Anda di halaman 1dari 10

Analisis Peran Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian Wilayah di

Kabupaten Pangandaran

Faza Aldioriza1, Ahmad Ikhsan2, Dhani Putri Intan Pratiwi3


Perencanaan Wilayah dan Kota1,2,3
Institut Teknologi Sumatera, Jalan Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kecamatan Jati Agung,
Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35365
faza.122220086@student.itera.ac.id1
ahmad.122220081@student.itera.ac.id2
dhani.122220012@student.itera.ac.id3

Abstrak

Dalam era 5.0 manusia terus menciptakan inovasi dan kreasinya dalam perekonomiannya.
Dalam suatu wilayah perekonomian menjadi faktor penting dalam medukung kegiatan
manusia. Pariwisata salah satu faktor penentu yang dapat membentuk perekonomian di suatu
wilayah kian membaik. Namun dalam pengelolaan tempat wisata terkadang banyak yang
tidak sesuai dengan perencanaan yang sudah diatur dalam rencana tata ruang. Hal ini
mempengaruhi tingkat perekonomian di suatu wilayah. Dalam karya tulis ilmiah ini kami
menemukan bahwa banyak dari tempat wisata yang dikelola secara tidak efektif. Tak hanya
itu tempat wisata yang menjadi kumuh pun kami dapatkan di penelitian ini. Sebagai manusia
memiliki hak dan kewajiban dalam menjaga lingkungan dan sumber daya alam di suatu
wilayah. Peran dari masyarakat dan pemerintah dibutuhkan dalam permasalahan ini guna
menyelesaikan permasalahan ini

Kata kunci : Ekonomi, Pariwisata, Pengendalian, Pembangunan, PDRB

PENDAHULUAN
Kabupaten Pangandaran terletak di pesisir selatan Pulau Jawa, berbatasan
langsung dengan Samudra Hindia serta memiliki garis pantai yang panjang dan
dikelilingi oleh pegunungan. Kabupaten Pangandaran memiliki luas wilayah sekitar
1.485,29 km², yang terdiri dari daratan, pantai, dan lautan. Wilayahnya berbatasan
dengan Kabupaten Ciamis di sebelah utara, Kabupaten Cilacap (Provinsi Jawa
Tengah) di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, serta Kabupaten
Tasikmalaya di sebelah barat. Wilayah Kabupaten Pangandaran dalam
perkembangannya di setiap tahun di suatu wilayah akan mengarah pada petumbuhan
perekonomiannya.
Pariwisata memiliki peranan yang tak kalah penting dalam membantu dalam
perekonomian. Dalam suatu wilayah memiliki sebuah sektor pariwisata yang
berfungsi sebagai tempat rekreasi bagi wisatawan. Dengan adanya wisatawan yang
mengunjungi tempat ini tentunya dibutuhkan proses perencanaan berbasis tata ruang
yang matang, sehingga sebuah wilayah dapat mengalami perkembangan di setiap
tahunnya. Perencanaan juga dapat berfungsi sebagai pengelolaan sumber daya alam
yang baik, karena dengan perencanaan kita dapat memproyeksikan jumlah penduduk
dengan ketersediaan sumber daya alam yang ada serta mengelolanua
Namun, implementasi yang masih belum memadai dan sistem struktural yang
kurang kompeten dalam perencanaan masih banyak terjadi di kota-kota dengan
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kabupaten
Pangandaran. Akibatnya, pariwisata di wilayah ini dianggap mendapat perhatian yang
kurang dalam mengatasi masalah tersebut. Termasuk pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Pangandaran.
Pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan yang terus menerus mencapai
kesejahteraan ekonomi masyarakat, meninjau kelangsungan hidup sosial masyarakat,
memperhatikan kualitas lingkungan hidup, serta menjamin keadilan dan tata kelola
yang dapat menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Berdasarkan batasan masalah di atas didapatkan luasnya gambaran dari
permasalahan yang akan diteliti. Namun, peneliti harus membuat batasan masalahnya
agar masalah yang diteliti dapat terfokuskan. Pertama, perencanaan tata ruang di
wilayah pesisir pantai di Kabupaten Pangandaran. Kedua, pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Lampung Selatan. Ketiga, penelitian hanya difokuskan pada variabel
infrastruktur transportasi laut dan jalan terhadap laju pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini difokuskan dalam beberapa hal. Pertama, untuk memberikan gambaran
mengenai pariwisata di Kabupaten Pangandaran. Kedua, untuk, apakah variabel yang
dikaji dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Ketiga, untuk
mengkaji solusi dari permasalahan.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, Penelitian ini memberikan manfaat yang
dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu manfaat dalam ranah praktis dan manfaat
dalam ranah teoritis. Manfaat praktis yaitu penelitian diharapkan menjadi bahan
informasi yang dapat di impelementasikan bagi pihak instansi dan pemerintah. Bagi
masyarakat Kabupaten Pangandaran pun diharapkan penelitian ini dapat dapat
menciptakan kemajuan dalam perekonomian wilayahnya. Sedangkan manfaat teoritis
adalah suatu penelitian yang harapannya bisa memberikan ilmu pengetahuan serta
menjadi tambahan literatur mengenai pariwisata, karena melalui studi kasus ini, kita
dapat menganalisis kaitan antara variabel satu terhadap suatu permasalahan.

KAJIAN TEORI
1. Pertumbuhan Ekonomi
“Pertumbuhan ekonomi bergantung pada peningkatan produksi barang dan jasa
dalam kegiatan ekonomi masyarakat”.Sumitro Djojohadikusumo (1994). Berdasarkan
apa yang disampaikan oleh sumitro pembangunan adalah perubahan yang mendalam
seiring waktu ditandai dengan transformasi struktural. Dalam kerangka basis kegiatan
ekonomi dan struktur ekonomi masyarakat untuk dipengaruhi. Seperti diketahui
keberhasilan program pembangunan di negara berkembang seringkali dilihat dari
besar atau kecilnya pertumbuhan output dan pendapatan Nasional. Konsisten atau
tidaknya kualitas peran pemerintah dan perangkat ekonomi luas yang parameternya
melihat tingkat pertumbuhan output yang dihasilkan. Pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan nilai ekonomi atau PDB (Produk Domestik Bruto) suatu negara dari
periode tertentu. Peningkatan PDB ini biasanya diukur dalam persentase dan
diperoleh dengan menghitung selisih PDB antara tahun berjalan dan tahun
sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi dapat dianggap sebagai indikator kesehatan perekonomian
suatu negara, karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menunjukkan bahwa
perekonomian sedang berkembang dengan mempunyai kualitas yang baik dan
prospek yang cerah untuk masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi biasanya
dihasilkan dari peningkatan produktivitas, yang dapat dicapai dengan meningkatkan
ketersediaan dan kualitas pembangunan, memperluas investasi, meningkatkan
efisiensi dan inovasi teknologi, serta mengstabilkan keamanan dan politik. Kenaikan
perekonomian yang signifikan juga dapat membawa banyak manfaat, seperti
peningkatan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan
standar hidup, dan peningkatan investasi di sektor-sektor lain seperti pendidikan,
infrastruktur, dan kesehatan. Namun, pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi juga
dapat menyebabkan masalah seperti inflasi, peningkatan kesenjangan sosial dan
ekonomi, dan kerusakan lingkungan.

2. Pengertian Pembangunan Pariwisata


Menurut peraturan pemerintah tentang rencana induk pembangunan
kepariwisataan tahun 2010-2025. Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud
dengan:

1) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan


bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesame wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

2) Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik yang di
dalamnya meliputi upaya-upaya perencanaan, implementasi dan pengendalian,
dalam rangka penciptaan nilai tambah sesuai yang dikehendaki.

Penyelenggaraan kepariwisataan diarahkan agar terciptanya suasana yang adil dan


merata bagi seluruh bangsa Indonesia serta suasana yang penuh dengan peri
kehidupan yang seimbang menuju kemakmuran yang adil sejahtera. Penyelenggaraan
kepariwisataan harus mampu mendorong upaya memupuk rakyat dan bangsa
Indonesia untuk mencintai tanah air, mempertebal rasa memiliki terhadap apa yang
ada di Negara ini, menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan di antara satu suku
dengan suku lainnya, serta saling memahami adat dan kebudayaan masing-masing
daerah. Kepariwisataan dikembangkan oleh banyak Negara di dunia sebagai salah
satu alternative dalam pembangunan ekonominya melalui berbagai macam
pendekatan dan cara. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia dilakukan melalui
suatu konsepsi pembangunan yang bertumpu pada asas kehidupan yang
berkesinambungan.

3. Pengertian Pengendalian dalam Kepariwisataan


Pengendalian dalam kepariwisataan berbasis tata ruang wilayah adalah suatu
pendekatan yang mengatur, mengelola, dan mengarahkan perkembangan pariwisata
di suatu wilayah dengan mempertimbangkan tata ruang sebagai kerangka kerja
utama. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan antara
pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan, budaya, serta infrastruktur
wilayah tersebut. Tata ruang wilayah harus mempertimbangkan kapasitas maksimum
suatu daerah untuk menangani jumlah wisatawan. Ini mencakup kapasitas
infrastruktur, air, energi, dan kemampuan lingkungan untuk menangani dampak
pariwisata. Dengan demikian, pengendalian kapasitas mencegah "over-tourism" yang
dapat merusak ekosistem dan mengganggu kehidupan sehari-hari penduduk lokal.

4. Pengertian PDRB
“Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu indikator yang
signifikan dalam menilai kondisi ekonomi suatu wilayah dalam periode waktu
tertentu, baik berdasarkan harga pasar maupun harga yang dikonstan.”.(Badan Pusat
Statistik). Berdasarkan penjelasan tersebut PDRB merupakan jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada
suatu daerah.
PDRB yang dihitung pada harga berlaku mencerminkan nilai tambah dari barang
dan jasa pada suatu tahun yang diukur dengan menggunakan harga saat itu.
Sementara itu, PDRB yang dihitung pada harga konstan memamparkan nilai tambah
dari barang dan jasa pada tahun tertentu sebagai patokan, yang dihitung dengan
menggunakan harga yang sama dari tahun ke tahun. Penggunaan PDRB pada harga
berlaku berguna untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, konsentrasi
kegiatan, dan struktur ekonomi di daerah tertentu, sedangkan PDRB pada harga
konstan berguna untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya dari tahun
ke tahun, yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga.
4.1 Klasifikasi Pendekatan PDRB
Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto dalam konsepnya, menggunakan
tiga pendekatan yang berbeda. Berikut adalah tiga macam pendekatan perhitungan
PDRB:
1. Pendekatan Produksi
Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa
yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka
waktu tertentu (biasanya satu tahun).
2. Pendekatan Pengeluaran
Produk Domestik Regional Bruto mengacu pada moneter jasa atau barang dibuat
di wilayah tertentu yang dimaksudkan untuk pemakaian akhir rumah tangga dan
pemerintah, bersama dengan investasi bruto (pembentukan modal tetap) dan
berubahnya persediaan, pengiriman yang bersih, yang dihitung dengan mengurangi
impor dari ekspor.
3. Pendekatan Penghasilan
Produk Domestik Regional Bruto yaitu kompensasi keseluruhan yang diperoleh
faktor-faktor produksi terlibat produksi barang dan jasa pada wilayah tertentu selama
jangka waktu tertentu, biasanya setahun. Kompensasi tersebut meliputi bunga modal,
upah, sewa tanah dan gaji.

5. Penelitian terdahulu
Tujuan dari Penelitian sebelumnya bertujuan untuk memahami apakah ada
penyelidikan maupun penyelidikan sebelumnya terkait dengan penelitian khusus ini.
Sejumlah penelitian telah dilakukan yang terkait dengan penelitian ini.
a) Desi Arianti pada tahun 2014 dengan penelitian berjudul Pengaruh Sektor
Pariwisata Terhadap Perekonomian dan Keruangan Kota Bukittinggi
(Pendekatan Analisis Input Output). Kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan yaitu s emua sektor yang terkait dengan industri pariwisata memiliki
dampak yang signifikan terhadap peningkatan produksi, pendapatan rumah
tangga, dan tenaga kerja..
b) Penelitian yang dilakukan Leni Marlina pada tahun 2023 dengan judul Peran
Pariwisata Berbasis Industri dalam Pengembangan Bisnis di Indonesia.
Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan yaitu menunjukkan bahwa
peran pariwisata berbasis industri memegang peranan yang sangat penting
dalam perkembangan bisnis di Indonesia.
c) Wahyu Dede Kusuma pada tahun 2019 melakukan sebuah penelitian dalam
jurnalnya yang berjudul Pengaruh Infrastuktur Ekonomi Dan Sosial Dalam
Pembangunan Daerah. Kesimpulan dari kajian ini menunjukkan pentingnya
infrastruktur dalam membentuk kemajuan daerah di Indonesia. Semua kategori
infrastruktur yang dinilai dalam penelitian ini memiliki dampak positif
terhadap pertumbuhan ekonomi, kecuali infrastruktur jalan.
d) Bimo Wicaksono, Nunuk Triwahyuningtyas, Renea Shinta Aminda tahun 2021
dalam jurnalna yang berjudul Analisis Pengaruh Jumlah Transportasi Darat,
Infrastruktur Dan Jumlah Penduduk Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia. Kesimpulan dari jurnal ini adalah secara parsial, variabel yang
memiliki pengaruh adalah Jumlah Transportasi, dan Panjang Jalan sedangkan
Jumlah Penduduk tidak berpengaruh. Secara Simultan semua variabel bebas
secara serentak berpengaruh kepada variabel terikat dalam riset ini.

METODE PENELITIAN
Informasi penelitian data yang dimanfaatkan untuk penelitian ini terdiri dari data
primer, yaitu jumlah penumpang transportasi laut dan panjang jalan di Kabupaten
Selatan tahun 2018-2022 dan data sekunder diambil data Badan Pusat Statistik
berupa modul Produk Domestik Bruto Kabupaten Lampung Selatan serta penelitian
terdahulu. Data deret waktu yang dipakai dalam analisis mencakup periode empat
tahun ke belakang. Di samping itu, penelitian ini juga memanfaatkan data pelengkap
adapun dikumpulkan melalui survei kelembagaan yang dilakukan di berbagai
organisasi semacam Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Badan Pusat
Statistik (BPS), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan badan sejenis lainnya.
Tipe data dalam penelitian ini yaitu transportasi laut lalu Infrastruktur Jalan. Variabel
yang digunakan disini yaitu variabel endogen yang sifatnya itu tak bebas dan variabel
eksogen yang sifatnya bebas. Dengan adanya cara seperti ini akan menguji validitas
data untuk penelitian yang ingin kita ketahui. Pertumbuhan ekonomi akan dihitung
melalui sebaran sektor PDRB setiap tahunnya. Metode perhitungan laju pertumbuhan
ekonomi dapat dilakukan dengan :

PDRBx−PDRBx−1
Laju Pertumbuhan x = × 100%
PDRBx−1
Keterangan :
PDRBx : Hasil PDRB tahun tertentu
PDRBx-1 : Hasil PDRB tahun 1 tahun sebelumnya
(Sumber : Modul 9-10. Pengantar Ekonomika)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 PDRB Perkapita Kabupaten/Kota atas


Dasar Harga Konstan (Rupiah) Dalam Angka 2019-2021
PDRB Perkapita Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan
Wilayah Berlaku (Rupiah)
2018 2019 2020 2021 2022
Lampung 28.791,44 30.267,88 29.743,30 30.541,28 32.039,61
Selatan
(Sumber: Badan Pusat Statistik)

Berdasarkan data diatas diperoleh laju pertumbuhan ekonomi dari sebaran PDRB
harga konstan dari tiap sektor dari tahun 2018-2022 hasil analisis laju pertumbuhan
digunakan untuk memahami tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung
Selatan dari tahun 2018-2022.
Laju Pertumbuhan Ekonomi 2018-2022
6
5.23 5.13
4.91
5
4.27 4.13
3.93
4
3.03
3 2.68

2 1.73 2.52

0
2018 2019 2020 2021 2022

Laju Pertumbuhan Ekonomi Lampung Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Gambar 1 Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Selatan Terhadap IndonesiaTahun
2018-2022

Pada grafik diatas pada tahun 2018 dan 2019 perekonomian Kabupaten Lampung
Selatan mendapatkan persentase 5.23% dan mengalami penurunan di 5.13%. Tahun
2020 grafik mengalami penurunan drastis dalam persentase nya menjadi 1.73%.
Kemudian tahun 2021 dan 2022 mengalami kenaikkan dengan persentase 2.68%
sampai kulminasi terakhir 4.91%. Ketika grafik mengalami penurunan di tahun 2020
disebabkan adanya wabah COVID19 yang melanda perekonomian Indonesia
sehingga memiliki pengaruh besar terhadap PDRB Kabupaten Lampung Selatan dari
tiap sektor mengalami penurunan yang sangat drastis.

Tabel 2 Variabel yang digunakan dalam penelitian


Laju Pertumbuhan Ekonomi
Tahun Transportasi Lampung Jumlah Panjang Jalan
Lampung
2018 5.23 0.012 0.014
2019 5.13 -0.065 0.017
2020 1.73 -0.584 0.005
2021 2.68 -0.460 0.005
2022 4.91 0.423 0.013
(Sumber : Hasil Olah Data)

Kita dapat menganalisis terkait pertumbuhan ekonomi yang ada di Kabupaten


Lampung Selatan. Data yang diperlukan pada analisis laju pertumbuhan melalui
analisis struktur ekonomi atau perhitungan pergesarannya, metode analisis ini
mengharuskan data PDRB yang dibagi berdasarkan konstan. Keunggulan analisis laju
pertumbuhan yaitu relatif sederhana dan data yang dibutuhkan tersedia di tiap
kabupaten. Kekurangan analisis ini adalah didapatkan dari ketidakpastian pengukuran
PDRBnya hanya menilai dari proses produksi yang terjadi melalui transaksi pasar. Di
samping metode analisis ini tidak dapat mengidentifikasi faktor yang menjadi
pengaruh laju pertumbuhan. Oleh karena itu kami menggunakan metode LSDV
dalam mencari keterkaitan infrastruktur dan laju pertumbuhan ekonomi dengan
mengambil beberapa variabel yang mempunyai pengaruh dalam variabel yang tak
bebas. Langkah awal untuk menganalisis data dengan metode LS yaitu pertama
menganalisis deskriptif untuk mengetahui kecenderungan awal arah hubungan
masing-masing infrastruktur dengan PDRB. Kemudian analisis data time series untuk
melihat signifikansi dan korelasi antar variable. Setelah itu memasukkan data cross
section dan time series agar menguji validasi data hasil analisis kita menggunakan
aplikasi software EViews versi 10.

Tabel 3 Hasil Uji Parameter


Dependent Variable: PERTUMBUHAN
Method: Least Squares
Date: 04/24/23 Time: 00:08
Sample: 2018 2022
Included observations: 5

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

TRANSPORTASI 4.247610 1.112213 3.819062 0.0622


JALAN -65.02542 40.63848 -1.600095 0.2507
C 4.339512 0.381458 11.37613 0.0076

R-squared 0.087960 Mean dependent var 3.936000


Adjusted R-squared 0.759199 S.D. dependent var 1.619623
S.E. of regression 0.794772 Akaike info criterion 2.662188
Sum squared resid 1.263327 Schwarz criterion 2.427850
Log likelihood -3.655469 Hannan-Quinn criter. 2.033250
F-statistic 7.305627 Durbin-Watson stat 1.692357
Prob(F-statistic) 0.120400

Dengan merujuk pada hasil uji validitas yang telah diujikan di software Eviews10
kita dapat melihat pada (Tabel 2), infrastruktur mempunyai dampak bagi
pertumbuhan ekonomi. Pada model pertumbuhan ekonomi infrastruktur ekonomi dari
sektor transportasi dengan probabilitas dibawah ∝=10 % , berarti transportasi laut
berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Selatan. Jika ditinjau
dari infrastruktur sektor pekerjaan umum tidak memiliki pengaruh karena memiliki
probabilitas diatas ∝=10 % . Nilai koefisien determinasi sebesar 0.0879 atau 8,79%
transportasi mampu dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sisanya 91.21%
dipegaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Dengan ini maka peran pemerintah dan swasta diperlukan dalam membangun
infrastruktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Tujuan utama pemerintah
adalah untuk memastikan pemerataan dan kemakmuran, pemerintah seharusnya
hanya memberikan insentif dan kebijakan investasi. Pembangunan infrastruktur
seperti jalan di Kabupaten Lampung Selatan sangat dibutuhkan sekali demi
mengakses barang dan jasa, dengan adanya jalan maka saluran distribusi ke tiap-tiap
wilayah lain di sekitar pusat pertumbuhan akan memungkinkan terjadinya pemerataan
ekonomi. Pemerintah pun seharusnya cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan
ini dan segera melakukan tindakan yang tepat terkait sarana prasarana yang ada di
Kabupaten Lampung Selatan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terkait
infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi maka dapat disimpulkan:
1. Kabupaten Lampung Selatan dapat mencapai pemulihan perekonomiannya di
tahun 2018-2022.
2. Dalam penelitian ini, variabel infrastruktur transportasi laut memiliki pengaruh
signifikan dibawah ∝=10 % dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung
Selatan. Sedangkan variabel infrastruktur jalan tidak mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi.

SARAN
1. Bagi pemerintah maupun pihak instansi Kabupaten Lampung Selatan. meskipun
infrastruktur memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dikarenakan
kurangnya pemeliharaan terhadap infrastruktur sehingga menjadi tidak memadai
aktivitas stakeholder. Hal ini menghambat pemerataan perekonomian dan
memperburuk disparitas antarwilayah.
2. Bagi para peneliti berikutnya pastikan data yang dimasukkan memenuhi dalam
pengisian variabel yang mempengaruhi dengan variabel yang dipengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai