Disusun Oleh :
1. 1 Latar Belakang
Berangkat dari kondisi itulah sekarang muncul sebuah gagasan baru untuk lebih
memberdayakan masyarakat dan potensi yang ada di pedesaan tersebut, di mana gagasan
tersebut melibatkan masyarakat desa tersebut untuk turun langsung di lapangan, baik dalam
hal pengemasan dan pengorganisasian, sehingga hasilnya pun dapat dinikmati secara
bersamasama oleh semua masyarakat desa. Gagasan tersebut ialah membangun desa tersebut
menjadi sebuah Desa Wisata. Banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat, baik
secara ekonomi maupun secara non-ekonomi.
Dalam banyak kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan perekonomian desa, sudah
pasti ada banyak faktor yang ikut berpengaruh di dalamnya. Secara lebih rinci, perekonomian
pedesaan ialah suatu potensi yang ada pada suatu desa dan dapat dimanfaatkan dengan baik
untuk kesejahteraan bersama bagi masyarakat desa tersebut. Pemanfaatan potensi dari
pedesaan tersebut jika dilakukan dengan cermat dan konsisten dapat serta-merta menaikkan
kondisi kesejahteraan masyarakat desa secara bersama-sama.
Terkait dengan permasalahan tersebut, maka solusi dengan penetapan desa wisata
kiranya menjadi solusi yang cukup tepat. Desa pun kini bisa dikemas dan dijadikan sebagai
obyek wisata yang indah. Hal ini cukup menarik untuk dikaji karena di mana pada situasi
tersebut masyarakat desa terkait dapat menikmati secara langsung manfaatnya secara
ekonomi, sekaligus masyarakat akan terbawa dengan sendirinya untuk bisa saling menjaga
terhadap lingkungan dan alam disekitarnya. Pariwisata kini menarik untuk dibicarakan
sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian pedesaan.
Pariwisata dikutip dari situs milik Disbudpar, dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan
orang yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di suatu tempat di luar lingkungan
kesehariannya untuk jangka waktu tidak lebih dari setahun untuk bersantai (leisure), bisnis
dan berbagai maksud lain. Pariwisata di Indonesia menurut UU Kepariwisataan No. 9 tahun
1990 pasal 1 (5) adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata serta usaha-usaha
yang terkait di bidangnya. Indonesia memiliki banyak sekali sumber daya wisata yang
dengan aset alam, budaya, flora dan fauna dengan berbagai ciri khas masing-masing di setiap
daerahnya.
2. Bagaimana dampak positif dan negatif proyek ditinjau dari semua aspek ?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui dampak positif dan negatif proyek ditinjau dari semua aspek
1.4 Manfaat
Pengertian proyek menurut Arifin yang dikutip dari Mariyanne (2006) adalah suatu
aktivitas di mana dikeluarkannya uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (returns) di
waktu yang akan datang, yang direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai salah satu
unit di mana biaya maupun hasilnya dapat diukur. Terdapat berbagai pendapat mengenai
pengertian proyek, salah satunya ialah menurut Gray, et al.(2005:1) proyek adalah kegiatan-
kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan
mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat. Adapun menurut
Pudjosumarto (1995: 9-11) proyek merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dapat
direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber-sumber (inputs), misalnya: uang dan
tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat (benefits) atau hasil (returns) di masa yang akan
datang.
Dalam penelitian ini yang dianggap sebagai objek adalah pembangunan desa wisata.
Sedangkan evaluasi proyek adalah pemantauan atau pengawasan suatu proyek atau kegiatan
yang sedang atau akan dilakukan agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan
lain dari diadakannya evaluasi proyek adalah untuk menganalisa suatu proyek tertentu, baik
proyek yang akan dilaksanakan, sedang, dan selesai dilaksanakan untuk bahan perbaikan dan
penilaian pelaksanaan suatu proyek. Alasan suatu proyek perlu dievaluasi karena:
Aspek-aspek persiapan dan evaluasi proyek yang harus diperhatikan pada setiap
kegiatan proyek:
a. Aspek teknis, yaitu aspek yang berhubungan dengan masukan (input) dan keluaran
(output) yang akan digunakan serta dihasilkan di dalam suatu proyek.
b. Aspek sosial, yaitu aspek yang menyangkut dampak (impact) sosial yang akan dicapai
oleh suatu proyek.
c. Aspek finansial, yaitu aspek yang menyangkut perbandingan antara pengeluaran uang
dengan pemasukan uang dalam suatu proyek.
d. Aspek ekonomis, yaitu aspek yang melihat suatu kegiatan dari sudut perekonomian
secara keseluruhan.
Gambaran-gambaran yang rasional dari sesuatu proyek untuk diputuskan dapat atau
tidaknya dibiayai dalam program, telah dikembangkan berbagai macam indeks. Indeks-
indeks tersebut disebut Kriteria Investasi. Jenis kriteria investasi tersebut adalah: Nilai Bersih
Sekarang (Net Present Value/NPV), Rasio Manfaat Biaya Bersih (Net Benefit Cost Ratio/Net
B/C Ratio), dan Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/IRR). Arifin juga
mengungkapkan bahwa manfaat dan biaya ada yang dapat dihitung secara kuantitatif
(tangible) dan yang tidak dapat dihitung (intangible). Menurut Husnan dan Suwarsono (1994:
4) studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
dilaksanakan dengan baik. Pengertian keberhasilan dapat ditafsirkan berbeda-beda, ada yang
menafsirkan dalam artian yang lebih terbatas, terutama dipergunakan oleh pihak swasta yang
lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Ada juga yang mengartikan dalam
artian yang lebih luas, terutama dipergunakan oleh pemerintah, atau lembaga nonprofit yang
mempertimbangkan berbagai faktor seperti manfaat bagi masyarakat luas yang bisa berwujud
penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah dan lain sebagainya.
B. Studi Terkait
1. Pariwisata
Dalam arti luas, Damanik dan Weber (2006) memberi makna pariwisata adalah
sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau
mencari suasana lain. Sebagai suatu rangkaian aktifitas manusia, pariwisata ialah fenomena
mobilisasi manusia, barang, dan jasa yang sangat erat kaitannya. Keeratan kaitan ini terdiri
dari banyak aspek, antara lain: organisasi, hubunganhubungan kelembagaan dan individu,
kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan lain sebagainya. Pihak ketiga pun
sangat diharapkan perannya untuk ikut melancarkan rangkaian kegiatan ini, agar konsumen
(wisatawan) menjadi puas dan memiliki keinginan untuk kembali lagi berkunjung ke daerah
tersebut. Semua ini merupakan rangkaian elemen yang saling mempengaruhi atau
menjalankan fungsi-fungsi tertentu sehingga pariwisata tersebut dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
Pendapat dari BPS yang dikutip oleh Mariana (1999:1-2) bahwa pariwisata
mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai penghasil devisa,
meratakan dan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan, memperkokoh persatuan dan
kesatuan, serta budaya bangsa, seperti yang telah diamanatkan dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara (1998) bahwa pengembangan pariwisata, kecuali untuk menghasilkan devisa
dan menambah kesempatan penanaman modal, juga menambah volume penyerapan tenaga
kerja. Hal ini dimungkinkan karena kepariwisataan sebagai upaya ekonomi, bukan saja padat
modal, tetapi juga padat karya. Dengan demikian, sektor pariwisata mampu meningkatkan
penyerapan tenaga kerja. Penyerapan ini terkait dengan peningkatan pariwisata sebagai
andalan yang mampu menggalakkan sektor lain yang terkait. Dari sisi ekonomi, menurut
Damanik dan Weber (2006), pariwisata muncul dari empat unsur pokok yang saling berkaitan
erat dalam suatu sistem, yakni:
a. Permintaan atau kebutuhan
b. Penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata itu sendiri
c. Pasar atau kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya
d. Pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga elemen diatas.
Mengacu pada pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan sederhana bahwa pariwisata
memiliki keterkaitan erat dengan ekonomi, demikian pula sebaliknya. Kondisi ini sangat erat
dengan kenyataan yang terjadi di Indonesia, dimana pada daerah-daerah tertentu
masyarakatnya sangat bergantung pada pariwisata.
2. Ekowisata
Damanik dan Weber (2006) mendefinisikan ekowisata (ecotourism) sebagai kegiatan wisata
yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumber daya pariwisata. Kelestarian
sumber daya pariwisata ini lebih terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup,
dimana di dalam ekowisata, keadaan inilah yang ”dijual” kepada wisatawan. From, dikutip
dari Damanik dan Weber (2006), menyusun tiga konsep dasar yang lebih operasional
mengenai ekowisata, antara lain:
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh
sumber data terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis statistik deskriptif tanpa membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.
Langkah-langkah yang dilaksanakan oleh peneliti dalam menganalisis data
yaitu mencari data sebanyak-banyaknya terkait proyek yang akan diuji kelayakannya
(Data harus dari sumber terpercaya), kemudian data yang diperoleh dianalisis untuk
menentukan kriteria kelayakan dan bisa digunakan secara umum dari seluruh aspek.
BAB IV
PEMBAHASAN
Di desa Pernajuh kecamatan Galis, terdapat pantai yang pada tahun 2010
pernah direncanakan untuk dibangun peti emas raksasa atau pelabuhan. Akan tetapi
hingga saat ini pembangunan tersebut tidak pernah terealisasi, sehingga hanya ada
reklamasi yang tidak difungsikan. Pembangunan Pelabuhan Socah itu dulunya akan
dibangun oleh pihak investor asal China, China Harbour Engineering Company
(CHEC).
Rencana Pembangunan
a) Evaluasi Lokasi
Dalam hal sarana dan prasarana, di pantai tersebut pada saat ini
sangatlah minim. Sehingga masih perlu adanya pembangunan berkelanjutan,
demi tercapainya Socah feeling good Tourism yang nantinya akan
mendatangkan banyak wisatawan.
Segmentating : Yang menjadi segmen dari Socah feeling good Tourism ini
adalah semua kalangan dan semua usia wisatawan.
b) Permintaan
Dilihat dari kondisi saat ini dimana masyarakat jika memiliki waktu
luang dipastikan rata-rata pergi untuk berwisata. Hal tersebut dapat dilihat
dari banyaknya pengunjung di buit jeddih maupun yang pergi ziarah. Dengan
banyaknya peluang tersebut, menjadikan desa Pernajuh menjadi Socah
feeling good Tourism pastinya akan banyak wisatawan yang hadir.
c) Penawaran
Dalam pembangunan Socah feeling good Tourism ini, hal yang akan
dibangun untuk menarik minat wisatawan adalah antara berikut. Pembuatan
spot foto yang instagramable, adanya aneka permainan anak dan perahu serta
melakukan revitalisasi mercusuar. Yang mana mercusuar tersebut merupakan
salah satu mercusuar bersejarah di indonesia dan tentunya menjadi daya tarik
tersendiri. Serta ada pula pusat oleh-oleh yang dilakukan sendiri oleh warga
desa Pernajuh.
d) Tingkat Pelayanan
a) Aspek Sosial
Dalam aspek social, yaitu menyangkut dampak sosial dan lingkungan yang
disebabkan adanya input dan output yang akan dicapai dari suatu proyek seperti
distribusi pendapatan dan penciptaan lapangan kerja. Konsep pembangunan
Socah Feeling Good Tourism ini berbasis masyarakat dalam arti melibatkan
peran serta aktif masyarakat. Peran masyarakat bisa berupa penyediaan tenaga
kerja baik pada saat pelaksanaan proyek maupun setelah Socah Feeling Good
Tourism berjalan berupa jasa perahu kayuh bebek / parahu sampan, penjualan
souvenir, pertunjukan kesenian, serta penjual makanan khas dari Madura seperti
Tajin Shobih / Rujak Petis Madura.
b) Aspek Hukum
Pembangunan Socah Feeling Good Tourism ini melalui RPJMDes dan tetap
mengikuti RPJMD Kab. Bangkalan periode sebelumnya.
a. Dampak Positif
Segai Teknis
Secara teknis, dengan adanya Socah Feeling Good Tourism, maka alam yang
ada seperti pantai akan terjaga kelestariannya. Adat khas Madura akan lebih dikenal
karena terdapat wadah tersendiri.
Segi Ekonomi
Dengan adanya Socah Feeling Good Tourism, tentu dengan otomatis akan
membuka usaha bagi masyarakat desa pernajuh sendiri. Dimana dengan adanya Socah
Feeling Good Tourism yang kemudian benyak wisatawan berkunjung. Menjadi peluang
besar bagi masyarakat desa pernajuh untuk membuka usaha dagang maupun jasa.
Seperti penjualan makanan khas maupun usaha jasa ojek, delman dan sebagainya.
Dengan adanya Socah Feeling Good Tourism, tentunya akan menambah jiwa
sosial masyarakat karena tentunya akan bertemu dengan wisatawan berbagai daerah.
Serta dengan adanya Socah Feeling Good Tourism tersebut yang menjadi wadah untuk
pertunjukan seni budaya Madura, tentu akan berdampak positif yaitu masyarakat luas
akan mengetahui apa saja yang menjadi budaya Madura dan tidak akan pernah hilang.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif yang dapat saya simpulkan saat ini adalah, dengan adanya Socah
Feeling Good Tourism tersebut. Kemungkinan besar akan terjadi persaingan ekonomi
yang ketat, yang kemungkinan besar akan timbul kecemburuan diantara salah satu
masyarakat desa Pernajuh tersebut. Serta juga dapat meningkatkan kriminalitas yang
ada seperti pencurian, penipuan dan lainnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Desa Pernajuh dengan keindahan alam dan kekayaan budaya yang dimiliki,
sangat prospektif dioptimalkan menjadi desa wisata. Yang nantinya berdampak
positif bagi ekonomi masyarakat desa Pernajuh, serta berdampak positif pula
terhadap perkembangan budaya.
5.2 Rekomendasi
Penulis merekomendasikan kebijakan kepada pemerintah desa, agar
segera membuat kebijakan terkait pembangunan Socah Feeling Good Tourism.
Serta untuk masyarakat atau lembaga desa agar supaya bisa bekerja sama
dengan pemerintah desa terkait pembangunan Socah Feeling Good Tourism
tersebut. Serta secepatnya untuk menggandeng investor agar mendapatkan dana.
DAFTAR PUSTAKA