk (1995: 81) terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki
oleh sebuah objek wisata, yaitu:
- Atraksi (attraction), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan
dan seni pertunjukan.
- Aksesibitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan adanya terminal.
- Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya akomodasi, rumah makan,
dan agen perjalanan.
- Ancillary services yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan
wisata seperti destination marketing, management organization, conventional and
visitor bureau.
3
2.1.3 Konsep Perencanaan Pariwisata
4
Menurut Warpani dan Warpani (2007) serta Pontoh dan Kustiwan (2008), proses
perencanaan pembangunan pariwisata dapat dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
c. Pengumpulan data dan informasi atau sigi semua elemen melalui kegiatan
survei adalah tahapan yang menghimpun berbagai sumber daya pariwisata dan
perkembangan daerah maupun ekonomi kepariwisataan.
h. Montoring dan tinjauan berkala (feed back), mengacu pada proses pelaporan
balik atas kemajuan rencana dan tahap studi persiapan.
2.1.5. Hirarki Perencanaan Pariwisata
5
PPI merupakan arah kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang pariwisata antar
negara.
2. Perencanaan Pariwisata di Tingkat Nasional (PPN)
PPN merupakan arah kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang pariwisata Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Perencanaan Pariwisata di Tingkat Wilayah (PPW)
PPW merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang pariwisata
wilayah yang melibatkan bebrapa provinsi di Indonesia.
4. Perencanaan Pariwisata di Tingkat Provinsi (PPP)
PPP merupakan arahan kebijakan dan strategi pariwisata wilayah provinsi.
5. Perencanaa Pariwisata di Tingkat Kabupaten/Kota (PPK)
PPK merupakan arahan kebijakan dan strategi pariwisata wilayah kabupaten/kota.
6. Perencanaan Pariwisata Kawasan (PPKw)
PPKw merupakan arahan kebijakan dan strategi pariwisata suatu kawasan dalam
kabupaten/kota.
7. Rencana Tapak Kawasan Pariwisata (RTKP)
RTKP merupakan Teknik arsitektur suatu fasilitas pariwisata (hotel, vila, restoran).
Hirarki perencanaan pembangunan kepariwisataan di Indonesia meliputi berbagai
tingkatan yaitu diantaranya adalah :
2. Tingkat DTW, SUB DTW, dan Kawasan,mencakup wilayah kabupaten dan propinsi
dengan mengacu pada RPJMD, RENSTRADA yang meliputi :
a. RIPDA Tk 1
b. RIPDA
c. Rencana induk pengembangan kawasan.
d. Obyek wisata, mencakup wilayah dimana obyek wisata tersebut berada dengan
mengacu pada RTR dan desain teknis yang meliputi rencana tapak dan desain
teknis.
6
2.1.6. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan sebagai Produk Rencana
1. Destinasi Pariwisata.
Dengan tujuan menciptakan, meningkatkan kualitas produk & pelayanan
kepariwisataan serta kemudahan pergerakan wisatawan di destinasi pariwisata,
dilakukan dengan cara:
a. Pembangunan daya Tarik wisata/atraksi
b. Pembangunan prasarana
c. Penyediaan fasilitas umum
d. Pembangunan fasilitas pariwisata
e. Pemberdayaan masyarakat
2. Industri Pariwisata
Dengan tujuan untuk mendorong penguatan struktur industry pariwisata,
peningkatan daya saing produk pariwisata, penguatan kemitraan usaha pariwisata,
penciptaan kreabilitas bisnis, & pengembangan tanggung jawab terhadap
lingkungan. Dilakukakn dengan cara:
a. Pembangunan struktur industri pariwisata
b. Daya saing produk pariwisata
c. Kemitraan usaha pariwisata
d. Kreabilitas bisnis
e. Tangung jawab terhadap lingkungan alam & sosial budaya
7
3. Pemasaran Pariwisata
Dengan tujuan menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan produk wisata
dan mengelola relasi dengan wisatawan untuk mengembangkan kepariwisataan
seluruh pemangku kepentingan. Dilakukan dengan cara:
a. Pengembangan pasar wisatawan
b. Pengembangan citra pariwisata
c. Pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata
d. Pengembangan promosi pariwisata
4. Kelembagaan kepariwisataan
Dengan tujuan mengembangkan organisasi kepariwisataan, SDM Pariwisata
untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pengelola & penyelenggaraan
kegiatan kepariwisataan di destinasi pariwisata. Dilakukan dengan cara:
a. Pengembangan organisasi oemerintah, pemerintah daerah, swasta, &
masyarakat
b. Pengembangan sumber daya manusia
c. Pengembangan regulasi, serta mekanisme operasional di bidang
kepariwisataan
2.1.7. Penutup
10
d. Periode tahun 2006-2010
Perkembangan pariwisata Lampung kembali bangkit. Munculnya ikon baru
pariwisata Lampung yaitu Tugu Siger, yang dibangun di titik nol Sumatera,
Bakauheni. Selain itu, event festival mulai dari core event (Festival Krakatau)
tingkat provinsi sampai dengan supporting event di 14 kabupaten/kota kembali
bermunculan. Pada tahun 2007, seluruh kabupaten/kota mempunyai agenda tetap
untuk festival tahunan dengan dukungan oleh kelembagaan dimana semua
kabupaten/kota memiliki dinas/badan/kantor dalam bidang pariwisata. Hal itulah
yang menjadi dasar perancangan Visit Lampung Year (2009) yang diwacanakan
sejak 2007. Dalam RTRW Provinsi Lampung sudah menempatkan enam
kabupaten/kota yang menjadi unggulan sektor pariwisata, diantaranya Kota
Bandarlampung, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Selatan,
Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus, serta Kabupaten Pesawaran.
11
2.2.3 Integrasi Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata
Pariwisata dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Tujuan penataan ruang Provinsi Lampung dalam Perda Nomor 1 Tahun 2017
tentang RTRW Provinsi Lampung Tahun 2009-2029 adalah terwujudnya
keterpaduan penataan ruang Provinsi Lampung untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan dan daya saing. Revisi dalam RTRW 2010-2029 tahun 2016
menetapkan kawasan peruntukan pariwisata dalam rencana pengembangan
pariwisata Provinsi Lampung, diantaranya
2.2.4 Closing
Perlunya peran dari dinas pariwisata kabupaten/kota dalam mengembangkan dan
meningkatkan pariwisata daerah. Dibutuhkannya kepala dinas, visioner dan sektor
terkait pariwisata yang dapat memimpin lembaga sektor pariwisata karena bersifat
multidimesional. Pada perencanaannya seringkali terlambat dalam mengikuti
perkembangan di lapangan. Oleh karena itu, dengan adanya perencanaan pariwisata
di Lampung perlu adanya perencana visioner, tentunya mempertimbangkan inovasi
perkembangan teknologi, keterpaduan lintas sektor, memiliki pihak kepada
masyarakat dan berkelanjutan.
12
2.3 Contoh Kasus
Peran Kelembagaan Masyarakat Dalam Perencanaan Pariwisata di Pulau-Pulau Kecil
dan Pesisir (Studi Kasus: Teluk Kiluan)
Salah satu bentuk KWU Lampung atau kawasan strategis pariwisata Lampung (KPSD) yaitu
pengembangan Teluk Kiluan untuk ekowisata pada pelestarian kawasan pesisir pantai
sebagai obyek wisata utama. Daya tarik utamanya adalah lumba-lumba liar di Perairan
Teluk Kiluan, Pulau Kiluan untuk berenang, snorkling dan diving. Adanya event tahunan
seperti Kilauan Fishing Week sejak 2007 atas inisiatif dari LSM setempat bernama Yayasan
Ekowisata Cikal. Fasilitas akomodasi yang disediakan sejumlah 24 usaha akomodasi dengan
daya tampung sekitar 500 orang/hari. Fasilitas tersebut berupa pondok wisata yang
dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat. Pembangunan pariwisata berkelanjutan di
Teluk Kiluan diperluannya dukungan dari berbagai pihak. Perlunya juga usaha untuk
menjaga kualitas lingkungan wilayah tersebut dari pelaku usaha dalam praktek konservasi
lingkungan.
13
DAFTAR PUSTAKA
F.S. So dan J. Getzels. “Introduction,” The Practice of Local Government, edisi kedua
(Washington: ICMA, 1988).
H. Hermantoro, Kepariwisataan, Destinasi Pariwisata, Produk Pariwisata (Depok: Aditri,
2015), hlm. 176
Sumber: Persada, C. 2018. Perencanaan Pariwisata Dalam Pembangunan Wilayah Berkelanjutan.
Aura Publishing. Bandarlampung.
http://repository.lppm.unila.ac.id/13278 diakses pada tanggal 23 September 2022 pukul 13.45
14