Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

MELALUI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA


PANTAI KARANG JAHE DI DESA PUNJULHARJO
KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro

Disusun Oleh :
SEEVANISKA AMANDA
12030119120033

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang


adil dan makmur serta berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut maka
pembangunan yang dilaksanakan oleh warga negara Indonesia adalah
pembangunan di segala bidang kehidupan. Pemberlakuan yang tertuang UU
No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan titik tolak yang
sangat strategis bagi daerah untuk dapat menggali potensi yang ada,
mengembangkan dan mengelola aset-aset yang dimiliki serta memberdayakan
bagi pembangunan perekonomian daerah setempat.
Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan bagian
integral dari suatu pembangunan nasional yang diarahkan untuk
mengembangkan daerah dan menserasikan suatu laju pertumbuhan antar
daerah di Indonesia. Dalam suatu pengembangan daerah pada dasarnya tentu
dibutuhkan peningkatan pendayagunaan, potensi daerah secara optimal.
Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan
bahwa salah satu landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di
Indonesia. Dalam Undang-Undang ini disebutkan bahwa dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan amanat UUD Tahun 1945,
pemerintah daerah yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya suatu kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat didalamnya.
Otonomi yang diberikan kepada Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, nyata, dan bertanggung jawab
kepada pemerintah daerah secara proporsional. Artinya bahwa pelimpahan
tanggung jawab akan diikuti oleh pengaturan pembagian, dan pemanfaatan
serta sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan
pusat dan daerah. Dalam mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri,
daerah memerlukan biaya yang cukup besar guna membiayai penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di daerah. Oleh karena itu daerah perlu
mencermati sektor-sektor strategis yang memiliki potensi yang kuat untuk
digali serta menopang pembangunan daerahya masing-masing, sehingga dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini tertuang pada ketentuan
pasal 157 UU No.32 Tahun 2004 yang mengatur sumber-sumber pendapatan
daerah, yang terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu terdiri atas :
1). Hasil pajak daerah
2). Hasil retribusi daerah
3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;
4). Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
b. Dana Perimbangan; dan
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah (Pasal 157 UU No.32 Tahun
2004)
Menurut (Halim., 2004), bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
“semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.”
Menurut (Halim dan Nasir., 2006), Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan
yang diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. PAD yang merupakan gambaran potensi keuangan
daerah pada umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah.
Berkaitan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi, maka daerah dapat
menggali potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Pemerintah
menyadari bahwa sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor penyumbang
terbesar dalam pendapatan daerah, melainkan berpotensi dalam meningkatkan
PAD.
Pada perkembangan era globalisasi sekarang ini, bidang pariwisata
merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai peranan yang sangat strategis
dalam menunjang pembangunan perekonomian nasional. Peranan pariwisata
dalam pembangunan ekonomi sangat berdampak positif. Pariwisata adalah
sistem yang multikomplek, dimana dengan berbagai aspek yang saling terkait
dan saling mempengaruhi antar sesama (Pitana, 1999; 2002). Sektor ini
direncanakan selain sebagai salah satu sumber penghasil devisa yang cukup
andal, juga merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dan
mendorong perkembangan suatu investasi. Untuk mengembangkan sektor ini
pemerintah harus berusaha keras membuat rencana dan berbagai kebijakan
yang mendukung kearah sebuah kemajuan sektor ini. Salah satu kebijakan
tersebut meliputi menggali, menginventarisir dan mengembangkan obyek-
obyek wisata yang ada sebagai daya tarik utama bagi wisatawan yang
berkunjung.
Pariwisata mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan
nasional yaitu sebagai penghasil devisa, meratakan dan meningkatkan
kesempatan kerja dan pendapatan, memperkuat persatuan, dan kesatuan, serta
mengenal budaya bangsa. Seperti yang telah tertuang dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999, bahwa mengembangkan pariwisata,
melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisipliner dan
partisipatoris dengan menggunakan kriteria ekonomi teknis, argonomis, sosial
budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan (TAP
MPR No.IV/MPR/1999).Di Indonesia keinginan pemerintah untuk
meningkatkan pembangunan pariwisata didasarkan oleh beberapa faktor yang
meliputi :
a. Makin berkurangnya peranan minyak sebagai penghasil devisa.
b. Merosotnya nila ekspor yang tinggi pada sektor non migas.
c. Prospek pariwisata yang memperlihatkan pada kecenderungan
meningkat secara konsisten.
d. Besarnya potensi tersebut bagi pengembangan pariwisata Indonesia.
Sukses tidaknya sebuah pembangunan pariwisata pada saat ini sangat
ditentukan oleh dukungan serta partisipatif aktif dari seluruh masyarakat, baik
pemerintah, swasta maupun masyarakat lainnya, karena dalam pembangunan
pariwisata dewasa ini dituntut untuk memperbaiki diri dan menumbuhkan
kembali kepercayaan dunia internasional terhadap citra pariwisata di
Indonesia. Komitmen ini penting karena sektor pariwisata saat ini kondisinya
sangat terpuruk disebabkan oleh kondisi politik dalam negeri yang kurang
aman dan stabil yang ditandai dengan timbulnya kerusuhan massa yang
merebak di akhir tahun ini. Didalam pembangunan kepariwisataan tetap dijaga
terpeliharanya kepribadian bangsa dan kelestarian serta mutu lingkungan
hidup. Pembangunan kepariwisataan dilakukan secara menyeluruh dan
terpadu dengan sektor pembangunan lainnya serta antara berbagai usaha
kepariwisataan yang kecil, menengah dan besar agar saling menunjang.
Kabupaten Rembang adalah kabupaten yang berada di ujung timur laut
Provinsi Jawa Tengah yang di lewati oleh jalur pantura dan tepat berada pada
111km sebelah timur kota Semarang, yang memiliki luas kota Rembang
101.408 ha yang terbagi menjadi di 14 kecamatan yang terletak pada jalur
strategis transportasi regional antara Semarang-Jakarta-Surabaya. Kota
Rembang berbatasan dengan Kota Pati (sebelah barat), Kota Blora (sebelah
utara) dan Kota Tuban Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Rembang mempunyai
potensi dibidang pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan, dengan
terdapatnya berbagai obyek wisata, baik obyek wisata alam maupun obyek
wisata buatan. Melihat obyek wisata yang ada potensinya yang cukup pesat
dimasa yang akan mendatang. Kabupaten Rembang menjadi tempatnya wisata
bahari karena memiliki garis pantai yang panjang.
Desa Punjulharjo adalah sektor kelautan yaitu wisata bahari pantai Karang
Jahe (Karang Jahe Beach). Tentang pengelolaan obyek wisata karang jahe dan
situs perahu kuno Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang diatur dalam
Peraturan Desa Punjulharjo tahun 2016. Adanya pengembangan pantai Karang
Jahe ini membawa berbagai dampak positif bagi pemda Rembang pada
umumnya dan masyarakat lingkungan Punjulharjo pada khususnya terkait
dengan peningkatan pendapatan mereka. Obyek wisata Karang Jahe sangat
diharapkan dapat memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap PAD
Kabupaten Rembang. Tetapi keberadaan obyek wisata pantai Karang Jahe ini
akan kurang berdayaguna apabila pemerintah daerah Kabupaten Rembang
sebagai pihak pengelola tidak berupaya mengelolanya dengan baik. Dalam hal
ini terutama faktor penunjang obyek wisata seperti daya tarik, sarana dan
prasarana serta promosi.
Di era pandemi saat ini yang masih maraknya, dampak yang ditimbulkan
dari pandemi COVID 19 pada sektor pariwisata di Indonesia terlihat pada
pengurangan jam kerja. Disisi lain, pandemi COVID 19 berdampak langsung
pada berbagai di lapangan pekerjaan sektor pariwisata. Menurut (Wuryandani,
2020) menyatakan bahwa terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada Triwulan II-2020 menjadi negatif. Hal ini berpengaruh diberbagai sektor
salah satunya sektor wisata berdampak negatif. Salah satu destinasi wisata
yang terdampak pandemi COVID 19 yaitu wisata pantai Karang Jahe yang
terletak didesa Punjulhajo Kabupaten Rembang. Pemerintah Kabupaten
Rembang mendapatkan asset peningkatan pendapatan asli daerah khususnya
destinasi pantai Karang Jahe yang sangat signifikan dari tahun ke tahun
sebelum terjadinya pandemi COVID 19. Dan menjadikan pantai Karang Jahe
menjadi primadona Kota Rembang. Sejak terjadinya pandemi pantai ini tetap
beroperasi namun ada pengurangan jam operasi. Bahkan dampak positif
lainnya dengan adanya pandemi muncul wisata baru di Kabupaten Rembang,
ini menjadikan pula pantai Karang Jahe sepi pengunjung disana lebih memilih
tempat wisata baru.
Dari penjelasan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui
Pengambangan Potensi Obyek Wisata Pantai Karang Jahe di Desa
Punjulharjo Kabupaten Rembang Jawa Tengah.

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Peningkatan merupakan sebuah proses perbuatan, cara meningkatkan


usaha, kegiatan dan sebagainya (Poewadarminta, 1998:951). Pendapatan Asli
Daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu : hasil pajak daerah, hasil
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah. Peningkatan dalam ini berkaitan dengan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengembangan potensi obyek wisata
pantai Karang Jahe di Desa Punjulharjo Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Pantai Karang Jahe merupakan primadona obyek wisata di Kabupaten
Rembang Jawa Tengah, terletak di Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang
dengan jarak 9,8 km dari Kota Rembang. Di saat pandemi COVID 19 ini
berdampak negatif pada wisata pantai Karang Jahe yaitu dengan pembatasan
jam operasional, banyak wisata baru yang bermunculan sehingga pengunjung
lebih memilih berkunjung ke wisata baru tersebut. Kemudian tatanan di
Karang Jahe kurang memuaskan masih ada pedagang kaki lima yang berjualan
bertebaran disana-sini yang mengotori jalan.. Namun demikian penelitian ini
hanya membatasi upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten
Rembang, faktor yang mendukung dan menghambat upaya peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Rembang.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, beberapa permasakahn yang dapat dirumuskan,


diantaranya :
1. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemda Rembang untuk
mengembangkan obyek wisata pantai Karang Jahe guna meningkatkan
PAD ?
2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengembangan obyek wisata pantai
Karang Jahe?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, yaitu dengan melihat permasalahan yang ada saat ini
kemudian dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk upaya yang
dilakukan Pemda Rembang dalam mengembangkan obyek wisata pantai Karang
Jahe guna meningkatkan PAD melihat kondisi saat ini masih pandemi COVID 19,
dan melihat juga kendala yang dihadapi dalam pengembangan obyek wisata
pantai Karang Jahe saat ini.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Teoritis

a. Menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa dan pemerhati


masalah Pendapatan Asli daerah dan pengembangan obyek wisata.
b. Memperoleh pengetahuan tentang potensi obyek wisata pantai
Karang Jahe dan upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah
melalui pengembangan obyek wisata pantai Karang Jahe.
1.5.2 Bagi Praktis

Memberi informasi kepada Pemda Kabupaten Rembang dalam


upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui pengembangan
potensi obyek wisata pantai Karang Jahe.

1.6 Sistematika Skripsi

Skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1.6.1 Bagian pendahuluan skripsi

Bagian pendahuluan skripsi yang berisi tentang halaman judul, abstrak,

pengesahan, motto dan persembahan, prakata, daftar isi, daftar tabel dan daftar

lampiran.

Anda mungkin juga menyukai